Laman

new post

zzz

Kamis, 05 Maret 2015

L-4-a : WAHYU HIDAYAT



Menyebarkan Ilmu ke kalangan Eksternal
Mata kuliah     :  Hadist Tarbawi II 
Di Susun Oleh : 
 Wahyu Hidayat   (2021213004)
KELAS PAI L

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ( PAI )
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI ( STAIN )
PEKALONGAN
2015



KATA PENGANTAR
     
Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Alhamdulillah, Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan kenikmatan kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah dengan judul Menyebarkan ilmu ke kalangan eksternal” ini dengan lancar dan tanpa suatu halangan apapun. Shalawat serta Salam semoga terus tercurahkan kepada Nabi Agung Muhammad SAW, yang merupakan satu-satunya Nabi yang dapat mensyafa’ati umatnya di hari kiamat kelak.
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kelancaran penyelesaian makalah ini, kami menyadari bahwa makalah ini tidak akan terwujud tanpa bantuan dan dukungan dari teman-teman.
Kami juga menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna, karena kesempurna’an hanya milik Allah SWT semata. Untuk itu kami mengharapkan saran dan kritikan yang sifatnya membangun, sehingga kami dapat memperbaiki makalah kami menjadi lebih layak untuk dibaca, dan dapat memberikan manfaat bagi pembaca.
Demikian yang dapat kami sampaikan, kami mohon ma’af apabila dalam makalah ini ada kata-kata yang kurang berkenan di hati pembaca. Semoga makalah ini bermanfa’at bagi semua pihak, baik di dunia maupun di akhirat.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb.
                                               
Pekalongan, 10 Maret 2015


Penulis




PENDAHULUAN

Dalam masa kini para mahasiswa atau banyak kalangan yang belum paham betul akan arti pentingnya ilmu. Karena ilmu itu juga memiliki peran penting ketika masyarakat ataupun seseorang dihadapkan pada permasalahan baik yang bersifat manusia ataupun berwujud kepada sang Ilahi.
Oleh karena itu dalam makalah ini, kami akan membahas lebih lanjut sedikit pengertiannya dalam mata kuliah Hadist Tarbawi II. Hadist Tarbawi II ini memiliki fungsi seperti alat untuk menuju ilmu yang benar. Namun sejatinya juga untuk menyempurnakan isi-isi yang ada pada Al-Qur’an dan kehidupan manusia dalam kesehariannya.
Dalam pembahasan kali ini, kami akan menjelaskan sedikit ilmu yang berhubungan dengan penyebaran ilmu, yaitu ke kalangan eksternal. Menyebarkan ilmu ke kalangan eksternal merupakan salah satu cara menyebarkan ilmu agar tidak berkembang di kalangan intern saja. Contohnya lewat media massa seperti komunikasi dakwah, tekhnik konseling, dll.
            Untuk mencapai masyarakat teknologi, maka suatu masyarakat harus memiliki sistem teknologi yang baik (Denis Goulet, 1977: 7). Dengan demikian maka beberapa fungsi media teknologi adalah kunci utama perubahan masyarakat. Teknologi secara fungsional telah menguasai masyarakat, bahkan pada fungsi yang substansional, seperti mengatur beberapa sistem norma di masyarakat, umpamanya sistem lalu lintas di jalan raya, sistem komunikasi, dsb.[1]
Merujuk pada keterangan di atas. Jadi, Hadist Tarbawi II disini sangat memberikan peranan yang cukup besar dalam perkembangan ilmu. Oleh karena itu penulis akan membahas makalah tentang pentingnya menyebarkan ilmu ke kalangan eksternal.


PEMBAHASAN

A.      Pengertian Ilmu, dan media massa
Menurut bahasa, arti kata ilmu berasal dari bahasa Arab (ilm) , bahasa latin (science) yang berarti tahu atau memahami. Sedangkan menurut istilah ilmu adalah pengetahuan yang sistematis atau ilmiah. Jadi secara umum, Pengertian ilmu adalah kumpulan proses kegiatan terhadap suatu kondisi dengan menggunakan berbagai cara, alat, prosedur, dan metode ilmiah lainnya guna menghasilkan pengetahuan ilmiah yang analisis, objektif, empiris, sistematis dan verifikatif.[2]
Media adalah alat untuk memindahkan pesan dari sumber kepada penerima. Istilah media banyak digunakan dengan sebutan berbeda, misalnya saluran, alat, atau channel. Sedangkan massa adalah institusi yang menghubungkan seluruh unsur masyarakat satu dengan yang lainnya dengan melalui produk media massa yang dihasilkan. Jadi media massa adalah institusi yang menghubungkan seluruh unsur masyarakat satu dengan lainnya dengan melalui produk media massa dihasilkan.
Secara spesifik institusi media massa adalah:
1.        Sebagai saluran produksi ddan distribusi konten simbolis,
2.        Sebagai institusi publik yang bekerja sebagai aturan yang ada,
3.        Keikutsertaan baik sebagai pengirim atau penerima sukarela,
4.        Menggunakan standar profesional dan birokrasi, dan
5.        Media sebagai perpanduan antara kebebasan dan kekuasaan.[3]

B.       Berbagai macam media penyebaran ilmu ke eksternal
Pertama dari media cetak. Dalam upaya memperoleh sambutan positif dari masyarakat, media massa muslim juga telah memberikan layanan dan kualitas yang bisa diandalkan. Contoh, dalam surat kabar Republika setiap jumat ada suplemen Tabloid Republika: Dialog Jum’at.
Media massa perlu terus mendapat dukungan umat islam. Hingga saat ini belum ada media massa cetak islami yang dapat bertahan hingga 50 tahun. Untuk yang terakhir misalnya, Jurnal Ulumul Qur’an bisa bertahan sampai 5 tahun, sedangkan Majalah GOZian bertahan tidak lebih dari 3 edisi saja.
Kedua media elektronik. Media komunikasi massa meliputi media cetak, elektronik, dan internet (multimedia). Media cetak seperti koran, majalah, tabloid, dan buku memiliki karakter yang perlu dipahami agar dapat mengoptimalkan penggunaannya. Sementara itu, media massa elektronik ( televisi dan radio) serta multimedia (internet) berkembang cepat dalam proses menyebarluaskannya.
Dakwah Islam pada hakekatnya adalah amar ma’ruf nahyi munkar yang diimplementasikan pada berbagai lini kehidupan dan disalurkan melalui berbagai media komunikasi termasuk media massa.
Saat komunikasi dakwah berlangsung, ia disisipi oleh iklan atau pesan-pesan sponsor. Ustadnyapun didekati dengan mempromosikan produk suatu perusahaan. Interaksi ini adalah suatu keniscayaan dalam kehidupan sosial yang di tengarai kuatnya arus modal menyelusup dalam kehidupan agama.
Ketiga yaitu Film. Film sebagai komunikasi dakwah perlu memiliki standar untuk bisa disebut dengan “film bertema religi”. Melalui film, ajaran agama disampaikan secara lebih menarik, tidak membosankan, tidak bersifat retorika dan tidak menggurui.  Beberapa film religi yang berwajah dakwah islam : Kun Fayakun (Yusuf Mansyur), Mengaku Rasul (Helfi Kardit), film asingnya : Robinhood : Prince Of Thieves (Kevin Reynold,1991), dll.
Keempat yaitu Internet. Setidaknya ada tiga metode dakwah melalui internet, yaitu pertama, menggunakan website. Dengan ini telah dilakukan oleh banyak organisasi Islam dan tokoh-tokoh ulama dan dianggap lebih fleksibel dan luas jika di bandingkan dengan dua fasilitas berikutnya. Contoh : moslemworld.co.id, myquran.com, dll. Kedua dengan menggunakan Mailing List, dengan mengajak diskusi keagamaan atau mengirim pesan-pesan moral kepada seluruh anggotanya. Contoh: pesantren@yahogroup.com, Tafsir-Quran@yahoogroup.com, dll. Ketiga dengan Chatting yaitu untuk berinteraksi secara langsung.
Kelima yaitu dengan Musik. Banyak seniman yang berdakwah menyebarkan ilmu terutama religi islam seperti Bimbo, Rhoma Irama, Opick, dll. Meski lagunya tidak menggunakan idiom-idiom agama, substansinya tampak sejalan dengan agama. Hal ini menjadi perhatian kaum muslim untuk mendorong kawula muda agar bersatu dal mmembangun negeri ini.[4]
Keenam yaitu tekhnik konseling Islam pada siaran langsung. Siaran langsung atau live event adalah suatu kegiatan program yang  dilakukan secara langsung tanpa melalui media studio rekaman, dimana semua peristiwa tersebut terjadi pada tempat kejadian yang sesuai dengan kenyataannya, tanpa melalui rekayasa fasilitas pengeditan misalnya pada Hari Isra’ Mi’raj, hari Idul Fitri, dll. Di dalam masyarakat agama Islam konseling adalah suatu alat peragaan untuk bisa membantu, membukakan wawasan, meningkatkan potensi serta mengembangkan kemampuan seseorang di dalam memahami permasalahan yang ada pada dirinya sendiri dan di dalam ajaran agama islampun tidak diperkenankan suatu sistem pemaksaan, atau menghakimi. [5]
Demikianlah yang terjadi jika media sudah menyusun agendanya, mereka akan memberi penekanan pada isu yang dianggap penting dan mengecilkan informasi yang lain yang mungkin sesungguhnya tidak kalah dibutuhkan oleh masyarakat. Masyarakat terkadang juga melihat bahwa suatu isu memang penting karena dimunculkan oleh media dengan frekuensi dan intensitas yang tinggi.[6]





C.      Hadist yang terkait dengan menyebarkan ilmu ke kalangan eksternal
عَنْ سَعِيْدِ بْنِ جُبَيْرٍ عَنْ اِبْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ الله ُعَنْهُمَا قَالَ: (لَمَّا نَزَلَتْ: وَأَنْذِرْ عَشِيْرَتَكَ اْلاَقْرَبِيْنَ وَرَهْطَكَ مِنْهُمُ اْلمُخْلَصِيْنَ خَرَجَ رَسُوْلُ الله ِصَلَّى الله ُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حَتَّى صَعِدَ الصَّفَا فَهَتَفَ يَاصَبَاحَاهْ فَقَالُوْا: مَنْ هَذَا؟ فَاجْتَمَعُوْ إِلَيْهِ فَقَالَ أَرَأَيْتُمْ إِنْ أَخْبَرْ تُكُمْ أَنَّ خَيِلاً تَخْرُجُ مِنْ سَفْحِ هَذَا الْجَبَلِ َاكُنْتُمْ مُصَدِّقِيَّ قَالُوا مَاجَرَّبْنَا عَلَيْكَ كَذِبً قَالَ فَإِنِّي نَذِيْرٌ لَكُمْ بَيْنَ يَدَيْ عَذَابٍ شَدِيْدٍ قَالَ أَبُوْلَهَبٍ تَبَّالَكَ مَاجَمِعْتَنَا إِلاَّ لِهَذَا؟ ثُمَّ قَامَ فَنَزَلَتْ:(تَبَّتْ يَدَا أَبِيْ لَهَبٍ وَتَبَّ), وَقَدْ تَبَّ. هَكَذَا قَرَأَهَا الأَعِمَشُ يَوْمَئِذٍ . (رواه البخارى فى الصحيح, كتاب تفسير القرآن الكريم, باب تباب خسران تتبيب تدمير)
“Dari Sa’id bin Jubair, dari Ibnu Abbas RA, dia berkata, “Ketika turun ‘Dan berilah peringatan keluargamu yang paling dekat, dan kelompokmu di antara mereka yang ikhlash’, Rasulullah SAW keluar hingga naik ke shafa, lalu berteriak, ‘ya shabahaah’. Mereka bersabda, ‘Siapa ini?’ Mereka pun berkumpul kepadanya. Beliau bersabda,’ Bagaimana pendapat kalian jika aku mengabarkan bahwa pasukan berkuda keluar dari balik bukit ini, apakah kalian membenarkanku?’ Mereka berkata, ‘Kami tidak pernah mencoba dusta kepadamu’. Beliau bersabda, Sesungguhnya aku adalah pemberi peringatan dihadapan adzab yang pedih’. Abu Lahab berkata, Binasalah kamu, kamu tidak mengumpulkan kami kecuali untuk ini?’ Kemudian dia berdiri. Maka turunlah ayat, ‘Binasalah kedua tangan Abu Lahab dan sesungguhnya dia akan binasa’, yakni sungguh binasa. Demikian dibaca oleh Al A’masy pada hari itu”. (HR. Bukhori).



Mufrodat :
فَهَتَفَ            : Lalu Berteriak
خَيِلاً              : Pasukan Berkuda
 نَذِيْرٌ                 : Pemberi Peringatan
اَخْبَرَ                  : Mengabarkan
تَبَّتْ                  : Binasalah
  
D.      Refleksi dan analisa kehidupan
Kebutuhan ilmu untuk masyarakat umum atau semua manusia sangat penting ke eksistensianya karena ilmu itu merupakan wujud keberhasilan hidup didunia maupun di akherat kelak. Dalam perkembangannya ilmu tidak serta merta hanya berkembang di wilayah intern saja. Wilayah eksternpun juga harus di ikut sertakan karena itu juga merupakan hal yang bisa mengubah kepribadian atau cara berfikir masyarakat itu sendiri.
Media publik harus bisa membantu membuat pemikiran masyarakat menjadi kritis, postif, kreatif, dan sabar. Ini sangat besar pengaruhnya untuk masyarakat. Media publik ini juga memiliki pengaruh positif maupun negatif. Pengaruh positif di sini misalnya ketika sekelompok atau seseorang yang menonton film religi, mereka akan mengaplikasikan ke dalam dunia yang nyata tentang kebaikan dari film yang di tonton tadi. Pengaruh negatifnya juga ada, namun disini kita kembali kepada kesadaran dalam cara berfikir dan menela’ah suatu materi ataupun problematika yang ada. Karena kalau kita tidak ada bekal dari diri sendiri, maka kita akan terjebak dalam ilmu atau pemikiran yang salah, sebaliknya mengingat media publik itu memiliki segudang efek bagus dan tidak bagus, maka ketika kita memiliki bekal yang cukup maka kita bisa menyaring ilmunya dari penyebaran ilmu di berbagai media publik.

E.       Aspek Tarbawi
1.        Pendidik harus memahami apa yang dibutuhkan peserta didik.
2.        Pendidik harus mampu memiliki kriteria membangun untuk peserta didiknya baik itu bakat, potensi, ataupun karakter.
3.        Guru harus bisa menjadi contoh untuk berbuat atau melakukan sesuatu.
4.        Guru dituntut berkreatif dan kreasi agar peserta didik tidak jenuh dan tidak bosan.





















KESIMPULAN

Dalam mempelajari beberapa pembahasan diatas tentang penyebaran ilmu dari berbagai media, kita bisa mengambil banyak manfaat. Yang dimana manfaat itu kita bisa di implementasikan ke dalam kehidupan sehari-hari.
Beberapa manfaat yang bisa kita petik :
1.        Memperluas wawasan.
2.        Bisa menjadi tempat saling bertukar pikiran atau informasi.
3.        Mempermudah dalam mencari dan mengembangkan ilmu.
4.        Bisa berdakwah tanpa tatap muka atau jarak jauh,
5.        Bisa me-manage waktu, bisa untuk belajar kapan dan dimana saja, dll




















DAFTAR PUSTAKA


Bungin, Burhan.2008. Konstruksi Sosial Media Massa, Jakarta: Prenada Media Group
Tamburaka, Apriadi.2012. Agenda Setting Media Massa, Jakarta: PT Rajagrafindo Persada
Saiful Ma’arif, Bambang.2010. Komunikasi Dakwah, Bandung: Simbiosa Rekatama Media
Arifin, Eva.2010. Teknik Konseling di media massa, Yogyakarta: Graha Ilmu
Santoso, Edi. 2010. Teori Komunikasi, Yogyakarta: Graha Ilmu
http//:www.Isma-ismi.com/pengertian-ilmu.html




















i.jpg
 












Profil Penulis Makalah

·         Nama                           : Wahyu Hidayat
·         TTL                             : Batang, 3 November 1992
·         Riwayat Pendidikan   : 1. SD N 01 Pangempon
  2. MADIN Miftahul Huda Pangempon
  3. SMP N 01 Bawang
  4. SMA N 01 Bawang









[1] M. Burhan Bungin, Konstruksi Sosial Media Massa, Jakarta, PRENADA MEDIA GROUP, 2008, hlm
[2] Isma-ismi.com/pengertian-ilmu.html 5 Maret 2015, jam 12:00
[3] Apriadi Tamburaka, Agenda Setting Media Massa, Jakarta, PT RAJAGRAFINDO PERSADA, 2013, hlm 9-13
[4] Dr. Bambang Saiful Ma’arif, Komunikasi Dakwah, Bandung, Simbiosa Rekatama Media, 2010, hlm 158-179
[5] Eva Arifin, Tekhnik Konseling di media massa, Yogyakarta, Graha Ilmu, 2010, hlm 110
[6] Edi Santoso, Mite Setiansah, Teori Komunikasi, Yogyakarta, Graha Ilmu, 2010, hlm 87

Tidak ada komentar:

Posting Komentar