Menyebarkan
Ilmu ke kalangan Eksternal
Di Susun Oleh :
Wahyu Hidayat (2021213004)
KELAS PAI L
PENDIDIKAN
AGAMA ISLAM ( PAI )
SEKOLAH TINGGI
AGAMA ISLAM NEGERI ( STAIN )
PEKALONGAN
2015
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum
Wr.Wb.
Alhamdulillah,
Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
kenikmatan kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah dengan judul “Menyebarkan ilmu ke kalangan eksternal”
ini dengan lancar dan tanpa suatu halangan apapun. Shalawat serta Salam semoga
terus tercurahkan kepada Nabi Agung Muhammad SAW, yang merupakan satu-satunya
Nabi yang dapat mensyafa’ati umatnya di hari kiamat kelak.
Kami
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kelancaran
penyelesaian makalah ini, kami menyadari bahwa makalah ini tidak akan terwujud
tanpa bantuan dan dukungan dari teman-teman.
Kami
juga menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna, karena kesempurna’an hanya
milik Allah SWT semata. Untuk itu kami mengharapkan saran dan kritikan yang
sifatnya membangun, sehingga kami dapat memperbaiki makalah kami menjadi lebih
layak untuk dibaca, dan dapat memberikan manfaat bagi pembaca.
Demikian
yang dapat kami sampaikan, kami mohon ma’af apabila dalam makalah ini ada
kata-kata yang kurang berkenan di hati pembaca. Semoga makalah ini bermanfa’at
bagi semua pihak, baik di dunia maupun di akhirat.
Wassalamu’alaikum
Wr.Wb.
Pekalongan, 10 Maret 2015
Penulis
PENDAHULUAN
Dalam masa kini para mahasiswa atau banyak kalangan yang
belum paham betul akan arti pentingnya ilmu. Karena ilmu itu juga memiliki
peran penting ketika masyarakat ataupun seseorang dihadapkan pada permasalahan
baik yang bersifat manusia ataupun berwujud kepada sang Ilahi.
Oleh karena itu dalam makalah ini, kami akan membahas
lebih lanjut sedikit pengertiannya dalam mata kuliah Hadist Tarbawi II. Hadist
Tarbawi II ini memiliki fungsi seperti alat untuk menuju ilmu yang benar. Namun
sejatinya juga untuk menyempurnakan isi-isi yang ada pada Al-Qur’an dan
kehidupan manusia dalam kesehariannya.
Dalam pembahasan kali ini, kami akan menjelaskan sedikit
ilmu yang berhubungan dengan penyebaran ilmu, yaitu ke kalangan eksternal.
Menyebarkan ilmu ke kalangan eksternal merupakan salah satu cara menyebarkan
ilmu agar tidak berkembang di kalangan intern saja. Contohnya lewat media massa
seperti komunikasi dakwah, tekhnik konseling, dll.
Untuk mencapai masyarakat teknologi,
maka suatu masyarakat harus memiliki sistem teknologi yang baik (Denis Goulet, 1977: 7). Dengan
demikian maka beberapa fungsi media teknologi adalah kunci utama perubahan
masyarakat. Teknologi secara fungsional telah menguasai masyarakat, bahkan pada
fungsi yang substansional, seperti mengatur beberapa sistem norma di
masyarakat, umpamanya sistem lalu lintas di jalan raya, sistem komunikasi, dsb.[1]
Merujuk pada keterangan di atas. Jadi, Hadist Tarbawi II
disini sangat memberikan peranan yang cukup besar dalam perkembangan ilmu. Oleh
karena itu penulis akan membahas makalah tentang pentingnya menyebarkan ilmu ke
kalangan eksternal.
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Ilmu, dan media massa
Menurut
bahasa, arti kata ilmu berasal dari bahasa Arab (ilm) , bahasa latin (science)
yang berarti tahu atau memahami. Sedangkan menurut istilah ilmu adalah
pengetahuan yang sistematis atau ilmiah. Jadi secara umum, Pengertian ilmu
adalah kumpulan proses kegiatan terhadap suatu kondisi dengan menggunakan berbagai
cara, alat, prosedur, dan metode ilmiah lainnya guna menghasilkan pengetahuan
ilmiah yang analisis, objektif, empiris, sistematis dan verifikatif.[2]
Media adalah alat
untuk memindahkan pesan dari sumber kepada penerima. Istilah media banyak
digunakan dengan sebutan berbeda, misalnya saluran, alat, atau channel.
Sedangkan massa adalah institusi yang
menghubungkan seluruh unsur masyarakat satu dengan yang lainnya dengan melalui
produk media massa yang dihasilkan. Jadi media
massa adalah institusi yang menghubungkan seluruh unsur masyarakat satu
dengan lainnya dengan melalui produk media massa dihasilkan.
Secara
spesifik institusi media massa adalah:
1.
Sebagai saluran produksi ddan distribusi konten simbolis,
2.
Sebagai institusi publik yang bekerja sebagai aturan yang ada,
3.
Keikutsertaan baik sebagai pengirim atau penerima sukarela,
4.
Menggunakan standar profesional dan birokrasi, dan
5.
Media sebagai perpanduan antara kebebasan dan kekuasaan.[3]
B.
Berbagai macam media penyebaran ilmu ke eksternal
Pertama dari media cetak. Dalam upaya memperoleh sambutan
positif dari masyarakat, media massa muslim juga telah memberikan layanan dan
kualitas yang bisa diandalkan. Contoh, dalam surat kabar Republika setiap jumat ada suplemen Tabloid Republika: Dialog Jum’at.
Media massa perlu
terus mendapat dukungan umat islam. Hingga saat ini belum ada media massa cetak
islami yang dapat bertahan hingga 50 tahun. Untuk yang terakhir misalnya,
Jurnal Ulumul Qur’an bisa bertahan sampai 5 tahun, sedangkan Majalah GOZian
bertahan tidak lebih dari 3 edisi saja.
Kedua media elektronik. Media komunikasi massa meliputi media
cetak, elektronik, dan internet (multimedia). Media cetak seperti koran,
majalah, tabloid, dan buku memiliki karakter yang perlu dipahami agar dapat
mengoptimalkan penggunaannya. Sementara itu, media massa elektronik ( televisi
dan radio) serta multimedia (internet) berkembang cepat dalam proses
menyebarluaskannya.
Dakwah Islam
pada hakekatnya adalah amar ma’ruf nahyi munkar yang diimplementasikan pada
berbagai lini kehidupan dan disalurkan melalui berbagai media komunikasi
termasuk media massa.
Saat
komunikasi dakwah berlangsung, ia disisipi oleh iklan atau pesan-pesan sponsor.
Ustadnyapun didekati dengan mempromosikan produk suatu perusahaan. Interaksi
ini adalah suatu keniscayaan dalam kehidupan sosial yang di tengarai kuatnya
arus modal menyelusup dalam kehidupan agama.
Ketiga yaitu Film. Film sebagai komunikasi dakwah perlu
memiliki standar untuk bisa disebut dengan “film bertema religi”. Melalui film,
ajaran agama disampaikan secara lebih menarik, tidak membosankan, tidak
bersifat retorika dan tidak menggurui.
Beberapa film religi yang berwajah dakwah islam : Kun Fayakun (Yusuf
Mansyur), Mengaku Rasul (Helfi Kardit), film asingnya : Robinhood : Prince Of
Thieves (Kevin Reynold,1991), dll.
Keempat yaitu Internet. Setidaknya ada tiga metode dakwah
melalui internet, yaitu pertama,
menggunakan website. Dengan ini telah dilakukan oleh banyak organisasi Islam
dan tokoh-tokoh ulama dan dianggap lebih fleksibel dan luas jika di bandingkan
dengan dua fasilitas berikutnya. Contoh : moslemworld.co.id, myquran.com, dll. Kedua dengan menggunakan Mailing List,
dengan mengajak diskusi keagamaan atau mengirim pesan-pesan moral kepada
seluruh anggotanya. Contoh: pesantren@yahogroup.com, Tafsir-Quran@yahoogroup.com,
dll. Ketiga dengan Chatting yaitu
untuk berinteraksi secara langsung.
Kelima
yaitu dengan Musik. Banyak seniman yang berdakwah menyebarkan ilmu terutama
religi islam seperti Bimbo, Rhoma Irama, Opick, dll. Meski lagunya tidak menggunakan
idiom-idiom agama, substansinya tampak sejalan dengan agama. Hal ini menjadi
perhatian kaum muslim untuk mendorong kawula muda agar bersatu dal mmembangun
negeri ini.[4]
Keenam
yaitu tekhnik konseling Islam pada siaran langsung. Siaran langsung atau live
event adalah suatu kegiatan program yang
dilakukan secara langsung tanpa melalui media studio rekaman, dimana
semua peristiwa tersebut terjadi pada tempat kejadian yang sesuai dengan
kenyataannya, tanpa melalui rekayasa fasilitas pengeditan misalnya pada Hari
Isra’ Mi’raj, hari Idul Fitri, dll. Di dalam masyarakat agama Islam konseling
adalah suatu alat peragaan untuk bisa membantu, membukakan wawasan,
meningkatkan potensi serta mengembangkan kemampuan seseorang di dalam memahami
permasalahan yang ada pada dirinya sendiri dan di dalam ajaran agama islampun
tidak diperkenankan suatu sistem pemaksaan, atau menghakimi. [5]
Demikianlah
yang terjadi jika media sudah menyusun agendanya, mereka akan memberi penekanan
pada isu yang dianggap penting dan mengecilkan informasi yang lain yang mungkin
sesungguhnya tidak kalah dibutuhkan oleh masyarakat. Masyarakat terkadang juga
melihat bahwa suatu isu memang penting karena dimunculkan oleh media dengan
frekuensi dan intensitas yang tinggi.[6]
C.
Hadist yang terkait dengan menyebarkan ilmu ke kalangan
eksternal
عَنْ سَعِيْدِ بْنِ جُبَيْرٍ عَنْ اِبْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ الله ُعَنْهُمَا
قَالَ: (لَمَّا نَزَلَتْ: وَأَنْذِرْ عَشِيْرَتَكَ اْلاَقْرَبِيْنَ وَرَهْطَكَ
مِنْهُمُ اْلمُخْلَصِيْنَ خَرَجَ رَسُوْلُ الله ِصَلَّى الله ُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
حَتَّى صَعِدَ الصَّفَا فَهَتَفَ يَاصَبَاحَاهْ فَقَالُوْا: مَنْ هَذَا؟
فَاجْتَمَعُوْ إِلَيْهِ فَقَالَ أَرَأَيْتُمْ إِنْ أَخْبَرْ تُكُمْ أَنَّ خَيِلاً
تَخْرُجُ مِنْ سَفْحِ هَذَا الْجَبَلِ َاكُنْتُمْ مُصَدِّقِيَّ قَالُوا
مَاجَرَّبْنَا عَلَيْكَ كَذِبً قَالَ فَإِنِّي نَذِيْرٌ لَكُمْ بَيْنَ يَدَيْ
عَذَابٍ شَدِيْدٍ قَالَ أَبُوْلَهَبٍ تَبَّالَكَ مَاجَمِعْتَنَا إِلاَّ لِهَذَا؟
ثُمَّ قَامَ فَنَزَلَتْ:(تَبَّتْ يَدَا أَبِيْ لَهَبٍ وَتَبَّ), وَقَدْ تَبَّ.
هَكَذَا قَرَأَهَا الأَعِمَشُ يَوْمَئِذٍ . (رواه البخارى فى الصحيح, كتاب تفسير
القرآن الكريم, باب تباب خسران تتبيب تدمير)
“Dari Sa’id bin Jubair, dari Ibnu Abbas RA, dia berkata, “Ketika turun ‘Dan
berilah peringatan keluargamu yang paling dekat, dan kelompokmu di antara
mereka yang ikhlash’, Rasulullah SAW keluar hingga naik ke shafa, lalu berteriak,
‘ya shabahaah’. Mereka bersabda, ‘Siapa ini?’ Mereka pun berkumpul kepadanya.
Beliau bersabda,’ Bagaimana pendapat kalian jika aku mengabarkan bahwa pasukan
berkuda keluar dari balik bukit ini, apakah kalian membenarkanku?’ Mereka
berkata, ‘Kami tidak pernah mencoba dusta kepadamu’. Beliau bersabda,
Sesungguhnya aku adalah pemberi peringatan dihadapan adzab yang pedih’. Abu
Lahab berkata, Binasalah kamu, kamu tidak mengumpulkan kami kecuali untuk ini?’
Kemudian dia berdiri. Maka turunlah ayat, ‘Binasalah kedua tangan Abu Lahab dan
sesungguhnya dia akan binasa’, yakni sungguh binasa. Demikian dibaca oleh Al
A’masy pada hari itu”. (HR. Bukhori).
Mufrodat :
فَهَتَفَ :
Lalu Berteriak
خَيِلاً :
Pasukan Berkuda
نَذِيْرٌ : Pemberi Peringatan
اَخْبَرَ : Mengabarkan
تَبَّتْ : Binasalah
D.
Refleksi dan analisa kehidupan
Kebutuhan
ilmu untuk masyarakat umum atau semua manusia sangat penting ke eksistensianya
karena ilmu itu merupakan wujud keberhasilan hidup didunia maupun di akherat
kelak. Dalam perkembangannya ilmu tidak serta merta hanya berkembang di wilayah
intern saja. Wilayah eksternpun juga harus di ikut sertakan karena itu juga
merupakan hal yang bisa mengubah kepribadian atau cara berfikir masyarakat itu
sendiri.
Media
publik harus bisa membantu membuat pemikiran masyarakat menjadi kritis, postif,
kreatif, dan sabar. Ini sangat besar pengaruhnya untuk masyarakat. Media publik
ini juga memiliki pengaruh positif maupun negatif. Pengaruh positif di sini
misalnya ketika sekelompok atau seseorang yang menonton film religi, mereka
akan mengaplikasikan ke dalam dunia yang nyata tentang kebaikan dari film yang
di tonton tadi. Pengaruh negatifnya juga ada, namun disini kita kembali kepada
kesadaran dalam cara berfikir dan menela’ah suatu materi ataupun problematika
yang ada. Karena kalau kita tidak ada bekal dari diri sendiri, maka kita akan
terjebak dalam ilmu atau pemikiran yang salah, sebaliknya mengingat media
publik itu memiliki segudang efek bagus dan tidak bagus, maka ketika kita
memiliki bekal yang cukup maka kita bisa menyaring ilmunya dari penyebaran ilmu
di berbagai media publik.
E.
Aspek Tarbawi
1.
Pendidik harus memahami apa yang dibutuhkan peserta didik.
2.
Pendidik harus mampu memiliki kriteria membangun untuk peserta didiknya
baik itu bakat, potensi, ataupun karakter.
3.
Guru harus bisa menjadi contoh untuk berbuat atau melakukan sesuatu.
4.
Guru dituntut berkreatif dan kreasi agar peserta didik tidak jenuh dan
tidak bosan.
KESIMPULAN
Dalam mempelajari
beberapa pembahasan diatas tentang penyebaran ilmu dari berbagai media, kita
bisa mengambil banyak manfaat. Yang dimana manfaat itu kita bisa di
implementasikan ke dalam kehidupan sehari-hari.
Beberapa manfaat yang
bisa kita petik :
1.
Memperluas wawasan.
2.
Bisa menjadi tempat saling bertukar pikiran atau informasi.
3.
Mempermudah dalam mencari dan mengembangkan ilmu.
4.
Bisa berdakwah tanpa tatap muka atau jarak jauh,
5.
Bisa me-manage waktu, bisa untuk belajar kapan dan dimana saja, dll
DAFTAR PUSTAKA
Bungin, Burhan.2008. Konstruksi
Sosial Media Massa, Jakarta: Prenada Media Group
Tamburaka, Apriadi.2012.
Agenda Setting Media Massa, Jakarta: PT Rajagrafindo Persada
Saiful Ma’arif,
Bambang.2010. Komunikasi Dakwah, Bandung: Simbiosa Rekatama Media
Arifin, Eva.2010. Teknik
Konseling di media massa, Yogyakarta: Graha Ilmu
Santoso, Edi. 2010. Teori
Komunikasi, Yogyakarta: Graha Ilmu
http//:www.Isma-ismi.com/pengertian-ilmu.html
Profil Penulis Makalah
·
Nama : Wahyu
Hidayat
·
TTL :
Batang, 3 November 1992
·
Riwayat Pendidikan : 1. SD N 01
Pangempon
2. MADIN Miftahul Huda Pangempon
3. SMP N 01 Bawang
4. SMA N 01 Bawang
[4] Dr. Bambang Saiful
Ma’arif, Komunikasi Dakwah, Bandung, Simbiosa Rekatama Media, 2010, hlm 158-179
Tidak ada komentar:
Posting Komentar