MASJID SEBAGAI MADRASAH
Mata Kuliah :
Hadits Tarbawi II
Disusun Oleh:
RIYANTO 2021213002
KELAS L (Reguler Sore)
JURUSAN TARBIYAH
PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
PEKALONGAN
2015
KATA PENGANTAR
Puji syukur terhadap Allah swt, atas limpahan nikmat
dan karuniaya sehingga makalah ini dapat
terselsaikan dengan lancar dan tanpa halangan suatu apapun. Makalah ini disusun
dengan judul masjid sebagai madrasah memberikan definisi bahwa peran masjid
yang penting selain beribadah adalah juga untuk berkegiatan belajar mengajar atau
yang disebut dengan madrasah.
Penulis menulis makalah ini
diambil dari berbagai referensi, sehingga apabila ada kesalahan didalam
memadukan materi dari berbagai sumber, penulis mohon maaf yang
sebesar-besarnya.
A. PENDAHULUAN
Pendidikan islam secara kelembagaan tampak dalam berbagai bentuk dan
variasi. Di samping lembaga yang bersifat umum, seperti masjid terdapat
lembaga-lembaga lain yang mencerminkan kekhasan orientasinya. Madrasah sudah
menjadi fenomena sejak munculnya madrasah nizamiyah di bahdat. Seperti
madrasah-madrasah yang didirikan di bawah nauman masjid yang menjadi lembaga
pendidikan, seperti halnya masjid Al-Azhar di mesir yang dibawah naunganya
mampu mendirikan berbagai lembaga pendidikan termasuk madrasah.
Seiring dengan perkembangan zaman dan meningkatnya kebutuhan masyarakat
muslim terhadap pendidikan, maka masjid pada aktu itu menjadi pusat pendiikan,
mau tidak mau harus menciptakan wadah untuk memenuhi kebutuhan tersebut.
Diantaranya dengan menbangun lembaga-lembaga pentitikan termasuk madrasah.
B. Pengertian
1.
Pengertian Madrasah
Madrasah adalah salah satu bentuk kelembagaan
pendidikan islam yang memiliki sejarah sangat panjang. Pendidikan islam itu
sendiri dalam pengertian umum (luas) dapat dikatakan muncul dan berkembang seiring
dengan kemunculan islam itu sendiri; yakni berawal dari pendidikan yang
bersifat informal berupa dakwah islamiyah untuk menyebarkan islam, terutama
dalam hal yang berkaitan aqidah. Pada masa ini berlangsung pendidikan islam
yang diselenggarakan dirumah-rumah yang dikenal dengan Dar al-Arqam. Kemudian
seiring dengan perkembangan islam yang terbentuknya masyarakat islam,
pendidikan islam diselenggarakan di masjid-masjid yang dikenal dengan bentuk
halaqah.[1]
C. Teori pendukung
1. Bentuk Lembaga Keilmuan dalam Peradapan islam
Dari pembacaan sejumlah literatur di peroleh kejelasan bahwa
lembaga-lembaga keilmuan yang ada dalam islam tidak hanya berupa madrasah atau
madrasah atau madrasah,”tinggi” atau al-jam’iah, yang menjadi lembaga
pendidikan formal. Selain lembaga-lembaga tersebut, di temukan lembaga-lembaga
tersebut, ditemukan praktik-praktik lembaga pengembangan ilmu-ilmu keislaman
yang agaknya sukar ditemukan kaitan dalam pengamatan studi-studi keislaman
deasa ini, namun ia tetap diakui eksestensinya dalam sejarh.[2]
2. Lembaga Pengembangan Keilmuan Islam
Dengan bentuk pengklasifikasian di atas, maka
lembaga-lembaga yang dapat di ketegorikan sebagai lembaga pengembangan
keilmuan dalam islam terdiri tiga bentuk,
yaitu:[3]
a. Halaqah
Halaqah adalah istilah lembaga bentuk pertama yang dalam sejarahnya mengembangkan
keilmuan di dalam islam. Halaqah disini dimaksudkan dalam konteks kelembagaan,
bukan dalam konteks pendekatan keilmuan.
b. Toko buku
Selain berbentuk halaqah, lembaga pengembangan keilmuan dalam islam ditemukan
dalam bentuk toko-toko buku dan perpustakaan-perpustakaan. Namun para pengamat sejarah
islam akhirnya juga harus mengakui secara faktual, bahwa dalam pengajaran kesejarahan
toko buku buku itu mempunyai peranan yang dominan dalam penyebaran usaha-usaha keilmuan
di kota-kota islam. Dapat dipahami, bahwa dengan terkumpulnya hadis dalam buku-buku
sastra, sejak itulah kerangka sunah sudah mulai terkait pada tulisan-tulisan sastra.
c. Perpustakaan
Pengembangan ilmu pengetahuan tidak dapat dilepaskan dari kaitan dengan perpustakaan.
Umat islam selain menghormati ilmuwan juga menghormati karya-karya ilmu yang
disimpan dalam manuskrip dan buku-buku di perpustakaan. Kesetiaan mereka kepada
buku-buku yang terkenal tidak jauh dari kesetiaan kepada perintah agama, karena
dengan ditulisnya ajaran itu dalam buku-buku berarti didalam buku-buku perpustakaan
itulah agama menyimpan khasanah ajaranya yang bisa disebarluaskan.
d. Laboratorium Keilmuan
Kalau halaqah, toko buku dan perpustakaan dapat menjadi sarana dan
pengembangan keilmuan, maka laboratorium itu terkaid dengan pengembangan
keilmuan. Istilah ini digunakan untuk mewadahi konsep observatarium, klinik dan rumah
sakit yang bergerak dalam pengembangan keilmuan ruang angkasa atau
perbintangan.
3. Pengajaran Al-qur’an
Pendidikan islam yang paling sederhana
Pendidikan yang paling sederhana, seluruhnya dipusatkan pada Al-qur’an.
Untuk permulaan, diajarkan surat Al-fatehah. Untuk permulaan, dan kemudian
surat-surat pendek dalam juz amma (terdiri dari surat 78 sampai dengan 114)
yang penting untuk pelaksaan ibadah.
Dalam pengkajian ini para murid mempelajari huruf-huruf Arab dan
menghafalkan teks-teks yang terdapat dalam Al-qur’an, disamping itu, diajarkan
pula peraturan dan tatatertib sholat, wudhu,dan beberapa doa.
4. Pengajian kitap: Pendidikan lanjutan
Pada umumnya, pengkajian kitab agama ini berdeda dengan pengkajian Al-quran
yang telah disebutkan dimuka.
Perbedaan itu dapat dilihat dari tiga segi
yaitu:
a.
Para murid pengajian kitap ini pada umumnya
masuk klas atau asrama dalam lingkungan lembaga pendidikan yang disebut
madrasah atau pesantren.
b.
Mata pelajaran yang diberikan meliputi mata
pelajaran yang lebih banyak pengkajian Al-quran.
c.
Pendidikan yang diberikan tidak hanya
individual tetapi juga secara klompok.[4]
5. keragaman fungsi masjid
a. Fungsi Dakwah Masjid Pada rosulullah
Ketika rorulullah saw,berhijrah ke Yastsrib,
langkah pertama yang beliau lakukan adalag membangun peradapan baru bagi umat
manusia yang dimolai dari masjid
b. fungsi dakwah Masjid pada masa kini
Merupakan tempat peribadatan
·
Sebagai tempat peradapan keagamaan
·
Masjid menjadi titik fokus kehidudan keagamaan
·
Menjadi titik fokuskehidupan sosial
·
Masjid bagi kaum muslimmenjadi pusat atau
tempat untuk mendapatkan keagamaan.
·
Dan lain-lain.[5]
6. Madrasah dan tantangan peradapan moderen
7.
Suatu kenyataan dan sekaligus keunggulan
sistem pendidikan nasional dewasa ini mengintegrasikan pranata-pranata
pendidikan yang beragam kedalam satu pembangunan sistemik pendidikan
nasional.yakni dengan kesediaan mengakui ciri-ciri khas yang dimiliki pranata
masing-masing.
Sungguhpun demikian, kita paham bahwa madrasah
bukan suatu indigenous (pribumi) dalam
peta dunia pendidikan di indonesia. Sebagaimana ditunjukkan oleh kata”madrasah”
itu sendiri, yang besasal dari bahasa arab. Secara harfiyah, kata ini berarti atau
setara maknanya dengan kata indonesia “sekolah” (yang notabe juga bukan kata
asli dari bahasa kita. Sekolah dialihkan dari bahasa asing,misalnya school
ataupun scola).
Madrasah mengandung arti tempat atau wahana
anak mengenyam proses pembelajaran. Mangsudnya, dimadrasah itulah menjalani
proses
Secara terarah, terpimpin, dan terkendali.[6]
Format madrasah dari waktu kewaktu menjadi
semakin jelas sosoknya, sementara isi dan visi keislaman terus mengalami
perubahan. Sejak akhir dari abad ke-19, keputusan mencatat perubahan-perubahan
pemikiran islam di wilayah nusantara (indonesia). Hal ini seiring dengan
semakin kuwatnya proses pembentukan intellectual webs (jaringan intelektual) di
kalangan umat islam.[7]
D. Hadis
عن أبي سعيد:
جائت امرأة إلى رسول الله صلى الله عليه وسلّم فقالت : يا رسول الله، ذهب الرّجل
بحديثك، فاجعل لنا من نفسك يوما نأتيك فيه تعلّمن ممّا علّمك الله فقال: اجتمعن في يوم كذا وكذافي مكان كذا وكذا فاجتمعن
فأتاهنّ رسول الله صلى الله عليه وسلّم فعلّمهنّ ممّا علّمه الله ثمّ قال : { ما منكنّ إمرأة تقدّم بين يديها من ولدها ثلاثة
إلاّ كان لها حجابا من النّار } فقالت امرأة منهنّ : يارسول الله اثنين؟ قال:
فأدتهامرتين ثم قال: واثنين، واثنين،واثنين . (رواه البخاري في الصحيح, كتاب
إلاعتصام بالكتاب والسنة, باب تعليم النبي صلى الله عليه وسلم أمته من الرجال
والنساء مماعلمه الله ليس برأي ولاتمثيل)
“Wahai Rasulullah, kaum laki-laki telah pergi dengan hadismu. Tetapkanlah
untuk kami atas kemauanmu suatu hari yang kami datang padamu di hari itu, agar
engkau mengajarkan kepada kami apa yang diajarkan Allah kepadmu’. Beliau
bersabda’Berkumpullah pada hari ini dan itu, di tempat ini dan itu,. Maka
merekapun berkumpul. Lalu Rasulullah SAW datang menemui mereka dan mengajarkan
kepada mereka apa yang diajarkan Allah kepadanya. Setelah itu beliau bersabda. Tidak
ada dari seorang perempuanpun dari diantara kalian yang ditinggal mati tiga
orang anaknya, melainkan anaknya itu menjadi penghalang bagi ibunya dari
neraka’. Seorang perempuan diantara mereka berkata, ’wahai
Rasulullah, bagaimana dengan dua orang?’Beliau bersabda, ‘Dan dua orang, dan
dua orang, dan dua orang’.” (HR. Al-Bukhori).
E.
Refleksi terhadap kehidupan
Berbicara tentang masjid saat ini sangat beragam manfaatnya khususnya dalam
kehidupan sehari-hari. Berdasarkan penelitian memang ada beberapa masjid yang
terkenal mampu melahirkan kader pejuang dan terkenal dengan berbagai kegiatan
inovasinya. Ditanah air kita bangga
melihat pesatnta pertumbuhan kualitas masjid dan semarak rehabilitas. Kita
bangga akan peningkatan-peningkatan fungsi dan kegunaannya. Diharapkan masjid
akan menjadi pusat ibadah, ilmu pengetahuan dan kebudayaan.
F.
Aspek tarbawi
Masjid dapat dianggap sebagai tempat ibadah dan tempat pendidikan yang
merupakan salah satu lembaga yang berperan besar dalam dunia pendidikan islam.
Masjid merupakan tempat yang utama untuk me,pelajari ilmu agama dan ilmu
lainnya. Zaman Rasulullah SAW. dan
seterusnya, di zaman para Sahabat dan Tabiin masjid telah menjadi pusat
pengembangan ilmu-ilmu islam kepada seluruh umat. Bermula dari madinah dan
selanjutnya ken Andalusia, masjid-masjid dikota-kota tersebut telah berkembang
sebagai pusat pengkajian sehinggan menjadi universitas yang terbilang populer
diwaktu itu dan kini menjadi universitas Al-Azhar di Mesir yang masih terus
menjadi tumpuan umat islam diseluruh dunia.
PENUTUP
Simpulan
Dari makalah
ini dapat disimpulkan baha masjid berguna tidakhanya untuk beribadah saja
melainlan masjid juga berguna untuk tempat belajar mengajar, madrasah juga
sebagai salah satu untuk kelembagaan pendidikan islam yang memiliki sejarah
sangat panjang. Meskipun madrasah pernah berkembang pada abad 11 dan 12, atau
periode pertengahan sejarah islam, khususnya di ilayah baghdad seperti madrasah
Al-Nizamiyah, kehadiran madrasah di indonesia tanpaknya merupakan fenomena
modern pada aal abad 20.
Manfaat
Makalah ini
sangat bermanfaat bagi kita untuk membaca dan mendalaminya karna kita dapat
mengetahui bawha kita bisa menggunakan masjid sebagai media untukmencari
ilmu yaitu dengan cara memanfaatkan masjid sebagai madrasah.
PROFIL
Nama riyanto, lahir di Batang, Jawa tengah, pada tanggal 11 juni 1992. Pendidikan SD
ditempuh di desa gringgingsari yaitu kota kelahiranya. Pendidikan SMP di tempuh
di wonotunggal tepatnya di SMP 1 wonotunggal, kemudian melanjutkan pendidikan
MA Sunan Kalijaga di Kecamatan Bawang. Kini ia masih melanjutkan study Jurusan
Tarbiyah Prodi PAI di STAIN Pekalongan.
[1]
Maksum, madrasah sejarah dan
perkembangannya, (Jakarta:Logos wacana ilmu, 1999), hlm vii
[2]
Abdurrahman Mas’ud, dinamika
pesantren dan madrasah, (Yogyakarta:pustaka pelajar offset, 2002), hlm 168
[4]
Karel A. Steenbrink, pesantren,
madrasah, sekolah, (Jakarta:pustaka LP3ES Indonesia, 1986), hlm 10-12
[5] Ismawati, dinamika fungsi ragam
dakah pada masjid besar al-muttaqin kaliwungu kabupaten kendal jawa tengah, (Semarang:
DIPA IAIN walisongo, 2011), hlm 14-18
[6]
Malik Fadjar, madrasah dan
tantangan modernitas, (Bandung:Mizan, 1998), hlm 15
Tidak ada komentar:
Posting Komentar