MENYEBARKAN
ILMU KE KALANGAN EKSTERNAL
Mata
kuliah : Hadits Tarbawi II
Disusun
oleh :
Khayatul
karimah
(2021113006)
Kelas G
JURUSAN
TARBIYAH PAI
SEKOLAH
TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
PEKALONGAN
2015
PENDAHULUAN
Media masa merupakan alat untuk
menyampaikan pesan ke berbagai lapisan masyarakat. Dengan media yang baik
penyampaian pesan akan semakin mudah dan semakin mempengaruhi audience. Namun
yang disayangkan banyak pemanfaatan media massa di gunakan oleh golongan non
muslim dan banyak menimbulkan evek negatif bagi penyebaran islam, sehingga sebenarnya
adakah dasar dalam penggunaan media untuk penyebaran islam bagi orang muslim, serta
bagaimana pemjelasannya dan sampai dimana media itu penting bagi peneyebaran
agama islam.
PEMBAHASAN
MEMANFAATKAN MEDIA PUBLIk UNTUK
MENYEBARKAN ILMUKE KALANGAN EKSTERNAL
A. Pengertian
Media Massa
Secara
bahasa Media adalah bentuk jamak dari medium yang berarti tengah atau
perantara. Massa berasal dari bahasa Inggris yaitu mass yang berarti kelompok
atau kumpulan. Dengan demikian, pengertian media massa adalah perantara atau
alat-alat yang digunakan oleh massa dalam hubungannya satu sama lain
Secara
istilah menurut Apriadi Tamburaka, media massa merupakan Sarana Penyampaian
Komunikasi dan informasi yang melakukan penyebaran informasi secara massal dan
dapat diakses oleh masyarakat secara luas pula. Di lain pihak informasi massa
merupakan informasi yang diperuntukkan kepada masyarakat secara massal, bukan
informasi yang hanya bisa di konsumsi oleh pribadi.
Sebelum
suatu berita di tayangkan maka akan ada yang namanya gatekeeper atau
penyeleksi informasi. Merekalah yang akan menyeleksi setiap informasi yang akan
disiarkan. Bahkan kewenangan gatekeeper mencakup untuk memperluas,
membatasi, informasi yang di siarkan. Merekalah para wartawan, desk surat
kabar, editor, dan sebagainya[1].
- Macam-macam media masa
·
Media masa
elektronik seperti : radio penyiaran, televisi, VCD, DVD, casset pengumuman dengan
loud speaker, catriedge real computer. Internet (e-mail, web side, facebook,
blogger streaming radio). Media ini sifatnya aktif bila interaktif dan pasif
sehingga mampu menggugah emosi – tematis dalam wktu sempit atau terbatas.
·
Media masa cetak
meliputi : majalah, koran, buletin, tabloid, flayer, sspanduk,mading,
selebaran. Media ini bersifat pasif atau kurang mennggugah emosi. Waktunya bisa
ditunda dalam waktu panjang dan bisa dibaca kapan saja. [2]
C.
Teori Pentingnya Media Massa
Teori
masyarakat massa memiliki beberapa asumsi dasar mengenai individu, peran media,
dan hakikat dari perubahan sosial, antara lain:
1.
Media adalah kekuatan yang sangat
kuat dalam masyarakat yang dapat menggerogoti nilai dan norma sosial sehingga
dapat merusak tatanan sosial. Untuk menghadapi ancaman ini, media harus berada
di bawah kontrol elit.
2.
Media dapat secara langsung
memengaruhi pemikiran kebanyakan orang, mentransformasi pandangan mereka
tentang dunia sosial.
3.
Ketika pemikiran seseorang telah di
transformasi oleh media, maka semua bentuk konsekuensi buruk dalam jangka
panjang mungkin terjadi, tidak hanya dapat menghancurkan kehidupan seseorang,
tetapi juga menciptakan masalah sosial dalam skala luas.
4.
Sebagian besar individu sangat
rentan dengan media karena dalam masyarakat massa mereka terputus dan
terisolasi dari lembaga sosial tradisional yang sebelumnya melindungi mereka
dari usaha manipulasi media.
5.
Kerusakan sosial yang disebabkan
oleh media mungkin akan dapat diperbaiki dengan pendirian sebuah tatanan sosial
yang totaliter
6.
Media massa tidak dapat mengelak
dari kegiatan yang merendahkan bentuk budaya yang lebih tinggi menyebabkan
terjadinya penurunan secara umum dalam peradaban.[3]
Adapun media massa merupakan institusi yang menghubungkan seluruh unsur
masyarakat satu dengan lainnya melalui produk media massa yang di hasilkan.
Secara Spesifik Media institusi media massa adalah: (1) sebagai saluran
produksi dan distribusi konten simbol; (2) sebagai institusi publik yang
bekerja sesuai aturan yang ada; (3) keikutsertaan baik sebagai pengirim atau
penerima sukarela; (4) menggunakan standar profesional dan birokrasi; dan (5)
media sebagai perpaduan antara kebebasan dan kekuasaan.[4]
- Materi Hadis
- عَنْ سَعِيْدِ بْنِ جُبَيْرٍ عَنْ اِبْنِ
عَبَّاسٍ رَضِيَ الله ُعَنْهُمَا قَالَ: (لَمَّا نَزَلَتْ: وَأَنْذِرْ
عَشِيْرَتَكَ اْلاَقْرَبِيْنَ وَرَهْطَكَ مِنْهُمُ اْلمُخْلَصِيْنَ خَرَجَ
رَسُوْلُ الله ِصَلَّى الله ُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حَتَّى صَعِدَ الصَّفَا فَهَتَفَ
يَاصَبَاحَاهْ فَقَالُوْا: مَنْ هَذَا؟ فَاجْتَمَعُوْ إِلَيْهِ فَقَالَ
أَرَأَيْتُمْ إِنْ أَخْبَرْ تُكُمْ أَنَّ خَيِلاً تَخْرُجُ مِنْ سَفْحِ هَذَا
الْجَبَلِ َاكُنْتُمْ مُصَدِّقِيَّ قَالُوا مَاجَرَّبْنَا عَلَيْكَ كَذِبً قَالَ
فَإِنِّي نَذِيْرٌ لَكُمْ بَيْنَ يَدَيْ عَذَابٍ شَدِيْدٍ قَالَ أَبُوْلَهَبٍ
تَبَّالَكَ مَاجَمِعْتَنَا إِلاَّ لِهَذَا؟ ثُمَّ قَامَ فَنَزَلَتْ:(تَبَّتْ يَدَا
أَبِيْ لَهَبٍ وَتَبَّ), وَقَدْ تَبَّ. هَكَذَا قَرَأَهَا الأَعِمَشُ يَوْمَئِذٍ .
(رواه البخارى فى الصحيح, كتاب تفسير القرآن الكريم, باب تباب خسران تتبيب تدمير)
- Terjemahan hadis
Dari Sa’id bin Jubair,Dari Abu Abbas r.a. berkata: “Ketika turun
firman-Nya, dan berilah peringatan kerabat-kerabatmu yang terdekat dan
golonganmu diantara mereka yang ikhlas. Rasulullah Saw keluar kemudian naik ke
bukit shafa dan berseru “waspadalah”, maka mereka berkata siapa ini, maka berkumpullah
kemari. Beliau bersabda: bagaimana pendapatmu jika aku mengabarkan bahwa
pasukan berkuda akan keluar dari balik gunung ini, apakah kalian mempercayaiku?
Mereka berkata: Kami tidak pernah melihat engkau berdusta, beliau bersabda:
Sesungguhnya aku pemberi peringatan bagi kalian di hadapan adzab yang pedih.
Abu Lahab berkata; Celakalah engkau, apakah engkau mengumpulkan kami kecuali
untuk ini? Kemudian Rasulullah Saw pergi, maka turunlah ayat, binasalah kedua
tangan Abu lahab, dan sungguh ia binasa.[5]
- Mufrodat
Arti
Kata Teks Arab
Berilah peringatan أَنْذِرْ
Kerabat-kerabatmu عَشِيْرَ تَك
Golongamu رَهْطَكَ
Yang ikhlas الْمُخْلَصِيْن
Naik صَعِدَ
Berseru فَهَتَفَ
Waspadalah
بَاصَبَاحَاهْ
Berkumpullah
اِجْتَمَعُوْ
Balik سَفْحِ
Gunung
جَبَلِ
Berdusta
كَذِبً
- Biografi rowi
Abdullah bin Abbas bin Abdul Muthalib bin Hasyim bin Abdi Manaf putra paman
Rasulullah Saw (Saudara sepupu Rasulullah). Ayahanya Abu Abbas bin Abdul
Muthalib dan ibunya adalah Umul Fadhli Lubabah binti Al-Harits Al-Hialliyah.
Abdullah bin Abbas lahir 3 tahun sebelum hijriyah dan Nabi mendoakannya, “Ya
Allah, berilah ia pengertian dalam bidang agama dan berilah ia pengetahuan
takwil (tafsir)” Allah mendengar doa Nabi dan Ibnu Abbad terkenal dengan
pengausaan ilmunya yang luas dan pengetahuan fiqhnya yang mendalam. Abdullah
bin Abbas adalah sahabat kelima yang banyak meriwayatkan hadits sesudah
Sayyidina Aisyah r.a., ia meriwayatkan 1.660 hadits. Ia wafat di Thaif pada
tahun 68 H.
- Keterangan hadis
(Surah
Tabbat yadaa abii lahab. Bismillahirrahmaanirrahiim). Pada selain riwayat Abu Dzar tidak mencantumkan basmalah.
Abu Lahab adalah Ibnu Abdul Muthalib. Nama adalah Abdul Uzza,dan ibunya adalah
Khuza’iyah. Dia dipanggil abu Lahab, karena mungkin anaknya bernama Lahab, atau
mungkin karena roman pipinya yang sangat merah. Al fakihi meriwayatkan dari
jalur Abullah bin katsir, dia berkata, “Dia dinamai AbuLahab, karena wajahnya
putih bersih ketampanannya.” Ternayata hal itu bersesuian dengan akhir
urusanya, yaitu dia akan masuk api yang berkobar-kobar. Oleh karna itu dalam Al
Quran disebutkan panggilanya bukan namanya. Disamping itu, nama panggilanya
lebih masyhur selain bahwa nama aslinya menggunakan nama patung.
Hal ini tidak dapat dijadikan hujjah
bagi mereka yang memblehkan memberi nama panggilan orang musyrik secara mutlak.
Bahkan pembolehan ini terbatas jika tidak menunjukkan penggunaan atau sesuatu
yang mengharuskan, Al Waqidi berkata, “Abu Lahab adalah manusia paling memusuhi
Nabi SAW. Hal itu dikarenakan Abu Thalib berkelahi dengan Abu Lahab. Namun, Abu
Lahab lebih unggul dan ia menduduki dada Abu Thalib. Saat itu Nabi SAW datang
dan memegang pinggul Abu Lahab, lalu membantingnya ke tanah. Abu Lahab berkata
kepadanya, “Kami berdua adalah pamanmu. Mengapa engkau melakukan hal ini
kepadaku? Demi Allah, hatiku tidak akan mencintaimu selamanya.” Peristiwa ini
berlangsung sebelum kenabian.
Ketika Abu Thalib meninggal,
saudara-saudara Abu Lahab berkata kepadanya, “Sekiranya engkau mendukung putra
pamanmu niscaya engkau adalah manusia paling berhak atas hal itu.” Abu Lahab
bertemu Nabi SAW dan bertanya tentang leluhurnya, maka Nabi menjawab mereka
tidak menganut agama. Mendengar hal itu Abu Lahab marah dan terus menerus
memusuhi beliau. Abu Lahab meninggal setelah peristiwa perang Badar. Dia tidak
menghadiri perang Badar, tetapi hanya mengirim pengganti. Ketika sampai
kepadanya apa yang menimpa kaum Quraisy dia pun meninggal karena kalut.
وَتَبَّ: خَسِرَ, تَبَّابُ: خُسْرَانٌ (Tabba artinya merugi. Tabaab
artinya kerugian). Dalam riwayat Ibnu Mardawaih disebutkan dari jalur lain dari
Al A’masy, “Maka Allah menurunkan تَبَّتْ يَدَا أَبِيْ لَهَبٍ وَتَبَّ (binasalah
kedua tangan Abu Lahab dan sungguh binasa). Dia berkata , ‘Yakni merugi dan
binasa’. “Maksudnya, dia merugi serta apa yang diusahakannya, yaitu anaknya.
Abu Ubaidah berkata tentang firman-Nya dalam surah Al Mukmin ayat 37, وَمَاكَيْدُفِرْعَوْنَ إِلاَّفِي تَبَّابِ (dan tipu daya Fir’aun itu
tidak lain hanyalah membawa kerugian), yakni kebiasaan.
تَتْبِيبٌ: تَدْمِيرٌ (Tatbiib artinya kehancuran).
Abu Ubaidah berkata tentang firman-Nya dalam surah Huud ayat 101, وما زادوهم
غير تتبيب (Dan sembahan-sembahan itu tidaklah
menambah kepada mereka kecuali kebinasaan belaka), yakni kehancuran.
عَنْ اِبْنِ
عَبَّاسٍ رَضِيَ الله ُعَنْهُمَا قَالَ: لَمَّا نَزَلَتْ: وَأَنْذِرْ عَشِيْرَتَكَ
اْلاَقْرَبِيْنَ وَرَهْطَكَ مِنْهُمُ الْمُخْلَصِيْنَ (Dari Ibnu Abbas RA, dia berkata, “Ketika
turun ‘Dan berilah peringatan keluargamu yang paling dekat, dan kelompokmu di
antara mereka yang ikhlash”)demikian tercantum dalam riwayat Abu Usamah
dari Al A’masy. Pembahasan tentang in telah dipaparkan dalam tafsir surah
asy-syu”araa’.[6]
- Refleksi Hadis
Era globalisasi media dalam menyampaikan pesan
semakin berkembang, sehinga semakin banyak kita menguasai media maka semakin
banyak juga pengaruh kita terhadap orang lain. Tanpa dipungkiri dengan media
yang baik maka evek untuk mempengaruhi audience akan semakin terpenuhi seperti Menurut Keith R. Stamm & John E.
Bowes (1990), efek media dalam mempengaruhi manusia, dibagi menjadi dua bagian,
yaitu :
1. Efek Primer,
yaitu efek yang ditimbulkan karena adanya terpaan, perhatian dan pemahaman.
Jika manusia tidak bisa lepas dari media massa, maka efek yang ditimbulkan
sungguh-sungguh terjadi. Semakin memahami apa yang disampaikan oleh media, maka
semakin kuat pula efek primer yang terjadi. Contoh terjadinya efek primer
adalah, saat media menayangkan atau menulis berita mengenai maraknya polisi
ditembak oleh orang tidak bertanggung jawab. Maka di saat yang sama, masyarakat
tertarik menyimak berita itu dengan saksama.
2. Efek
Sekunder, yaitu efek yang ditimbulkan karena adanya perubahan tingkat kognitif
(perubahan pengetahuan dan sikap) dan perubahan prilaku (menerima dan memilih).
Yang termasuk dari efek sekunder adalah prilaku penerima yang ada dibawah
kontrol langsung si pemberi pesan. Efek sekunder diyakini lebih menggambarkan
realitas yang sungguh-sungguh terjadi di masyarakat. Salah satu bentuk efek
sekunder adalah efek dari teori penggunaan dan kepuasan, atau uses and
gratifications, yang memfokuskan perhatian pada audience atau masyarakat
sebagai konsumen media massa, dan bukan pada pesan yang disampaikan. Dalam
perspektif teori tersebut, audience dipandang sebagai partisipan yang aktif
dalam proses komunikasi, meski tingkat keaktifan setiap individu tidaklah sama.
Contoh terjadinya efek sekunder adalah, saat media mengulas tentang peristiwa
penembakan polisi oleh orang yang tidak bertanggungjawab, maka reaksi
masyarakat begitu beragam. Mereka lebih berhati-hati. Tak hanya polisi yang
membekali diri, masyarakat pun akhirnya melakukan hal serupa, yaitu membekali
diri mereka dengan membeli rompi dan helm anti peluru. Terbukti, bahwa tingkat
penjualan rompi dan helm anti peluru, mengalami peningkatan.[7]
Pemanfaatan media massa dalam islam sebenarnya sudah
ada dan bahkan telah nabi contohkan sebagaimana hadis yang telah kami sebutkan,
namun namapaknya orang islam pernah lupa akan hal ini khususnya diera
kemunduran islam, sehingga sekarang ini orang islam baru mulai kembali untuk
memanfaatkan media dalam penyampaian dan penyebaran agama islam, seperti
televisi, surat kabar, majalah bahkan internet yang di isi dengan acara-acara
ke-islaman.
- Aspek Tarbawi
Dari keterangan hadits di atas, Kita sebagai umat Islam hendaknya bisa
menerapkan apa yang pernah dilakukan oleh Rasulullah Saw pada zaman dahulu
dengan memanfaatkan bukit shafa sebagai media publikasi untuk menyampaikan
informasi atau ilmu ke kalangan eksternal. Dan dalam menyampaikan suatu ilmu atau informasi
meliputi semua kalangan termasuk orang-orang kafir tanpa membedakan-bedakan
suku, ras, maupun agama
Media publik adalah sarana pendidikan yang dapat menjangkau masyarakat
banyak. Media publik berfungsi sebagai fasilitas penunjang agar suatu informasi
dapat diterima dengan baik dari segi kualitasnya.[8]
PENUTUP
Pemanfaatan media merupakan sebuah
cara yang telah digunakan semenjak zaman nabi Muhammad SAW yang perlu kita
kembangkan demi pengembangan penyebaran
agama islam, sebagai seorang muslim sejati kita harus pandai dalam
menginovasi media. Sehingga semakin banyak kita menguasai
media maka semakin banyak juga pengaruh kita terhadap orang lain. Tanpa
dipungkiri dengan media yang baik maka evek untuk mempengaruhi audience akan
semakin terpenuhi.
DAFTAR PUSTAKA
Apriadi Tamburaka, Agenda Setting Media Massa,
(Jakarta: PT Raja Grafindo 2013).
Eva arifin, Teknik
Konseling Dimedia Masa,yogyakarta, Graha Ilmu 2010.
http://id.wikipedia.org/wiki/Efek_media
erakhir diubah pada 2 Oktober 2013, pukul 12.05. di akses 5 maret 2015
Ibnu Hajar Al Asqalani,
Fathul Baar ijld 24, Jakarta, Pustaka Azzam 2008.
Sihabudin Ahmad bin Ali
bin Hajar Al-Asqalani, Taqribu At-Tahdizb, Juz I (Beirut: darul Shodah).
Syaiful Bahri Djamarah
dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar (Jakarta: Rineka Cipta, 2006).
BIOGRAFI PENULIS
Nama : khayatul karimah
NIM : 2021113006
Ttl
:pekalongan,30 mei 1995
Alamat:
paninggaran
STATUS:
Mahasiswi Stain pekalongan
Cita-cita
: menjadi wanita sholikhah
Moto:
berusaha memperbaiki diri tanpa mengenal masa.
[1] Apriadi Tamburaka, Agenda
Setting Media Massa, (Jakarta: PT Raja Grafindo 2013), hlm:13
[2] Eva arifin, Teknik Konseling
Dimedia Masa,yogyakarta, Graha Ilmu 2010, hlm 101
[5] Sihabudin Ahmad bin Ali bin
Hajar Al-Asqalani, Taqribu At-Tahdizb, Juz I (Beirut: darul Shodah),
hlm. 296
[6] Ibnu Hajar Al Asqalani,
Fathul Baar ijld 24, Jakarta, Pustaka Azzam 2008. Hlm.643-644
[7]
http://id.wikipedia.org/wiki/Efek_media erakhir diubah pada 2 Oktober 2013,
pukul 12.05. di akses 5 maret 2015
[8] Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan
Zain, Strategi Belajar Mengajar (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), hlmn. 121
Tidak ada komentar:
Posting Komentar