MENYEBARKAN
ILMU KE KALANGAN INTERNAL
Mata
kuliah: Hadits Tarbawi II
oleh:
Nikmatul Udzma (2021113089)
Kelas: PAI G
JURUSAN
TARBIYAH
SEKOLAH
TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
(STAIN)
PEKALONGAN
2015
KATA
PENGANTAR
Bismillahirrohmaanirrohiim...
Alhamdulillahi
robbil ‘aalamiin atas ni’mat-Mu yang selalu diberikan kepada kami. Sholawat
serta salam selalu tercurahkan pada junjungan Nabi agung Muhammad SAW, semoga
kita termasuk umat beliau yang kelak akan mendapatkan syafa’at beliau di
akhirat nanti aamiiin.
Dengan
selesainya makalah ini tak lepas dari semua pihak. Oleh karena itu sudah
selayaknya pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih, kepada kedua
Orang Tua kami yang selalu mendo’akan, kepada bapak Ghufron Dimyati yang selalu
mengarahkan kami, dan teman-teman yang selalu memberi motivasi pada kami.
Makalah ini pasti banyak kekurangan, baik isi maupun bahasanya. Kritik dan
saran konstruktif dari pembaca kiranya dapat langsung disampaikan kepada
penulis.
Semoga
makalah ini dapat bermanfaat baik bagi penulis maupun pembaca.
Pekalongan, 3 Maret 2015
Penulis
BAB
I
PENDAHULUAN
Dalam kehidupan sehari-hari kita tak
pernah lepas dari yang namanya ilmu. Walaupun tanpa kita sadari dalam aktivitas
sehari-hari kita dapat memperoleh, menyampaikan, ataupun mengajarkan ilmu. Dari
banyak ilmu yang kita dapat alangkah baiknya kita selalu sampaikan kepada orang
lain walaupun sedikit. Dari ilmu tersebut kita akan mendapat banyak manfaat.
Karena seseorang tanpa ilmu bagaikan tak hidup dan seseorang yang banyak ilmu
tetapi tidak pernah disampaikan atau diamalkan kepada oranglain pasti tidak
akan memperoleh manfaat dari ilmunya. Dalam menyampaikan ilmu kepada orang lain
harus mempunyai cara yang mudah agar orang lain mampu mamahami apa yang ingin
disampaikan atau mampu memahami maksud dari ilmu tersebut. Di makalah ini kami
akan menyampaikan bagaimana cara atau strategi menyampaikan atau menyebarkan
ilmu kekalangan internal atau sesama muslim.
BAB
II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Media
Kata
media berasal dari bahasa latin medius yang secara harfiyah
berarti ‘tengah’, ‘perantara’ atau ‘pengantar’. Dalam bahasa Arab, media adalah
perantara (wasaailun) atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima
pesan.[1]
Pengertian umumnya adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan informasi dari
sumber informasi kepada penerima informasi.
Beberapa
pakar atau ahli medid menyatakan definisi media, yaitu: Gagne(1992) mengartikan
media sebagai berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat
merangsang siswa untuk belajar. Sedamgkan, Heinich, Molenda, dan Russel (1982)
menyatakan bahwa: “Media adalah saluran komunikasi termasuk film, televisi,
diagram, materi tercetak, komputer, dan instruktur.” AECT (assosistion of
Edication and Communication Technology, 1977), memberikan batasan media
sebagai segala bentuk saluran yang dipergunakan untuk menyampaikan pesan atau
informasi.
NEA
(natinal Education Assosiation) memberikan batasan media sebagai bentuk-bentuk
komunikasi baik tercetak, audio visual, serta peralatannya. Briggs (1985):
“media adalah segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta merangsang
siswa untuk belajar”.
Dari
beberapa batasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa media merupakan segala
sesuatu yang dapat dipergunakan untuk menyalurkan pesan dan dapat merangsang pikiran, membangkitkan semangat,
perhatian, dan kemauan siswa sehingga dapat mendorong terjadinya proses
pembelajaran.[2]
Ciri-ciri
umum media yang terdapat pada setiap batasan itu:
a. Media
memiliki pengertian fisik yang dikenal sebagai hardware.
b. Media
memiliki pengertian non fisik yang dikenal sebagai software.
c. Media
memiliki pengertian alat bantu pada proses belajar.
d. Media
digunakan dalam komunikasi dan interaksi.
e. Media
dapat digunakan secara massal (radio, televisi) atau perorangan (modul,
komputer, vidio recorder, dll).
f. Sikap,
perbuatan, organisasi, strategi, dan manajemen yang berhubungan dengan
penerapan suatu ilmu.[3]
2. Teori Pendukung
Macam media yang dapat digunakan dalam pembelajaran
banyak macamnya, Sri Anitah Wiryawan dan Nurhadi (1994) mengklasifikasikan
menjadi:
1) Media
visual, yaitu media yang dapat ditangkap dengan indera penglihatan. Jenis media
ini terdiri dari: a) media gambar dan grafis (grafik, bagan, peta, diagram,
poster, dll); b) media papan (papan tulis, papan flanel, papan tempel, papan
pameran); c) media dengan proyeksi (slide, film strips, overhead projektor,
transparasi, mikro film dan mikrofische)
2) Media
audio, merupakn jenis media yang didengar (cassate tape recorder, dan radio).
3) Media
audio visual, media ini tidak hanya dapat dipandang atau diamati tetapi juga
dapat didengar (televisi dan video kaset).
4) Benda
asli dan orang, media ini merupakan benda sebenarnya. Yang termasuk ke dalam
media ini antara lain: a) spesimen makhluk hidup (akuarium, insektarium, kebun
binatang, dll); b)moleck-up, merupakan model suatu benda yang menonjolkan
bagian-bagian tertentu dari satu benda asli dan menghilangkan bagian lain; c)
diorama, model pemandangan yang dibuat seperti aslinya; d) laboratium; e)
museum.
5) Lingkungan
sebagai media pembelajaran
Jenis media secara umum yang biasa
digunakan dalam proses pembelajaran, antara lain:
a. Media
grafis (gambar, foto, grafik, bagan, diagram, kartun, poster, dan komik)
b. Media
tiga dimensi yaitu media dalam bentuk model padat, model penampang, model
susun, model kerja, diorama
c. Media
proyeksi (slide, film stips, film, dan proyetor transparasi)
Prinsip-prinsip pemilihan media digunakan atau
dimanfaatkan dalam menyampaikan informasi. Hal ini disebabkan adanya beraneka
ragam media yang dapat digunakan maupun dimanfaatkan.
Adapun prinsip-prinsip pemilihan medi tersebut,
yaitu:
a. Memilih
media harus berdasarkan pada tujuan bahan informasi yang akan disampaikan.
b. Memilih
media harus disesuaikan dengan penerima informasi.
c. Memilih
media harus disesuaikan dengan kemampuan penyampai informasi baik dalam
pengadaannya dan penggunaannya.
d. Memilih
media harus disesuaikan dengan situasi dan kondisi, atau pada waktu dan tempat.
e. Memilih
media harus memahami karakteristik dari media itu sendiri.
Sedangkan faktor-faktor yang harus
dipertimbangkan dalam memilih media adalah: a) objektivitas, b) progam
pengajaran, c) situasi dan kondisi, d) kualitas teknik, dan e) keefektifan.[4]
Penggunaan media pembelajaran mempunyai
beberapa fungsi sebagai berikut:
1) Fungsi
komunikatif. Media digunakan untuk memudahkan antara penyampai pesan dan
penerima pesan.
2) Fungsi
motivasi. Dengan menggunakan media pembelajaran, diharapkan siswa akan lebih
termotivasi.
3) Fungsi
kebermaknaan. Melalui media, bukan hanya dapat informasi, tetapi dapat
menganalisis dan mencipta. Bahkan lebih dari itu dapat meningkatkan aspek sikap
dan ketrampilan.
4) Fungsi
penyamaan persepsi. Melalui pemanfaatan media, diharapkan dapat menyamakan
persepsi setiap siswa, sehingga setiap siswa mempunyai pandangan yang sama
terhadap informasi yang disuguhkan.
5) Fungsi
individualitas. Pemanfaatan media berfungsi untuk dapat melayani kebutuhan
setiap individu yang memiliki minat, dan gaya belajar yang berbeda.[5]
3. Materi Hadits
عَنْ أَبِي بَكْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ : { عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ قَالَ إِنَّ الزَّمَانَ قَدِ اسْتَدَارَ كَهَيْئَتِهِ يَوْمَ خَلَقَ اللَّهُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ السَّنَةُ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ثَلَاثَةٌ مُتَوَالِيَاتٌ ذُوالْقَعْدَةِ وَذُوالْحِجَّةِ وَالْمُحَرَّمُ وَرَجَبٌ شَهْرُ مُضَرَ الَّذِي بَيْنَ جُمَادَى وَشَعْبَانَ
. ثُمَّ قَالَ:اَيُّ شَهْرٍ هَذَا؟ قُلْنَا: اللهُ وَرَسُوْلُهُ اَعْلَمُ قَالَ:فَسَكَتَ حَتَّى ظَنَنَّا اَنَّهُ سَيُسَمِّيْهِ بِغَيْرِ اِسْمِهِ ,قَالَ:اَلَيْسَ ذَاالْحِجَّةِ؟ قُلْنَا:
بَلَى, قَالَ:فَاَيُّ بَلَدٍ هَذَا؟ قُلْنَا : اللهُ وَرَسُوْلُهُ اَعْلَمُ, قَالَ:فَسَكَتَ حَتَّى ظَنَنَّا اَنَّهُ سَيُسَمَّيْهِ بِغَيْرِ اِسْمِهِ ,قَالَ : اَلَيْسَ الْبَلْدَةَ؟ قُلْنَا
:بَلَى, قَالَ
: فَاَيُّ يَوْمٍ هَذَا؟ قُلْنَا: اللهُ وَرَسُوْلُهُ اَعْلَمُ, قَالَ
: فَسَكَتَ حَتَّى ظَنَنَّا اَنَّهُ سَيُسَمِّيْهِ بِغَيْرِ اِسْمِهِ ,قاَلَ :اَلَيْسَ يَوْمَ النَّحْر؟ ِقُلْنَا:
بَلَى يَا رَسُوْلَ اللهِ, قَالَ : فَإِنَّ دِمَاءَكُمْ وَ اَمْوَالَكُمْ,
(قَالَ:مُحَمدٌ وَ اَحْسِبُهُ قَالَ) وَاَعْرَاضَكُمْ حَرَامٌ عَلَيْكُمْ كَحُرْمَةِ يَوْمِكُمْ هَذَا فِي بَلَدِكُمْ هَذَا فِي شَهْرِكُمْ هَذَا وَ سَتَلْقَوْنَ ربكُمْ فَيَسْاَلُكَمْ عَنْ اَعْمَالِكُمْ فَلآتَرْجِعُنَ بَعْدِيْ كفارا أو ضُلَالاً يَضْرِبُ بَعْضُكُمْ رِقَابَ بَعْضٍ. اَلَا لِيُبَلِغَ الشَاهِدُ اْلغَائِبَ,فَلَعَلَ بَعْضُ مَنْ يُبَلِغُهُ يَكُوْنُ اَوْعَى لَهُ مِنْ بَعْضِ مَنْ سَمِعَهُ,ثُمَّ قَالَ:اَلآ هَلْ بَلَّغْتُ؟
} (رواه مسلم فى الصحيح,
كتاب القسامة و المحاربين و القصاص و الديات,
باب تغليظ تحريم الدماء و الأعراض و الأموال)
Artinya: “Diriwayatkan
dari Abu Bakrah radhiyallahu ‘anhu dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
sesungguhnya beliau telah bersabda: Sesungguhnya zaman telah berputar
sebagaimana saat Allah menciptakan langit dan bumi. Setahun itu dua belas
bulan, dan sekarang ini (saat Nabi bersabda) telah kembali kepada keadaan
semula yang Allah tetapkan di kala menciptakan langit dan bumi. Empat bulan
diantara bulan-bulan itu adalah bulan haram. Tiga diantaranya berurutan, yaitu
Dzulqa’dah, bulan berhenti dari berperang, Dzulhijjah, bulan mengerjakan haji
dan bulan Al Muharram, bulan tidak diperkenankan berperang di dalamnya. Dan
yang satu lagi berdiri sendiri yaitu Rajab Mudlar. Dikatakan Rajab Mudlar
karena merekalah yang sangat menghormati bulan ini. Tak ada seorang arab yang
berani merusakkan kehormatanya. Dia terletak antara Jumada dan Sya’ban. Lalu
beliau bersabda, “Bulan apakah ini?” Kami menjawab, “Kami tidak tahu, Allah dan
Rasul-Nya yang lebih mengetahuinya.” Lalu beliau diam sehingga kami mengira
beliau akan memberinya nama lain. Beliau bersabda, “Bukankah bulan ini adalah
bulan Dzulhijjah?” Kami menjawab, “Ya, benar.” Lalu beliau bersabda, “Negeri
apakah ini?” Kami menjawab, “Kami tidak tahu, Allah dan Rasul-Nya yang lebih
mengetahuinya.” Lalu beliau diam sehingga kami mengira beliau akan memberinya
nama lain. Beliau bersabda, “Bukankah negeri ini adalah negeri Makkah?” Kami
menjawab, “Ya, benar.” Lalu beliau bersabda, “Hari apakah ini?” Kami menjawab,
“Kami tidak tahu, Allah dan Rasul-Nya yang lebih mengetahuinya.” Lalu beliau
diam sehingga kami mengira beliau akan memberinya nama lain. Beliau bersabda,
“Bukankah hari ini adalah hari Nahr
(sepuluh Dzulhijjah)?” Kami menjawab, “Ya, benar, wahai Rasulullah.” Beliau bersabda,
“Sungguh, darahmu, hartamu, dan kehormatanmu itu haram atasmu seperti haramnya
hari kamu di negeri ini dan pada bulan kamu ini. Di hari-hari dan di
bulan-bulan haram tidak boleh dikerjakan sesuatu yang diharamkan. Mereka
menyamakan hukum merusak kehormatan hari dan bulan haram di Makkah, dengan
hukum merusakan jiwa dan kehormatan manusia. Maka dengan sabda Nabi menegaskan,
bahwa mereka diharamkan menumpahkan darah darah dan merusakkan harta orang. Dan
hal itu disamakan dengan merusakkan kehormatan hari nahar di negeri Makkah di
bulan Dzulhijjah pula. Dan kamu akan menemui Tuhanmu. Lalu Dia akan menanyai
kamu tentang segala amal perbuatan kamu . Oleh karena itu, janganlah kamu
kembali tersesat sesudahku, yaitu sebagian kamu memenggal leher sebagian lainnya.
Hendaklah yang hadir ini menyampaikan berita ini kepada yang tidak hadir
karena bisa jadi orang yang disampaikan berita kepadanya lebih memahami dari pada
orang yang mendengarkannya. Kemudian beliau bersabda, “Bukankah aku telah
menyampaikan (pesan ini)?.” (HR. Imam Muslim)
4.
Refleksi Hadits
Dahulu, ketika teknologi khususnya teknologi informasi belum berkembang dan
ilmu pengetahuan belum sepesat ini, proses pembelajaran biasanya berlangsung
pada tempat dan waktu tertentu. Proses pembelajaran adalah proses komunikasi
antara guru dan siswa melalui bahasa verbal sebagai media utama dalam
penyampaian materi pelajaran. Proses pembelajaran sangat tergantung pada guru
sebagai sumber belajar. Dalam kondisi semacam ini, suatu pembelajaran tanpa
kehadiran guru mungkin tidak akan ada proses pembelajaran. Kehadiran guru
betul-betul menentukan adanya proses pembelajaran.
Dewasa ini, ketika ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang pesat, siswa
bisa belajar di mana, kapan, dan apa saja sesuai dengan minat dan gaya belajar.
Dalam kondisi semacam ini, guru tidak lagi berperan sebagai satu-satunya sumber
belajar, akan tetapi berperan sebagai desainer pembelajaran. Seorang desainer
pembelajaran dituntut untuk dapat merancang pembelajaran dengan memanfaatkan
berbagai jenis media dan sumber belajar yang sesuai agar proses pembelajaran
berlangsung secara efektif dan efesien. Contohnya: media visual (komunikasi
satu arah dan reseptif, informasi dapat diatur kembali atau ditata ulang:
koran); media auditif (hanya memiliki unsur suara: radio); media audio visual
(mengandung unsur gambar dan unsur suara: televisi). Dari beberapa contoh media
di atas mungkin media audio visual lebih baik dari media visual dan auditif
karena kemampuan media audio visual lebih baik dan menarik.
5.
Aspek Tarbawi
a.
Memanfaatkan media yang ada sehingga pesan dapat dengan mudah diterima.
b.
Kita harus terampil, kreatif dalam memanfaatkan media yang ada.
c.
Melalui media, seseorang akan lebih mudah dalam memahami materi yang
disampaikan
d.
Anjuran untuk mengamalkan ilmu walaupun sedikit
e.
Melalui media, kita bisa
menyampaikan ilmu lebih menarik, sehingga menumbuhkan minat belajar
BAB
III
PENUTUP
Dari
hadits di atas dapat kita ambil nilai-nilai pembelajaran yang diberikan Nabi
Muhammad. Apa yang diajarkan Nabi SAW, bagaimana cara beliau menyampaikan pesan
atau ilmu. Usaha Nabi SAW dalam menyampaikan ilmu dapat dengan mudah diterima
oleh umatnya yaitu dengan menggunakan berbagai media yang tepat dan
perbuatan-perbuatan Nabi SAW sendiri sebagai suri tauladan bagi umatnya. Ilmu
atau pendidikan yang diperoleh dari Nabi SAW bukan untuk kepentingan diri
sendiri melainkan juga harus disampaikan kepada orang lain.
Merancang pembelajaran atau menyampaikan suatu
informasi dengan memanfaatkan berbagai jenis media dan sumber media yang sesuai
agar proses pembelajaran berlangsung secara efektif dan efesien.
DAFTAR
PUSTAKA
Arsyad,
Azhar. 2010. Media pembelajaran. Jakarta: Penerbit Raja Wali Press.
Suryani,
Nunuk, dan Leo Agung. 2012 Strategi Belajar Mengajar. Yogyakarta: Penerbit
Ombak.
Sanjaya, Wina.
2012. Media Komunikasi Pembelajaran.
Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Danim, Sudarwan.
1995. Media Komunikasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
BIODATA
NAMA : Ni’matul Udzma
ORANG
TUA : Muqri dan Umumiyah
ALAMAT : Kranji Gg. 1 Masjid
Kedungwuni Pekalongan
PENDIDIKAN : TK. Muslimat NU Kranji Kedungwuni
MI. Wali Songo Kranji 01 Kedungwuni
Mts. Wali Songo Kedungwuni Pekalongan
MA. Ma’arif Wali Songo Kedungwuni Pekalongan
Melanjutkan study S1 di STAIN Pekalongan
HOBI : Travelling
MOTTO : Yakin, Pasti Bisa
[1] Azhar Arsyad, Media
pembelajaran, (Jakarta: Raja Wali Press), h. 3
[2] Nunuk Suryani, Leo Agung, Strategi
Belajar Mengajar, (Yogyakarta: penerbit Ombak), h. 135
[3] Op.cit., Azhar Arsyad, h. 6-7
[4] Op.cit., Nunuk Suryani, Leo
Agung, h. 138-143
[5] Wina Sanjaya, Media Komunikasi Pembelajaran,
(Jakarta: Kencana Prenada Media Group) h. 73-75
Tidak ada komentar:
Posting Komentar