METODE PENGAJARAN KONVENSIONAL
KHUSNUL M NOVIA (2021114184)
ANI NUR AINI (2021114189)
Kelas : PAI H
FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) PEKALONGAN
2016
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Metode mengajar adalah suatau pengetahuan tentang cara-
cara megajar yang dipergunakan oleh seorang guru, pengertian lain adalah teknik
penyajian yang dikuasai guru untuk
mengajar atau menyajikan bahan pelajaran pada siswa di dalam kelas baik secara
individu maupun secara kelompok.
Pendidikan sekarang ini sangatlah membutuhkan perhatian khusus agar tetap
dapat berjalan sesuai dengan tujuan yang diinginkan bersama. Metode
pembelajaran yang digunakan merupakan salah satu faktor penting yang
mempengaruhi pendidikan. Seorang guru dituntut untuk menguasai berbagai model-
model pembelajaran, dimana melalui model pembelajaran yang digunakannya akan
dapat memberikan nilai tambah bagi anak didiknya.
Selanjutnya yang tidak kalah pentingnya dari proses
pembelajaranya adalah hasil belajar yang optimal atau maksimal. Dengan demikian
akan dihasilkan output yang berkualitas. Selama ini banyak guru yang
menggunakan metode pembelajaran kovensional dalam proses mengajar. Secara umum
yang dimaksud dengan metode pembelajaran konvensional yaitu pembelajaran dengan
cara ceramah dimana peran guru disini aktif dan peserta didik cenderung pasif.
Dengan demikian seorang guru haruslah mempunyai
kreatifitas untuk menentukan metode pembelajaran yang akan digunakan untuk
menyampaikan bahan ajar yang akan disampaikan agar materi tersebuat dapat
sampai dengan baik dan menghasilkan output yang baik dan berkualitas.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian dari metode
pembelajaran ?
2. Apa yang di maksud dengan pembelajaran konvensional ?
3. Metode apasaja yang terdapat pada metode belajar mengajar konvensional ?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Metode Pembelajaran
Metode secara harfiah berarti “ cara”. Dalam pemakaian
yang umum, metode diartikan sebagai suatu cara atau prosedur yang dipakai untuk
mencapai tujuan tertentu. Kata pengajaran berarti “ memberi pelajaran”.
Jadi, metode pengajaran adalah cara- cara menyajikan
bahan pelajaran kepada siswa untuk tercapainya tujuan yang telah ditetapkan.
Dengan demikian, salah satu ketrampilan guru yang memegang peranan penting
dalam pengajaran adalah ketrampilan memilih metode. Pemilihan metode berkaitan
langsung dengan usaha usaha guru dalam menampilkan pengajaran yang sesuai
dengan situasi dan kondisi sehingga mencapai tujuan pengajaran diperoleh
secara optimal. Oleh karena itu, salah
satu hal yang paling mendasar untuk dipahami guru adalah bagaimana memahami
kedudukan metode sebagai salah satu komponen bagi keberhasilan kegiatan belajar
mengajar yang sama pentingnya dengan komponen lain dalam keseluruhan komponen
pendidikan.
Menurut Syaiful B. Djaramah dkk, metode memiliki
kedudukan antara lain:
a. Sebagai alat motivasi ekstrinsik dalam kegiatan belajar mengajar.
b. Menyiasati perbedaan individual peserta didik.
c. Untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Makin tepat metode yang digunakan oleh guru
dalam mengajar, diharapkan makin efektif pula pencapaian tujuan pembelajaran.
Faktor – faktor lain juga harus diperhatikan antara lain seperi faktor guru,
peserta didik, situasi (lingkungan belajar), media dan lain- lain.
Oleh karena itu, fungsi- fungsi metode
mengajar tidak dapat diabaikan, karena metode mengajar tersebut turut menentukan berhasil tidaknya proses belajar
mengajar dan merupakan bagian integral dalam suatu sistem pengajaran.[1]
B. Pembelajaran Konvensional
Pembelajaran konvensional merupakan pembelajan yang
selama ini sering digunakan guru dalam proses pembelajaran, pembelajaran ini adalah
salah satu metode pembelajaran yang berpusat pada guru.
Ujang Sukadi (2003), mendefinisikan bahwa pendekatan
konvensional ditandai dengan guru mengajar lebih banyak mengajarkan tentang
konsep- konsep bukan kopetensi, tujuannya adalah peserta didik mengetahui
sesuatu bukan mampu untuk melakukan sesuatu dan pada saat pembelajaran lebih
banyak didominasi gurunya sebagai “ pentransfer ilmu”, sementara peserta didik
lebih pasif sebagai “ penerima” ilmu.
Pembelajaran dengan metode konvensional lebih
sering menggunakan modus telling ( pemberian informasi), ketimbang modus
demonstrating ( memperagakan) dan doing direct performance (memberikan
kesematan untuk menampilkan unjuk kerja secara langsung). Dalam kata lain, guru
lebih sering menggunakan strategi atau metode ceramah atau drill dengan
mengikuti urutan materi dalam kurikulum.
C. Macam- macan Metode Belajar Mengajar Konvensional
Ada beberapa metode dalam metode mengajar
konvensional diantaranya yaitu :
a. Metode Pembiasaan
Metode ini mengutkan proses untuk membuat
seseorang menjadi terbiasa. Metode pembiasaan hendaknya diterapkan pada peserta
didik sedini mungkin, sebab ia memiliki daya ingat yang kuat dan sikap yang
belum matang, sehingga mudah mengikuti, meniru dan membiasakan aktivitasnya
dalam kehidupa sehari- hri. Dengan demikian, metode pengajaran pembiasaan ini
merupakan cara ang efektif dan efisien
dalam menanamkam kompetensi kognitif, afektif dan psikomotorik peserta didik
dengan sendirinya
Kelebihan metode pengajaran pembiasaan adalah
menghemat tenaga dan waktu, karena terkait dengan aspek batiniyah - lahiriyah,
yaitu metode yang dianggap paling berhasil dalam pembentukan kepribadian anak
didik.
b. Metode Keteladanan
Metode ini digunakan untuk mewujudkan tujuan
pengajaran dengan memberi keteladanan yang baik pada siswa agar dapat
berkembang fisik, mental dan kepribadiannnya secara benar.
Kelebihan metode keteladan diantaranya:
1) Peserta didik lebih mudah menerapkan ilmu yang dipelajari di sekolah.
2) Guru lebih mudah mengevaluasi hasil belajar.
3) Tujuan pendidikan lebih terarah dan tercapai dengan baik.
4) Tercipta hubungan yang baik antara siswa dan guru.
5) Mendorong guru untuk selalu berbuat baik karena dicontoh oleh siswanya.
Sedangkan kekurangan metode ini adalah adanya
guru yang tidak memenuhi kode etik keguruan. Guru tidak mencerminkan sikap
mentalitas dan moralitasnya dihadapan siswa, sehingga anak didik cenderung
bersikap apatis, tidak menunjukkan motivasi belajar, dan cenderung berlawanan
dengan tatatertib sekolah.
c. Metode Penghargaan
Metode ini megedepankan kegembiraan dan
positif thinking, yaitu memberikan hadih kepada anak didik, baik yang
berprestasi akademik maupun yang berperilaku baik.
Kelebihan metode ini adalah mampu menciptakan
kompetensi objektif peserta didik untuk melakukan hal- hal yang positif dan
progresif, serta dapat menjadi motivasi siswa lain untu belajar lebih giat.
Sedangkan, kekurangan dari metode ini adalah
dapat menimbulkan dampak negatif manakala guru berlebihan dalam melaksanakannya,
sehingga mengakibatkan siswa besr kepala, sombongdan merasa dirinya lebih baik
dariteman- teman lainnya.
d. Metode Hukuman
Metode ini merupakan lawan dari metode
pemberian hadiah, pelaksanaannya adalah sebagai jalan terakhir dengan prinsip
tidak menyakiti secara fisik, melaikan bersifat akademik dan edukatif dengan
tujuan menyadarkan siswa dari kesalahan ng diulang- ulang.[2]
e. Metode Ceramah
Metode ceramah adalah suatu metode didalam pendidikan dan pengajaran yang
cara menyampaikan pengertian- pengertian materi pengajaran kepada anak didik
dilaksanakan dengan lisan oleh guru didalam kelas. Peran guru dan murid berbeda
secara jelas, yaitu guru terutama dalam menuturkan dan menerangkan secara
aktif, sedangkan murid mendengarkan dan mengikuti secara cermat serta mencatat
pokok persoalan yang diterangkan oleh guru.
Dalam metode ceramah ini peranan utama adalah
guru. Berhasil atau tidaknya pelaksanaan metode ceramah bergantung pada guru
tersebut.[3]
f. Metode Latihan
Metode latihan disebut juga metode training,
yaitu suatu cara belajar untuk menanamkan kebiasaan- kebiasaan tertentu. Juga,
sebagai sanara untuk memelihara kebiasaan- kebiasaan ng baik.
1. Kelebihan metode latihan
a. Dapat memperoleh kecakapan motoris, seperti menulis, melafalkan huruf,
membuat dan menggunakan alat- alat.
b. Dapat memperoleh kecakapan mental, seperti dalam perkalian, penjumlahan,
pengurangan , pembagian, tanda- tanda atau simbol, dan sebagainya.
c. Dapat membentuk kebiasaan dan menambah ketepatan dan kecepatan pelaksanaan.
2. Kekurangan metode latihan
a. Menghambat bakat dan inisiatif anak didik karena anak didik lebih banyak
dibawa kepada penyesuaian dan diarahkan jauh dari pengertian.
b. Menimbulkan penyesuaian secara statis kepada lingkungan.
c. Kadang- kadang latihan yang dilaksanakan secara berulang- ulang merupakan
hal yang monoton dan mudah membosankan.
g. Metode Bercerita
Metode bercerita adalah suatu cara mengajar
dengan bercerita. Pada hakikatnya metode bercerita sama dengan metode ceramah.
Karena informasi yang disampaikan melalui penuturan atau penjelasan lisan dari
seseorang kepada orang lain.
Dalam metode bercerita, baik guu ataupun anak
didik dapat berperan sebagai penutur. Guru dapat menugaskan salah seorang atau
beberapa orang anak didik untuk menceritakan sesuatu peristiwa atau topik.
Salah satu metode bercerita adalah membaca cerita.
h. Metode Tanya Jawab
Metode tanya jawab ialah suatu cara penyajian
bahan pelajaran melajaran melalui bentuk pertannyaan yang perlu dijawab oleh
anak didik. Dengan metode ini, antara lain dapat dikembangkan ketrampilan mengamati,
menginterpretasi, mengklasifikasikan, membuat kesimpulan, menerapkan dan
mengkomunikasikan.
Penggunaan metode tannya jawab bermaksud untuk
memotivasi anak didik untuk bertannya selama proses belajar mengajar, atau guru
yang bertannya ( mengajukan pertannyaan) dan anak didik menjawab.
Isi pertannyaan tidak mesti harus engenai
pelajaran yang sedang diajarkan, tetapi bisa juga mengenai ertannyaan lebih
luas yang berkaitan dengan dengan pelajaran.[4]
i. Metode Demonstrasi
Metode demonstrasi adalah metode mengajar
dengan menggunakan alat peraga untuk menjelaskan suatu pengertian, atau untuk
memperlihatkan bagaimana untuk melakukan dan jalannya suatu proses pembuatan
tertentu kepada siswa.[5]
Sedangkan dikarangan Prof. Dr. Made Pidarta,
demonstrasi adalah suatu alat peraga atau media pengajaran yang dipakai
bermacam- macam bergantung pada materi yang akan didemonstrasikan.[6]
j. Metode Karyawisata
Metode ini adalah suatu metode pengajaran yang dilakukan dengan
mengajakpara siswa keluar kelas untuk mengunjungi suatu peristiwa atau tempat
yang ada kaitannya dengan pokok bahasan. Dan metode ini memiliki kelebihan,
seerti memberi perhatian lebih jelas dengan peragaan langsung, mendorong anak
mngenal lingkungan dan tanah airnya.[7]
k. Metode Diskusi
Metode diskusi adalah cara penyajian pelajaran, dimana siswa- siswa dihadapkan pada suatu masalah ang bisa berupa
suatu pernyataan atau pertannyaan yang bersifat problematis untuk dibahs dan dipecahkan
bersama.
l. Metode Eksperimen
Metode eksperimen adalah meode pengambilan kesempatan
kepada anak didik perorangan atau kelompok, untuk dilatih melakukan suatu
proses atau percobaan. Dengan metode ini anak didik diharapkan sepenuhnya
terlibat merencanakan eksperimen, melakuan dan memecahkan masalah yang dihadapi
secara nyata.
Dengan metode eksperimen diarapkan anak didik tidak menelan begitu saja
sejumlah fakta yang ditemukan dalam percobaan yang dilakukan. Dengan metode
ini, sekaligus dapat dikembngkan berbagai ketrampilan.
m. Metode Proyek
Metode proyek atau unit adalah cara penyajian
pelajaran yang bertitik tolak dari suatu masalah, kemudian dibahas dari
berbagai segi yang berhubungan sehingga pemecahannya secara keseluruhan dan
bermakna.
n. Metode Tugas dan Resitasi
Metode resitasi ( penugasan) adalah metode
penyajian bahan diana guru memberikan tugas tertentu agar siswa melakukan
kegiatan belajar. Misalkan tugas yang diberiakn pada siswa dapat dilakukan di
kelas, di halaman sekolah, laboratorium, perpustakaan dll.
Tugas resitasi tidak sama dengan tugas rumah
(PR), tapi jauh lebih luas dari itu. Tugas biasannya bisa dilaksanakan di
rumah, disekolah, dan tempat lainnya. Tugas dan resitasi merangsang anak untuk
aktif belajar, baik secara individual maupun secara kelompok.
Karena itu, tugas dapat diberikan secara
individual, atau dapat pula secara kelopok.
o. Metode Problem Solving
Metode problem solving ( metode pemecahan masalah) buhan hanya metode
mengajar tetapi juga merupakan suatu metode berfikir, sebab dalam problem
solving dapat menggunakan metode metode lainnya yang dimulai dengan mencari
data sampai kepada menarik sebuah kesimpulan.
p. Metode Sosiodrama
Metode sosiodrama dan role playing dapat
dikatakan sama artinya, dalam pemakaiannya sering didilih gantikan. Sosiodrama
pada dasarnya mendramatisasikan tingkah laku dalam hubungannya dengan masalah
sosial.[8]
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Metode pengajaran adalah cara- cara menyajikan bahan
pelajaran kepada siswa untuk tercapainya tujuan yang telah ditetapkan. Dengan
demikian, salah satu ketrampilan guru yang memegang peranan penting dalam
pengajaran adalah ketrampilan memilih sebuah metode pembelajaran.
Pembelajaran konvensional merupakan pembelajan yang
selama ini sering digunakan guru dalam
proses pembelajaran, pembelajaran ini adalah salah satu metode pembelajaran
yang berpusat pada guru.
Macam - macam metode pembelajaran pada metode
konvensional antara lain, metode pembinaaan, metode keteladanan, penghargaan,
hukuman,ceramah, latihan, bercerita, tannya jawab, karyawisata,
diskusi,eksperimen metode tugas dll.
DAFTAR PUSTAKA
Pidarta. Made, Cara Belajar Mengajar di
Universitas Negara Maju, Jakarta: Bumi Aksara,1990.
Rostiya, Didaktik Metodik, Jakarta: Bina
Aksara, 1989.
Yusuf. Tayar, Metodologi Pengajaran Agama dan
Bahasa Arab, Jakarta: Raja Gafindo Persada,1995.
Ahmadi. Abu, Strategi Belajar Mengajar,
Bandung: Pustaka Setia,2005.
Mustakim. Zaenal, Strategi & Metode
Pembelajaran, Pekalongan: STAIN Pekalongan Press, 2015.
Fathurrohman. Pupuh, Sobbry Sutikno, Strategi
Belajar Mengajar, Bandung: PT Refika Aditama,2009.
[1] Pupuh Fathurrohman dan Sobbry Sutikno,
Strategi Belajar Mengajar, ( Bandung: PT Refika Aditama, 2009),hlm. 55-56
[3] Abu Ahmadi , Strategi Belajar Mengajar,
(Bandung: Pustaka Setia,2005), hlm.53
[5] Tayar Yusuf, Metodologi dan Pengajaran
Agama dan Bahasa Arab, (Jakarta: Raja Grafindo Persada,1995), hlm. 49
[6] Made Pidarta, Cara Belajar Mengajar di
Universitas Negara Maju,( Jakarta: Bumi Aksara,1990), hlm. 64
[7] Rostiya,Didaktik Metodik,( Jakarta:
Bina Aksara, 1989), hlm. 83-84.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar