Kewajiban Belajar “ SPESIFIK “
( QS. AT-THAHA Ayat 114 )
Nafis Ilma Safira
2021115086
Kelas C
Tarbiyah/PAI
Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Pekalongan
2016
KATA PENGANTAR
Puja
dan puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah swt yang mana telah
memberikan rahmat dan hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah
ini.Sholawat serta salam tak lupa penulis haturkan kepada junjungan kita Nabi Agung
Muhammad saw, beserta keluarga dan sahabat-sahabatnya.
Makalah
yang berjudul Do’a Tambahkan Ilmu, disusun guna memenuhi tugas tafsir
tarbawi.Adapun dalam penyusunan makalah ini tidak luput dan tidak lepas dari
bantuan serta bimbingan dari beberapa pihak.Oleh karena itu, pada kesempatan
ini perkenankan penulis menghaturkan terimakasih kepada Bapak. Muhammad
Ghufron,MSI, selaku dosen pengampu mata kuliah tafsir tarbawi.Dan kedua
orangtua yang tidak ada hentinya mendoa’akan serta mendukung penuh kepada penulis,
serta teman-teman yang telah membantu penulis.
Penulis
menyadari bahwa dalam makalah ini masih mempunyai kekurangan, Oleh karena itu,
memohon kritikan serta saran yang membangun terkhusus para pembaca.Semoga
makalah ini bisa bermanfaat bagi pembaca.
Penulis, 25 September 2016
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Al-Qur’an adalah mukjizat islam yang abadi dimana semakin maju
pengetahuan, semakin tampak validitas kemukjizatannya. Allah Swt menurunkannya
kepada Nabi Muhammad
Saw demi membebaskan manusia dari kegelapan hidup menuju cahaya
Illahi, dan membimbing mereka ke jalan yang lurus. Rasulullah menyampaikann
kepada para sahabatnya sebagai penduduk asli arab yang sudah tentu dapat
memahami tabiat mereka. Jika terdapat sesuatu yang kurang jelas bagi mereka
tentang ayat-ayat yang mereka terima, mereka langsung menanyakan kepada
Rasullah. Diantara kemurahan Allah terhadap manusia ialah Dia tidak saja
menganugerahkan fitrah yang suci yang dapat membimbingkan kepada kebaikan
bahkan juga dari masa ke maa mengutus seorang Rosul yang membawa kitab sebagai
pedoman hidup dari Allah, mengajak manusia agar beribadah kepadaNya semata.
Menyampaikan kabar gembira dan memberika peringatan agar tidak ada alasan bagi
manusia untuk mebantah Allah setelah datangnya para Rasul.
B.
Judul Makalah
Pada kesempatan kali ini penulis akan membahas
tentang “ Do’a Tambahkan Ilmu “. Menyesuaikan dengan tugas yang telah penulis
terima.
C. Nash Dan Arti QS.Thahaa Ayat 114
فَتَعَالَى
اللَّهُ الْمَلِكُ الْحَقُّ وَلا تَعْجَلْ بِالْقُرْآنِ مِنْ قَبْلِ أَنْ يُقْضَى
إِلَيْكَ وَحْيُهُ وَقُلْ رَبِّ زِدْنِي عِلْمًا (١١٤
Artinya:
Maka
Mahatinggi Allah Raja yang sebenar-benarnya Dan janganlah engkau (Muhammad)
tergesa-gesa membaca Al Qur'an sebelum selesai diwahyukan kepadamu, dan katakanlah,
"Ya Tuhanku, tambahkanlah ilmu kepadaku”.
D.
Arti
Penting Pengkajian Materi
Dalam surah At-thaha ayat 114 sangat
penting untuk dikaji, bahwa allah menegaskan kepada Nabi saw untuk tidak
tergesa-gesa dalam membaca Al-Qur’an, yang mana kita juga diperintahkan seperti
itu untuk tidak tergesa-gesa dan dapat menghafal, memahami serta mengamalkan
apa yang terkandung dalam ayat-ayat Al-Qur’an. Berkelanjutan dari ayat tersebut
bahwasannya Nabi Muhammad saw berdoa agar ditambahkan ilmunya, karena setiap sesuatu
hal yang baik harus diawali dengan sebuah Do’a, karena dengan do’a akan
dipermudah dan dilancarkan dalam segala halnya.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Ilmu
“Ilmu” merupakan suatu istilah dari
bahasa arab yaitu ‘alima yang terdiri dari huruf ‘ayn, lam, dan mim. Al-Qur’an
sering menggunakan kata ini dalam berbagai sighat (pola), yaitu masdar, fi’il
mudhari’, fi’il nahi, amar, isim fa’il, isim maful dan isim tafdil. Kata “Ilmu”
juga berasal dari kata bahasa arab “ilm yang berarti pengetahuan yang merupakan
lawan kata dari jahl yang mempunyai arti ketidaktahuan atau kebodohan.
Dalam pandangan Al-Qur’an, ilmu dapat
membentuk sikap atau sifat-sifat manusia. Atau dengan kata lain, sikap atau
karakter seseorang merupakan gambaran yang dimilikinya.Ilmu juga merupakan
salah satu sifat dari Allah swt, karena dengan sifat itulah dia disebut dengan
‘Alim (yang maha tahu). Dia merupakan sumber utama dari ilmu.[1]
B.
Penafsiran
surat At-thaha ayat 114
1)Tafsir Al-Maraghi
فَتَعَالَى
اللَّهُ الْمَلِكُ الْحَقُّ وَلا تَعْجَلْ بِالْقُرْآنِ مِنْ قَبْلِ أَنْ يُقْضَى
إِلَيْكَ وَحْيُهُ وَقُلْ رَبِّ زِدْنِي عِلْمًا (١١٤
Artinya: Maka Mahatinggi Allah Raja yang sebenar-benarnya Dan
janganlah engkau (Muhammad) tergesa-gesa membaca Al Qur'an
2)
Tafsir
Al-Maraghi
فَتَعَالَى
اللَّهُ الْمَلِكُ الْحَقُّ وَلا تَعْجَلْ بِالْقُرْآنِ مِنْ قَبْلِ أَنْ يُقْضَى
إِلَيْكَ وَحْيُهُ وَقُلْ رَبِّ زِدْنِي عِلْمًا (١١٤
Artinya:
Maka Mahatinggi Allah Raja yang sebenar-benarnya Dan janganlah engkau
(Muhammad) tergesa-gesa membaca Al Qur'an sebelum selesai diwahyukan kepadamu,
dan katakanlah, "Ya Tuhanku, tambahkanlah ilmu kepadaku”.
v Pengertian Secara Ijmal
Allah telah menceritakan bahwa dia
telah menurunkan ayat-ayat yang mengandung ancaman dan memberitakan berbagai
keadaan serta peristiwa menakutkan yang terjadi pada hari kiamat dalam
ayat-ayat ini, Allah menerangkan bahwa dia menurunkan Al-Qur’an secara
keseluruhan dalam satu pola sebagai bacaan berbahasa arab, agar orang-orang
arab dapat memahami dan mengetahui struktur kalimatnya yang indah dan gaya
bahasanya yang berada diluar kemampuan manusia untuk membuatnya. Kemudian,
Allah menjelaskan kegunaan Al-Qur’an ini bagi para hambanyadan bahwa dia
memiliki sifat-sifat kesempurnaan, maha suci dari segala sifat kekurangan,
serta memelihara rasulnya dari lupa mengenai wahyu.
Larangan kepada Nabi saw. Untuk
membaca Al-Qur’an dengan tergesa-gesa sebelum wahyu disempurnakan.
Diriwayatkan bahwa Nabi saw, sangat
innginmengambil Al-Qur’an dari Jibril as, maka dia tergesa-gesa membacanya karena
takut lupa sebelum Jibril menyempurnakannya. Maka, beliau dilarang berbuat
demikian, dan dikatakan padanya, “janganlah kamu tergesa-gesa membacanya
sebelum disempurnakan mewahyukannya, agar kamu mengambilnya dengan mantap dan
tenang. Dan berdoalah kepada tuhanmu agar dia menambahkan pemahaman dan
pengetahuan.”
v Penjelasan Ayat
و كذلك
انزلناه قرانل عربيا
Sebagaiman
kami telah menurunkan janji, ancaman dan keadaan hari kiamat dengan segala
peristiwanya yang menakutkan, kami juga menurunkan Al-Qur’an secara keseluruhan
dengan susunan kalimat bahasa Arab yang terang, agar bahasa Arab yang Al-Qur’an
diturunkan kepada mereka dapat memahaminya dengan mempelajarinya dan mendapat
kebahagiaan dengan mengamalkan isinya yang mengandung kebahagiaan bagi manusia didunia
dan diakhirat.
وصرفنا فيه من الوعيد لعلهم يتقون او
يحدث لهم ذكرا
Dan kami
takut-takuti mereka dengan berbagai ancaman yang terkandung didalamnya, agar
mereka menjauhi syirik dan terhindar dari jatuh kedalam perbuatan maksiat dan
dosa, agar melahirkan pengajaran yang menyeru mereka untuk melakukan ketaatan.
Ringkasan
: Dengan mengkajinya, apakah mereka akan mencapai suatu martabat, yakni
meninggalkan perbuatan maksiat dan terhindar dari terjerumus kedalam dosa, atau
akan naik kemartabat yang lebih tinggi, yaitu mengerjakan segala ketaatan dan
kewajiban.
Setelah
mengagungkan kitabnya, selanjutnya Allah mengagungkan dirinya :
فتعالى الله الملك الحق
Maha suci Allah yang kuasa untuk memerintahkan dan melarang.
Yang berhak untuk diharapkan janjinya dan ditakuti ancamannya, yaitu yang tetap
dan berubah dari penurunan Al-qur’an kepada mereka tidak mengenal tujuan yang
untuk itu ia turunkan yaitu mereka meninggalkan perbuatan maksiat dan melakukan
segala ketaatan.
Ayat ini mengandung perintah untuk mengkaji Al-qur’an dan
penjelasan segala anjuran dan larangan adalah siasat ilahiyah yang mengandung
kemaslahatan dunia akhirat, hanya orang yang dibiarkan allah lah yang akan
menyimpang daripadanya dan bahwa janji serta ancamannya yang dikandungnya benar
seluruhnya, tidak dicampuri dengan kebatilan. Bahwa orang yang haq adalah orang
yang mengikutinya dan orang yang batil adalah orang yang berpaling dari larangan-larangannya.
ولا تعجل بالقران من قبل ان يقضى اليك وحيه
Janganlah kamu tergesa-gesa membacanya didalam hatimu sebelum
jibril selesai meyampaikannya kepadamu.
Diriwayatkan, apabila jibril menyampaikan Al-qur’an, kemudian
Nabi saw mengikutinya dengan mengucapkan setiap huruf dan kalimat, karena
beliau khawatir tidak dapat menghafalnya. Maka beliau dilarang berbuat
demikian, karena barangkali mengucpkan kalimat akan membuatnya lengah untuk
mendengarkan kalimat berikutnya.[2]
3)
Tafsir Al-Mishbah
Penempatan firmannya: (فتعالى الله الملك الحق) maka Maha Tinggi Allah, Maharaja
yang Haq antara uraian tentang Al-Qur’an yang diturunkan dengan bahasa Arab
(ayat 113) dengan larangan tergesa-gesa membacanya (penggalan terakhir ayat
114), mengisyaratkan bahwa kandungannya adalah sesuatu yang sangat luhur dan
tinggi serta haq lagi sempurna, serta harus diagungkan dengan mengikuti
tuntutanny, karena Al-Qur’an bersumber dari yang Maha Tinggi dan dari Maharaja
yang tunduk kepada nya semua makhluk Firmannya: من قبل ان يقضي اليك وحيه ) ) sebelum disempurnakan untukmu
pewahyuannya, dapat dipahami dalam arti sebelum malaikat selesai membacakannya
kepadamu. Diriwayatkan bahwa Nabi saw. Pernah tergesa-gesa membaca ayat-ayat
Al-Qur’an sebelum Jibril as. Menyelesaikan bacaannya. Sahabat Nabi saw, Ibn
‘Abbas, menguraikan bahwa Nabi saw. Seringkali mendahului Jibril as., sehingga
beliau membaca Al-Qur’an sebelum selesai Jibril as. Membacanya, guna
mengukuhkan hafalan beliau karena dikhawatirkn baliau lupa. (HR.Bukhari)
Pada ayat 114 ini merupakan
tuntunan kepada Nabi Muhammad saw untuk tidak membacakan, yaitu menjelaskan
makna pesan-pesan Al-Qur’an kepada sahabat-sahabat beliau setelah jelas buat
beliau maknanya, baik setelah merenungkannya sungguh-sungguh maupun sebelum
datangnya malaikat Jibril as. mengajarkan beliau tentang maknanya. Pendapat ini
sangat sejalan dengan lanjutan ayat tersebut yang memerintahkan beliau berdoa
agar ditambahkan ilmunya. Jika makna itu diterima, maka hal tersebut menjadi
peringatan buat semua orang yang melibatkan diri dalam penafsiran Al-Qur’an
agar berhati-hati dalam menafsirkannya. [3]
C.
Aplikasi Dalam Kehidupan
Sehari-hari
1.
Mengingatkan kepada kita agar
berhati-hati dalam menjelaskan dan menafsirkan ayat-ayat Al-Qur’an.
2.
Meninggikan dan mengagungkan
Al-Qu’an sebagai pedoman bagi manusia
3.
Mampu menghafal,memahami serta
mengamalkan isi kandungan ayat-ayat Al-Qur’an.Selalu berdo’a ketika mencari
ilmu
4.
Berusaha untuk mengingat isi
kandungan ayat Al-Qur’an dengan cara mengamalkannya.
D. Aspek Tarbawi
1.
Kandungan Al-Qur’an sangat
luhur,tinggi,lagi hak, dan sempurna karena ia bersumber dari yang mahatinggi
dan Maharaja yang tunduk kepadanya semua makhluk. Artinya bahwa Al-Qur’an harus
diagungkan dengan mengikuti tuntunannya.
2.
Keharusan berhati-hati dalam menjelaskan
kandungan Al-Qur’an. Tidak menafsirkannya mengikuti nafsu atau tanpa dasar ilmu
yang dibutuhkan untuk penafsirannya.
3.
Rasa takut melupakan ayat Al-Qur’an
adalah sesuatu yang terpuji, kendati demikian Nabi saw. Ditegur karena buat
beliau tidak buat selain baliau, Allah telah menjamin bahwa beliau tidak akan
melupakannnya.
4.
Betapapun tinggi kedudukan
seseorang dan dalam ilmunya, ia hendaknya terus belajar, karena ilmu adalah
samudera tak bertepi. Usaha menuntut ilmu itu hendaknya dikaitkan dengan Allah,
karena tidak ada yang tidak dapat diketahui tanpa bantuannya.[4]
BAB II
PENUTUP
A. Kesimpulan
Didalam surat At-Thaha ayat 114 ini, dapat
disimpulkan bahwa Maha Tinggi dan Maha Raja Allah memberi ancaman dan larangan
terhadap perbuatan yang dilarang. Pada surat ini juga Allah telah menegaskan
bahwa janganlah tergesa-gesa dalam membaca Al-Qur’an, agar apa yang telah kita
baca itu dapat dipahami, dan juga dihafal dengan tenang dan juga sempurna.
Dan dalam lanjutan ayat tersebut kita juga
diperintahkan mengikuti cara nabi yang berdoa untuk ditambahkan ilmunya, karena
suatu hal kebaikan itu jika tidak diawali dengan doa maka kebaikan itu akan
sia-sia dan tidak mendapat pahala.
DAFTAR PUSTAKA
Yusuf,Kadar,Tafsir Tarbawi(Jakarta:AMZAH,2013)
Musthofa, Ahmad Al-Maraghi.Terjemahan Tafsir
Al-Maraghi(Semarang:Tohaputra,1989)
M. Quraish Shihab, Tafsir Al
Mishbah:pesan,kesan dan keserasian Al-Qur’an, (Jakarta:Lentera Hati,2002)
M.Quraish Shihab, Aal-Lubab,(Jakarta:Lentera
Hati.2012)
Ø Nama : Nafis
Ilma Safira
Ø Tempat Tanggal Lahir : Pekalongan, 21 April 1998
Ø Riwayat Pendidikan : TK Masyitoh 7,
Pabean Pekalongan
SDI Kauman Pekalongan
SMP Salafiyah Pekalongan
MA Darul Amanah, Ngadiwarno Sukorejo Kendal
Tidak ada komentar:
Posting Komentar