Laman

new post

zzz

Jumat, 23 September 2016

tt1 B 4c KEWAJIBAN BELAJAR SPESIFIK (Do’a Tambahkan Ilmu) Q.S Thahaa/20:114


KEWAJIBAN BELAJAR SPESIFIK
(Do’a Tambahkan Ilmu) Q.S Thahaa/20:114
Dian Ekawatul Khasanah
(2021115135)
KELAS B

TARBIYAH/PAI
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) PEKALONGAN
2016



KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirobbil ‘Alamiin
Segala  puji bagi Allah Tuhan semesta alam yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang yang telah melimpahkan Rahmat,Nikmat dan hidayah-Nya kepada hamba-Nya.Salah satunya adalah nikmat yang diberikan kepada penulis yaitu bimbingan,petunjuk dan kemudahan dalam menyusun makalah sehingga dapat menyelesaikan makalah ini tanpa suatu halangan apapun.
Sholawat serta salam juga tidak lupa penulis haturkan kepada junjungan kita Nabi Agung Muhammad SAW,begitu pula kepada keluarganya serta para sahabatnya.Tak lupa juga penulis ucapkan terimakasih kepada kedua orang tua yang telah mendo’akan.Disamping itu,penulis juga mengucapkan terima kasih kepada dosen pengampu mata kuliah Tafsir Tarbawi I yang telah memberikan tugas serta teman-teman semua ,sehingga tersusunlah makalah ini yang berjudul “Kewajiban Belajar Spesifik” dengan sub pembahasan” Do’a Tambahkan Ilmu”.
Dalam penulisan makalah ini, penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari sempurna baik dari segi teknik penulisan maupun dari segi materi yang perlu diperbaiki.Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca untuk memperbaiki makalah ini dimasa mendatang.
     Pekalongan,27 September
                                                                               Penulis,


      Dian Ekawatul Khasanah
                                                                                              

BAB I
PENDAHULUAN
Al-qur’an adalah kalamullah yang diberikan kepada Nabi Muhammad SAW  melalui malaikat jibril secara berangsur-angsur untuk pedoman dan petunjuk bagi  umat manusia untuk hidup di dunia maupun diakhirat. Didalam Al-qur’an banyak sekali do’a-do’a,pesan-pesan dan ajaran-ajaran yang baik dan benar  untuk dihafalkan serta di amalkan.
Do’a merupakan permohonan seorang hamba kepada penciptanya untuk meminta sesuatu yang diinginkan.Semua makhluk perlu Allah dan membutuhkan-Nya ,sedangkan Allah Maha KayA tidak membutuhkan mereka.Allah telah mewajibkan hamban-Nya untuk berdo’a kepadaNya.Allah tidak suka terhadap makhluk yang tidak mau berdo’a, sedangkan Allah senang  dan mencintai hamba-Nya yang selalu terus menerus berdo’a tanpa merasa lelah dan bosan. salah satu  cara hambaNya untuk selalu mengingat  dan mendekatkan diri kepada Allah yaitu dengan cara berdo’a. tidak ada yang bisa  memberikan sesuatu melebihi yang diberikan oleh Allah SWT.
Seorang muslim diwajibkan untuk  menuntut ilmu .Seorang hamba dalam mencari ilmu pasti ada rintangan dan hambatan serta cara-cara untuk memahami ilmu yang di pelajari supaya bisa dipahami dan mendapatkan tambahan ilmu.Yaitu dengan cara berusaha dan berdo’a agar ditambahkan ilmu serta diberikan pemahaman atas ilmu yang didapat.Berdo’a agar ditambahkan ilmu ini sesuai dengan pembahasan makalah ini  yang membahas tentang kewajiban belajar spesifik dengan sub pembahasan Do’a tambahkan ilmu yang terdapat didalam  Al-qur’an surat thahaa:20 ayat 114,yang bunyinya sebagai berikut:



فَتَعَا لَي اللهُ اْلمَلِكُ اْلحَقِّ وَلَا تَجْعَلْ بِالْقُرْءَا ن مِنْ قَبْلِ اَنْ يُقْضَّي  اِلَيْكَ وَحْيُهُ                      وَقُلْ رَّبِّ زِدْنِيْ عِلْمًا

Artinya:
“Maka Maha Tinggi Allah Raja yang sebenar-benarnya ,dan janganlah kamu tergesa-gesa  membaca Al-Qur’an sebelum disempurnakan mewahyukannya kepadamu,dan katakanlah:Ya Tuhanku ,Tambahkanlah kepadaku ilmu pengetahuan”.(QS. Thahaa/20:114)[1]
*      Asbabun nuzul
         Ibnu Abi Hatim meriwayatkan dari As-Suddi,ia berkata,”Bahwa dahulu Nabi SAW tatkala jibril turun membawa Al-Qur’an kepada beliau,maka beliau merasa sangat penat untuk menghafalkannya.Beliau takut kalau jibril sudah kedahuluan terbang sementara beliau belum menghafal.Maka Allah menurunkan ayat ,”Dan janganlah kamu tergesa-gesa membaca Al-Qur’an.[2]
*      Arti pentingnya
    Secara fitrah,dalam seiap individu manusia,pasti tertanam rasa ingin menjadi orang yang lebih baik dan sempurna .Oleh karena itu Allah menyediakan jalan bagi hambaNya agar mereka mau berusaha dan semakin dekat kepadaNya.
    Islam secara tegas mengajarkan bahwa segala yang diraih oleh manusia adalah sesuai dengan usaha dan jerih payahnya.Manusia yang selalu beusaha dengan sungguh-sungguh karena Allah pasti akan menuai hasil usahanya itu.
Do’a menjadi bagian penting dalam setiap usaha manusia.Berdo’a berarti mengetahui bahwa Allahlah yang menentukan segala usahanya.Sejatinya,tujuan do’a adalah meningkatkan kedekatan diri kepada kepada Allah  SWT sekaligus untuk memperbaiki  diri.
Dengan do’a ,kedamain dapat diraih,semanat hidup dapat ditingkatkan dan emosi dapat dikendalikan.Dengan do’a,ada harapan yang terbentang.Do’a juga menjadi penyejuk pada saat menghadapi musibah.Do’a adalah tempat kembalinya manusia setelah seharian melakukan usaha(ikhtiar).
Walaupun tak terlihat hasilnya,do’a harus tetap dipanjatkan karena dibalik do’a tersimpan rahasia Allah yang amat mengagumkan.














BAB II
PEMBAHASAN
A.    TEORI
v  DO’A
    1.Pengertian Do’a
             Secara bahasa Do’a berasal dari bahasa arab yaitu kata ad-du’a yang artinya permohonan atau permintaan.
Do’a menurut istilah adalah permohonan manusia kepada Allah SWT dengan penuh pengharapan agar tercapai segala sesuatu yang diinginkandan terhindar dari segala perkara yang ditakuti dan tidak diinginkan.
Do’a ialah memohon kepada Allah SWT,sesuatu permintaan yang dirumuskan dalam serangkaian kalimat yang diucapkan oleh hamba dengan penuh harap dan akan mendapatkan kebaikan dari sisinya dan dengan merendahkan diri kepadan Nya untuk memperoleh apa yang diinginkan.[3]
Do’a ialah memohon perlindungan dan atau bantuan pertolongan dari Allah.Meman Allah San Maha Pemberi dan selalu menjawabDo’a hambaNya.
Allah berfirman:
وَاذَا سَاَلَكَ عِبَادِيْ عَنِّيْ فَاِنِّيْ قَرِيْبٌ اُجِيْبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ اِذَا دَعَا نِ
Artinya:Dan apabila diajukan pertanyaan kepadamu tentang tentang dIri-Ku oleh hamba-hamba-Ku,Bahwasannya Aku sangat  dekat.Aku memperkenankan do’a orang yang berdo’a jika ia berdo’a kepada-Ku.(Q.S.Al-baqarah/2:186).
Inti kandungan berdo’a dapat dibagi menjadi 2 kategori,yaitu:
1.Memohon agar diberikan langsung apa yang diinginkan;
2.Memohon petunjuk  untuk memperoleh apa yang diinginkan.[4]
                         
      2.Faktor-faktor Manusia berdo’a
a.Lantaran jiwanya  terpanggil untuk memohon perlindunganketika          mendapatkan kesulitan yang tidak bisa mengatasinya sebab ia diciptakan dalam keadaan lemah.
b.Lantaran do’a itu merupakan perintah Allah yang ditujukan kepada manusia itu sendiri.[5]
      3.Jenis-jenis  Do’a
a).Ibadah .Do’a dalam beribadah seperti shalat dan puasa
    b). Do’a permintaan dan permohonan
     4. Sebab-sebab Terkabulnya Do’a
Sebab-sebab terkabulnya do’a itu ada 2 yaitu sebab yang bersifat  zhahir dan sebab yang bersifat batin.
     a).Sebab-sebab Zhahir
Ø  Didahului  dengan amalan-amalan yang shalih,seperti:sedekah,wudhu,shalat,menghadap ke kiblat,mengangkat kedua tangan ,memuji Allah ,berdo’a dengan menggunakan Asma Allah dan sifat Allah sesuai denga do’a yang dipanjatkan.
          Diantara sebab terkabulnya do’a yaitu
-Dengan bersholawat kepada Nabi SAW pada permulaan,pertengahan dan akhir do’a.
-Mengakui segala dosa yang telah diperbuat
-Bersyukur kepada Allah atas  nikmat-Nya
-Memanfaatkan waktu-waktu khusus yang memiliki keutamaan terkabulnya do’a

    b.Sebab-sebab Batin.
Ø  Dengan mendahulukan taubat yang benar,mengembalikan hak-hak orang memperbaiki makanan,minuman,pakaian da tempat tinggal,hendaknya dari usaha yang halal,memperbanyak ketaatan,menjauhi hal-hal yang diharamkan,menjaga diri dari perbuatan syubhat dan syahwat,hadirnya hati dalam berdo’a ,harapan yang kuat,berserah diri kepada Allah,merendahkan diri dari diharibaan-Nya,terus menerus meminta,menyerahkan segala urusan kepada-Nya,dan tidak berpaling sedikitpun dari-Nya.
      5.Hal-hal yang menghalangi terkabulnya Do’a
   a.Mempersekutukan Allah dalam berdo’a
   b.terlalu merinci dalam berdo’a
   c.mendo’akan dirinya atau orang lain celaka
   d.Menggantungkan do’a dengan kehendak,seperti ucapa “ya Allah            ,ampunilah aku jika Engkau berkehendak
   e.tergesa-gesa  minta dikabulkan do’a
   f.Istihsar (merasa bosan dan letih)
   g.tidak bertata krama ketika berdo’a kepada Allah
   h.Berdo’a meminta sesuatu yang urusannya telah selesai,seperti meminta kekal hidup di dunia
    i.Berdo’a denga suara yang keras.[6]
    6.Adab Bedo’a
  a.Dimulai dan diakhiri dengan membaca hamdallah dan sholawat      nabi atas nama Nabi Muhammad SAW.
b.Khusyu’ merendahkan diri , tadlorru’, penuh rsa cnta dan takut
c. Mempunyai keyakinan bahwa do’anya akan dikabulkan
d. Bersungguh-sungguh dan paling sedikit do’a itu diulang 3 kali.
e. Dengan suara rendah dan mengharap spenuh hati.
f. Menghadap kekiblat,sambil mengangkat kedua tangannya
g.Memperhatikan waktu-waktu mustajabah.
h.Tidak berdo’a dengan niatan berbuat dosa atau kejahatan.
i.Do’anya tidak dilagukan
j. Jangan berkata: “Aku berdo,a tetapi doaku tidak dikabulkan”
    7.Waktu dan tempat Berdo’a yang mustajabah
a.Do’a orangtua ubtuk anak cucucnya.
b.Do’a orang yang bepergian.
c.Do’a orang yang berpuasa hingga berbuka.
d.Do’a orang yang sedang berbuka.
e.Do’a anak yang sholih untuk kedua orangtuanya.
f.Do’a mengiringi wudhu
g.Do’a sesudah melempar jumrah kecil
h.Sesudah melempa jumrah pertengahan.
I.Do’a di dalam dan ketika melihat Ka’bah
j.Do’a dibukit shofa dan Marwah.
k.Do’a di kota Makkah.
m.Do’a pada bulan Rajab,sya’ban dan Muharrom.
n.Do’a pada waktu ashar dan shubuh.
o.Berdo’a diantara dhuhur dengan ashar dan antara ashar dengan maghrib
p.Disisi sumur zam-zam
q.Ditempat-tempat yang suci dan mulia lainnya seperti Masjid  dan tempat ibadah islam.[7]
    8.Keutamaan Do’a
 a.Do’a adalah ibadah yang paling mulia disisi Allah SWT
b.Do’a adalah Otak Ibadah
c.Do’a adalah kunci rahmat.[8]
B.Tafsir
1.Tafsir Al-Mishbah
Didalam tafsir Al-mishbah Penempatan firman-Nya: فَتَعَا لَى اللهُ اْلمَلِكُ اْلحَقِّ (Maha Tinggi Allah ,Maha Raja yang Haq) antara uraian tentang Al-qur’an yang diturunkan dengan menggunakan bahasa Arab(Q.S thahaa ayat 113)dengan larangan tergesa-gesa membacanya (penggalan terakhir Q.S thahaa ayat 114),mengisyaratkan bahwa kandungannya adalah sesuatu yang sangat luhur dan Tinggi serta haq lagi sempurna ,serta harus diagungkan dengan mengikuti tuntunnya karena Al-qur’an bersumber dari Yang Maha Tinggi,dan dari Maharaja yang tunduk kepada-Nya semua makhluk.[9]
Firman-Nya: مِنْ قَبْلِ اَنْ يُقْضَّي  اِلَيْكَ وَحْيُهُ (sebelum disempurnakan untukmu pewahyuannya ,dapat dipahami dalam arti sebelummalakat selesai membacakannya kepadamu.Diririwayatkan bahwa Nabi Muhammad SAW pernah tergesa-gesa membaca ayat-ayat Al-Qur’an sebelum malaikat Jibril menyelesaikan bacaannya.Sahabat Nabi Muhannad SAW , Ibn ‘Abbas,menguraikan bahwa  Nabi Muhammad SAW sering kali mendahului malaikat  Jibril ,sehingga beliau membaca Al-Qur’an sebelum Jibril membacanya,guna mengukuhkan hafalan beliau karena beliau khawatir lupa (HR Bukhori).Misalya satu ayat yang akhirnya kata rahiman,baru saja jibril membaca rahi langsung Nabi saw menyempurnakannya dengan menambahkan kata ma ,sehingga mendahului jibril dalam penyebutan kata rahiman.[10]
Dapat juga ayat 114 ini merupakan tuntutan kepada Nabi Muhammad SAW untuk tidak membacakan, yakni menjelaskan makna pesan-pesan Al-Qur’an kepada sahabat-sahabat beliau setelah jelas buat beliau maknanya,baik dalam merenungkannya dengan sungguh-sungguh maupun sebelum datangnya malaikat jibril as mengajarkan beliau tentang maknanya.Pendapat ini sangat sejalan dengan lanjutan ayat tersebut yang memerintahkan beliau berdo’a agar ditambah ilmunya.Jika makna ini diterima ,maka hal tersebut menjadi peringatan buat semua orang yang melibatkan diri dalam penafsiran Al-Qur’a agar berhati-hati dalam menafsirkannya.[11]

2.tafsir Al-lubab
Didalam tafsir al-lubab,surat thahaa ayat 114 menyatakan bahwa:Maha Tinggi Allah dengan ketinggiannyayan tidak terjangkau oleh nalar dan tidak dapat dilukiskan oleh kata-kata.Dalah Maharaja yang sebenar-benarnya,yang tidak dapat disentuh oleh kerajaan-Nya.[12]
Selanjutnya karena kehebatan tuntutan dari ayat-ayat Al-Qur’an atau kekhawatiran melupakan satu kata dari ayat-ayat Al-Qur’an,Nabi Muhammad saw dilarang tergesa-gesa membacanya sebelum malaikat jibril selesai membacakannya,atau dilarang tergesa-gesa menjelaskan maknanya sebelum merenungkannyaataupun sebelum datangnya malaikat jibrilmenajarkan maknanya.Nabi Muhammad  saw juga diperintahkan bermohon kepadaAllah dengan berharap:”Tuhanku ,Tambahkanlah untukku ilmu,”yakni baik melalui wahyu-wahyu-Mu maupun melalui apa yang terbentang dari ciptaan-Mudi alam raya.[13]
3.Tafsir Ibnu Katsier
Didalam tafsir ini ,Allah berfirman yang artinya,”janganlah engkau tergesa-gesa membaca Al-Qur’an sebelum disempurnakan mewahyukannya kepdamu,hai Muhammad.”
Diriwyatkan oleh Ibnu Abbas bahwa Rasulullah saw.Jika menerima wahyu mengalami kesukaran ,menggerakkan lidahnya untuk mengikuti jibril membacakan ayat-ayat yang dibawanya,maka oleh Allah diberi petunjukagar jangan trgesa-gesa membacakannya sebelum jibril selesai membacakannya,agar NabiMuhammad saw, menghafal dan memahami betul-betul ayat yang diturunkan.[14]
4.tafsir Al-Azhar
“Maha Tinggi Allah ,Raja Yang Besar” itu ;yang janjinya benar,ancamannya benar, Rasul-rasul yang diutusnya benar,syurga yang disediakan untuk yang taat benar,neraka yang disediakan buat yang durhaka itu benar.Dan lantaran Dia benar,Dia adalah Adil.Dia belum mengazab sebelum memberi peringatan dengan mengirimkan Rasu-rasul.[15]
Raja yang benar itulah Allah ,dan dari Dia turunlah Al-Qur’an.Oleh karena hati Nabi Muhammad Saw bertambah sehari,bertambah juga merasa tidak dapat dipisahkan lagi dari Al-Qur’an itu,sampai beliau ingi segera datang wahyunya itu,sedih hatinya jika jibril terlambat datang dan gembira jika ayat turun,dan bila jibril turun membacakan satu ayat ,segera disambutnya dan diulangnya,walaupun kadang-kadang belum selesai turun.Maka datanglah teguran Allah:”Dan janganlah engkau tergesa-gesa dengan Al-Qur’an itu sebelum selesai kepada engkau wahyunya.”[16]
Yang demikian itu adalah sangat asyik dan rindu beliau kepada wahyu illahi itu.Maka datanglah teguran Tuhan ,bahwa tidak perlu dia  tergesa-gesa.Lebih baik tunggu wahyu itu sampai selesai turun,karena “kamilah”kata Tuhan,yang memerintahkan jibril menyampaikannya dan menumpulkannya dalam dirimu,hai Muhammad,sampai engkau hafal diluar kepaladan menghafalkannya,setelah dibacakan dengan jelas oleh jibril.Bilamana jibril telah selesai membacakannya,sampai pada cara menucapkan dan mengeluarkan(makhraj)tiap-tiap hurufnya,ikutilah dengan baik bacaan itu.kemudian dari hal keterangan tentang isi dan maksudnya,jibril juga yang disuruh Tuhan menafsirkannya.[17]
Dan katakanlah: Ya Tuhanku, Tambahkanlah bagiku ilmu.”(ujung ayat 114).
Do’a Nabi Saw ini penting sekali artinya,Yaitu bahwasannya disamping wahyu yang dibawa oleh jibril itu, Nabi Saw pun disuruh untuk selalu berdo’a kepada Tuhan agar untuknya selalu diberi tanbahan ilmu.Yaitu ilmu-ilmu yang timbul ari karena pengalaman,pergaulan dengan manusia,memegang pemerintahan,memimpin peperangan.sehingga disamping wahyu datang juga petunjuk yang lain,seumpama mimpi atau ilham.[18]
Berkata Ibnu Uyainah:”Selalu bertambah ilm beliau s.a.w sampai atang ajal beliau.”
Didalam hadis yang dirawikan oleh ibnu Majah daripada Abu Hurairah salah satu dari Do’a Nabi s.a.w , adalah sebagai berikut:
اَلّلهُمَّ ا نْفَعْنِيْ بِمَاعَلَّمْتَنِيْ وَعَلِّمْنِيْ مَا يَنْفَعُنِيْ وَزِدْ نِيْ عِلْمًا وَالْحَمدُ لِّلهِ عَلَى كُلِّ حَالٍ(رواه ابن ماجة عن ابي هريرة)
Artinya: “Ya Allah ,bermanfaatlah ilmu untukku dari ilmu yang Engkau ajarkan kepadaku dan beri aku ilmu dari pada apa yang memberi manfaat kepadaku,dan selalulah tambah ilmu untukku, dan segala puji-pujianlah bagi Allah dalam segala hal.”[19]
C.Aplikasi dalam kehidupan sehari-hari
Do’a merupakan permohonan seorang hamba kepada pencipta dengan harap  untuk memperoleh  yang dinginkan .
Orang mukmin percaya bahwa kehidupan ini hanya merupakan persiapan untuk menuju kehidupan di akhirat.Maka mereka sadar akan pentingnya perlindungan dan pertolongan Allah SWT agar mendapatkan keselamatan di dunia maupun di akhirat serta dijauhkan dari neraka. Seseorang ketika akan melakukan suatu usaha atau kegiatan pasti akan berdo’a terlebih dahulu ,ini merupakan perintah Allah agar semua makhluknya untuk berdo’a kepadaNya.Setiap hari ,setiap orang  muslim pasti melakukan kegiatan berdo’a seperti halnya dalam sholat,berzikir,mencari ilmu dan sebagainya.Didalam sholat dan berzikir bacaan-bacaannya sudah mengandung do’a dan setiap orang yang menuntut ilmu pasti diawali dengan niat yang baik dan berdoa agar ditambahkan  ilmunya oleh Allah.Begitupun dengan hal-hal  yang lainnya.
D.Aspek tarbawi
1.janganlah merasa bosan dan lelah dalam berdo’a
2.Beroptimislah bahwa do’anya akan dikabulkan
3. keharusan berhati-hatilah dalam menjelaskan  kandungan Al-Qur’an
4.Rasa takut melupakan Al-Qur’an adalah sesuatu yang terpuji
5.Betapapun tinggi kedudukan seseorang dan dalam ilmunya,hendaknya terus belajar karena ilmu adalah  samudera tak bertepi.
6.Hendaknya dalam usaha menuntut ilmu itu dikaitkan dengan Allah karena tidak ada sesuatu yang dapat diketahui tanpa bantuanNya.
7.Janganlah tergesa-gesa dalam menyampaikan ilmu.



















BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Dari makalah ini yang membahas tentang  kewajiban belajar spesifik  dengan sub judul do’a tambahkan ilmu yang termuat dalam Al-Qur’an surat thahaa ayat 114 dapat disimpulkan  bahwa Nabi Muhammad s.a.w. dilarang tergesa-gesa dalam menyampaikan wahyu dan menjelaskan maknanya kepada para sahabatnya sebelum malaikat jibril selesai mengucapkan,memberikan makna serta menjelaskannya.
Oleh sebab itu ,kita sebagai mahasiswa janganlah tergesa-gesa dalam menyampaikan ilmu kepada orang lain sebelum kita menguasainya dan mengetahui sumber dari manakah ilmu itu berasal serta  sebelum dosen menjelaskan dengan rinci.











Daftar Pustaka
Departemen Agama RI.2002.Al-Qur’an dan Terjemahnya. Jakarta  Timur:CV Darus Sunnah.
As-Suyuthi, Imam.2014.Asbabun nuzul,(edisi Terjemahan oleh Andi Muhammad Syahril dan Yasir Al-Maqasid).Jakarta:Al-kautsar.
Yusuf,Musfirotun.2015.Manusia dan Kebudayaan Perspektif Islam.Pekalongan:CV. Duta Utama.
Ash Shiddieqy ,Teugku Muhammad Hasbi.1998.Al-ISLAM 1.Semarang:PT.pustaka Rizki Putra.
Al-Islamiyah,Jam’iyah Al-Wafa’.2007.Tafsir sepersepuluh dari Al-Qur’an AL-Karim.Bogor:atas nafkah dari seorang muhsinin.
Shihab,Quraish .2002.Tafsir Al-Mishba.Jakarta:Lentera Hati.
Shihab,Quraish .2012.AL-LUBAB.Tangerang:Lentera Hati.
Bahreisy,Salim dan Said Bahreisy.1990.Terjemahan  Singkat Tafsir Ibnu Katsier.Surabaya:PT. Bina Ilmu.
Hamka.1982.Tafsir Al-Azhar juz XVI. Jakarta:Pustaka Panjimas.










PROFIL
                                                      

Nama                                :Dian Ekawatul Khasanah
Nama panggilan                 :Dian
Tempat ,tanggal lahir          :Pekalongan,19 Juni 1997
Alamat                                 :Jl. Raya Pasar Karanganyar Dukuh Sampel Desa                Lolong  kecamatan Karanganyar Kabupaten pekalongan,
Cita-cita                              :Guru
Riwayat pendidikan          : 
1.TK Muslimat NU LOLONG
2.MI ISLAMIYAH LOLONG
3.MTs MA’ARIF  NU KARANGANYAR
4.MADRASAH ALIYAH YMI WONOPRINGGO


[1] Departemen Agama RI,Al-Qur’an dan Terjemahnya(Jakarta  Timur:CV Darus Sunnah,2002) hlm. 321.
[2] Imam As-Suyuthi,Asbabun nuzul, terjemahan Andi Muahammad Syahril dan Yasir Al-Maqasid(Jakarta:Al-kautsar,2014)hlm 348
[3] Musfirotun Yusuf,Manusia dan Kebudayaan Perspektif Islam(Pekalongan:CV. Duta Utama,2015)hlm 174-175.
[4] Teugku Muhammad Hasbi Ash Shiddieqy,Al-ISLAM,(Semarang:PT.pustaka Rizki Putra,1998),cet 1. Hlm 632
[5] Ibid.,hlm. 175-176
[6] Jam’iyah Al-Wafa’ Al-Islamiyah,Tafsir sepersepuluh dari Al-Qur’an AL-Karim,(Bogor:atas nafkah dari seorang muhsinin,1427), hlm. 168-170
[7]Ibid., hlm 170
[8] Musfirotun Yusuf,Op.Cit.,hlm.177
[9] Quraish Shihab,Tafsir Al-Mishbah(Jakarta:Lentera Hati,2002), hlm. 377
[10] Ibid., hlm. 377
[11] Ibid.,hlm.378
[12] Quraish Shihab,AL-LUBAB,(Tangerang:Lentera Hati,2012), hlm. 414
[13] Ibid., hlm. 415
[14] Salim Bahreisy dan Said Bahreisy,Terjemahan  Singkat Tafsir Ibnu Katsier,(Surabaya:PT. Bina Ilmu,1990),hlm.279
[15] Hamka,Tafsir Al-Azhar juz XVI,(Jakarta:Pustaka Panjimas,1982),hlm.226
[16] Ibid., hlm.226
[17] Ibid., hlm.227
[18] Ibid., hlm.227
[19] Ibid., hlm.227

Tidak ada komentar:

Posting Komentar