MENYEBARKAN
ILMU KE KALANGAN INTERNAL
Mata Kuliah: Hadis
Tarbawi II
Disusun Oleh:
Parihun
(2021213018)
KELAS L
JURUSAN TARBIYAH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
PEKALONGAN
2015
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan
kehadirat-Mu ya Allah atas segala karunia, nikmat, hidayah-Nya yang engkau
anugerahkan kepada kami, sehingga kami dapat menyusun makalah dengan judul
“Menyebarkan Ilmu Kekalangan Internal”. Semoga makalah ini nantinya dapat bermanfaatkan
bagi yang membacanya dan yang mempelajarinya dalam proses belajar mengajar.
Dalam upaya meningkatkan kualitas
proses dan hasil belajar para siswa disetiap jenjang dan tingkat pendidikan
perlu diwujudkan agar diperoleh kualitas sumber daya manusia indonesia yang
dapat menunjang pembangunan nasional. Upaya tersebut menjadi tugas dan tanggung
jawab semua tenaga pendidikan. Oleh sebab itu kami mengupayakan peningkatan
kualitas pendidikan yang lebih baik banyak dilakukan para guru dalam melaksakan
tugas dan tanggung jawabnya sebagai pendidik dan pengajar.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi telah membawa perubahan yang sangat signifikan terhadap berbagai
dimensi kehidupan manusia, baik dalam ekonomi, sosial, budaya maupun
pendidikan. Oleh karena itu agar pendidik tidak tertinggal dari perkembangan
iptek tersebut perlu adanya penyesuaian-penyesuaian, terutama sekali yang
berkaitan dengan fakto-faktor pengajaran disekolah.
Kami sadar betul bahwa makalah ini
masih jauh dari harapan karena kami juga masih belajar, oleh sebab itu kami
mohon maaf yang setulus-tulusnya dan sekaligus mengucapkan banyak-banyak terima
kasihkepada siapa saja, tanpa terkecuali kepada para pembaca makalah ini.
Penyusun
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembelajaran pada
dasarnya adalah suatu proses komunikasi yang melibatkan guru sebagai sumber
informasi dan siswa sebagai penerimanya. Media komunikasi pembelajaran
adalah segala sesuatu yang dapat
digunakan agar komunikasi berjalan secara efektifdan efesien. Artinya media
komunikasi diperuntukkan agar penerima pesan agar menagkap secara benar dan
utuh segala informasi yang disampaikan sebagai pesan pembelajaran.
Penggunaan media
pengajaran dapat mempertinggi kualitas proses belajar mengajar yang pada akhirnya
dapat meningkatkan kualitas hasil belajar para siswa. Perkembangan ilmu dan
teknologi menuntut tiap-tiap bidang keilmuan adanya ketepatan konsepsi,
akseptabilitas konsepsi itu dikalangan yang luas, serta dapat diterapkannya
konsepsi tersebut falam memecahkan berbagai masalah yang kita hadapi dalam
proses balajar mengajar.
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Media
Secara harfiah
kata media memeilki arti “perantara” atau “pengantar”. Association for
Education and Communication Technology (AECT) mendefinisikan media yaitu
segala bentuk yang digunakan untuk suatu proses penyaluran informasi. Sedangkan
Education Association (EA) mendefinisikan sebagai benda yang dapat
dimanipulasikan, dilihat, didengar, dibaca atau dibicarakan beserta instrumen
yang dipergunakan dengan baik dalam kegiatan belajar mengajar.
Dari
definisi-definisi tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa pengertian media
merupakan sesuatu yang bersifat menyalurkan pesan dan dapat merangsang pikiran,
perasaan, dan kemudian audien (siswa) sehingga dapat mendorong terjadinya
proses belajar pada dirinya[1].
B. Perkembangan Media Pembelajaran
1.
Bahasa sebagai Media
Penbelajaran
Pada awalnya
mengajar dianggap seabagai proses penyampaiaan materi pelajaran dari seorang
guru pada sekelompok siswa. Dengan demikian dalam proses pembelajaran bahasa
verbal merupakan media utama yang digunakan guru. Artinya guru telah mengajar
kalau ia telah berceramah, dan guru dianggap tidak mengajar manakala tidak
berceramah. Hal ini disebabkan beberapa alasan antaranya:
a.
materi pelajaran atau
informasi yang menjadi bahan pelajaran yang harus disampaikan masih sangat
terbatas.
b.
Belum ditemukannya
alat-alat komunokasi yang dapat membantu penyampaian pesan[2].
c.
Pemahaman terhadap peserta
didik sebagai organisme yang unik dan sedang berkembang masih sangat kurang.
2.
Media sebagai Alat Bantu
Mengajar
Menyampaikan
materi pelajaran dengan hanya mengandalkan bahasa verbal tidak selamanya
berjalan dengan afektif. Maka perkembangan selanjutnya media difungsikan sebagai
alat bantu penyampaiaan pesan seorang guru pada siswa yang kemudia dikenal
dengan teaching aid. Ditemukannya mesin cetak yang memungkinkan pesan atau
informasi pembelajaran dapat disampaikan melalui bahasa tulisan, menguatkan
media cetak untuk membantu guru dalam pengelolaan pembelajaran. Namun demikian,
orientasi penggunaan media masih tetap terhadap pada guru. Artinya, media
sebagai alat bantu disandingkan denagn penggunaan bahasa verbal untuk
mempermudah penyampaian bahan pelajaran agar pembelajaran lebih dinamis dan
penyampaian materi lebih sistematis, sehingga memudahkan guru proses
penyampaian pesan.
3.
Media sebagi Alat Peraga
Kemajuan ilmu
pengetahuan khususnya pada bidang kominokasi, mempengaruhi pula terhadap
pemahaman proses penyampaian informasi sebagai proses komunokasi. Artinya
mengajar bukan hanya sekedar menyampaikan pesan, akan tetapi bagaimana pesan
itu dipahami secara benar oleh peserta
didik. Tujuan utama teaching aid sebagai alat peraga diantaranya:
a.
Untuk memberikan pengalaman
konkret pada siswa sehingga dapat menghindari gejala verbalisme.
b.
Untuk menghindari kesalahan
interpretasi dari siswa ssebagai penerima pesan pembelajaran.
c.
Untuk meningkatkan daya
serap siswa terhadap informasi atau materi yang disampaikan guru[3].
4.
Audio Visual Aid (AVA)
sebagai Media
Perkembangan ilmu
pengetahuan yang semakin kompleks menuntut senakin luas pula informasi yang
harus disampaikan pada peserta didik. Demmikian juga dengan perkembangan audio
visual pada pertengahan abad 20 mempengaruhi penggunaan teaching aid yang digunakan
guru. Dalam proses pengajaran guru tidak lagi menggunakan benda-benda yang
dapat dilihat saj tetapi dilengkapi
dengan audio visual aid (AVA). Berbagai macam alat yang dapat memberikan
informasi atau pesan audio digunakan guru untuk meningkatkan motivasi balajar
siswa seperti slide suara film dsb.
5.
Media sebagai Penyalur
Pesan
Perkembangan
teori komunikasi mempengaruhi alat banti (AVA) yang digunakan guru. Mengajar
dianggap sebagai proses komunikasi antara guru sebagai sumber pesan dan siswa
sebagai penerima pesan. Bahkan lebih jauh dari itu , suatu proses kominikasi
dikatakan efektif manakala pesan yang disampaikan dapat dipahami oleh siswa
dengan baik. Teori komunikasi semacam itulah yang kemudian menempatkan AVA
tidak lagi difungsikan sebagai alat bantu guru dalam mengajar akan tetapi juga
sebagai alat untuk menyalurkan pesan, agar pesan itu dipahami secara optimal
oleh penerima pesan yaiti siswa.
6.
Media sebagai Sumber
Belajar
Siwa merupakan
pusat aktivitas yang dijadikan sebagai pertimbangan utama dalam pengemasan
media pembelajaran. Media pembelajaran tidak lagi difungsikan sebagai penyalur
pesan belaka, akan tetapi lebih dari itu yakni sebagai sumber belajar untuk
mencapai tujuan pembelajaran. Media pembelajaran dirancang berdasarkan analisis
kebutuhan. Dengan demikian kebutuhan siswa merupakan titik pangkal produksi media pembelajaran[4].
C. Fungsi Media Pembelajaran
Levie dan Lentz (1982) mengemukakan empat fungsi media pembelajaran
khususnya media visual yaitu:
1.
Fungsi atensi dalam media
pembelajaran, yaitu menarik dan mengarahkan perhatian siswa untuk
berkonsentrasi kepada isi pelajaran yang berkaitan dengan makna visual yang
ditampilkan atau menyertai teks materi pelajaran.
2.
Fungsi afektif media pembelajaran dapat terlihat dari
tingkat kenikmatan siswa ketika belajar (membaca) teks yang bergambar. Karena
gambar atau lambang visual dapat menggugah emosi dan sikap siswa.
3.
Fungsi kognitif media
pembelajaran terlihat dari temuan-temuan penelitian yang mengungkapkan bahwa
lambang visual atau gambar memperlancar pencapaian tujuan untuk memahami dan
mengingat informasi atau pesan yang terkandung dalam gambar.
4.
Fungsi kompensatoris media
pembelajaran terlihat dari hasil penelitian bahwa media visual yang memeberikan
konteks untuk memahami teks membantu siswa yang lemah dalam membaca untuk
mengorganisasikan informasi dalam teks dan mengingat kembali[5].
D. Bentuk-bentuk Media Pembelajaran
1.
Media Grafis
Dalam konteks media
pembelajaran, media grafis adalah media yang dapat mengomunikasikan data dan
fakta, gagasan serta ide-ide melalui gambar dan kata-kata[6].
a.
Bagan
Bagan atau chart
adalah media grafis untuk menyajikan pesan pembelajaran dengan mengombinasikanunsur
tulisan, gambar dan foto menjadi kesatuan yang bermakna dengan maksud untuk
menyederhanakan bahan pelajaran yang kompleks agar mudah dipahami[7].
b.
Karikatur
Karikatur atau
kartun adalah media grafis untuk mengungkapkan ide atau sikap dan pandangan
terhadap seseorang, kondisi, kejadian atau situasi tertentu.
c.
Poster
Poster adalah
media yang digunakan untuk menyampaikan suatu informasi, saran atau ide-ide
tertentu sehingga dapat merangsang keinginan yang melihatnya.
d.
Grafik
Grafik adalah
media grafis yang dapat memvisualisasikan perkembangan atau keadaan tertentu
secara sedarhana dan ringkas melalui garis dan gambar[8].
e.
Gambar atau Foto
Gambar atau foto
adalah media pembelajaran yang sering digunakan. Media ini merupakan bahasa
umum, dapat dimengerti, dan dinikmati oleh semua orang dimana-mana[9].
2.
Media presentasi
Presentasi merupakan
metode pembelajaran dengan cara penyampaian melalui penjelasan informasi oleh
penyampai pesan (dosen, guru, instruktur atau mahasiswa yang akan memaparkan
sesuatu baik ide, gagasan ataupun penemuan).
a.
Papan tulis
Papan tulis
merupakan alat bantu yang digunakan sebagai media memperjelas pesan yang hendak
disampaikan agar dapat lebih dimengerti. Papan tulis merupakan alat bantu yang
sejak dulu sampai sekarang masih diguanakan[10].
b.
Presentasi dengan komputer
Dewasa ini
komputer merupakan alat bantu yang banyak digunakan dalam proses pembelajaran,
mempresentasikan sesuatu ide/gagsan baru menggunakan komputer dapat lebih
menarik dibandingkan alat bantu yang lain[11].
c.
Overhead Projektor (OHP)
Sistem OHP
menunjukan kemajuan yang pesat sekali dalam masa dewasa ini, sehingga perangkat
audiovisual ini banyak dipakai dimana-mana. OHP adalah jenis peerangkat keras yang berfungsi untuk memproyeksikan pesan yang ditulisnya[12].
3.
Media cetak
Bagi banyak
orang, istilah media cetak biasanya bahan bacaan seperti buku, majalah,
koran. Sebenarnya masih ada yang lain yang dapat digolongakan kedalam istilah cetak
misalnya foto copy, atau hasil reproduksi sendiri. Bahan-bahan tersebut kini
banyak digunakan dalam bidang pendidikan. Karena mampu memperagakan
simbol-simbol verbal dan representasi gambar diam seperti gambar coretan
tangan, grafik, dan foto[13].
4.
Media audio
Dalam kehidupan
sehari-hari komunikasi yang bersifat audiktif sangat mendominasi kehidupan
manusia. Demikian pula dalam kegiatan pengajaran, mulai dari tingkat sekolah
dasar sampai perguruan tinggi, penggunaan komunikasi audio banyak dipergunakan.
Hasil penelitian pun menunjukan keadaan tersebut.
Pemanfaatkan
media audio dalam pengajaran terutama digunakan dalam:
a.
Pengajaran musik literary
(pembacaan sajak), dan kegiatan dokumentasi.
b.
Pengajaran bahasa asing,
apakah secara audio ataupun secara audiovisual.
c.
Pengajaran melalui radio
atau radio radio pendidikan.
d.
Paket-paket belajar untuk
berbagai jenis materi, yang memungkinkan siswa dapat melatih daya penafsiran
dalam suatu bidang studi[14].
5.
Media komputer
Dalam bagian ini
akan dibahas pemanfaatkan komputer sebagai sumber belajar yang dapat digunakan
secara individu. Terdapat beberapa potensi yang dimiliki oleh komputer sebagai
sumber belajar, yakni:
a.
Pengunaan komputer
memungkinkan peserta didik dapat secara langsung berinteraksi dengan bahan ajar
yang dipelajari.
b.
Proses belajar dapat
berlangsung secara individual sesuai dengan kemampuan belajar peserta didk.
c.
Komputer dapat menampilkan
unsur-unsur penting secara bersama, yakni unsur audio, visual dalam bentuk
grafis, animasi, film dan bentuk lainnya (multimedia) sehinnga penggunanya
daoat lebih menarik minat dan motivasi belajar.
d.
Sebagai halnya dalam
pembelajaran individual, pembelajaran melalui komputer dapat memberikan umpan
balik secara langsung dengan segera.
e.
Materi pembelajaran melalui
komputer dapat dikemas menjadi unit-unit terkecil sihingga dapat dipelajari
secara kontinu.
f.
Pembelajaran melalui
komputer memungkinkan setiap individu dapat mengakses berbagai sumber belajar
untuk menambah keyakinan kebenaran informasi atau untuk membandingkan suatu
konsep dengan konsep lainnya melalui koneksi khusus[15].
6.
Multimedia
Saat ini yang
menjadi tren dalam dunia pendidikan sehubungan dengan pemanfaatkan media adalah
dengan menggunakan berbagai media (multimedia), karena dalam media ini
merupakan kombinasi dari berbagai media yang sudah disebutkan diatas.
Multimedia ini
memberi manfaat bagi proses pembelajaran antaranya:
a.
Proses pembelajaran lebih
menarik.
b.
Interaktif.
c.
Jumlah waktu mengajar dapat
dikurangi.
d.
Sikap dan kualitas belajar
mengajar dapat ditingkatkan.
e.
Proses pembelajaran dapat
dilakukan kapan dan dumana saja[16].
E. Hadis
عَنْ أَبِي
بَكْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ : { عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ أَنَّهُ قَالَ إِنَّ الزَّمَانَ قَدِ اسْتَدَارَ كَهَيْئَتِهِ يَوْمَ
خَلَقَ اللَّهُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ السَّنَةُ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا
مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ثَلَاثَةٌ مُتَوَالِيَاتٌ ذُوالْقَعْدَةِ
وَذُوالْحِجَّةِ وَالْمُحَرَّمُ وَرَجَبٌ شَهْرُ مُضَرَ الَّذِي بَيْنَ جُمَادَى
وَشَعْبَانَ . ثُمَّ قَالَ:اَيُّ شَهْرٍ هَذَا؟ قُلْنَا: اللهُ وَرَسُوْلُهُ
اَعْلَمُ قَالَ:فَسَكَتَ حَتَّى ظَنَنَّا اَنَّهُ سَيُسَمِّيْهِ بِغَيْرِ اِسْمِهِ
,قَالَ:اَلَيْسَ ذَاالْحِجَّةِ؟ قُلْنَا: بَلَى, قَالَ:فَاَيُّ بَلَدٍ هَذَا؟
قُلْنَا : اللهُ وَرَسُوْلُهُ اَعْلَمُ, قَالَ:فَسَكَتَ حَتَّى ظَنَنَّا اَنَّهُ
سَيُسَمَّيْهِ بِغَيْرِ اِسْمِهِ ,قَالَ : اَلَيْسَ الْبَلْدَةَ؟ قُلْنَا :بَلَى,
قَالَ : فَاَيُّ يَوْمٍ هَذَا؟ قُلْنَا: اللهُ وَرَسُوْلُهُ اَعْلَمُ, قَالَ :
فَسَكَتَ حَتَّى ظَنَنَّا اَنَّهُ سَيُسَمِّيْهِ بِغَيْرِ اِسْمِهِ ,قاَلَ
:اَلَيْسَ يَوْمَ النَّحْر؟ ِقُلْنَا: بَلَى يَا رَسُوْلَ اللهِ, قَالَ : فَإِنَّ
دِمَاءَكُمْ وَ اَمْوَالَكُمْ, (قَالَ:مُحَمدٌ وَ اَحْسِبُهُ قَالَ)
وَاَعْرَاضَكُمْ حَرَامٌ عَلَيْكُمْ كَحُرْمَةِ يَوْمِكُمْ هَذَا فِي بَلَدِكُمْ
هَذَا فِي شَهْرِكُمْ هَذَا وَ سَتَلْقَوْنَ
ربكُمْ فَيَسْاَلُكَمْ عَنْ اَعْمَالِكُمْ فَلآتَرْجِعُنَ بَعْدِيْ كفارا أو ضُلَالاً
يَضْرِبُ بَعْضُكُمْ رِقَابَ بَعْضٍ. اَلَا لِيُبَلِغَ الشَاهِدُ
اْلغَائِبَ,فَلَعَلَ بَعْضُ مَنْ يُبَلِغُهُ يَكُوْنُ اَوْعَى لَهُ مِنْ بَعْضِ
مَنْ سَمِعَهُ,ثُمَّ قَالَ:اَلآ هَلْ بَلَّغْتُ؟
} (رواه مسلم فى الصحيح, كتاب
القسامة و المحاربين و القصاص و الديات, باب تغليظ تحريم الدماء و الأعراض و
الأموال)
“Diriwayatkan
dari Abu Bakrah radhiyallahu ‘anhu dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
sesungguhnya beliau telah bersabda: Sesungguhnya zaman telah berputar
sebagaimana saat Allah menciptakan langit dan bumi. Setahun itu dua belas
bulan, dan sekarang ini (saat Nabi bersabda) telah kembali kepada keadaan
semula yang Allah tetapkan di kala menciptakan langit dan bumi. Empat bulan
diantara bulan-bulan itu adalah bulan haram. Tiga diantaranya berurutan, yaitu
Dzulqa’dah, bulan berhenti dari berperang, Dzulhijjah, bulan mengerjakan haji
dan bulan Al Muharram, bulan tidak diperkenankan berperang di dalamnya. Dan
yang satu lagi berdiri sendiri yaitu Rajab Mudlar. Dikatakan Rajab Mudlar
karena merekalah yang sangat menghormati bulan ini. Tak ada seorang arab yang
berani merusakkan kehormatanya. Dia terletak antara Jumada dan Sya’ban. Lalu beliau bersabda, “Bulan apakah ini?” Kami menjawab,
“Kami tidak tahu, Allah dan Rasul-Nya yang lebih mengetahuinya.” Lalu beliau
diam sehingga kami mengira beliau akan memberinya nama lain. Beliau bersabda,
“Bukankah bulan ini adalah bulan Dzulhijjah?” Kami menjawab, “Ya, benar.” Lalu
beliau bersabda, “Negeri apakah ini?” Kami menjawab, “Kami tidak tahu, Allah
dan Rasul-Nya yang lebih mengetahuinya.” Lalu beliau diam sehingga kami mengira
beliau akan memberinya nama lain. Beliau bersabda, “Bukankah negeri ini adalah
negeri Makkah?” Kami menjawab, “Ya, benar.” Lalu beliau bersabda, “Hari
apakah ini?” Kami menjawab, “Kami tidak tahu, Allah dan Rasul-Nya yang lebih
mengetahuinya.” Lalu beliau diam sehingga kami mengira beliau akan memberinya
nama lain. Beliau bersabda, “Bukankah hari
ini adalah hari Nahr (sepuluh Dzulhijjah)?” Kami menjawab, “Ya, benar,
wahai Rasulullah.” Beliau bersabda, “Sungguh, darahmu, hartamu, dan
kehormatanmu itu haram atasmu seperti haramnya hari kamu di negeri ini dan pada
bulan kamu ini. Di hari-hari dan di bulan-bulan
haram tidak boleh dikerjakan sesuatu yang diharamkan. Mereka menyamakan hukum
merusak kehormatan hari dan bulan haram di Makkah, dengan hukum merusakan jiwa
dan kehormatan manusia. Maka dengan sabda Nabi menegaskan, bahwa mereka
diharamkan menumpahkan darah darah dan merusakkan harta orang. Dan hal itu
disamakan dengan merusakkan kehormatan hari nahar di negeri Makkah di bulan
Dzulhijjah pula. Dan kamu akan menemui Tuhanmu. Lalu
Dia akan menanyai kamu tentang segala amal perbuatan kamu
. Oleh karena itu, janganlah kamu kembali tersesat sesudahku, yaitu
sebagian kamu memenggal leher sebagian lainnya.
Hendaklah yang hadir ini menyampaikan berita ini kepada yang tidak hadir
karena bisa jadi orang yang disampaikan berita kepadanya lebih memahami dari
pada orang yang mendengarkannya.” Kemudian beliau bersabda, “Bukankah aku telah
menyampaikan (pesan ini)?”. (HR. Imam Muslim)
F.
Refleksi Hadis
Media masa merupakan sesuatu yang bersifat menyalurkan pesan
dan dapat merangsang pikiran, perasaan dan kemauan audien sehingga dapat
mendorong terjadinya proses belajar yang baik.
Salah satu contoh media masa yang dijadikan sebagai media
untuk menyebarkan ilmu adalah dengan berbicara atau berceramah dalam suatu
majlis. Seperti yang dilakukan oleh Nabi Muhammad saw. Ketika
menyampaikan ceramah-ceramahnya kepada para sahabat. Karena pada zaman
Rasulullah belum ada media masa yang berkembang seperti sekarang ini. Rasul
menekankan kepada para sahabat untuk selalu memberitahukan apa yang mereka
dengar dari Rasul kepada sahabat-sahabat lain yang tidak dapat mendengarnya
langsung ajaran-ajaran yang disampaikan Rasul saw.
Dalam perkembangan sekarang ini, media masa sangat membantu
para pendidik dalam menyampaikan pesan pembelajaran serta lebih mudah ditangkap
dan diterima peserta didik. Media publik juga merupakan sarana yang efisien dan
bermanfaat dalam kegiatan belajar mengajar.
G.
Aspek Tarbawi
1. Kewajiban
mencari ilmu bagi setiap manusia
2. Kewajiban
menyampaikan ilmu kepada orang lain dengan media masa agar ilmu tersebut bisa
dirima dengan baik.
3.
Tujuan dalam penggunaan media
masa bukan hanya komersil semata. Akantetapi dengan tujuan menyebarkan ilmu ke
kalangan internal.
4. Menyebarkan ilmu bukan hanya lewat ceramah, menyebarkan ilmu
juga bisa lewat media masa. Sehingga ilmu yang disampaikan dapat diterima
dengan mudah.
5. Media
adalah alat bantu yang dapat dijadikan sebagai penyalur pesan guna mencapai
tujuan pengajaran.
BAB III
PENUTUP
Simpulan
Bahwa proses belajar
mengajar atau proses pengajaran merupakan suatu kegiatan melaksanakan kurikulum
suatu pendidikan, agar dapat memepengaruhi para siswa mencapai tujuan
pendidikan yang telah ditetapkan. Tujuan pendidikan pada dasarnya mengantarkan
para siswa menuju pada perubahan-perubahan tingkah laku intelektual, moral
maupun sosial agar dapat hidup mandiri sebagai individu dan makhluk sosial.
Dalam
metodologi pengajaran ada dua aspek yang paling menonjol yaitu metode
pengajara dan media pengajaran sebagai alat bantu mengajar. Bahwa
kedudukan media pengajaran sebagai alat bantu mangajar ada dalam komponen
metodologi, sebagai salah satu lingkungan belajar yang diatur oleh guru. Media
pengajaran dapat mempertinggi proses belajar siswa dalam pengajaran yang pada
gilirannya diharapkan dapat mempertinggi hasil belajar yang dicapainya.
DAFTAR PUSTAKA
Basyiruddin, Usman . 2002. Media
Pembelajaran, Jakarta: Ciputat Pers.
Sanjaya, Wina . 2012. Media Komunikasi Pembelajaran, Jakarta:
Kencana Prenada Media Group.
Kustandi, Cecep . 2013. Media Pembelajaran Manual dan Digital,
Bogor:Ghalia Indonesia.
Sudjana, Nana 2010. Media
Pengajaran, Bandung: Sinar Baru Algasindo.
H. Andreson, Ronal. 1994. Pemilihan dan Pengembanga Media untuk
Pembelajaran, Jakrta:PT Raja Grafindo Persada.
PROFIL
PENULIS
Nama : Parihun
Tempat Tanggal Lahir : Batang, 17 September 1994
Alamat : Ketawang, Ds. Gringging Sari, Wonotunggal
Kab. Batang
Jenis Kelamin : Laki-laki
Riwayat Pendidikan
Ø
SD N Gringging sari
Ø
MTs ASSA’ID Cokro, Blado
Ø
SMA N 1 Bandar
Ø
Dan sekarang masih menempuh
pendidkan di STAIN Pekalongan
[1]
Usman Basyiruddin, Media Pembelajaran ,(Jakarta: Ciputat Pers, 2002),
hlm 11
[2]
Wina Sanjaya, Media Komunikasi
Pembelajaran, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2012), hlm 105-106
[3] Ibib,
hlm 107-108
[4] Ibid,
hlm 109-112
[5]
Cecep Kustandi, Media Pembelajaran Manual dan Digital,( Bogor:Ghalia
Indonesia, 2013), hlm 19-20
[6]
Wina Sanjaya, Media Komunikasi
Pembelajaran, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2012), hlm 157
[7] Ibid,
hlm 159
[8] Ibid,
hlm 162-163
[9]
Cecep Kustandi, Media Pembelajaran Manual dan Digital,( Bogor:Ghalia
Indonesia, 2013), hlm 41
[10]
Wina Sanjaya, Media Komunikasi
Pembelajaran, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2012), hlm 171-172
[11] Ibid,
hlm 182
[12]
Nana Sudjana, Media Pengajaran, (Bandung: Sinar Baru Algasindo, 2010),
hlm 96
[13]
Ronal H. Andreson, Pemilihan dan Pengembanga Media untuk Pembelajaran, (Jakrta:PT
Raja Grafindo Persada,1994), hlm 161
[14]
Nana Sudjana, Media Pengajaran, (Bandung: Sinar Baru Algasindo, 2010),
hlm 129
[15]
Wina Sanjaya, Media Komunikasi
Pembelajaran, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2012), hlm 193-195
[16] Cecep
Kustandi, Media Pembelajaran Manual dan Digital,( Bogor:Ghalia
Indonesia, 2013), hlm 68-69
Tidak ada komentar:
Posting Komentar