HADITS TARBAWI: PANCA INDRA SEBAGAI SUMBER ILMU
"PERTANGGUNGJAWABAN PANCA INDERA"
Muhammad Hufron (2021214468)
Kelas M (Reguler Sore)
JURUSAN TARBIYAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGRI (STAIN) PEKALONGAN
2016
KATA PENGANTAR
Bismillahirrohmanirrohim Alhamdulillah Saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya Saya dapat menyelesaikan makalah tentang Pertanggungjawaban Panca Indera. Dan juga kami berterima kasih pada Bapak Muhammad Hufron, M.S.I selaku Dosen mata kuliah Hadits Tarbawi II yang telah memberikan tugas ini kepada saya.
Saya sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai pertanggungjawaban panca indera. Saya juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi saya sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya saya mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun dari anda demi perbaikan makalah ini di waktu yang akan datang.
Saya sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai pertanggungjawaban panca indera. Saya juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi saya sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya saya mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun dari anda demi perbaikan makalah ini di waktu yang akan datang.
Pekalongan, 10 Maret 2016
Muhammad Hufron
NIM : 2021214468
Profil Singkat Penulis
Mohammad Hufron dilahirkan di Pekalongan, 7 September 1984. Merupakan anak kedua dari pasangan Dalari dan Aliyah. Dilahirkan tepatnya di desa Jenggot Pekalongan Selatan Kota Pekalongan. Riwayat pendidikan MIS Jenggot, MTs Salafiyah Jenggot, MAS Simbang Kulon, saat ini tercatat sebagai mahasiswa IAIN Pekalongan Jurusan PAI. Riwayat pekerjaan mengabdi Tenaga Kependidikan di MTs Salafiyah Jenggot sebagai Kepala TU sampai sekarang.
Pekalongan, 10 Maret 2016
Muhammad Hufron
NIM : 2021214468
BAB I
PENDAHULUAN
Sebagaimana diketahui bahwa manusia adalah mahluk yang paling sempurna diciptakan Allah SWT di bandingkan dengan mahluk-mahluk ciptaan-Nya yang lain. Karena manusia tidak hanya dikaruniai dengan panca indera, seperti pendengaran dan penglihatan tetapi manusia juga dikaruniai nafsu dan akal, sehingga membedakannya dengan mahluk lain. Dan dengan akal yang telah dimilikinya, manusia dapat menggunakanya untuk berfikir, menuntut ilmu, berkreasi dan dapat mengetahui tanda-tanda kebesaran Sang Maha Pencipta. Disamping nikmat panca indera tersebut manusia di dalam kehidupannya juga diberikan banyak kenikmatan yang lain, seperti harta, hewan ternak dan hasil bumi yang bisa dimanfaatkan demi kesejahteraan hidup. Akan tetapi atas segala kenikmatan di dunia tersebut manusia akan dimintai pertanggung jawabannya kelak dihadapan Allah SWT. Apakah mereka bersyukur atas semua itu atau bahkan sebaliknya. Apa yang dilakukannya dengan nikmat tersebut dan bagaimana ia memanfaatkan dan mengamalkannya dalam kehidupan.
BAB II
PEMBAHASAN
PERTANGGUNGJAWABAN PANCA INDERA
A. Pengertian
Panca indera adalah termasuk sarana terpenting yang dapat membantu manusia membangun peradaban di bumi dan melaksanakan tugas kekhalifahan sebagaimana yang dikehendaki oleh Allah SWT. Allah memberi petunjuk dalam bentuk indera-indera, indera yang paling penting adalah pendengaran dan penglihatan agar manusia dapat berinteraksi dengan alam dimana ia hidup, menghadapi masalahnya dan bergaul dengan para penghuni alam tersebut. Manusia juga dapat memanfaatkan kedua indera tersebut untuk mencapai tujuan dalam hidupnya.
B. Ayat Pendukung
Alat indera kita yang dalam kajian sains disebutkan terdapat lima macam merupakan salah satu dari berbagai macam karunia Allah SWT yang diberikan pada manusia, yang memiliki tujuan utama agar semua mensyukurinya, sebagaimana firman Allah SWT dalam surat al-Nahl ayat 78 :
Artinya:
Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun. Dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati agar kamu bersyukur. (QS. Al-Nahl : 78)
Berpijak dari firman Allah diatas, kita dapat mengambil pelajaran bahwa pentingnya menjaga dan memelihara pemberian Allah SWT berupa alat indera.
Hal yang perlu diperhatikan dengan keimanan kita kepada Allah SWT adalah bahwa pada perhitungan (yaumul hisab), panca indera akan menjadi saksi atas semua amalan yang telah kita lakukan didunia. Sebagaimana terdapat pada ayat berikut :
حَتَّىٰ إِذَا مَا جَاءُوهَا شَهِدَ عَلَيْهِمْ سَمْعُهُمْ وَأَبْصَارُهُمْ وَجُلُودُهُمْ بِمَا كَانُوا يَعْمَلُونَ
Artinya :
Artinya :
Sehingga apabila mereka sampai ke neraka, pendengaran, penglihatan dan kulit mereka menjadi saksi terhadap mereka tentang apa yang telah mereka kerjakan.(QS. Fushshilat : 20)
Mata adalah salah satu panca indera yang diciptakan Allah SWT yang diperuntukkan kepada kita dengan struktur dan rancangan yang sangat kompleks dan bersifat istimewa. Melalui mata kita mampu melihat dan memperhatikan segala keindahan yang ada di jagad raya ini.
Fungsi khusus anggota pancaindera tertentu tidak bisa digantikan oleh anggota pancaindera lainnya, sehingga tidak mungkin terjadi saling-intervensi. Sebagai missal, indra pendengaran hanya berkompeten mengindra objek khususnya berupa suara-suara, indra penciuman hanya berkompeten menangkap objeknya yang berupa bau-bauan dan begitu pula anggota indra lainnya.
C. Keterangan Hadits
Dalam hadits ini Rasulullah bersabda bahwa Allah telah memberikan pendengaran, penglihatan, harta benda dan anak, hewan ternak dan pertanian serta membiarkan hamba-Nya untuk memimpin yang pada hari kiamat nanti akan dimintai pertanggungjawabannya oleh Allah.
Seperti pada firman-Nya dalam surat Al Isra’ ayat 36:
Ÿ¨bÎ) yìôJ¡¡9$# uŽ|Çt7ø9$#ur yŠ#xsàÿø9$#ur ‘@ä. y7Í´¯»s9'ré& tb%x. çm÷Ytã Zwqä«ó¡tB
“sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan dimintai pertanggungjawabannya”.
Maksudnya, masing-masing dari semua itu ditanya tentang apa yang dilakukannya. Pendengaran dan penglihatan ditanya tentang apa yang dia lihat, dan pendengaran ditanya tentang apa yang ia dengar.
Lafadz تَرْأَسُ pada hadits di atas artinya pemimpin, yang mengepalai suatu kaum ketika menjadi pemimpin garis terdepan mereka. Allah SWT menjadikan manusia sebagai penguasa di kalangan hamba-hamba-Nya untuk memimpin mereka.
Rasulullah SAW pun pernah bersabda “Masing-masing kalian adalah pemimpin dan masing-masing kalian bertanggungjawab atas apa yang ia pimpin.” Jadi, manusia adalah pemimpin atas semua anggota badannya. Dan pada hari kiamat nanti semua anggota tubuhnya akan memberikan kesaksian atas apa yang mereka perbuat.
Pada terjemahan hadits, Allah berfirman “Hari ini aku lupakan kamu seperti kamu telah melupakanKu”, maksudnya sesungguhnya sekarang Aku melupakanmu sebagaimana engkau melupakan Aku, kemudian Allah memerintahkan agar ia dimasukkan ke dalam neraka. Orang tersebut adalah dari kalangan orang-orang kafir, yaitu mereka yang sewaktu di dunia diberi oleh Allah harta yang banyak, kemudian mereka tidak bersyukur kepada-Nya, bahkan mereka memerangi-Nya dan melupakan-Nya sama sekali. Maka pada hari itu Allah melupakan mereka.
D. Nilai Tarbawi
Untuk mengelola alam beserta isinya, Allah memberikan sarana kepada manusia berupa panca indera yang sempurna dibanding makhluk yang lain dan sangat besar manfaatnya. Untuk itu sudah selayaknya manusia mensyukuri pemberian tersebut.
Selain itu, manusia juga harus mampu memanfaatkan segala apa yang telah diberikan Allah seperti pendengaran dan penglihatan. Salah satunya dapat dipakai untuk memahami dan mempelajari petunjuk-petunjuk Allah baik yang ada di Al Qur’an maupun yang ada di alam. Dan apabila sedang dibacakan Al Qur’an, maka dengarkanlah baik-baik dan perhatikanlah dengan tenang agar kamu mendapat rahmat.
Hadits tersebut mendidik kita untuk selalu bersyukur atas apa yang diberikan Allah dan memanfaatkannya sebaik mungkin selama hidup di dunia ini untuk bekal setelah hari kiamat tiba. Karena nantinya semua itu akan menjadi saksi perbuatan kita di dunia dan juga untuk dimintai pertanggungjawabannya di akhirat kelak.
DAFTAR PUSTAKA
Abtokhi, Ahmad. 2008. Sains Untuk PGMI/PGSD, Cetakan I. Yogyakarta: Sukses Offset
Muniron. 2001. Epistemologi Ikhwan As-Shafa, Cetakan I. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
http://ghufron-dimyati.blogspot.co.id/2013/03/e4-2-nurul-inayati-tanggung-jawab-panca.html di akses pada 12 Maret 2016
BAB III
PENUTUP
Manusia diciptakan oleh Allah dalam bentuk yang sebaik-baiknya dan paling sempurna dibandingkan dengan makhluk yang lain. Maka dari itu, manusia harus memanfaatkan sarana yang telah Allah berikan tersebut baik berupa pendengaran maupun penglihatan, karena Allah menciptakan manusia tidak sekedar main-main. Ada tugas yang harus diemban oleh manusia dan setelah meninggal akan ada pertanggungjawaban semua perilaku manusia selama hidup di muka bumi.
Hadits 20 : Pertanggungjawaban Panca Indera
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةً وً عًنْ أَبِي سَعِيدٍ قَالَ قالَ رًسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلًيْه وَسَلًمً :
{ يُؤتًى بِالْعَبْدِ يَوْمَ القِيَامَةِ فَيَقُولُ اللهُ لَهُ ألَمْ أجْعَلْ لَكَ سَمْعَا وَ بَصَرًا وَ مَالاً وَ وَلًدًا وَسَخَّرْتُ لكَ الأنْعَامَ و الْحرْثَ وَ تَرَكْتُكَ تَرْأسُ وَ تَرْبَعُ فكُنْتَ تطَنَّ أنَكَ مُلاَقِي يَومَكَ هَذَا قَالَ فَيَقُولُ لَا فَيَقُولُ لهُ الَيوْم َنسَاكَ كَمَا لَسِيتَنِي قَالَ أَبُو عِسَى هذَا حَدِيَثُ صَحِيحُ غَرِيبُ وَمَعْنَى قَولِهِ اليُومَ اَتْرُكُكَ في الْعَذَابِ هَكَذَا فَسْرُوهُ قالَ أبُو عيسَي وَقَدْ فَسَّرَ بَعضُ أهْلِ الْعِلْمِ هَذِهِ الأيَتَ فَالْيوْمَ نَسَاهُمْ قَالُوا إنَّمَا مَعْنَاهُ الْيوْمَ نَثْرُكُهُمْ ڤِي الْعَذَابِ }.
)رواه الترمذي فى الجامع،كتاب صفت القيامة و الرقائق َ الورع عن رسول الله (
Terjemah
Dari Abu Hurairah dan dari Abu Sa’id berkata : Rasulullah SAW bersabda : “Seseorang hamba dihadapkan pada hari lalu Allah berfirman kepadanya : “ Bukankah aku berikan kepadamu pendengaran, penglihatan, harta benda, anak dan menyerahkan kepadamu hewan ternak dan pertanian dan aku biarkan kamu memimpin dan menunggu maka apakah kamu menyangka bahwa kamu akan menjumpaiku pada hari ini?” Dia menjawab : “Tidak”. Allah berfirman kepadanya : “Hari ini aku lupakan kamu seperti kamu telah melupakanKu”. Ini adalah hadist shahih gharib. Adapun arti kata : “Hari ini aku melupakanmu seperti kamu melupakanKu adalah pada hari ini Aku biarkan kamu dalam siksa, dan demikian pula sebagian ahli tafsir menafsiri ayat (maka ada hari ini Kami melupakan mereka). (Al a’raf :5). Mereka berkata :” Artinya hari ini kami membiarkanmu dalam siksa”.(HR. thirmidzi)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar