Laman

new post

zzz

Jumat, 14 Oktober 2016

sbm G 6 METODE PEMBEAJARAN INKONVENSIONAL

METODE PEMBEAJARAN INKONVENSIONAL

 Ria Ovika S  Milka Ayu K 
 Khafidotul F.  Nita Setiana

Kelas G

PRODI PAI / JURUSAN TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) PEKALONGAN
2016



KATA PENGANTAR


Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan hidayah dan inayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugasnya dalam pembuatan makalah tentang “Metode Pembelajaran Inkonvensional” yang digunakan sebagai salah satu tugas mata kuliah Strategi Belajar Mengajar yang disampaikan oleh dosen pengampu Muhammad Hufron, M.S.I

            Penulis ucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penulisan makalah ini. Semoga makalah ini bisa membantu bagi siapa saja yang membutuhkan sedikit pengetahuan tentang “Metode Pembelajaran Inkonvensional”. Namun demikian, makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Segala kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan untuk kedepannya.Terima kasih.








Pekalongan, 02 Oktober 2016

Penulis

DAFTAR ISI

Contents


BAB I

PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang

Sekolah merupakan sebuah gambaran masyarakat kecil. Di dalamnya terdapat beberapa peserta didik yang berbeda-beda. Dengan perbedaan itu seorang guru diharapkan dapat memberikn pelajaran yang sama namun dapat diterima oleh peserta didik yang berbeda-beda tersebut. Seorang pendidik sangat berpengaruh dalam proses belajar mengajar. Seorang guru hendaknya dalam menyampaikan materi pelajaran tidak monoton cara penyampaiannya. Metode yang digunakan hendaknya bervariasi.
Untuk itulah para pendidik dituntut juga menguasai materi dengan baik sekaligus mampu menyampaikan materi tersebut dengan menggunakan metode yang baik pula, seperti yang ada dalam macam-macam metode inkonvensional. Untuk lebih jelasnya kami akan membahas lebih lanjut tentang metode-metode pembelajaran inkonvensional dalam makalah kami.

B.  Rumusan Masalah

1.     Apa Pengertian dari Metode Inkonvensional?
2.     Sebutkan Macam-macam Model Pembelajaran Inkonvensional?
3.     Jelaskan Contoh Model Pembelajaran Inkonvensional?
4.     Bagaimana Aplikasi Metode Inkonvensional?



BAB II

PEMBAHASAN


A.      Pengertian

Metode berasal dari bahasa Greek-Yunani, yaitu metha yang berarti melalui atau meewati dan hodos yang berarti jalan atau cara. Dari asal makna kata tersebut dapat diambil pengertian secara sederhana metode adalah jalan atau cara yang ditempuh seorang guru dalam menyampaikan ilmu pemgetahuan pada anak didiknya sehingga dapat mencapai tujuan tertentu. Memahami pemaknaan metode tersebut maka dapat diambil pengertian tentang metode pengajaran sesuai dengan yang diungkapkan oleh thouifuri bahwa metode pengajaran adalah cara yang ditempuh guru dalam menyamopaikan bahan ajar kepada siswa secara tepat dan cepat berdasarkan waktu yang telah ditentukan sehingga di peroleh hasil yang maksimal.[1]
Sedang metode mengajar inonvensional adalah suatu metode mengajar yang disesuaikan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi modern.

B.      Macam-macam Metode Pembelajaran Inkonvensional

Macam-macam pengajaran inkonvensional terdapat beberapa metode yang digunakan, yaitu:

1.   Metode Pengajaran Modul

Modul adalah suatu proses pembelajaran mengenai suatu  satuan bahasan tertentu yang disusun secara sistematis, operasional, dan terarah untuk digunakan oleh peserta didik, disertai dengan pedoman penggunaannya untuk para guru. Dalam formatnya, modul meliputi : pendahuluan, tujuan pembelajaran, tes awal, pengalaman belajar, sumber belajar dan tes akhir.[2]
Jadi modul adalah salah satu unit yang lengkap yang berdiri sendiri, terdiri dari rangkaian kegiatan belajar yang disusun untuk membantu para siswa dalam mencapai sejumlah tujuan belajar yang telah dirumuskan secara spesifik dan operasional.
S. Nasution menyebutkan ada 4 tujuan pengajaran modul:
a) Siswa dapat belajar sesuai dengan kesanggupan dan menurut lamanya waktu yang digunakan mereka masing-masing
b) Siswa dapat belajar sesuai dengan cara dan teknik mereka masing-masing
c) Memberikan peluang yang luas untuk memperbaiki kesalahan dengan remedial dan banyaknya ulangan
d) Siswa dapat belajar sesuai dengan topik yang diminati.[3]

2. Metode Pengajaran Berprogram

Pengajaran berprogram adalah metode pengajaran yang memungkinkan siswa untuk memepelajari materi tertentu, terbagi atas bagian-bagian kecil yang dirangkaikan secara berurutan untuk mencapai tujuan tertentu pula. Sebagai contoh metode ini adalah engajaran dengan menggunakan alat tape recorder, fim, radio, komputer, internet dan lain-lainnya.

3.   Metode Pengajaran Unit

Metode ini disebut juga metode proyek, yang memberi makna bahwa metode pengajaran unit adalah suatu sistem pengajaran yang berpusat pada suatu masalah dan di pecahkan secara keseluruhan sehingga mempunyai arti. Dalam metode ini guru perlu memperluas wawasan dalam menggunakan metode unit tersebut.[4]

4.   Metode CBSA (Cara Belajar Siswa Aktif)

CBSA merupakan suatu proses kegiatan belajar mengajar, dimana anak terutama mengalami keterlibatan intelektual emosional, disarming keterlibatan fisik di dalam proses belajar mengajar. Keterlibatan siswa dalam proses belajar mengajar beraneka ragam, seperti mendegarkan ceramah, mendiskusikan, membuat suatu alat, membuat laporan pelaksanaan-pelaksanaan tugas dan sebagainya. Keaktifan siswa yan bereda-beda itu dapatlah dikelompokan atas aktivitas yang bersifat fisik dan aktivitas yang bersifat nonfisik, seperti: mental, intelektual, dan emosional.
Kegiatan belajar mengajar tersebut memungkinkan terjadinya:
a)     Proses asimilasi dan akumulasi kognitif untuk mencapai pengetahuan.
b)     Perbuatan dan pengalaman langsung dalam membentuk keteramilan.
c)     Penghayatan dan proses internalisasi nilai dalam rangka pembentukan nilai dan sikap.[5]

5.   Metode KBK (Kurikulum Berbasis Kompetensi)   

KBK adalah konsep kurikulum yang menekankan pada pengembangan kemampuan melakukan tugas-tugas dengan standar performance tertentu (kompetensi), sehingga hasilnya dapat dirasakan oleh peserta didik, berupa penguasaan terhadap seperangkat kompetensi tertentu.
Ada 3 landasan seacara teoritis kurikulum berbasis kompetensi, yaitu:
Pertama: adanya pergeseran pembelajaran kelompok ke arah pembelajaran individual.
Kedua: pengembangan konsep belajar tuntas (mastery learning) atau belajar sebagai penguasaan (learning for mastery).
Ketiga:            Pendefinisian terhadap bakat.

6.   Metode KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan)   

KTSP merupakan kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakn oleh masing-masing satuan pendidikan, terdiri dari guru, kepala sekolah, komite sekolah dan dewan pendidikan.
Metode ini direalasasikan sesuai dengan satuan pendidikan, potensi sekolah atau daerah, karakteristik peserta didik. Adapun tujuan KTSP  adalah meningkatkan mutu pendidikan melalui kemandirian dan inisiatif sekolah, meningkatkan kepedulian warga sekolah dan masyarakat, meningkatkan kompetensi yang sehat antar satuan pendidikan tentang kualitas pendidikan yang akan di capai.[6]

C.      Beberapa Contoh Metode Inkonvensional

1.     Card Sort (Sortir Kartu)

Strategi ini merupakan kegatan kolaboratif yang bisa digunakan untuk mengajarkan konep, karakteristik kasifikasi, fakta tentang obyek atau mereview lmu yang telah diberkan sebelumnya. Gerakan fisk ang dominana dalam strategi ini dapat membentu mendinamsir keas yang kelelahan.
Langkah-angkah:
a)     Setiap siswa diberi potongan kertas yang berisi informasi atau contoh yang tercakup dalam satu atau lebih kategori.
b)     Mintalah siswa untuk bergerak dan berkeliling didalam kelas untuk menemukan kartu dengan kategori yang sama (anda dapat mengumumkan kategori tersebut sebelumnya atau membiarkan siswa menemukan sendiri).
c)     Siswa dengan kategori yang sama diminta mempresentaikan kategori masing-masing di depan kelas.
d)     Seiring dengan presentasi dari tiap-tiap kategori tersebut, berikan poin-poin penting terkait dengan materi.
Variasi.
a)     Minta setiap kelompok untuk melakukan penjelasan tentang kategori yang mereka selesaikan.
b)     Pada awal kegiatan bentuklah beberapa tim. Beri tiap tim satu set kartu yang sudah diacak sehingga kategori yang mereka sortir tidak nampak. Mintalah setiap tim untuk mensortir kartu-kartu tersebut kedalam kategori tertentu. Setiap tim memperoleh nilai untuk setiap kartu yang disortir dengan benar.[7]

2.     Team Quiz (Quiz Kelompok)

Strategi ini dapat meningkatkan tanggung jawab belajar peserta didik dalam suasana yang menyenangkan.
Langkah-langkah:
a)     Pilihlah topik yang dapat disampaikan dalam tiga segmen.
b)     Bagi peserta didik menjadi tiga kelompok, A,B dan C.
c)     Sampaikan kepada peserta didik format pembelajaran yang anda sampaikan kemudian mulai presentasi. Batasi presentasi maksimal 10 menit.
d)     Setelah presentasi mintalah kelompok A menyiapkan pertanyaan berkaitan dengan materi yang baru saja disampaikan. Kelompok B dan C melihat catatan mereka.
e)     Minta kelompok A untuk memberi pertanyaan kepada kelompok B, dan bila tidak bisa menjawab pertanyaan dilempar ke kelompok C.
f)      Kelompok A memberi pertanyaan kepada kelompok C, dan jika keompok C tidak bisa menjawab pertanyaan dilempar ke kelompok B.
g)     Jika Tanya jawab ini selesai, lanjutkan pembelajaran kedua, dan tunjuk kelompok B untuk menjadi kelompok penanya. Lakukan seperti proses untuk kelompok A.
h)     Setelah kelompok B selesai dengan pertanyaannya, lanjutkan pembelajaran ketiga, dan kemudian tunjuk kelompok C sebagai penanya.
i)      Akhiri pembelajaran dengan menyampaikan tanya jawab dan jelaskan sekiranya ada pemahaman peserta didik yang keliru.[8]

3.     Point-Counterpoint (Debat Pendapat)

Strategi ini sangat baik dipakai unuk melibatkan peserta didik dalam mendiskusikan isu-isu komplek secara mendalam. Strategi ini mirip dengan debat, hanya saja dikemas dalam suasana yang tidak teralu formal.
Langkah-langkah:
a)   Pilihlah isu-isu yang mempunyai banyak perspektif.
b)   Bagi peserta didik ke dalam kelompok-kelompok sesuai dengan jumlah pespektif yang telah anda tentukan.
c)   Minta masing-masing kelompok untuk menyiapkan argumen-argumen sesuai dengan pandangan kelompok yang diwakili.
d)   Kumpulkan kembali semua peserta didik dan perintahkan mereka untuk duduk berdekartan dengan teman-teman satu kelompok.
e)   Mulai debat dengan mempersilahkan kelompok mana saja yang akan memulai.
f)    Setelah salah seorang peserta didik menyampaikan satu argumen sesuai dengan pandangan yang diwakili oleh kelompoknya, mintalah tanggapan, bantahan atau koreksi dari kelompok yang lain perihal isu yang sama.
g)   Lanjutkan proses ini samapi waktu yang memungkinkan.
h)   Rangkum sebat yang baru saja diaksanakan dengan menggaris bawahi atau mungkin mencari titik temu dari argumen-argumen yang muncul.[9]

4.     Jigsaw Learning (Belajar Model Jiqsaw)

Strategi ini merupakan strategi yang menarik untuk digunakan jika materi yang akan dipelajari dapat dibagi menjadi beberapa bagian dan materi tersebut tidak mengharuskan urutan penyampaian. Kelebihan strategi ini adalah dapat melibatkan seluruh siswa dalam beajar dan sekaligus mengajarkan kepada orang lain.
Langkah-langkah:
a)   Pilihlah materi pelajaran yang dapat dibagi menjadi beberapa bagian (segmen)
b)   Bagilah siswa menjadi beberapa kelompok sesuai dengan jumlah segmen yang ada.
c)   Setiap kelompok mendapat tugas membaca dan memahami materi pelajaran yang berbeda-beda.
d)   Setiap kelompok mengirimkan anggota-anggotanya ke kelompok lain untuk menyampaikan apa yang telah mereka pelajari di kelompok.
e)   Kembalikan suasana kelas seperti semula kemudian tanyakan sekiranya ada persoalan yang tidak terpecahkan dalam kelompok.
f)    Sampaikan beberapa pertanyaan kepada siswa untuk mengecek pemahaman mereka terhadap materi.[10]

5.     Peta Pikiran (Mind Maps)

Pemetaan pikiran adalah cara kreatif bagi peserta didik secara individual untuk menghasilkan ide-ide, mencatat pelajaran atau merencanahan penelitian baru. Dengan memerintahkan peserta didik membuat peta pikiran memudahkan mereka untuk mengidentifikas secara jelas dan kreatif apa yang telah mereka pelajari dan apa yang sedang mereka rencanakan.
Prosedure:
a)   Pilih topik untuk pemetaan pikiran.
b)   Konstruksikan bagi kelas peta pikiran yang sederhana yang menggunakan warna, khayalan atau simbol. Ajaklah peserta didik untuk menceritakan contoh-contoh sederhana dari kehidupan sehari-hari yang dapat mereka petakan.
c)   Berikanlah kertas, pen dan sumber-sumber yang lain yang kamu pikir akan membantu peserta didik membuat peta pikiran yang berwarna dan grafis. Tunjukkan bahwa meraka mulai peta mereka dengan membuat pusat majalah bergambar yang menggambarkan topic atau ide utama. Kemudian berilah mereka semangat untuk membagi-bagi seluruhnya ke dalam komponen-komponen yang lebih kecil dan menggambarkan komponen-komponen ini sekitar batas luar peta (dengan menggunkan warna dan grafis). Doronglah mereka untuk menghadirkan setiap ide secara tergambar, dengan menggunakan sedikit mungkin kata-kata.
d)   Berikanlah waktu yang banyak bagi peserta didik untuk mengembangkan peta pikiran mereka.
e)   Perintahkan peserta didik untuk saling membagi peta pikirannya. Lakukan diskusi tentang nilai cara kreatif untuk menggambarkan ide-ide.[11]

D. Aplikasi  metode inkonvensional

                 Metode ini merupakan jenis metode pengajaran yang disesuaikan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi modern, atau dengan kata lain metode ini selalu mengikuti perkembangan zaman , dimana dengan semakin berkembangnya kebutuhan siswa, guru hanya menjadi seorang motivator, dan fasilitator, yang mana metode ini menuntut siswa agar lebih aktif dan mandiri dalam proses pembelajaran, guru hanya memberi arahan dan bimbingan. Contohnya yaitu metode team quiz, card sort, jigsaw learning, point counter point, mean mind maps, dimana dalam semua metode tersebut, siswalah yang dituntut untuk lebih aktif dibandingkan guru.

BAB III

PENUTUP

Simpulan

Metode mengajar inkonvensional adalah suatu metode mengajar yang disesuaikan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi modern.
Adapun Macam-macam metode pengajaran inkonvensional adalah sebagai berikut :
a)     Metode pengajaran modul
b)      Metode pengajaran berpogram
c)      Metode pengajaran unit
d)      Metode pengajaran CBSA (cara belajar siswa aktif)
e)     Metode pengajaran KBK (kurikulum berbasis kompetensi)
f)       Metode pengajaran KTSP (kurikulum tingkat satuan pendidikan)
Adapun contoh dari metode  inkonvensional adalah sebagai berikut:
a)      Kartu sortir (card sort)
b)     Point-Counterpoin
c)     Jigsaw Learning
d)     Team Quiz
e)      Peta Pikiran (Mind Maps)




DAFTAR PUSTAKA


Ahmadi, Abu dan Joko Tri Prasetyo. 1997. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: CV. Pustaka Setia, 1997.
Mustakim, Zaenal. 2015. Strategi dan Metode Pembelajaran. Pekalongan: STAIN Press.
Sabri, Ahmad. 2005. Strategi Belajar Mengajar dan Micro Teaching. Jakarta: PT. Ciputat Press.
Usman, M. Basyiruddin. 2002. Metodologi Pembelajaran Agama Islam. Jakarta: Ciputat Pers.
Zaini, Hizyam dkk. 2008. Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta: Pustaka Insan Mandiri.



PROFIL


Nama                                                                  : Ria ovika sriani
NIM                                                                    : 2021114142
Alamat                                                                : Blimbing, kec. Ampelgading, kab. Pemalang
TTL                                                                    : Pemalang, 30 september 1996
Agama                                                                : lslam
Hobi                                                                    : Olahraga
Riwayat Pendidikan          : TK 01 WONOGIRI
                           SDN 01 WONOGIRI
                           SMPN 01 AMPELGADING
                           SMA PMS KENDAL


Nama                                                                  : Milka Ayu Kamala
NIM                                                                    : 2021114148
Alamat                                                                : Dk. Winduaji Barat Ds.Winduaji Kec.Paninggaran Kab. Pekalongan
TTL                                                                    : Pekalongan, 25 Maret 1995
Agama                        : Islam            
Riwayat Pendidikan          : SD WINDUAJI 02
                                                                                       Mts Salafiyah Paninggaran
                                                                                       SMA 1 Paninggaran
                                                                                        IAIN Pekalongan
Nama              : Khafidhotul Firoh
NIM                : 2021114149
TTL                 : Batang, 25 November 1995
Alamat                                                         : Dukuh Gepret, Desa Durenombo, Kecamatan Subah, Kabupaten Batang.
Motto                                                           : Belajar dari hati untuk mencapai prestasi




Nama              : Nita Setiana
NIM                : 2021114151
TTL                 : Pekalongan, 29 februari 1996
RiwayatPendidikan   :
-     TK BudhiAsih, DS. Pringsurat, KecKajen, KabPekalongan
-                                            SDN 01 Pringsurat, KecKajen, Kabpekalongan
-                                                                        SMPN 04 Kajen, Kabpekalongan
-         SMA YapendaKaranganyar, KabPekalongan
-         IAIN Pekalongan
Facebook   : Nita Setiana
Hobby        : Membaca
Motto         :
·     Hidup adalah berjuang dan berusaha menjadi lebih baik.
·     Ubahlah dunia dengan menulis.



[1]Zaenal Mustakim, Strategi dan Metode Pembelajaran, (Pekalongan: STAIN Press, 2015), hlm. 112-113
[2]Ibid., hlm. 134

[3] M. Basyiruddin Usman, Metodologi Pembelajaran Agama Islam, (Jakarta: Ciputat Pers, 2002), hlm.63-65
[4] Zaenal Mustakim, Op.Cit., hlm. 135
[5] Abu Ahmadi dan Joko Tri Prasetyo, Strategi Belajar Mengajar, (Bandung: CV. Pustaka Setia, 1997), hlm.120-121)
[6] Zaenal Mustakim, Op.Cit., hlm. 136-137
[7] Ahmad Sabri, Strategi Belajar Mengajar dan Micro Teaching, (Jakarta: PT. Ciputat Press), hlm. 134-135
[8] Hizyam Zaini dkk, Strategi Pembelajaran Aktif, (Yogyakarta: Pustaka Insan Mandiri, 2008),hlm. 54-55
[9] Ibid., hlm. 41
[10] Ahmad Sabri, Op.Cit., hlm.135-136
[11] Zaenal Mustakim, Strategi dan Metode Pembelajaran, (Pekalongan: STAIN Press, 2015), hlm. 142-143

Tidak ada komentar:

Posting Komentar