Laman

new post

zzz

Sabtu, 14 Februari 2015

E-I-03: SITI ATIKA NABILAH


"METODE PEMBELAJARAN DALAM RUMAH TANGGA"
Mata Kuliah    : Hadits Tarbawi II
Disusun oleh :
Siti Atika Nabillah         (2021113306)
Kelas E
  
JURUSAN  TARBIYAH  PAI
SEKOLAH  TINGGI  AGAMA ISLAM  NEGERI
(STAIN) PEKALONGAN
2015




KATA PENGANTAR
Bismillahirrohmanirrohim..
Puji dan syukur hanyalah bagi Allah SWT, Tuhan semesta alam. Sholawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita Nabi besar Muhammad SAW teriring keluarga, sahabat dan para penerus perjuangan beliau hingga akhir zaman.
Dengan ucapan syukur alhamdulillah penulis dapat menyelesaikan makalah Tadits Tarbawi II dengan tema “Metode Pembelajaran dalam Rumah Tangga”. 
Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang terlibat dalam penyusunan makalah ini. Penulisjuga menyadari bahwa dalam penyajian makalah ini terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharap kritik saran dari pembaca yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini.
Hanya kepada Allah jualah kami memohon keridho’an dan taufikNya, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya.



                                                            Pekalongan, 14 Februari 2015


                                                                        Penulis





BAB 1
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang Masalah
Pada Dasarnya Allah menciptakan manusia dengan penciptaan yang paling sempurna baik secara fisik, maupun rohani yang dilengkapi dengan akal, itulah yang membedakan manusia dari makhluk Allah yang lain. Pada Dasarnya tujuan pendidikan adalah memelihara fitrah manusia. Untuk tujuan itu manusia dituntut menciptakan metode pendidikan yang dinamis, efektif, dan dapat mengantarkannya pada kebahagiaan hidup di dunia- akhirat.
Pendidikan dapat diperoleh tidak hanya disekolah melainkan dikeluarga pun bisa mendapatkan pendidikan. Didalam keluarga anak belajar banyak tentang norma dan nilai. Jika dibandingkan dengan sekolah atau masyarakat, kedudukan keluarga sebagai lembaga pendidikan lebih esensial.
Oleh karena itu penulis dalam makalah ini akan membahas mengenai Metode Pembelajaran dalam Rumah Tangga.











BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian Metode pendidikan
Metode berasal dari dua perkataaan, yaitu meta dan hodos. Meta berarti melalui dan hodos berarti jalan atau cara. Dengan demikian, metode dapat berarti cara atau jalan yang harus dilalui untuk mencapai tujuan. Selain itu adapula yang mengatakan bahwa metode adalah suatu sarana untuk menemukan, menguji, dan menyusun data yang diperlukan bagi pengembangan disiplin tertentu.
Metode itu sendiri sebagai alat untuk mengolah dan mengembangkan suatu gagasan sehingga menghasilkan teori atau temuan. Arti metode sebagai jalan untuk menanamkan karakter pada diri seseorang sehingga terlihat dalam pribadi objek sasaran, yaitu pribadi yang berkarakter. [1]
Dengan demikian, metode dapat juga diartikan sebagai cara mengajar untuk mencapai tujuan. Penggunaan metode dapat memperlancar proses pendidikan sehingga tujuan pendidikan dapat tercapai secara efektif dan efesien.
Yang dimaksud metode pendidikan disini ialah semua cara yang digunakan dalam upaya mendidik. Kata” Metode” disini diartikan secara luas karena mengajar adalah salah satu bentuk upaya mendidik, maka metode yang dimaksud di sini mencangkup juga metode mengajar atau mendidik.
Rumah keluarga muslim adalah benteng utama tempat anak-anak dibesarkan melalui pendidikan islam. Yang di maksud dengan keluarga muslim adalah keluarga yang mendasarkan aktivitasnya pada pembentukan keluarga yang sesuai dengan syariat islam.
Berdasarkan Al- Qur’an dan As-sunnah, kita dapat mengatakan bahwa tujuan terpenting dari pembentukan keluarga adalah hal- hal berikut.
Pertama, mendirikan syariat Allah dalam segala permasalahan rumah tangga
Kedua, mewujudkan ketentraman dan ketengan psikologis
Ketiga, mewujudkan Sunnah Rasulullah dengan melahirkan anak-anak shaleh sehingga umat manusia merasa bangga dengan kehadiran kita.
Keempat, memenuhi kebutuhan cinta- kasih anak-anak
Kelima, menjaga fitrah anak agar tidak melakukan penyimpangan- penyimpangan.[2]
B.     Teori Pendukung
Metode tersebut dikaitkan dengan pendidikan karakter, sebagai jalan untuk menanamkan karakter pada diri seseorang sehingga terlihat dalam pribadi objek sasaran, yaitu pribadi yang berkarakter . untuk menanamkan karakter pada diri anak ada beberapa metode yang bisa digunakan, antara lain :
a.       Metode internalisasi
Metode internalisasi adalah upaya memasukan pengetahuan (knowing) dan keterampilan melaksanakan pengetahuan (doing) ke dalam diri seseorang sehingga pengetahuan itu menjadi kepribadianya (being) dalam kehidupan sehari-hari.
b.      Metode keteladanan
Metode keteladanan adalah pendidik meneladankan kepribadian muslim dalam segala aspeknya. Yang meneladankan itu tidak hanya orang tua, tapi seluruh orang yang kontak dengan anak, antara lain: ayah, ibu, kakek-nenek, paman-bibi, dan segenap orang yang ada di rumah termasuk pembantu dan orang-orang yang ada disekitar rumah.

c.       Metode pembiasaan
Penggunaan metode pembiasaan dalam membina karakter anak sangatlah penting. Jika metode pembiasaan sudah diterapkan dengan baik dalam keluarga, pasti akan lahir anak-anak yang memiliki karakter yang baik dan tidak mustahil karakter merekapun menjadi teladan bagi orang lain.
d.      Metode bermain
Anak-anak senantiasa tumbuh dan berkembang. Mereka menempilkan ciri-ciri fisik dan psikologis yang berbeda untuk tiap tahap perkembanganya. Masa anak-anak merupakan masa puncak kreativitasnya, dan kreativitas mereka perlu terus dijaga dan dikembangkan dengan menciptakan lingkungan yang menghargai kreativitas yaitu melalui bermain. Oleh karena itu pendidikan dirumah yang menekankan bermain sambil belajar dapat mendorong anak untuk mengeluarkan semua daya kreativitasnya.
e.       Metode cerita
Metode cerita adalah metode mendidik yang bertumpu pada bahasa, baik lisan maupun tulisan. Metode cerita merupakan salah satu yang bisa digunakan dalam mendidik karakter anak. Sebagai suatu metode, bercerita mengundang perhatian anak terhadap pendidik sesuai dengan tujuan mendidik.
f.       Metode nasihat
Metode nasihat merupakan penyampaian kata-kata yang menyentuh hati dan disertai keteladanan. Dengan demikian ini memadukan antara metode ceramah dan keteladanan, namun lebih diarahkan kepada bahasa hati tetapi bisa pula disampaikan dengan pendekatan rasional.
g.      Metode penghargaan dan hukuman
Metode penghargaan dan hukuman dapat digunakan dalam mendidik karakter anak tapi penghargaan harus didahulukan dari padaa hukuman, jika hukuman terpaksa harus diberikan, maka hati-hatilah dalam mempergunakanya, jangan menghukum anak secara berlebihan, jangan menghukum ketikaaksa harus diberikan, maka hati-hatilah dalam mempergunakanya, jangan menghukum anak secara berlebihan, jangan menghukum ketika marah, jangan memukul bagian-bagian tertentu dari anggota tubuh anak sepertti wajah, dan usahakan hukuman itu bersifat adi wajah, dan usahakan hukuman itu bersifat adil.[3]
C.     Materi Hadis
حدثنا إسحاق بن أبي إسرائيل قال حدثنا النضر بن علقمة أبو المغيرة عن داود بن علي عن أبيه عن بن عباس : { أن النبي صلى الله عليه و سلم أمر بتعليق السوط في البيت } (رواه البخارى فى الأدب المفرد, باب تعبيق السوط فى البيت : 1229 ) [ ص 422 ] قال الشيخ الألباني : صحيح


Terjemahan
Dari Ibnu Abbas Ra,   rasulullah saw bersabda: Sesungguhnya nabi saw menyuruh untuk menggantungkan cemati ( cambuk ) di rumah. ( Hr. Bukhori ).

 Mufrodat
 أ مر  = Menyuruh
 بتعليق  = Menggantungkan
 السوط  = Cemeti
 ف البيت = Di dalam Rumah
Hadis Pendukung
                مر وا أ و لا د كم با الصّلا ة و هم أ بنا ء سبع  سنين و اضر بو هم عليها و هم أ بناءعشر
Artinya:
“perintahkanlah anak-anakmu melakukan sholat ketika mereka berusia tujuh tahun dan pukullah karena meninggalkannya ketika mereka berumur sepuluh tahun.”
Memukul sama sekali bukan dasar dalam mendidik. Tidak dibolehkan menggunakannya kecuali jika seluruh cara mendidik telah habis atau membebaninya untuk melakukan ketaatan yang diwajibkan. Seperti firman Allah:
 4 ÓÉL»©9$#ur tbqèù$sƒrB  Æèdyqà±èS  ÆèdqÝàÏèsù £`èdrãàf÷d$#ur Îû ÆìÅ_$ŸÒyJø9$# £`èdqç/ÎŽôÑ$#u r ( ÷s
" Wanita- wanita yang kamu khawatirkan nusyuz ( meninggalkan kewajiban bersuami isteri ) nya maka nasehatilah mereka dan pisahkanlah mereka di tempat tidur mereka dan pukullah mereka “ ( An- Nisa : 34 )[4]
D.    Realita dalam kehidupan
Betapa pentingnya pengaruh keluarga dalam pembentukan pribadi anak. Anak yang hidup dengan tuntunan dan pengajaran yang baik dari keluarga tentu akan berkepribadian baik, begitu juga sebaliknya. Pada zaman sekarang ini banyak remaja bahkan anak-anak yang berperilaku tidak baik. Hal ini terjadi karena salah satu faktornya adalah kurangnya pendidikan dalam keluarga. Anggota keluarga yang seharusnya menjadi teladan atau contoh bagi anak justru memberikan contoh yang tidak baik sehingga anakpun meniru perilaku yang tidak baik tersebut. Seperti misalnya di dalam sebuah keluarga seorang ayah yang terbiasa mengucapkan kata-kata yang  tidak baik didepan anaknya maka tidak mustahil anak akan meniru kata-kata yang tidak baik tersebut.




Aspek Tarbawi
1.      Seorang pendidik hendaknya memberi nasehat yang baik terutama dalam rumah tangga atau keluarga
2.      Seorang Pendidik bisa mencontohkan model pendidikan karakter  dalam rumah tangga
3.      Seorang pendidik memberi hukuman cambuk ( cemeti ) sebagai peringatan agar tidak mengulangi kesalahannya























BAB III
PENUTUP
 Metode pembelajaran dalam rumah tangga adalah sebagai jalan untuk menanamkan karakter pada diri seseorang sehingga terlihat dalam pribadi objek sasaran, yaitu pribadi yang berkarakter . untuk menanamkan karakter pada diri anak ada beberapa metode yang bisa digunakan, antara lain :
a.       Metode internalisasi
b.      Metode keteladanan
c.       Metode pembiasaan
d.      Metode bermain
e.       Metode bercerita
f.       Metode nasehat
g.      Metode penghargaan dan hukuman














DAFTAR PUSTAKA
Syarbini, Amirulloh. 2014. Model Pendidikan Karakter dalam Keluarga, (Banten: PT Elex Media Komputindo).
An-Nahlawi, Abdurahman. 1995. Pendidikan Islam di Rumah, Sekolah dan Masyarakat (Jakarta: Gama Insani Press).
Haris, Ainul  bin Umar Arifin. 1998. 40 Nasehat Memperbaiki Rumah Tangga (Jakarta: Darul Haq)


















Biografi  penulis
                2015-02-06 05.49.37.jpg
Nama    : Siti Atika Nabillah          
NIM       : 2021113306
T.T.L       : Pemalang, 13 Maret 1994
Alamat : Ds.Kandang, Kec.Comal, Kab.Pemalang


[1] Amirulloh Syarbini, Model Pendidikan Karakter dalam Keluarga, (Banten: PT Elex Media Komputindo, 2014)hlm.59
[2] Abdurahman An-Nahlawi, Pendidikan Islam di Rumah, Sekolah dan Masyarakat (Jakarta: Gama Insani Press, 1995)hlm.139-144
[3]Amirulloh syarbini, Op Cit., hlm 59-73  
[4]Ainul Haris bin Umar Arifin, 40 Nasehat Memperbaiki Rumah Tangga (Jakarta: Darul Haq ; 1998)hlm.89-90

Tidak ada komentar:

Posting Komentar