"METODE PEMBELAJARAN
DALAM RUMAH TANGGA"
Mata Kuliah : Hadits Tarbawi II
Disusun oleh :
Siti Atika Nabillah (2021113306)
Kelas
E
JURUSAN TARBIYAH
PAI
SEKOLAH TINGGI
AGAMA ISLAM NEGERI
(STAIN) PEKALONGAN
2015
KATA PENGANTAR
Bismillahirrohmanirrohim..
Puji dan syukur hanyalah bagi Allah
SWT, Tuhan semesta alam. Sholawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada
junjungan kita Nabi besar Muhammad SAW teriring keluarga, sahabat dan para
penerus perjuangan beliau hingga akhir zaman.
Dengan ucapan syukur alhamdulillah
penulis dapat menyelesaikan makalah Tadits Tarbawi II dengan tema “Metode
Pembelajaran dalam Rumah Tangga”.
Penulis mengucapkan terima kasih
kepada semua pihak yang terlibat dalam penyusunan makalah ini. Penulisjuga
menyadari bahwa dalam penyajian makalah ini terdapat banyak kekurangan. Oleh
karena itu, penulis mengharap kritik saran dari pembaca yang bersifat membangun
demi kesempurnaan makalah ini.
Hanya kepada Allah jualah kami
memohon keridho’an dan taufikNya, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
penulis khususnya dan pembaca pada umumnya.
Pekalongan,
14 Februari 2015
Penulis
BAB 1
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang Masalah
Pada Dasarnya Allah menciptakan manusia dengan penciptaan yang
paling sempurna baik secara fisik, maupun rohani yang dilengkapi dengan akal,
itulah yang membedakan manusia dari makhluk Allah yang lain. Pada Dasarnya
tujuan pendidikan adalah memelihara fitrah manusia. Untuk tujuan itu manusia
dituntut menciptakan metode pendidikan yang dinamis, efektif, dan dapat
mengantarkannya pada kebahagiaan hidup di dunia- akhirat.
Pendidikan dapat diperoleh tidak hanya disekolah melainkan
dikeluarga pun bisa mendapatkan pendidikan. Didalam keluarga anak belajar
banyak tentang norma dan nilai. Jika dibandingkan dengan sekolah atau
masyarakat, kedudukan keluarga sebagai lembaga pendidikan lebih esensial.
Oleh karena itu penulis dalam makalah ini akan membahas mengenai
Metode Pembelajaran dalam Rumah Tangga.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Metode pendidikan
Metode berasal dari dua perkataaan,
yaitu meta dan hodos. Meta berarti melalui dan hodos berarti jalan atau cara.
Dengan demikian, metode dapat berarti cara atau jalan yang harus dilalui untuk
mencapai tujuan. Selain itu adapula yang mengatakan bahwa metode adalah suatu
sarana untuk menemukan, menguji, dan menyusun data yang diperlukan bagi
pengembangan disiplin tertentu.
Metode itu sendiri sebagai alat
untuk mengolah dan mengembangkan suatu gagasan sehingga menghasilkan teori atau
temuan. Arti metode sebagai jalan untuk menanamkan karakter pada diri seseorang
sehingga terlihat dalam pribadi objek sasaran, yaitu pribadi yang berkarakter. [1]
Dengan demikian, metode dapat juga
diartikan sebagai cara mengajar untuk mencapai tujuan. Penggunaan metode dapat memperlancar
proses pendidikan sehingga tujuan pendidikan dapat tercapai secara efektif dan
efesien.
Yang dimaksud metode pendidikan
disini ialah semua cara yang digunakan dalam upaya mendidik. Kata” Metode”
disini diartikan secara luas karena mengajar adalah salah satu bentuk upaya
mendidik, maka metode yang dimaksud di sini mencangkup juga metode mengajar
atau mendidik.
Rumah keluarga muslim adalah benteng
utama tempat anak-anak dibesarkan melalui pendidikan islam. Yang di maksud
dengan keluarga muslim adalah keluarga yang mendasarkan aktivitasnya pada
pembentukan keluarga yang sesuai dengan syariat islam.
Berdasarkan Al- Qur’an dan
As-sunnah, kita dapat mengatakan bahwa tujuan terpenting dari pembentukan
keluarga adalah hal- hal berikut.
Pertama, mendirikan syariat Allah
dalam segala permasalahan rumah tangga
Kedua, mewujudkan ketentraman dan
ketengan psikologis
Ketiga, mewujudkan Sunnah Rasulullah
dengan melahirkan anak-anak shaleh sehingga umat manusia merasa bangga dengan
kehadiran kita.
Keempat, memenuhi kebutuhan cinta-
kasih anak-anak
Kelima, menjaga fitrah anak agar
tidak melakukan penyimpangan- penyimpangan.[2]
B.
Teori
Pendukung
Metode tersebut dikaitkan dengan
pendidikan karakter, sebagai jalan untuk menanamkan karakter pada diri
seseorang sehingga terlihat dalam pribadi objek sasaran, yaitu pribadi yang
berkarakter . untuk menanamkan karakter pada diri anak ada beberapa metode yang
bisa digunakan, antara lain :
a.
Metode
internalisasi
Metode
internalisasi adalah upaya memasukan pengetahuan (knowing) dan keterampilan
melaksanakan pengetahuan (doing) ke dalam diri seseorang sehingga pengetahuan
itu menjadi kepribadianya (being) dalam kehidupan sehari-hari.
b.
Metode
keteladanan
Metode
keteladanan adalah pendidik meneladankan kepribadian muslim dalam segala aspeknya.
Yang meneladankan itu tidak hanya orang tua, tapi seluruh orang yang kontak
dengan anak, antara lain: ayah, ibu, kakek-nenek, paman-bibi, dan segenap orang
yang ada di rumah termasuk pembantu dan orang-orang yang ada disekitar rumah.
c.
Metode
pembiasaan
Penggunaan
metode pembiasaan dalam membina karakter anak sangatlah penting. Jika metode
pembiasaan sudah diterapkan dengan baik dalam keluarga, pasti akan lahir
anak-anak yang memiliki karakter yang baik dan tidak mustahil karakter
merekapun menjadi teladan bagi orang lain.
d.
Metode
bermain
Anak-anak
senantiasa tumbuh dan berkembang. Mereka menempilkan ciri-ciri fisik dan
psikologis yang berbeda untuk tiap tahap perkembanganya. Masa anak-anak
merupakan masa puncak kreativitasnya, dan kreativitas mereka perlu terus dijaga
dan dikembangkan dengan menciptakan lingkungan yang menghargai kreativitas
yaitu melalui bermain. Oleh karena itu pendidikan dirumah yang menekankan
bermain sambil belajar dapat mendorong anak untuk mengeluarkan semua daya
kreativitasnya.
e.
Metode
cerita
Metode
cerita adalah metode mendidik yang bertumpu pada bahasa, baik lisan maupun
tulisan. Metode cerita merupakan salah satu yang bisa digunakan dalam mendidik
karakter anak. Sebagai suatu metode, bercerita mengundang perhatian anak
terhadap pendidik sesuai dengan tujuan mendidik.
f.
Metode
nasihat
Metode
nasihat merupakan penyampaian kata-kata yang menyentuh hati dan disertai
keteladanan. Dengan demikian ini memadukan antara metode ceramah dan
keteladanan, namun lebih diarahkan kepada bahasa hati tetapi bisa pula
disampaikan dengan pendekatan rasional.
g.
Metode
penghargaan dan hukuman
Metode
penghargaan dan hukuman dapat digunakan dalam mendidik karakter anak tapi
penghargaan harus didahulukan dari padaa hukuman, jika hukuman terpaksa harus
diberikan, maka hati-hatilah dalam mempergunakanya, jangan menghukum anak
secara berlebihan, jangan menghukum ketikaaksa harus diberikan, maka
hati-hatilah dalam mempergunakanya, jangan menghukum anak secara berlebihan,
jangan menghukum ketika marah, jangan memukul bagian-bagian tertentu dari
anggota tubuh anak sepertti wajah, dan usahakan hukuman itu bersifat adi wajah,
dan usahakan hukuman itu bersifat adil.[3]
C.
Materi
Hadis
حدثنا إسحاق بن أبي
إسرائيل قال حدثنا النضر بن علقمة أبو المغيرة عن داود بن علي عن أبيه عن بن عباس
: { أن النبي صلى الله عليه و سلم أمر بتعليق السوط في البيت } (رواه البخارى فى
الأدب المفرد, باب تعبيق السوط فى البيت : 1229 ) [ ص 422 ] قال الشيخ الألباني :
صحيح
Terjemahan
Dari Ibnu Abbas Ra, rasulullah
saw bersabda: Sesungguhnya nabi saw menyuruh untuk menggantungkan cemati (
cambuk ) di rumah. ( Hr. Bukhori ).
Mufrodat
أ مر =
Menyuruh
بتعليق =
Menggantungkan
السوط = Cemeti
ف البيت = Di dalam Rumah
Hadis Pendukung
مر وا أ و لا د كم با الصّلا ة و هم أ بنا ء سبع سنين و اضر بو هم عليها و هم أ بناءعشر
Artinya:
“perintahkanlah anak-anakmu melakukan sholat ketika mereka berusia
tujuh tahun dan pukullah karena meninggalkannya ketika mereka berumur sepuluh
tahun.”
Memukul sama sekali bukan dasar dalam mendidik. Tidak dibolehkan
menggunakannya kecuali jika seluruh cara mendidik telah habis atau membebaninya
untuk melakukan ketaatan yang diwajibkan. Seperti firman Allah:
4 ÓÉL»©9$#ur tbqèù$srB Æèdyqà±èS ÆèdqÝàÏèsù £`èdrãàf÷d$#ur Îû ÆìÅ_$ÒyJø9$# £`èdqç/ÎôÑ$#u r ( ÷s
" Wanita- wanita yang kamu khawatirkan nusyuz (
meninggalkan kewajiban bersuami isteri ) nya maka nasehatilah mereka dan
pisahkanlah mereka di tempat tidur mereka dan pukullah mereka “ ( An- Nisa : 34
)[4]
D.
Realita dalam
kehidupan
Betapa pentingnya pengaruh keluarga dalam pembentukan pribadi anak. Anak
yang hidup dengan tuntunan dan pengajaran yang baik dari keluarga tentu akan
berkepribadian baik, begitu juga sebaliknya. Pada zaman sekarang ini banyak
remaja bahkan anak-anak yang berperilaku tidak baik. Hal ini terjadi karena
salah satu faktornya adalah kurangnya pendidikan dalam keluarga. Anggota
keluarga yang seharusnya menjadi teladan atau contoh bagi anak justru
memberikan contoh yang tidak baik sehingga anakpun meniru perilaku yang tidak
baik tersebut. Seperti misalnya di dalam sebuah keluarga seorang ayah yang
terbiasa mengucapkan kata-kata yang
tidak baik didepan anaknya maka tidak mustahil anak akan meniru
kata-kata yang tidak baik tersebut.
Aspek Tarbawi
1.
Seorang
pendidik hendaknya memberi nasehat yang baik terutama dalam rumah tangga atau
keluarga
2.
Seorang
Pendidik bisa mencontohkan model pendidikan karakter dalam rumah tangga
3.
Seorang
pendidik memberi hukuman cambuk ( cemeti ) sebagai peringatan agar tidak
mengulangi kesalahannya
BAB
III
PENUTUP
Metode pembelajaran dalam rumah tangga adalah
sebagai jalan untuk menanamkan karakter pada diri seseorang sehingga terlihat
dalam pribadi objek sasaran, yaitu pribadi yang berkarakter . untuk menanamkan
karakter pada diri anak ada beberapa metode yang bisa digunakan, antara lain :
a.
Metode
internalisasi
b.
Metode
keteladanan
c.
Metode
pembiasaan
d.
Metode
bermain
e.
Metode
bercerita
f.
Metode
nasehat
g.
Metode
penghargaan dan hukuman
DAFTAR PUSTAKA
Syarbini, Amirulloh. 2014. Model
Pendidikan Karakter dalam Keluarga, (Banten: PT Elex Media Komputindo).
An-Nahlawi, Abdurahman. 1995. Pendidikan
Islam di Rumah, Sekolah dan Masyarakat (Jakarta: Gama Insani Press).
Haris, Ainul bin Umar Arifin. 1998. 40 Nasehat
Memperbaiki Rumah Tangga (Jakarta: Darul Haq)
Biografi penulis
Nama : Siti Atika Nabillah
NIM : 2021113306
T.T.L : Pemalang, 13 Maret 1994
Alamat : Ds.Kandang, Kec.Comal,
Kab.Pemalang
[1]
Amirulloh
Syarbini, Model Pendidikan Karakter dalam Keluarga, (Banten: PT Elex
Media Komputindo, 2014)hlm.59
[2]
Abdurahman An-Nahlawi, Pendidikan Islam di Rumah, Sekolah dan Masyarakat (Jakarta:
Gama Insani Press, 1995)hlm.139-144
[3]Amirulloh
syarbini, Op Cit., hlm 59-73
[4]Ainul
Haris bin Umar Arifin, 40 Nasehat Memperbaiki Rumah Tangga (Jakarta:
Darul Haq ; 1998)hlm.89-90
Tidak ada komentar:
Posting Komentar