KEWAJIBAN BELAJAR SPESIFIK
(Do’a Tambahkan Ilmu) Q.S Thahaa/20:114
Dian Ekawatul Khasanah
(2021115135)
KELAS B
TARBIYAH/PAI
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) PEKALONGAN
2016
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirobbil
‘Alamiin
Segala puji bagi Allah Tuhan
semesta alam yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang yang telah melimpahkan
Rahmat,Nikmat dan hidayah-Nya kepada hamba-Nya.Salah satunya adalah nikmat yang
diberikan kepada penulis yaitu bimbingan,petunjuk dan kemudahan dalam menyusun
makalah sehingga dapat menyelesaikan makalah ini tanpa suatu halangan apapun.
Sholawat serta salam juga tidak lupa penulis haturkan kepada
junjungan kita Nabi Agung Muhammad SAW,begitu pula kepada keluarganya serta
para sahabatnya.Tak lupa juga penulis ucapkan terimakasih kepada kedua orang
tua yang telah mendo’akan.Disamping itu,penulis juga mengucapkan terima kasih
kepada dosen pengampu mata kuliah Tafsir Tarbawi I yang telah memberikan tugas serta
teman-teman semua ,sehingga tersusunlah makalah ini yang berjudul “Kewajiban
Belajar Spesifik” dengan sub pembahasan” Do’a Tambahkan Ilmu”.
Dalam penulisan makalah ini, penulis menyadari bahwa dalam
penulisan makalah ini masih jauh dari sempurna baik dari segi teknik penulisan
maupun dari segi materi yang perlu diperbaiki.Oleh karena itu, penulis sangat
mengharapkan kritik dan saran dari pembaca untuk memperbaiki makalah ini dimasa
mendatang.
Pekalongan,27 September
Penulis,
Dian Ekawatul Khasanah
BAB I
PENDAHULUAN
Al-qur’an
adalah kalamullah yang diberikan kepada Nabi Muhammad SAW melalui malaikat jibril secara berangsur-angsur
untuk pedoman dan petunjuk bagi umat
manusia untuk hidup di dunia maupun diakhirat. Didalam Al-qur’an banyak sekali
do’a-do’a,pesan-pesan dan ajaran-ajaran yang baik dan benar untuk dihafalkan serta di amalkan.
Do’a
merupakan permohonan seorang hamba kepada penciptanya untuk meminta sesuatu yang
diinginkan.Semua makhluk perlu Allah dan membutuhkan-Nya ,sedangkan Allah Maha
KayA tidak membutuhkan mereka.Allah telah mewajibkan hamban-Nya untuk berdo’a
kepadaNya.Allah tidak suka terhadap makhluk yang tidak mau berdo’a, sedangkan
Allah senang dan mencintai hamba-Nya
yang selalu terus menerus berdo’a tanpa merasa lelah dan bosan. salah satu cara hambaNya untuk selalu mengingat dan mendekatkan diri kepada Allah yaitu dengan
cara berdo’a. tidak ada yang bisa
memberikan sesuatu melebihi yang diberikan oleh Allah SWT.
Seorang
muslim diwajibkan untuk menuntut ilmu .Seorang
hamba dalam mencari ilmu pasti ada rintangan dan hambatan serta cara-cara untuk
memahami ilmu yang di pelajari supaya bisa dipahami dan mendapatkan tambahan
ilmu.Yaitu dengan cara berusaha dan berdo’a agar ditambahkan ilmu serta
diberikan pemahaman atas ilmu yang didapat.Berdo’a agar ditambahkan ilmu ini
sesuai dengan pembahasan makalah ini
yang membahas tentang kewajiban belajar spesifik dengan
sub pembahasan Do’a tambahkan ilmu yang terdapat didalam Al-qur’an surat thahaa:20 ayat 114,yang
bunyinya sebagai berikut:
فَتَعَا لَي اللهُ اْلمَلِكُ اْلحَقِّ وَلَا تَجْعَلْ بِالْقُرْءَا ن
مِنْ قَبْلِ اَنْ يُقْضَّي اِلَيْكَ
وَحْيُهُ وَقُلْ
رَّبِّ زِدْنِيْ عِلْمًا
Artinya:
“Maka
Maha Tinggi Allah Raja yang sebenar-benarnya ,dan janganlah kamu
tergesa-gesa membaca Al-Qur’an sebelum
disempurnakan mewahyukannya kepadamu,dan katakanlah:Ya Tuhanku ,Tambahkanlah
kepadaku ilmu pengetahuan”.(QS. Thahaa/20:114)[1]
Asbabun
nuzul
Ibnu Abi Hatim
meriwayatkan dari As-Suddi,ia berkata,”Bahwa dahulu Nabi SAW tatkala jibril
turun membawa Al-Qur’an kepada beliau,maka beliau merasa sangat penat untuk
menghafalkannya.Beliau takut kalau jibril sudah kedahuluan terbang sementara
beliau belum menghafal.Maka Allah menurunkan ayat ,”Dan janganlah kamu
tergesa-gesa membaca Al-Qur’an.[2]
Arti
pentingnya
Secara fitrah,dalam seiap
individu manusia,pasti tertanam rasa ingin menjadi orang yang lebih baik dan
sempurna .Oleh karena itu Allah menyediakan jalan bagi hambaNya agar mereka mau
berusaha dan semakin dekat kepadaNya.
Islam secara tegas
mengajarkan bahwa segala yang diraih oleh manusia adalah sesuai dengan usaha
dan jerih payahnya.Manusia yang selalu beusaha dengan sungguh-sungguh karena
Allah pasti akan menuai hasil usahanya itu.
Do’a menjadi bagian penting dalam setiap usaha manusia.Berdo’a
berarti mengetahui bahwa Allahlah yang menentukan segala
usahanya.Sejatinya,tujuan do’a adalah meningkatkan kedekatan diri kepada kepada
Allah SWT sekaligus untuk memperbaiki diri.
Dengan do’a ,kedamain dapat diraih,semanat hidup dapat ditingkatkan
dan emosi dapat dikendalikan.Dengan do’a,ada harapan yang terbentang.Do’a juga
menjadi penyejuk pada saat menghadapi musibah.Do’a adalah tempat kembalinya
manusia setelah seharian melakukan usaha(ikhtiar).
Walaupun tak terlihat hasilnya,do’a harus tetap dipanjatkan karena
dibalik do’a tersimpan rahasia Allah yang amat mengagumkan.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
TEORI
v DO’A
1.Pengertian
Do’a
Secara bahasa Do’a
berasal dari bahasa arab yaitu kata ad-du’a yang artinya permohonan atau permintaan.
Do’a menurut
istilah adalah permohonan manusia kepada Allah SWT dengan penuh pengharapan agar
tercapai segala sesuatu yang diinginkandan terhindar dari segala perkara yang
ditakuti dan tidak diinginkan.
Do’a ialah memohon
kepada Allah SWT,sesuatu permintaan yang dirumuskan dalam serangkaian kalimat
yang diucapkan oleh hamba dengan penuh harap dan akan mendapatkan kebaikan dari
sisinya dan dengan merendahkan diri kepadan Nya untuk memperoleh apa yang
diinginkan.[3]
Do’a ialah
memohon perlindungan dan atau bantuan pertolongan dari Allah.Meman Allah San
Maha Pemberi dan selalu menjawabDo’a hambaNya.
Allah
berfirman:
وَاذَا سَاَلَكَ
عِبَادِيْ عَنِّيْ فَاِنِّيْ قَرِيْبٌ اُجِيْبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ اِذَا دَعَا نِ
Artinya:Dan apabila diajukan pertanyaan kepadamu tentang tentang dIri-Ku
oleh hamba-hamba-Ku,Bahwasannya Aku sangat
dekat.Aku memperkenankan do’a orang yang berdo’a jika ia berdo’a
kepada-Ku.(Q.S.Al-baqarah/2:186).
Inti kandungan
berdo’a dapat dibagi menjadi 2 kategori,yaitu:
1.Memohon agar
diberikan langsung apa yang diinginkan;
2.Memohon
petunjuk untuk memperoleh apa yang
diinginkan.[4]
2.Faktor-faktor Manusia
berdo’a
a.Lantaran jiwanya
terpanggil untuk memohon perlindunganketika mendapatkan kesulitan yang tidak bisa
mengatasinya sebab ia diciptakan dalam keadaan lemah.
b.Lantaran do’a itu merupakan perintah Allah yang ditujukan kepada
manusia itu sendiri.[5]
3.Jenis-jenis Do’a
a).Ibadah .Do’a dalam beribadah seperti shalat dan puasa
b). Do’a permintaan dan
permohonan
4. Sebab-sebab Terkabulnya Do’a
Sebab-sebab terkabulnya do’a itu ada 2 yaitu sebab yang
bersifat zhahir dan sebab yang bersifat
batin.
a).Sebab-sebab Zhahir
Ø Didahului dengan
amalan-amalan yang shalih,seperti:sedekah,wudhu,shalat,menghadap ke
kiblat,mengangkat kedua tangan ,memuji Allah ,berdo’a dengan menggunakan Asma
Allah dan sifat Allah sesuai denga do’a yang dipanjatkan.
Diantara sebab terkabulnya do’a yaitu
-Dengan
bersholawat kepada Nabi SAW pada permulaan,pertengahan dan akhir do’a.
-Mengakui
segala dosa yang telah diperbuat
-Bersyukur
kepada Allah atas nikmat-Nya
-Memanfaatkan
waktu-waktu khusus yang memiliki keutamaan terkabulnya do’a
b.Sebab-sebab Batin.
Ø Dengan mendahulukan taubat yang benar,mengembalikan hak-hak orang memperbaiki
makanan,minuman,pakaian da tempat tinggal,hendaknya dari usaha yang
halal,memperbanyak ketaatan,menjauhi hal-hal yang diharamkan,menjaga diri dari
perbuatan syubhat dan syahwat,hadirnya hati dalam berdo’a ,harapan yang
kuat,berserah diri kepada Allah,merendahkan diri dari diharibaan-Nya,terus
menerus meminta,menyerahkan segala urusan kepada-Nya,dan tidak berpaling
sedikitpun dari-Nya.
5.Hal-hal yang menghalangi terkabulnya
Do’a
a.Mempersekutukan Allah
dalam berdo’a
b.terlalu merinci dalam
berdo’a
c.mendo’akan dirinya atau
orang lain celaka
d.Menggantungkan do’a
dengan kehendak,seperti ucapa “ya Allah ,ampunilah aku jika Engkau berkehendak
e.tergesa-gesa minta dikabulkan do’a
f.Istihsar (merasa bosan
dan letih)
g.tidak bertata krama
ketika berdo’a kepada Allah
h.Berdo’a meminta sesuatu
yang urusannya telah selesai,seperti meminta kekal hidup di dunia
i.Berdo’a denga suara
yang keras.[6]
6.Adab
Bedo’a
a.Dimulai dan diakhiri dengan membaca
hamdallah dan sholawat nabi atas
nama Nabi Muhammad SAW.
b.Khusyu’
merendahkan diri , tadlorru’, penuh rsa cnta dan takut
c.
Mempunyai keyakinan bahwa do’anya akan dikabulkan
d.
Bersungguh-sungguh dan paling sedikit do’a itu diulang 3 kali.
e.
Dengan suara rendah dan mengharap spenuh hati.
f.
Menghadap kekiblat,sambil mengangkat kedua tangannya
g.Memperhatikan
waktu-waktu mustajabah.
h.Tidak
berdo’a dengan niatan berbuat dosa atau kejahatan.
i.Do’anya
tidak dilagukan
j.
Jangan berkata: “Aku berdo,a tetapi doaku tidak dikabulkan”
7.Waktu dan tempat Berdo’a yang mustajabah
a.Do’a
orangtua ubtuk anak cucucnya.
b.Do’a
orang yang bepergian.
c.Do’a
orang yang berpuasa hingga berbuka.
d.Do’a
orang yang sedang berbuka.
e.Do’a
anak yang sholih untuk kedua orangtuanya.
f.Do’a
mengiringi wudhu
g.Do’a
sesudah melempar jumrah kecil
h.Sesudah
melempa jumrah pertengahan.
I.Do’a
di dalam dan ketika melihat Ka’bah
j.Do’a
dibukit shofa dan Marwah.
k.Do’a
di kota Makkah.
m.Do’a
pada bulan Rajab,sya’ban dan Muharrom.
n.Do’a
pada waktu ashar dan shubuh.
o.Berdo’a
diantara dhuhur dengan ashar dan antara ashar dengan maghrib
p.Disisi
sumur zam-zam
q.Ditempat-tempat
yang suci dan mulia lainnya seperti Masjid
dan tempat ibadah islam.[7]
8.Keutamaan Do’a
a.Do’a adalah ibadah yang paling mulia disisi
Allah SWT
b.Do’a
adalah Otak Ibadah
c.Do’a
adalah kunci rahmat.[8]
B.Tafsir
1.Tafsir
Al-Mishbah
Didalam tafsir Al-mishbah Penempatan firman-Nya: فَتَعَا لَى اللهُ اْلمَلِكُ اْلحَقِّ (Maha Tinggi
Allah ,Maha Raja yang Haq) antara uraian tentang Al-qur’an yang diturunkan
dengan menggunakan bahasa Arab(Q.S thahaa ayat 113)dengan larangan tergesa-gesa
membacanya (penggalan terakhir Q.S thahaa ayat 114),mengisyaratkan bahwa
kandungannya adalah sesuatu yang sangat luhur dan Tinggi serta haq lagi
sempurna ,serta harus diagungkan dengan mengikuti tuntunnya karena Al-qur’an
bersumber dari Yang Maha Tinggi,dan dari Maharaja yang tunduk kepada-Nya semua
makhluk.[9]
Firman-Nya: مِنْ
قَبْلِ اَنْ يُقْضَّي اِلَيْكَ وَحْيُهُ (sebelum disempurnakan untukmu pewahyuannya
,dapat dipahami dalam arti sebelummalakat selesai membacakannya
kepadamu.Diririwayatkan bahwa Nabi Muhammad SAW pernah tergesa-gesa membaca
ayat-ayat Al-Qur’an sebelum malaikat Jibril menyelesaikan bacaannya.Sahabat
Nabi Muhannad SAW , Ibn ‘Abbas,menguraikan bahwa Nabi Muhammad SAW sering kali mendahului
malaikat Jibril ,sehingga beliau membaca
Al-Qur’an sebelum Jibril membacanya,guna mengukuhkan hafalan beliau karena
beliau khawatir lupa (HR Bukhori).Misalya satu ayat yang akhirnya kata rahiman,baru
saja jibril membaca rahi langsung Nabi saw menyempurnakannya dengan
menambahkan kata ma ,sehingga mendahului jibril dalam penyebutan kata
rahiman.[10]
Dapat juga ayat 114 ini merupakan tuntutan kepada Nabi Muhammad SAW
untuk tidak membacakan, yakni menjelaskan makna pesan-pesan Al-Qur’an kepada
sahabat-sahabat beliau setelah jelas buat beliau maknanya,baik dalam merenungkannya
dengan sungguh-sungguh maupun sebelum datangnya malaikat jibril as mengajarkan
beliau tentang maknanya.Pendapat ini sangat sejalan dengan lanjutan ayat
tersebut yang memerintahkan beliau berdo’a agar ditambah ilmunya.Jika makna ini
diterima ,maka hal tersebut menjadi peringatan buat semua orang yang melibatkan
diri dalam penafsiran Al-Qur’a agar berhati-hati dalam menafsirkannya.[11]
2.tafsir
Al-lubab
Didalam
tafsir al-lubab,surat thahaa ayat 114 menyatakan bahwa:Maha Tinggi Allah dengan
ketinggiannyayan tidak terjangkau oleh nalar dan tidak dapat dilukiskan oleh kata-kata.Dalah
Maharaja yang sebenar-benarnya,yang tidak dapat disentuh oleh kerajaan-Nya.[12]
Selanjutnya karena kehebatan tuntutan dari ayat-ayat Al-Qur’an atau
kekhawatiran melupakan satu kata dari ayat-ayat Al-Qur’an,Nabi Muhammad saw
dilarang tergesa-gesa membacanya sebelum malaikat jibril selesai
membacakannya,atau dilarang tergesa-gesa menjelaskan maknanya sebelum
merenungkannyaataupun sebelum datangnya malaikat jibrilmenajarkan maknanya.Nabi
Muhammad saw juga diperintahkan bermohon
kepadaAllah dengan berharap:”Tuhanku ,Tambahkanlah untukku ilmu,”yakni baik
melalui wahyu-wahyu-Mu maupun melalui apa yang terbentang dari ciptaan-Mudi
alam raya.[13]
3.Tafsir Ibnu Katsier
Didalam tafsir ini ,Allah berfirman yang artinya,”janganlah engkau
tergesa-gesa membaca Al-Qur’an sebelum disempurnakan mewahyukannya kepdamu,hai
Muhammad.”
Diriwyatkan oleh Ibnu Abbas bahwa Rasulullah saw.Jika menerima
wahyu mengalami kesukaran ,menggerakkan lidahnya untuk mengikuti jibril
membacakan ayat-ayat yang dibawanya,maka oleh Allah diberi petunjukagar jangan
trgesa-gesa membacakannya sebelum jibril selesai membacakannya,agar
NabiMuhammad saw, menghafal dan memahami betul-betul ayat yang diturunkan.[14]
4.tafsir Al-Azhar
“Maha Tinggi Allah ,Raja Yang Besar” itu ;yang janjinya
benar,ancamannya benar, Rasul-rasul yang diutusnya benar,syurga yang disediakan
untuk yang taat benar,neraka yang disediakan buat yang durhaka itu benar.Dan
lantaran Dia benar,Dia adalah Adil.Dia belum mengazab sebelum memberi
peringatan dengan mengirimkan Rasu-rasul.[15]
Raja yang benar itulah Allah ,dan dari Dia turunlah Al-Qur’an.Oleh
karena hati Nabi Muhammad Saw bertambah sehari,bertambah juga merasa tidak
dapat dipisahkan lagi dari Al-Qur’an itu,sampai beliau ingi segera datang
wahyunya itu,sedih hatinya jika jibril terlambat datang dan gembira jika ayat
turun,dan bila jibril turun membacakan satu ayat ,segera disambutnya dan
diulangnya,walaupun kadang-kadang belum selesai turun.Maka datanglah teguran
Allah:”Dan janganlah engkau tergesa-gesa dengan Al-Qur’an itu sebelum selesai
kepada engkau wahyunya.”[16]
Yang demikian itu adalah sangat asyik dan rindu beliau kepada wahyu
illahi itu.Maka datanglah teguran Tuhan ,bahwa tidak perlu dia tergesa-gesa.Lebih baik tunggu wahyu itu
sampai selesai turun,karena “kamilah”kata Tuhan,yang memerintahkan jibril
menyampaikannya dan menumpulkannya dalam dirimu,hai Muhammad,sampai engkau
hafal diluar kepaladan menghafalkannya,setelah dibacakan dengan jelas oleh
jibril.Bilamana jibril telah selesai membacakannya,sampai pada cara menucapkan
dan mengeluarkan(makhraj)tiap-tiap hurufnya,ikutilah dengan baik bacaan
itu.kemudian dari hal keterangan tentang isi dan maksudnya,jibril juga yang disuruh
Tuhan menafsirkannya.[17]
“Dan katakanlah: Ya Tuhanku, Tambahkanlah bagiku ilmu.”(ujung
ayat 114).
Do’a Nabi Saw ini penting sekali artinya,Yaitu bahwasannya
disamping wahyu yang dibawa oleh jibril itu, Nabi Saw pun disuruh untuk selalu
berdo’a kepada Tuhan agar untuknya selalu diberi tanbahan ilmu.Yaitu ilmu-ilmu
yang timbul ari karena pengalaman,pergaulan dengan manusia,memegang
pemerintahan,memimpin peperangan.sehingga disamping wahyu datang juga petunjuk
yang lain,seumpama mimpi atau ilham.[18]
Berkata Ibnu Uyainah:”Selalu bertambah ilm beliau s.a.w sampai
atang ajal beliau.”
Didalam hadis yang dirawikan oleh ibnu Majah daripada Abu Hurairah
salah satu dari Do’a Nabi s.a.w , adalah sebagai berikut:
اَلّلهُمَّ ا نْفَعْنِيْ بِمَاعَلَّمْتَنِيْ وَعَلِّمْنِيْ مَا يَنْفَعُنِيْ وَزِدْ
نِيْ عِلْمًا وَالْحَمدُ لِّلهِ عَلَى كُلِّ حَالٍ(رواه ابن ماجة عن ابي هريرة)
Artinya: “Ya Allah ,bermanfaatlah ilmu untukku dari ilmu yang
Engkau ajarkan kepadaku dan beri aku ilmu dari
pada apa yang memberi manfaat kepadaku,dan selalulah tambah ilmu untukku, dan
segala puji-pujianlah bagi Allah dalam segala hal.”[19]
C.Aplikasi
dalam kehidupan sehari-hari
Do’a merupakan permohonan seorang hamba kepada pencipta dengan
harap untuk memperoleh yang dinginkan .
Orang mukmin percaya bahwa kehidupan ini hanya merupakan persiapan
untuk menuju kehidupan di akhirat.Maka mereka sadar akan pentingnya
perlindungan dan pertolongan Allah SWT agar mendapatkan keselamatan di dunia
maupun di akhirat serta dijauhkan dari neraka. Seseorang ketika akan melakukan
suatu usaha atau kegiatan pasti akan berdo’a terlebih dahulu ,ini merupakan
perintah Allah agar semua makhluknya untuk berdo’a kepadaNya.Setiap hari
,setiap orang muslim pasti melakukan
kegiatan berdo’a seperti halnya dalam sholat,berzikir,mencari ilmu dan
sebagainya.Didalam sholat dan berzikir bacaan-bacaannya sudah mengandung do’a
dan setiap orang yang menuntut ilmu pasti diawali dengan niat yang baik dan
berdoa agar ditambahkan ilmunya oleh
Allah.Begitupun dengan hal-hal yang
lainnya.
D.Aspek
tarbawi
1.janganlah merasa bosan dan lelah dalam berdo’a
2.Beroptimislah bahwa do’anya akan dikabulkan
3. keharusan berhati-hatilah dalam menjelaskan kandungan Al-Qur’an
4.Rasa takut melupakan Al-Qur’an adalah sesuatu yang terpuji
5.Betapapun tinggi kedudukan seseorang dan dalam ilmunya,hendaknya
terus belajar karena ilmu adalah
samudera tak bertepi.
6.Hendaknya dalam usaha menuntut ilmu itu dikaitkan dengan Allah
karena tidak ada sesuatu yang dapat diketahui tanpa bantuanNya.
7.Janganlah tergesa-gesa
dalam menyampaikan ilmu.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Dari
makalah ini yang membahas tentang kewajiban
belajar spesifik dengan sub
judul do’a tambahkan ilmu yang termuat dalam Al-Qur’an surat
thahaa ayat 114 dapat disimpulkan bahwa
Nabi Muhammad s.a.w. dilarang tergesa-gesa dalam menyampaikan wahyu dan
menjelaskan maknanya kepada para sahabatnya sebelum malaikat jibril selesai
mengucapkan,memberikan makna serta menjelaskannya.
Oleh
sebab itu ,kita sebagai mahasiswa janganlah tergesa-gesa dalam menyampaikan
ilmu kepada orang lain sebelum kita menguasainya dan mengetahui sumber dari
manakah ilmu itu berasal serta sebelum
dosen menjelaskan dengan rinci.
Daftar Pustaka
Departemen
Agama RI.2002.Al-Qur’an dan Terjemahnya. Jakarta Timur:CV Darus Sunnah.
As-Suyuthi, Imam.2014.Asbabun nuzul,(edisi Terjemahan oleh Andi Muhammad
Syahril dan Yasir Al-Maqasid).Jakarta:Al-kautsar.
Yusuf,Musfirotun.2015.Manusia dan Kebudayaan Perspektif Islam.Pekalongan:CV.
Duta Utama.
Ash
Shiddieqy ,Teugku Muhammad Hasbi.1998.Al-ISLAM 1.Semarang:PT.pustaka Rizki
Putra.
Al-Islamiyah,Jam’iyah
Al-Wafa’.2007.Tafsir sepersepuluh dari Al-Qur’an AL-Karim.Bogor:atas nafkah
dari seorang muhsinin.
Shihab,Quraish .2002.Tafsir Al-Mishba.Jakarta:Lentera Hati.
Shihab,Quraish .2012.AL-LUBAB.Tangerang:Lentera Hati.
Bahreisy,Salim
dan Said Bahreisy.1990.Terjemahan
Singkat Tafsir Ibnu Katsier.Surabaya:PT. Bina Ilmu.
Hamka.1982.Tafsir Al-Azhar juz XVI. Jakarta:Pustaka Panjimas.
PROFIL
Nama :Dian
Ekawatul Khasanah
Nama panggilan :Dian
Tempat ,tanggal lahir
:Pekalongan,19 Juni 1997
Alamat :Jl. Raya Pasar Karanganyar Dukuh Sampel
Desa Lolong kecamatan Karanganyar Kabupaten pekalongan,
Cita-cita :Guru
Riwayat
pendidikan :
1.TK
Muslimat NU LOLONG
2.MI
ISLAMIYAH LOLONG
3.MTs
MA’ARIF NU KARANGANYAR
4.MADRASAH
ALIYAH YMI WONOPRINGGO
[1] Departemen Agama RI,Al-Qur’an dan Terjemahnya(Jakarta Timur:CV Darus Sunnah,2002) hlm. 321.
[2] Imam As-Suyuthi,Asbabun nuzul, terjemahan Andi Muahammad
Syahril dan Yasir Al-Maqasid(Jakarta:Al-kautsar,2014)hlm 348
[3] Musfirotun Yusuf,Manusia dan Kebudayaan Perspektif Islam(Pekalongan:CV.
Duta Utama,2015)hlm 174-175.
[4] Teugku Muhammad Hasbi Ash Shiddieqy,Al-ISLAM,(Semarang:PT.pustaka
Rizki Putra,1998),cet 1. Hlm 632
[6] Jam’iyah Al-Wafa’ Al-Islamiyah,Tafsir sepersepuluh dari Al-Qur’an
AL-Karim,(Bogor:atas nafkah dari seorang muhsinin,1427), hlm. 168-170
[8] Musfirotun Yusuf,Op.Cit.,hlm.177
[9] Quraish Shihab,Tafsir Al-Mishbah(Jakarta:Lentera Hati,2002),
hlm. 377
[11] Ibid.,hlm.378
[12] Quraish Shihab,AL-LUBAB,(Tangerang:Lentera Hati,2012), hlm. 414
[13] Ibid., hlm. 415
[14] Salim Bahreisy dan Said Bahreisy,Terjemahan Singkat Tafsir Ibnu Katsier,(Surabaya:PT.
Bina Ilmu,1990),hlm.279
[15] Hamka,Tafsir Al-Azhar juz XVI,(Jakarta:Pustaka
Panjimas,1982),hlm.226
[18] Ibid., hlm.227
Tidak ada komentar:
Posting Komentar