Hadist Tarbawi II
PENGETAHUAN TANTANG FENOMENA SOSIAL
"Dampak kecurangan,
kezaliman dan penghianatan"
Kamilia milkhatul izzah
2021214464
KELAS M
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) PEKALONGAN
2016
Bab I
Pendahuluan
Dosa
yang identik dengan sebuah siksa adalah jenis-jenis perbuatan yang balasanya
adalah neraka. Penegasan tentang siksa dari perbuatan menyimpang ini menurut
menurut Allah adalah bagian dari hikma pensyari’atkan kebaikan untuk
kemaslahatn semua makhluk. Apa yang telah dijanjikan Allah kepada manusia
maupun yang diancamkanya tidak perlu diragukan, karena hati yang ragu akan
membawa akibat rusaknya iman dan lenyapnya sianar Allah dari hati kita, bahwa
yang telah dijanjikan Allah pasti akan diterima oleh semua hamba.
Karena
seorang hamba berdosa kepada Allah sebagaimana pendapat sahabat ibnu Mas’ud ra:
seorang hamba yang merasa dosa-dosanya seperti setinggi gunung, dia khawatir
jikalau dosa yang besar dan tinggi itu akan jatuh dan menimpa dirinya (seperti
gunung yang bisa roboh menimpa manusia dibawahnya). Dan sebaliknya, orang-orang
yang menganggap enteng dosa dan kesalahan yang pernah dipebuatnya, menganggap
dosa itu seperti lalat yang hinggap di ujung hidungnya, ia menganggap remeh
dosa yang diperbuatnya remeh dosa yang diperbuatnya, tidak akan menggangu
pikiran dan perasaanya seperti mudahnya ia menghalau lalat yang hinggap diujung
hidungnya.
BAB II
PEMAHASAN
A.
Pengertian
1.kecurangan
Curang
atau kecurangan identik dengan ketidak jujuran, atau tidak jujur, dan sama pula
dengan licik. Curuang atau kecurangan
artinya apa yang diingkan tidak sesuai denagan hati nuraninya, atau orang itu
memang dari hatinya sudah berniat curang dengan maksud memperoleh keuntungan
tanpa bertenaga dan berusaha[1].
dalam
ilmu sangat berbahaya dan memiliki dampak negatif yang cukup besar. Para ulama
mengatakan, tatkala seseorang mendapatkan ijazah pendidikan dengan cara yang
tidak jujur, maka harta yang didapatkan dengan ijazah itu pun teranggap harta
yang haram. Praktek kecurangan dalam ujian, adalah petaka yang menyedihkan
dalam dunia pendidikan kita. Pendidikan yang seharusnya berada di garda depan
dalam membentuk manusia-manusia yang jujur dan memiliki integritas tinggi, acap
kali justru diwarnai praktek-praktek tidak terpuji seperti itu. Seperti halnya dalam dunia politik ,
misalnya:
Pemimpin yang curangKemimpinan,
jabatan dan kedudukan sering kali disalahgunakan untuk menipu rakyat atau
orang-orang yang berada dalam kepemimpinannya. Kecurangan dan sikap
mensia-siakan amanah pada sebagian para pejabat sudah menjadi rahasia umum.
Kasus-kasus hukum yang menimpa mereka, sudah menjadi menu informasi yang kita
terima sehari-hari[2]
2.Kezaliman
Kezaliman
adalah kerusakan didalam fitrah manusia karenaAllah swt menciptkan fitrah
manusia senantiasa cenderung kepada kebaikan da menjauhi keburukan .tapi karna
fitrah dapat menjadi lemah di karenakan rusaknya pendidikan yang di terima
seseoang ,hawa nafsu, kepentingan dan sebab sebab yang lain , maka manusia
tidak jarang menuju kearah yang tidak benar dan bertentangan dengan fitrah.
Perbuatan zalim kadang terbentang
dan terjadi dihadapn kita, tanpa kita mampu mencegahnya, karena lemahnya
kekuatan yang dimiliki. Mungkin hanya rasa iba dan haru yang dapat kita
sumbangkan, baik kepada si penindas atau yang ditindas. Orang-orang zalim yang
sering menindas kaum yang lemah, niscaya hidupnya akan menderita di dunia
maupun diakhirat nanti. Mereka kelak akan menemui kesengaraan dan penderitaan
yang tiada henti, setimpal dengan balasan dari perbuatanya. Dengan
sewenag-wenang mereka berbuat kezaliman terhadap manusia, melakukakn kejahatan
dan angkara murka di muka bumi, tanpa landasan hukum yang sah. Karena nafsu
ingin melampiaskan dendam dan memuaskan kehendak hati yang timbul dari biskan
setan, mereka menangkap , memnyiksa, mememnjarakan dan membunuh orang-orang
yang tidak berdosa. Dengan berkedok untuk kesejahteraan sosoial dan keamanan
nasional, mereka nyatakan bahwa tindakan yang dia lakukakan adalah untuk
memelihara keamanan masyarakat dari tindakan oknum yang dapat memecah belah dan
menghancurkan persatuan umat. Dibalik semua aksi yang mereka cenangkan,
terdapat suatu rencana keji untuk menghancur leburkan umat islam yang jadi musuh
mereka, hingga kini. Mereka dustai dengan beragam dalih yang terdapat diterima
di logika, sebagai satu-satunya jalan untuk menghindari diri dari tuduhan
melakukan tindakan kejahatan dan kezaliman yag meraka lakukan[3]
3.pengkianatan
Khianat
merupakan sifat jahat yang sanagat dibenci Allah. Karena jahatnya sifat khianat
itu maka banyak ayat-ayat al qur’an yang secara tegas menyatakan bahwa Allah
tidak menyukai orang-orang yang
berkhianat Ayat-ayat al qur’an tersebut diatas menunjukan kepada kita bahwa
perbuatan khianat merupakan perbuatan yang sangat dibenci Allah, karena akibat
darinya akan merugikan dan menyakiti banyak orang, sehingga sangat dimungkinkan
pengkhianatan dapat merusak hubunganpersaudaraan dan persahabatan[4]
Pada level pemerintahan penghianatan
seorang pemimpin terhadap amanah yang diberikan rakyat akan menimbulkan
rusaknya tatanan suatu pemerintahan.
Karena itu Allah sangat membenci pemimpin yang berkhianat dengan
mengatakan:
“Sesungguh
Nya Allah tidak menyukai orang-orang yang berkhianat”[5]
Pemimpin
yang menghianati rakyat tidak akan dapat merasakan bau surga, jangankan masuk,
baunya pun tidak bisa merasakan. Berbeda dengan pengkhinat yang tidak lagi
mendapat kepercayaan di hati orang lain, maka orang yang amanah akan mendapat
kepercayaan banyak orang. Karena itu sangatlah masuk akal sabda nabi yang
mengatakan bahwa amanah dapat mendatangkan rizqi dan khianat dapat mandatangkan
kefakiran.
Sebagai ilustrasi barangkali perlu
disampaikan di sini sebuah contoh dari amanah yang mandatangkan rizqi: suatu
hari ada pengemis dari anak jalanan yang meminta kepada orang kaya yang lewat,
maka diberilah oleh orang kaya itu sejumlah uang, maka ketika dia meninggalkan
pengemis tersebut jatuhlah domepet orang kaya itu, dan penegemis itu lari
mengambilnya untuk dibalikan kepada pemiliknya, maka heranlah orang kaya
tersebut dab sebagai tanda terimaksihnya orang kaya tersebut menawarakan
sejumlah uang dan pekerjaan, karena diberi pekerjaan dqn dengan ketekunanya dia
dapat menggapai posisi manager sebuah perusahaan, walahsil jadilah dia orang
kaya lanatan amanahnya[6].
B. hadits
pendukung
a. Dari
Ma’qil bin Yasar al Muzani radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, “Aku
mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
ما من عبد يسترعيه الله رعية يموت يوم يموت وهو
غاش لرعيته إلا حرم الله عليه الجنة
“Tidaklah seorang hamba yang Allah berikan
kepemimpinan atas orang lain, lalu ia mati dalam keadaan berbuat curang
terhadap orang-orang yang dipimpinnya, melainkan Allah akan mengharamkan
atasnya surga.” (HR Muslim)[7]
C. Teori pengembangan
1. Faktor-faktor perbuatan curang
Perbuatan curang memang biasanya tidak muncul
begitu saja. Ada banyak faktor dan pemicu seseorang melakukan perbuatan
tersebut. Diantaranya:
a)
Lemahnya iman,
sedikitnya rasa takut kepada Allah dan kurangnya kesadaran bahwa Allah
senantiasa mengawasi dan menyaksikan setiap perbuatannya sekecil apa pun.
b)
Kebodohan
sebagian orang tentang haramnya perbuatan curang, khususnya dalam bentuk-bentuk
tertentu dan saat perbuatan tersebut sudah menjadi sistem ilegal dalam sebuah
lembaga atau organisasi.
c)
Ketiadaan
ikhlas (niat karena Allah) dalam melakukan aktifitas, baik dalam menuntut ilmu,
berniaga dan yang lainnya.
d)
Ambisi
mengumpulkan pundi-pundi harta kekayaan dengan berbagai macam cara. Yang penting
untung besar, walaupun dengan menumpuk dosa-dosa yang kelak menuntut balas.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Akan datang kepada
manusia suatu zaman dimana seseorang tidak lagi mempedulikan apa yang
didapatkannya, dari yang halal atau dari yang haram.” (HR Bukhari)
e)
Lemahnya
pengawasan orang-orang yang berwenang untuk melakukan pengawasan terhadap
orang-orang yang berada di bawah tanggungjawabnya.
f)
Tidak adanya
kesungguhan. Sebagian orang bermalas-malasan menyelesaikan tugas dan apa yang
menjadi kewajibannya, saat semua itu harus ia pertanggungjawabkan, maka ia pun
menutupinya dengan perbuatan curang. Seperti seorang murid yang malas belajar,
saat datang masa ujian, ia pun berusaha berbuat curang agar bisa lulus ujian.
g)
Berteman dengan
orang-orang yang suka berbuat curang dan selalu menuruti ajakan setan untuk
berbuat curang.
h)
Lemahnya
pendidikan yang ditanamkan sejak kecil di rumah atau di sekolah. Sering kali
orang tua atau guru tidak memberi tindakan yang tegas saat anak atau muridnya
berbuat curang, atau malah justru memberi contoh dengan melakukan kecurangan
dihadapan anak atau murid di sekolah.
i)
Kurang percaya
diri. Saat seseorang merasa dirinya tidak mampu bersaing dengan orang lain,
maka tidak jarang ia akan melakukan kecurangan untuk menutupi kekurangannya.
j)
Sikap
bergantung kepada orang lain dan malas menerima tanggung jawab.
k)
Tidak qanaah
dan ridho dengan pemberian Allah.
l)
Tidak adanya
sistem hukum yang efektif untuk membuat jera para pelaku kecurangan.
m)
Lalai dari
mengingat kematian. Ini adalah faktor penyebab seluruh perbuatan maksiat dan terus-menerus
dalam melakukannya[8]
Dampak negatif perbauatan curang
- Orang yang melakukan kecurangan dan orang yang meridhainya akan mendapat dosa.
- Nabi berlepas diri dari pelakunya, “Barangsiapa yang mencurangi kami, maka ia bukan golongan kami.”
- Manusia akan membenci orang yang suka berbuat curang dan tidak mau bergaul dengannya.
- Perbuatan curang merupakan perbuatan khianat kepada umat dan sikap mensia-siakan amanah.
- Perbuatan curang termasuk salah satu sifat orang-orang munafik.
- Perbuatan curang akan menghilangkan keberkahan.
- Perbuatan curang akan melemahkan kepercayaan kaum muslimin.
- Perbuatan curang akan menjadi faktor kegagalan masyarakat dalam semua bidang.
- Zalim kepada orang lain.
- Melemahkan pencapaian ilmu dan kemampuan
- Menciptakan permusuhan dan kebencian antar kaum muslimin.
- Mendapatkan harta haram dari cara-cara yang curang.
- Terjerumus pada sikap meremehkan pengawasan Allah.
D.
Aplikasi hadist terhadap kehidupan
Kecurangan,kezaliaman,
dan pengkhianatan dapat diatasi jika dalam hati masyarakat sudah tertanam
dengan kuat nilai-nilai ketauhidan dan keimanan. Kesadaran selalu diawasi oleh
Allah akan membuat seseorang tidak akan berani melakukan perbuatan tersebut.
Pun pemahaman terhadap akibat-akibat buruk yang akan menimpa mereka kelak dari
perbuatan curang harus terus ditingkatkan. Jika kesadaran ini telah
terkolektif, maka insya Allah praktek-praktek kecurangan, kezaliman, dan
penghianatan dapat diatasikan, atau sedikitnya diminimalisir.
Bagi kita
yang telah menyadari perbuatan buruk tersebut, hendaknya menjauhi sahabat atau
teman yang suka berbuat curang, zalim, dan khianat terus berdoa kepada Allah
memohon taufiq, selalu mengingat akhirat dan berusahalah melakukan amar makruf
nahi munkar sesuai dengan kemampuan dalam rangka merubah keadaan masyarakat
menuju yang lebih baik[9].
E.nilai
tarbawi
Dari
materi diatas menjelaskan tidak diperbolehkanya melakukan perbuatan curang,
zalim, dan khianat. Karena sifat-sifat tersebut merupakan sifat yang dibenci
Allah selain akibat darinya akan merugikan dan menyakiti banyak orang, sehingga
sangat dimungkinkan sifat tercela tersebut dapat merusak hubungan persaudaraan
dan perhasabatan Allah untuk menjaga dan manjalinkanya dengan penuh kasih
sayang.
BAB III
KESIMPULAN
Dari pembahasan diatas dapat ditarik kesimpulan
bahwa islam adalah agama yang sempurna. Begitupun dalam hal kecurangan,
kezaliman, dan penghianatan islam sangat melarang berbuatan keji tersebut.
Karena selain mendapat dosa besar, orang yang melakukan perbuatan keji tersebut
dapat mengecewaan orang lain. Hal ini tercantum dalam hadist yang berbunyi
“Dari Abdullah bin amer bin ash r.a
bahwasanya rasullah saw. Bersabda: ada empat hal yang barang siapa terjerumus
kedalamnya maka dia adalah munafik sejati, dan barang siapa terjerumus kedalam
salah satu dari empat hal tersebut berarti dalam dirinya terdapat salah satu
sifat kemunafikan, sampai dia mau meninggalkan sifat itu. Lalu dia menyebutnya:
apabila dipercaya dia berkhianat, apabila berbicara dia berdusta, apabila
berjanji dai mengingkari, dan apabila bermusuhan dia berbuat jahat”.
(H.R Bukhari Muslim). Maka dari sifat tercela tersebut Allah sangat membenci
sifat tersebut.
Nama : kamilia milhatul izzah ,lahir di pekalongan.
Tinggal di desa degayu, kecamatan Gamer, pekalongan selatan, pernah bersekolah
di:
1. RA Masyitoh pekalongan
2. MII Degayu 01, pekalongan
3. SMP Salafiyah kauman, pekalongan
4. MA Darul Amanah sukorejo, kendal
Di bangku SMP mengenyam pendidikan formal, sedang di
MA juga menganyam pendidikan non formal di Pondok Pesantren Darul Amanah
sukorejo, kendal. Dan sekarang masih Menempuh Pendidikan Di STAIN (Sekolah
Tinggi Agama Islam Negeri). Pekalongan Jurusan Tarbiyah Prodi Pendidikan Agama
Islam.
Motto hidup saya adalah, yakinlah ada sesuatu yang
menantimu selepas banyak kesabaran (yang kau jalani) yang akan membuatmu
terpana hingga kau lupa pedihnya rasa sakit. Man jadda waa jadda
[1] Http://hitsuke.Blogspot.Com/2010/09/kecurangan-ilmu-
hadist-Tarbawi.Html
[2] Dr.H.NasrunHaroen,
MA,fiqh muamalah, (jakarta: gaya media pratama,2007), hlm 191
[3] Mustafa
Masyhur,tentang kezaliman, (jakarta: Gema insani pres,1988), hlm 7-9
[4]
Dr.Juwariyah,M.Ag,hadist tarbawi, (yogyakarta: Teras,2010), hlm 41
[5] Ahmad
mustafa al-maraghi,tafsir al-maraghi, (semarang: cv.toha putra,19920, hlm225
[6] Ibid.hlm
41-42
[7] Salim
bahreisy,riyadus shalihin,(bandung: P.T Alma’arif,1987), hlm457
[8] Http://hitsuke.Blogspot.Com/2010/09/kecurangan-ilmu-
hadist-Tarbawi.Html
[9] Ibid.hlm
37
Tidak ada komentar:
Posting Komentar