IMPERIALISME BARAT TERHADAP DUNIA ISLAM
(1492 – SEKARANG)
Makalah
Disusun guna memenuhi tugas:
Mata
Kuliah : Sejarah Peradaban
Islam
Dosen
Pengampu : Ghufron Dimyati, M.S.I
Disusun oleh:
Sani
Hapidloh (202 111 3254)
Nanda
Safitri (202 111 3256)
Ajeng
Fitriana (202 111 3262)
PAI – F
JURUSAN TARBIYAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
(STAIN) PEKALONGAN
2014
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr Wb
Puji
dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat-Nya
penulis dapat menyelesaikan tugas makalah Sejarah Peradaban Islam yang membahas
tentang “IMPERIALISME BARAT TERHADAP DUNIA ISLAM
(1492 –
SEKARANG)” tepat pada waktunya.
Makalah
ini disusun dengan tujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Sejarah Peradaban
Islam, juga agar pembaca dapat mengetahui dan menjelaskan mengenai Imperialisme
Barat terhadap Dunia Islam sejak tahun 1492 dan pengaruhnya sampai sekarang.
Penulis
berharap informasi yang ada dalam makalah ini dapat memberi manfaat bagi
pembaca. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu serta mendukung penyelesaian makalah ini. Penulis menyadari pada
makalah ini masih banyak kekurangan, karena “tak ada gading yang tak retak”.
Oleh karena itu penulis senantiasa mengharapkan masukan dari pembaca demi
penyempurnaan makalah ini.
Wassalamu’alaikum Wr Wb
Pekalongan,
26 Oktober 2014
Kelompok
9
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Islam lahir pada masa Nabi dan para khulafa’urrasyidin yang mulia.
Pada masa merekalah Islam berkembang pesat dan memberikan aroma keharuman ke
seluruh pelosok dunia. Perkembangan ini terus berjalan, tidak sedikit sejarah
yang menuliskan naik turunnya sejarah Islam.
Peradaban Islam meninggalkan berbagai warisan, baik berupa tulisan
yang begitu lengkap, terperinci dan penuh pesona hingga berbagai peninggalan
sejarah lainnya yang masih ada sampai saat ini seperti ilmu pengetahuan maupun
bangunan-bangunan bersejarah.
Sejarah merupakan potret wajah umat Islam. Dalam mempelajari bagian
positif, kita dapat meniru dan mengambil contoh dari hal baik tersebut seperti
mengembangkan ilmu pengetahuan, berfikir maju dan semangat pantang menyerah.
Sedangkan dalam hal negatif kita bisa mengetahui dan mencari jalan keluar terhadap
suatu permasalahan sehingga tidak jatuh pada kesalahan yang sama dimasa lalu.
Kaitannya dengan Imperialisme Barat terhadap Dunia Islam, dalam
makalah ini akan memaparkan beberapa poin penting yang akan memperjelas
pengetahuan kita, mulai dari kemajuan dunia Barat, kebangkitan Eropa,
imperialisme Barat di dunia Islam, hingga kemunduran kerajaan Usmani dan ekspansi
Barat ke negeri-negeri Islam.
B.
Rumusan Masalah
Berdasarkan
latar belakang tersebut, perlu kiranya perumusan masalah sebagai pijakan untuk
terfokusnya kajian makalah ini. Adapun rumusan masalahnya adalah sebagai
berikut:
1.
Bagaimana kemajuan dunia Barat dalam Ilmu Pengetahuan dan Teknologi?
2.
Kapan Eropa bangkit?
3.
Bagaimana imperialisme Barat di dunia Islam?
4.
Apa penyebab kemunduran kerajaan Usmani?
5.
Bagaimana ekspansi Barat ke negeri-negeri Islam?
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Kemajuan Dunia Barat dalam Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Kemajuan yang
dicapai bangsa-bangsa Barat pada periode ini erat kaitannya dengan perkembangan
peradaban Islam, baik ketika Islam mencapai puncak kemajuannya di Eropa ataupun
kemajuannya di Baghdad. Bangsa Barat banyak berhutang budi pada ilmuan muslim
yang telah berhasil mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Spanyol
(Andalusia) merupakan tempat utama bagi bangsa Barat dalam menyerap peradaban
Islam, baik dalam bentuk hubungan politik, sosial, maupun perekonomian dan
peradaban antar bangsa. Bangsa Barat menyaksikan realitas bahwa ketika Andalusia
berada dibawah kekuasaan umat Islam, negeri ini telah jauh meninggalkan
negara-negara tetangganya di Eropa, terutama dalam bidang pemikiran dan sains
disamping perkembangan dan kemajuan bangunan fisik.
Dalam hal ini
pemikiran Ibn Rusyd atau Averos sangat berpengaruh didunia Eropa. Pemikiran ini
berhasil melepaskan belenggu pemikiran taklid, dan mengkritik semua bentuk
pemikiran yang tidak rasional. Diantara ilmu pengetahuan dan tekhnologi yang
banyak dipelajari oleh ilmuan Barat adalah ilmu kedokteran, ilmu sejarah,
sosiologi, ilmu kimia, ilmu hitung, ilmu tambang (mineralogi), meteorologi, dan
lain sebagainya.
Dari kerja
keras dan tingginya kreatifitas bangsa Barat dalam mempelajari ilmu pengetahuan
yang telah dihasilkan umat Islam, menyebabkan bangsa Barat menemukan masa
kemajuan dan kejayaannya. Setelah bangsa
Barat menemukan masa kejayaannya, mereka ingin mengadakan ekspedisi keberbagai
negara diluar Eropa. Mereka ingin membuktikan pendapat dari GaliLeo Galilei
yang menyatakan bahwa bumi ini bulat, yang berarti bahwa jika terus menelusuri
jalan kebarat, maka akan sampai ditempat semula.
Tujuan mereka
tidak hanya untuk membuktikan kebenaran teori itu, tetapi juga ada sebagian
mereka bertujuan mengambil alih kekuatan ekonomi umat Islam yang saat itu
menguasai sistem perekonomian dunia. Ketika tiga kerajaan besar Islam sedang
mengalami kemunduran pada abad 18 M. Eropa Barat mengalami kemajuan dengan
pesat. Kerajaan Safawi hancur pada awal abad ke-18 M, kerajaan Mughol atau
Mongol hancur pada awal paruh kedua abaad ke-19 M, kemudian disusul oleh
kerajaan Utsmani di Turki. Kelemahan-kelemahan kerajaan islam itu menyebabkan
Eropa dapat menguasai dan menjajah negeri-negeri Islam dengan mudah. Satu demi
satu negeri-negeri Islam dapat ditundukan dan dijajah oleh bangsa Barat.[1]
Ketika Islam
mengalami kejayaan di Spanyol, banyak orang Eropa yang belajar kesana kemudian
menerjemahkan karya-karya ilmiah umat Islam yang dimulai sejak abad ke-12 M.
Sepulang dari sana mereka mendirikan universitas di negeri masing-masing dan
meniru pola Islam. Dalam perkembangan selanjutnya keadaan ini melahirkan renaissance,
reformasi, dan rasionalisme di Eropa.
Kebangkitan
Eropa setelah masa kegelapan mulai bangkit dengan mereka menyelidiki rahasia
alam, menaklukan lautan, dan menjelajahi benua. Banyak penemuan-penemuan dalam
segala lapangan ilmu pengetahuan dan kehidupan yang mereka peroleh. Christoper
Colombus (1492 M) menemukan Benua Amerika dan Vasco da Gama (1498 M) menemukan
jalan ke Timur melalui Tanjung Harapan. Dari kedua temuan ini Eropa memperoleh
kemajuan di dunia perdagangan karena tidak tergantung lagi pada jalur lama yang
dikuasai umat Islam.
Terangnya
perekonomian bangsa Eropa disusul dengan penemuan dan perkembangan ilmu
pengetahuan.Perkembangan semakin cepat setelah mesin uap ditemukan yang
kemudian melahirkan revolusi industri di Eropa. Teknologi perkapalan dan
militer berkembang dengan pesat sehingga Eropa menjadi penguasa lautan dan
bebas melakukan kegiatan ekonomi dan perdagangan dari dan ke seluruh dunia
tanpa mendapat hambatan berarti dari lawan-lawan yang masih menggunakan
persenjataan tradisional.
Sementara itu
kemerosotan kaum Muslimin tidak terbatas dalam bidang Ilmu dan kebudayaan saja
melainkan juga disegala bidang.Mereka ketinggalan dari Eropa dalam industri
perang, padahal keunggulan Turki Usmani di bidang ini pada masa sebelumnya
diakui oleh seluruh dunia.[2]
B.
Kebangkitan Eropa
Bangsa-bangsa
Eropa menghadapi tantangan yang sangat berat pada awal kebangkitannya.
Dihadapan mereka masih terdapat kekuatan angkatan perang Islam yang sulit
dikalahan, terutama kerajaan Ustmani yang berpusat di Turki. Tidak ada jalan
lain mereka harus menembus jalan yang sebelumnya hanya dipandang sebagai
dinding yang membatasi gerak mereka.
L. Stoddard
dalam The New World of Islam menggambarkan situasi kebangkitan Eropa
dengan kata-kata demikian “dengan sekejap dinding laut itu berubah menjadi
jalan raya, dan Eropa yang terpojok menjadi yang dipertuan dilaut dan dunia”
terjadilah perputaran nasib yang sangat hebat dalam sejarah seluruh umat
muslim.
Dalam bidang
perekonomian bangsa-bangsa Eropa semakin maju karena daerah-daerah baru terbuka
baginya mereka dapat memperoleh kekayaan yang tidak terhingga untuk
kesejahteraan negerinya. [3]
Dengan didukung oleh pertumbuhan produksi pabrik
daam skala, dan perubahan yang besar serta dengan metode komunikasi ditandai
dengan ditemukannya kapal uap, kereta api, dan telegrap, Eropa telah siap untuk
melakukan Ekspansi perdagangan. Kesemuanya ini diiringi dengan peningkatan
kekuatan angkatan bersenjata dari negara-negara besar Eropa.[4]
Negeri-negeri
Islam yang jatuh pertama kali dibawah kekuasaan Eropa adalah negeri yang jauh
dari pusat kekuasaan Kerajaan Usmani (Islam di Asia Tenggara dan Anak Benua
India) karena kerajaan ini meskipun mengalami kemunduran, ia masih disegani dan
dipandang cukup kuat untuk berhadapan dengan kekuatan militer Eropa waktu itu.[5]
C.
Imperialisme Barat terhadap Dunia Islam
Kelemahan dan
kemunduran dunia Islam dimanfaatkan oleh bangsa-bangsa Barat untuk bangkit dan
bergerak menuju kearah negara-negara Islam serta menguasai dan menjajahinya.
Mereka datang dengan maksud untuk berdagang atau mencari rempah-rempah ditimur.
Sehingga muncul keinginan untuk menguasai semua sistem ekonomi dan politik
negara-negara Islam yang dikuasainya.
Penjajahan
bangsa Barat yang dipelopori bangsa Spanyol dan Portugis mempunyai tujuan yang
hampir sama yaitu dengan semboyan: Gold, yaitu semangat mencari
keuntungan besar (emas), Glory, yaitu semangat untuk mencapai kejayaan dalam
bidang kekuasaan, dan Gospel, yaitu semangat menyebarkan agama kristen
dimasyarakat yang terjajah. Masyarakat Islam diubah budayanya agar berperilaku
dan berperadaban Barat sehingga pola hidup dan pemikiran umat Islam mengarah
kepada kehendak bangsa Barat yang menjajahnya.
Kedatangan
bangsa Barat kenegeri Islam, terutama negara yang subur dan kaya hasil
rempah-rempahnya seperti Indonesia, Malaka, Hindia, bukan semata-mata untuk
mencari keuntungan serta mengeruk kekayaan hasil buminya, tetapi juga bertujuan
menguasai seluruh sistem ekonomi, politik, pendidikan, agama dan lain-lain.
Kekejaman mereka dalam bidang ekonomi terlihat dari upaya mereka untuk
melakukan monopoli perdagangan, yakni merebut bandar-bandar pelabuhan besar
yang menjadi daerah perdagangan umat Islam.
Kaum penjajah
sering kali melakukan penghinaan terhadap umat Islam. Mereka mengatakan bahwa
orang Islam adalah orang-orang yang bodoh dan terbelakang. Oleh karena itu,
mereka tidak pantas mengatur masyarakat. Orang Islam dilarang berpolitik mereka
cukup melakukan ibadah saja dimasjid. Mereka dilarang melakukan kegiatan
organisasi. Orang-orang islam yang baru pulang Haji juga tidak lepas dari
pengawasan pemerintah kolonial. Pengawasan ini dilakukan agar mereka tidak
terpengaruh oleh gerakan pembaruan dan perlawanan bangsa-bangsa Asia-Afrika
yang di gerakan oleh para pembaharu Islam.[6]
Bangsa Barat
dalam rangka memecah belah umat Islam dengan menggunakan berbagai cara:
1.
Mereka membelah wilayah umat Islam dari perbatasan Cina hingga
Afrika (Maroko).
2.
Menerapkan taktik pecahkan dan kemudian tutup kembali. Mereka
bentrokan antara satu nasionalisme dengan nasionalisme yang lain. Lebih fatal
lagi mereka adu antara pengikut yang satu dengan yang lainnya dalam satu
nasionalisme.
3.
Mereka menyerukan negara-negara jajahnnya mendirikan banyak partai
dengan argumen bahwa cara tersebut demokratis yang membuat negara cepat maju
dan modern padahal maksud mereka ialah meruntuhkan umat Islam yang bersatu dan
menyalakan api kedengkian dan permusuhan antara umat Islam.[7]
Pada abad ke-17
Inggris dan Belanda mulai menginjakan
kaki di India yang pada saat itu dibawah kekuasaan Mongol Islam yang berada
dalam posisi kemajuan dan kemakmuran. Maka sejak Inggris mengembangkan
kekuasaannya dianak benua India. Tahun 1857 M kerajaan Mughal dikuasai penuh
dan satu tahun kemudian raja yang terakhir dipaksa meninggalkan istana. Sejak
itu India berada dibawah kekuasaann Inggris. Tahun 1879 M, Inggris berusaha
menguasai Afganistan, dan kesultanan muslim Baluchistan dimasukan dibawah
kekuasaan India-Inggris, tahun 1899 M.
Negeri-negeri
di Asia Tenggara menjadi ajang perebutan negara-negara Eropa, karena negara
dikawasan Asia Tenggara bebrapa wilayahnya baru mulai berkembang yang merupakan
daerah rempah-rempah. Kekuatan Eropa justru lebih awal menancapkan kekuasaannya
dinegeri ini. Hal tersebut karena dibandingkan dengan Mughal, kerajaan-kerajaan
Islam di Asia Tenggara lebih lemah sehingga dengan mudah dapat ditaklukan oleh
bangsa Eropa.
D.
Kemunduran Kerajaan Usmani dan Ekspansi Barat ke Negeri-negeri
Islam
Kerajaan Usmani menjadi kecil di hadapan Eropa akibat dari
kemajuan-kemajuan bangsa tersebut terutama dalam teknologi militer dan industri
perang. Akan tetapi, nama besar Turki Usmani masih membuat Eropa Barat segan
untuk menyerang atau mengalahkan wilayah-wilayah yang berada dibawah kekuasaan
kerajaan Islam ini, termasuk daerah yang berada di Eropa Timur.
Kekalahan besar Kerajaan Usmani dalam menghadapi serangan Eropa di
Wina tahun 1683 M (pertempuran Wina) membuka mata Barat bahwa Usmani telah
mundur jauh sekali. Sejak inilah Usmani berulang kali mendapat serangan dari
Barat. Demikian keadaan dunia Islam abad ke 19 M, Eropa disemangatkan oleh
Revolusi Industri, dipersenjatai oleh ilmu-ilmu modern dan penemuan yang
membuka rahasia alam dan menempatkan ditangannya yang agresif dengan berbagai
senjata, yang sampai waktu itu tidak pernah dimimpikan.
Menyadari kemundurannya kerajaan Usmani tidak tinggal diam,
usaha-usaha pembaruan mulai dilaksanakan dengan mengirim duta-duta kenegara
Eropa, terutama Prancis untuk mempelajari kemajuan disana. Celebi Mehmed diutus
ke Prancis tahun 1720 M yang diinstruksikan untuk mengunjungi pabrik, benteng
pertahanan dan industri lainnya. Hasilnya ia melaporkan tentang kemajuan
teknik, organisasi angkatan perang modern dan kemajuan lembaga sosial lainnya.
Laporan itu mendorong Sultan Ahmad III (1703-1730 M) untuk
mendatangkan ahli militer dari Eropa untuk pembaruan militer Kerajaan Usmani.
Tahun 17171 M, perwira Prancis De Rochefort datang ke Istambul membentuk korp
At-Then dan melatih tentara Usmani dalam ilmu kemiliteran modern. Kemudian
datang lagi Comte de Bonneval tahun 1729 M dari Prancis untuk memberi latihan
penggunaan meriam modern yang dibantu oleh Macathy dari Irlandia, Ramsay dari
Skotlandia, dan Mornai dari Prancis. Untuk pertama kalinya tahun 1734 M dibuka
Sekolah Teknik Militer.
Tidak hanya dalam bidang militer, pembaruan juga dilakukan pada
bidang lain, seperti pembukaan percetakan di Istambul tahun 1727 M untuk
kemajuan ilmu pengetahuan. Demikian juga gerakan penerjemahan buku-buku Eropa
ke dalam bahasa Turki.
Meskipun demikian, kerajaan Turki Usmani terus mengalami
kemerosotan. Penyebab utama adalah kelemahan raja-raja Usmani karena
wewenangnya sudah jauh menurun termasuk juga keuangan negara yang sudah tidak
menunjang pembaruan-pembaruan. Faktor utama terpenting adalah karena ulama dan
tentara Yenisseri sejak abad 17 M menguasai suasana politik dalam kerajaan
Usmani serta usaha menolak pembaruan itu.
Modernisasi di Turki baru mengalami kemajuan setelah tentara
Yenisseri dibubarkan oleh Sultan Mahmud II (1807-1839 M) tahun 1826 M. Struktur
kekuasaan dirombak, lembaga pendidikan modern didirikan, buku-buku Barat
diterjemahkan dalam bahasa Turki, siswa-siswa berbakat di kirim ke Eropa untuk
belajar, dan sekolah berbau militer didirikan. Meski banyak mendatangkan
kemajuan, hasil gerakan pembaruan ini tetap tidak berhasil menghentikan gerak
maju Barat ke Dunia Islam abad 19 M.
Akhir dari serangan-serangan adalah ditandatanganinya Perjanjian
San Stefano (Maret 1878 M) dan Perjanjian Berlin (Juni-Juli 1878 M)
antara kerajaan Usmani dengan Rusia. Dengan demikian berakhirlah kekuasaan
Turki di Eropa. Perang Dunia I (1915 M) merupakan babak akhir penaklukan Barat
terhadap negeri-negeri Islam, seakan tidak ada lagi Islam yang betul-betul
Merdeka.[8]
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Ketika
Islam mengalami kejayaan di Spanyol, banyak orang Eropa yang belajar kesana
kemudian menerjemahkan karya-karya ilmiah umat Islam yang dimulai sejak abad
ke-12 M. Sepulang dari sana mereka mendirikan universitas di negeri
masing-masing dan meniru pola Islam. Dalam perkembangan selanjutnya keadaan ini
melahirkan renaissance, reformasi, dan rasionalisme di Eropa.
Dengan didukung oleh pertumbuhan produksi pabrik
daam skala, dan perubahan yang besar serta dengan metode komunikasi ditandai
dengan ditemukannya kapal uap, kereta api, dan telegrap, Eropa telah siap untuk
melakukan Ekspansi perdagangan. Kesemuanya ini diiringi dengan peningkatan
kekuatan angkatan bersenjata dari negara-negara besar Eropa.
Kelemahan
dan kemunduran dunia Islam dimanfaatkan oleh bangsa-bangsa Barat untuk bangkit
dan bergerak menuju kearah negara-negara Islam serta menguasai dan
menjajahinya. Mereka datang dengan maksud untuk berdagang atau mencari
rempah-rempah ditimur. Sehingga muncul keinginan untuk menguasai semua sistem
ekonomi dan politik negara-negara Islam yang dikuasainya.
Perang
Dunia I (1915 M) merupakan babak akhir penaklukan Barat terhadap negeri-negeri
Islam, seakan tidak ada lagi Islam yang betul-betul Merdeka. Berakhirnya
kekuasaan Turki di Eropa ditandai dengan ditandatanganinya Perjanjian San
Stefano (Maret 1878 M) dan Perjanjian Berlin (Juni-Juli 1878 M)
antara kerajaan Usmani dengan Rusia.
DAFTAR PUSTAKA
Al-Wakil,
Sayyid. 1998. Wajah Dunia Islam. Jakarta: Pustaka Al-Kautsar.
Amin,
Samsul Munir. 2013. Sejarah Peradaban Islam. Jakarta: AMZAH.
Karim,
Abdul. 2007. Sejarah Pemikiran dan Peradaban Islam. Yogyakarta: Pustaka
Book Publisher.
Yatim,
Badri. 2008. Sejarah Peradaban Islam Dirasah Islamiyah II. Jakarta: PT
Rajagrafindo Persada.
[1] Samsul Munir
Amin, Sejarah Peradaban Islam, (Jakarta: AMZAH, 2013), hal. 345.
[2] Badri Yatim, Sejarah
Peradaban Islam Dirasah Islamiyah II, (Jakarta: PT Rajagrafindo Persada,
2008), hal,169-170.
[3] Samsul Munir
Amin, Op.Cit, hal. 347-348.
[4] M. Abdul
Karim, Sejarah Pemikiran dan Peradaban Islam (Yogyakarta: Pustaka Book
Publisher, 2007), hal. 344.
[5] Samsul Munir
Amin, Op.Cit, hal. 349.
[6] Samsul Munir
Amin, Ibid, hal. 152.
[7] M. Sayyid Al-Wakil,
Wajah Dunia Islam (Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 1998), hal. 323-324.
[8] Samsul Munir
Amin, Op. Cit, hal. 354-359.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar