SUBYEK PENDIDIKAN “MAJAZI”
(Nabi Rahmatan Lil Alamin)
QS. Al-Anbiyaa 21: 107
Heri Purnomo
(2021115262)
Kelas B
JURUSAN TARBIYAH / PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) PEKALONGAN
2016
KATA
PENGANTAR
Puji
syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya
sehingga dalam beberapa hari ini saya bisa menyelesaikan tugas pembuatan
makalah yang berjudul “NABI SEBAGAI RAHMATAN LIL ALAMIN” ini dengan baik. Sholawat serta salam telah
tercurahkan pula kepada junjungan kita nabi Muhammad saw yang telah kita
nantikan syafaatnya di yaumul qiyamah.
Penulis
menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini mungkin tidak bisa sempurna seperti
yang telah di inginkan oleh dosen karena kesempurnaan itu hanya milik Allah
swt. Untuk itu penulis mengharap kepada dosen untuk memberi kritik dan saran untuk bisa
memperbaiki makalah yang telah dibuat penulis agar pembaca dapat memahami dan
mempelajari isi dari makalah tersebut.
Semoga
makalah ini bisa bermanfaat dan memberikan wawasan yang luas sebagai ilmu
tambahan pengetahuan bagi pembaca pada umumnya. Sekian dari penulis apabila
terdapat kesalahan dalan makalah ini mohon untuk bisa di kritik agar bisa
menjadikan motivasi dimasa yang akan datang terima kasih.
Pekalongan,
Oktober 2016
Penulis
Heri
purnomo
BAB
I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Nabi Muhammad saw adalah
pembawa kedamaian, kesejahteraan, dan pembawa berita gembira sekaligus untuk
kemajuan masyarakat. Islam adalah agama yang sangat menganjurkan agar hidup
penuh dengan kedamaian, oleh karena itu Islam memberi ketentuan yang jelas
sekiranya terjadi pertentangan antara individu, masyarakat atau dunia secara
keseluruhan. Dalam menghadapi pertentangan, Islam memberi alternatif yang tepat
dan berkesan, ialah dengan cara berdamai.
Rahmatan lil’alamin adalah rasa kasih
sayang Allah SWT, karunia dan nikmat yang diberikan kepada makhluknya diseluruh
alam semesta. Maksudnya yaitu islam mewujudkan sebuah kenikmatan yang berupa
rasa kedamaian dan ketentraman bagi manusia dan juga meliputi dimensi kehidupan
manusia.
Jalan untuk
kebaikan, rahmat dalam Islam juga bisa berupa ajarannya yang berisi jalan /
cara mencapai kehidupan yang lebih baik, dunia dan akhirat. Hanya saja manusia
memiliki beban yang berat dalam memandang
Nabi muhammad
saw sebagai rahmatan lil alamin artinya beliau di utus oleh Allah SWT untuk menyebarkan rahmat-Nya dengan cara
memperbaiki akhlak . pada saat itu masyarakat rusak moralnya hingga norma-norma
kesusilaannya bahkan jauh menyimpang dari ajaran Allah. Semuanya di berantas
dan di perbaiki, kemudian di ganti dengan akhlakul karimah yang sesuai dengan
wahyu Allah SWT. Dengan demikian masyarakat menjadi damai, rukun, bahagia,
sejahtera, dan mendapat ridho Allah SWT, dalam firman Allah SWT : “ dan kami
tidak mengutus engkau (Muhammad) melainkan untuk menjadi rahmat bagi seluruh
alam.” (Surat Al-Anbiya : 107)
B. JUDUL MAKALAH
Makalah
ini berjudul “NABI RAHMATAN LIL ALAMIN” sesuai dengan tugas yang telah di dapat
penulis
C. Nash dan arti Q.S AL ANBIYA
وَ مَا أَرْسلْنَك إِلا رَحْمَةً لِّلْعَلَمِينَ
“Dan Kami tidak mengutus engkau (Muhammad) melainkan untuk menjadi
rahmat bagi seluruh alam. “(Surat Al-Anbiya : 107).
D. Arti penting pengkajian materi
Dalam
surat al anbiya ayat 107 ini nabi muhammad saw terpilih untuk menjadi nabi
rahmatan lil alamin yang mempunyai sistem ajaran yang membawa kebahagiaan bagi
manusia dan juga mendapatkan rahmat yang lebih penting yaitu adanya kemerdekaan
untuk berpikir yang bisa menjadikan akalyang di milikinya tidak takut untuk
maju dalam menentukan suatu kebenaran
menjadikan suatu keseimbangan di antara kesuburan jasmani dan rohani Dan
juga nabi muhammad membawa ajaran yang mengandung kemaslahatan baik di dunia
maupun di akhirat .
Di
dalam surat al anbiya ini juga mengkaji kisah dan keistimewaan enam belas orang
diakhiri dengan keistimewaan nabi isa as dan ibu beliau, maka sangat wajar pula
bila kistimewaan nabi terakhir – nabi Muhammad saw merupakan keisitimewaan yang
mempunyai kepribadian yang menerapkan
tantang ajaran-ajaran dari nabi muhammad
saw yang berbeda dari keistimewaan nabi-nabi yang lain
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Teori
Pengertian
rahmatan lil alamin
Menurut arti
bahasa, bahwa rahmat itu berasal dan kata rahima yang berarti kasih sayang. Adapun
yang dimaksud dengan istilah syar’iyyah ialah: kasih sayang (karunia) Allah
yang dilimpahkan-Nya kepada semua makhluk-Nya.
Muhammad
Syaltut (Prof) seorang mantan Rektor Universitas Al Azhar, memberikan rumusan
pengertian tentang rahmatan ini sebagai berikut: “Tiap sesuatu nikmat yang
telah dikaruniakan oleh Allah swt. kepada hamba-Nya, baik yang bersifat umum
ataupun yang bersifat khusus, semua itu adalah buah dari rahmat Allah swt.
Apakah itu berupa kesehatan, harta benda, istri yang cantik, anak-anak yang
sholeh/sholihah, ilmu yang bermanfaat dan sebagainya”.
Nabi
Muhammad saw. pembawa rahmat untuk semesta alam, bukan untuk orang Arab saja
dan tidak pula untuk kaum muslimin saja, akan tetapi untuk segenap makhluk di
persada bumi ini.
Dalam kehidupan sehari-hari,
Rasulullah Muhammad SAW telah mencerminkan sikap kasih sayang (rahmat)nya
terhadap anak-anak, rakyat bawahan; terhadap orang-orang tua, dengan mencintai
dan menyantuni mereka. Terhadap orang-orang yang lemah ekonominya atau lemah
keadaan sosialnya, beliau menunjukkan kasih sayangnya dengan membela nasib
mereka dari tindakan kesewenang-wenangan serta penghisapan dengan memberikan
hak-hak mereka, menegakkan dasar-dasar keadilan dan lain sebagainya.
Para
Rasul sebelum Nabi Muhammad hanyalah diutus oleh Allah untuk satu kaum atau
daerah (negeri) yang tertentu saja lagi pula khusus untuk memenuhi kepentingan
kaum dan penduduk yang bersangkutan saja. Akan tetapi tugas dan misi yang
dibawa oleh Rasulullah saw. sebagai nabi akhir zaman yang tidak ada nabi
sesudah beliau, ialah menciptakan suatu kesatuan umat/bangsa-bangsa dengan
tujuan menggalang persatuan umat sejagat, yang sekaligus merupakan Rahmatan Lil
‘Aalamiin (rahmat bagi semesta alam).[1]
B. Tafsir
وَ مَا أَرْسلْنَك إِلا رَحْمَةً لِّلْعَلَمِينَ
“Dan Kami tidak mengutus engkau (Muhammad) melainkan untuk menjadi
rahmat bagi seluruh alam. “(Surat Al-Anbiya : 107).
1. Tafsir al azhar
Sistem ajaran
yang dibawah oleh nabi muhammad adalah sistem yang membawa bahagia bagi manusia
seluruhnya. Dan memimpinnya kepada kesempurnaan yang telah di jangkakan baginya
dalam hidup ini.
Risalah muhammad datang pada
kemanusiaan setelah dia sampai ke zaman kedewasaan akal. Dia datang sebagai
sebuah kitab yang selalu terbuka untuk segala turunan demi turunan, generasi
demi generasi. Dia mengandung pokok-pokok ajaran manusia yang tidak
berubah-ubah. Bersedia menerima keperluan hidup yang selalu baru, yang di
ketahui oleh pencipta manusia sendiri karena dia itu sangat luas.
Kitab yang di
bawa Muhammad ini telah meletakkan dasar yang tetap bagi hidup kemanusiaan yang
selalu berubah. Diberi kesempatan bagi manusia mempergunakan ijtihad
menyesuaikan pertumbuhan dan perkembangan dengan hukum yang tetap itu.atau
mengemmbalikan yang cabang kepada yang pokok, dengan tidak usah ada
pembenturan. Kedatangan Muhammad membawa syariat yang berisi rahmat itu, ialah
sebab syariat itu tidak membeku; hukum tumbuh karena menilik ilat [sebab], ada
ilat ada hukum
Rahmat nya yang
lebih penting lagi adalah dengan adanya kemerdekaan berfikir, sehingga akal
tidak takut akan maju. Diakui pula bahwa hasil pemikiran tidaklah selalu mesti
tepat ,asal niat sejak dari permulaan berfikir tetap benar, yaitu mendekati
kebenaran. Apabila pemikira itu benar, dapatlah dua pahala; yakni pahala
berfikir dan pahala mendapat kebenaran. Tetapi kalau hasilnya tidak
tepat,pahala satu tetap adayaitu pahala kepayahan berfikir atau kepayahan
mengadakan penyelidikan
Pokok ajaran
islamnya ialah bahwa martabat manusia adalah kemuliaan yang hendak di cari
hanya satu,yaitu kemuliaan di sisi allah,karena iman dan amal shalih.perbedaan
martabat,perbedaan warna kulit tidak ada.di zaman dahulu ajaran ini amat
ganjil,payah orang menerimanya.untuk maju selangkah demi selangkah cara beringsut
untuk membongkar fikiran kolot perbedaan kuit dan perbedaan bangsa itu,orang
kadang kadang mesti perang besar dulu.kadang kadang terjadi perang,atau suatu
revolusi.ketik perang atau revolusi itu mengharap kemenangan atau berhasil,keluarlahsemboyan
yang bagus tentang kemerdekaan,persamaan,dan persaudaraan seperti revolusi
perancis.tetapi kemudian ternyata bahwa semboyan
revolusi”kemerdekaan.persamaan,persaudaraan”hanya semata mata buat bangsa
perancis.adapun bangsa bangsa yang mereka jajah tidaklah masuk dalam lingkungan
ketiga kalimat itu.mereka akan tetap jadi budak,bukan merdeka sebagai bangsa
perancis;tetapi di pandang bangsa rendah ,tidak ada persamaan dengan bangsa
perancis meeka akan tetap dianggap bangsa jongos jongos,tidak ada persaudaraan
dengan bangsa perancis,kecuali kalau sudi masuk agama orang perancis atau
gelijksteld,meninggalkan kebangsaan dan bahasa sendiri dan hidup cara perancis.
Di amerika
sendiri , negri yang membanggakan diri sebagai jago demokrasi, dalam
kenyataanya pun tidak membanggakan diri karena jago pula dalam diskriminasi
,yaitu rasa benci yang berkulit putih kepada yang berkulit hitam, wa;laupun
sama sama warga negara.persamaan derajat manusia dengan tidak mementigkan
perbedaan warna kulit dan bangsa itu, dapat di saksikan sendiri ketika orang
pergi naik haji. Ajaran islam jadi rahmat bagi kemanusiaan, karena islam
mempersamakan undang undang yang berlaku adalah apa yang di perintakan oleh “
tuan tanah “ di atas tanahnya atau kemauan “tuan besar kebun “ terhadap kulinya
, atau pangeran pangeran feodal terhadap penggarap tanahnya.
Di riwayatkan oleh asy-syu’bi bah
ali bin abu thalib kehilangan perisai lalu kelihatan oleh beliau perisai
tersebut di tangan seorang nasrani maka beliau bawalah orang nasrani itu
menghadap kadhi syurai, untuk menuntut perisainya yang hilang itu.
Di hadapin kadhi
sayyidina ali berkata :perisai itu terang aku yang punya. Tak pernah dia aku
jual dan tak pernah aku hadiahkan .”
Kadhi syuraih berkata kepada
nasrani itu: apa jawabmu tentang keterangan amirul mu’ minin itu?”
Nasrani itu
menjawab : perisai ini aku yang punya.namun aku tidaklah menuduh amirul
mu’minin memberikan keterangan yang tidak benar.”
Maka menolehkan kadhi syuraih
kepada beliau dan berkata ; ya. Amirul mu’minin ! adakah tuan memgemukakan
bukti bukti?
Dengan senyum sayidina ali
menjawab: benarlah syuraih! Saya tidak dapat mengemukakan bukti bukti.”
Kadhi
syuraih mengeluarkan keputusan bahwa perisai itu tetap di searahkan kepda orang
nasrani itu, sebab Amiril mu’minin tidak dapat mengemukakan bukti bahwa bahwa
perisai itu beliau punya. Setelah perisai itu di terimanya , diapunhendak pergi
meninggalkan majlis. Akan tetapi setelah melangkah beberapa langkah diaun
kembali dan berkata; Aku naik saksi bahwa hukum yang di jatuhkan ini benar benar
hukum nabi nabi.amiril mu’minin mengadukan saya kepada kadhinya. Dan kadhi
menjatuhkan hukum menurut pertimbangan yang benar ,dakwa Amiril mu’minin di tolak karena bukti bukti
tidak cukup. Sekarang aku naik saksi, tidak ada tuhan selain allah ,dan muhammad
adalah hambanya an utusanya . demi allah, perisai ini memang engkau yang
empunya, ya Amiril Mu’minin. Terjatuh dari kendaraan paduka ketika berangkat ke
shiffin.”[2]
2. Tafsir Al-maraghi.
Tidaklah
kami menguutusmu dengan membawa pelajaran ini dan yang serupa dengannya berupa
syariat dan hukum yang merupakan sumber kebahagiaan di dunia maupun di akhirat,
kecuali agar kamu menjadi rahmat dan petunjuk bagi manusia dalam urusan dunia
dan akhirat mereka.
Hal ini dapat dijelaskan bahwa
rasulullah saw di utus dengan membawa ajaran yang mengandung kemaslahatan di dunia dan di akhirat hanya saja, orang
kafir tidak mau memanfaatkannya dan berpaling drinya akibat kesiapan dan
tabiatnya yang telah rusak, tidak menerima rahmat ini dan tidak mensyukuri
nikmat ini sehingga dia tidak merasakan kebahagiaan dalam urusan agama maupun
dalam urusan dunia. [3]
3. tafsir al-mishbah
Ayat
yang lalu menegaskan bahwa al-Quran merupakan peringatan, atau bekal menuju
kebahagiaan abadi serta kecukupan bagi siapa yang siap untuk menjadi pengabdi
yang tulus kepada allah SWT. Al-quran urun kepada nabi Muhammad saw. Untuk
beliau sampaikan kepada umat manusia. Atas dasar itulah agaknya maka allah
menegaskan di ini bahwa: dan tidaklah kami mengutusmu wahai nabi Muhammad,
melainkan menjadi rahmat bagi semesta alam.
Dapat
juga dikatakan karena tema utama surah ini
tentang kenabian dan namanyapun adalah al anbiya yang menguraikan kisah
dan keistimewaan enam belas orang di antara mereka, diakhiri dengan keistimwaan
nabi isa as dan ibu beliau, maka sangat wajar pula bila kistimewaan nabi
terakhir – nabi Muhammad saw. Di kemukakan pula disini. Keistimewaan tersebut
adalah kepribadian beliau, yang merupakan rahmat di samping ajaran-ajaran yang
beliau sampaikan dan terapkan.
Sebagaimana
sabda beliau: “ aku dididik oleh tuhanku maka sungguh baik hasil pendidikannya
“ kepribadian beliau di bentuk sehingga bukan hanya pengetahuan yang allah
limpahkan kepada beliau melalui ayat-ayat al-quran, tetapi juga kalbu beliau di
sinari, bahkan totalitas wujud beliau merupakan
rahmat bagi seluruh alam dengan beliau merupakan (رحمة
مهدب)
rahmtun muhdab sebagaimana pengakuan
beliau yang di riwayatkn oleh Muhammad ibn thahir al-maqdasi melalui abu
hurairah yakni beliau adalah rahmat yang di hadiakan oleh allah kepada seluruh
alam.
Pembentukan
kepribadian nabi Muhammad saw. Sehingga menjadikan sikap, ucapan, perbuatan,
bahkan seluruh totalitas beliau adalah rahmat, bertujuan mempersamakan
totalitas beliau dengan ajaran yang beliau sampaikan , karena ajaran beliaupun
adalah rahmat menyeluruh dan dengan demikian, menyatu ajaran dan penyampaian
ajaran, menyatu risalah dan rasul, dank arena itu pada rasul saw adalah
penjelmaan konkret dari akhlak al-quran sebagaimana dilukiskan oleh aisyah ra.
(HR. ahmad ibn hambal).[4]
4. TAFSIR IBNU KATSIR
Firman
Allah Ta’ala “ Dan tidaklah kami mengutus kamu melainkan sebagai rahmat bagi
semasta alam.“Allah ta’ala memberitahukan bahwa Dia menjadikan Muhammad SAW.
Sebagai rahmat bagi semesta alam. Maksudnya, dia mengutusnya sebagai rahmat bagi
mereka semua. Barang siapa yang menerima rahmat ini dan mensyukuri nikmat ini,
maka berbahagialah dia di dunia dan di akhorat.
Barang siapa yang mengingkari rahmat itu maka merugilah dia di dunia dan
di akhirat. Hal ini sebagaimana firman allah ta’ala, “ tidakkah kamu
memperhatikan orag orang yang tekah menukar nikmat allah dengan kekafiran dan
menjatuhkan kaumnya ke lembah kebinasaan , yaitu neraka jahanam mereka masuk ke
dalamnya. Iulah seburuk-buruk tempat kediaman. “ (ibrahim ayat 28-29)”
Rahmat
macam apakah yang dapat diperoleh yang kafir kepadanya jawabnya ialah
keterangan yang diriwayatkan oleh abu ja’far bin jarir ibnu abbas, sehubungan
dengan firman allah, “ dan tidaklah kami mengutusmumelainkan sebagai rahmat
bagi semesta alam”, yaiu barang siapa yang beriman kepada allah dan hari akhir
maka di tetapkanlah baginya rahmat di dunia dan di akhirat. Dan barangsiapa
yang tidak beriman kepada Allah dan Rasul-Nya maka dia di hindarkan dari
musibah yang menimpa umat terdahulu berupa penenggelaman dalam bumi dan hujan
batu.[5]
C. Aplikasi dalam kehidupan sehari-hari
Rahmatan
lil alamin adalah rahmat yang di berikan untuk semua makhluk yang berada di
alam sekitar sehingga manusia sebagai
makhluk harus saling menghargai satu sama lain untuk bisa mewujudkan kesejahteraan
dalam hidup khususnya bagi makhluk itu sendiri dan alam semesta.meskipun
makhluk hidup seperti hewan, tumbuhan, dan lain-lain tidak bisa berbicara kita
tidak boleh bersikap sewenang-wenang kepada makhluk tersebut karena mereka
tidak memiliki akal dan pikiran seperti yang dimiliki oleh manusia. Manusia
yang telah di berikan akal dan pikiran harus bisa memikirkan kelangsungan hidup
dari makhluk lainnya, jika manusia tidak bisa menjaga kesejahteraan dalam
hidupnya maka akan menimbulkan dampak yang buruk baginya.
Agar
manusia bisa menyesuaikan dengan karakter rahmatan lil alamin maka kita sebagai
umat manusia setidaknya bisa mengetahui dan memahami apa yang telah di
perintahkan rasul kepada umatnya dalam melaksanakan kewajiban-kewajiban yang
tercantum dalam kehidupan umat manusia. Nabi rahmatan lil alamin menjadikan
suri tauladan yang patut di contoh oleh manusia agar menjadi lebih baik dalam
menjalani kehidupannya supaya manusia dapat mengikutui apa yang telah di
lakukan oleh nabi muhammad yang di juluki sebagai nabi rahmatan lil alamin.
D. Aspek tarbawi
1. Nabi muhammad membawa sistem ajaan yang
bisa membahagiakan seluruh manusia
2. Rahmat dari risalat nabi muhammad adalah
keseimbangan diantara kesuburan jasmani dan rohani
3. Pokok dari ajaran islam bahwa martabat
manusia adalah kemuliaan yang hendak di cari hanya satu, yaitu kemuliaan disisi
allah, karena iman dan amal shalih
4. Rasulullah saw di utus dengan membawa ajaran yang
mengandung kemaslahatan di dunia dan di
akhirat
BAB
III
PENUTUP
KESIMPULAN
Rahmatan lil alamin merupakan sifat
yang telah di cerminkan oleh nabi muhammad saw terhadap anak-anaknya dan beliau
sebagai nabi terakhir yang menciptakan suatu kesatuan umat/bangsa-bangsa dengan
tujuan menggalang persatuan umat sejagat, yang sekaligus merupakan Rahmatan Lil
‘Aalamiin rahmat bagi semesta alam.
Nabi muhammad membawakan rahmat
yang lebih penting yaitu dengan adanya kemerdekaan berfikir sehingga akal tidak
takut akan maju demi mendapatkan suatu kebenaran dan membawa ajaran yang
mengandung kemaslahatan di dunia dan di
akhirat hanya saja, orang kafir tidak mau memanfaatkannya dan berpaling drinya
akibat kesiapan dan tabiatnya yang telah rusak.
Untuk menjadi nabi sebagai rahmatan lil
alamin beliau membentuk suatu bentuk
kepribadian Sehingga menjadikan sikap, ucapan, perbuatan, bahkan seluruh
totalitas beliau adalah rahmat, bertujuan mempersamakan totalitas beliau dengan
ajaran yang beliau sampaikan , karena ajaran beliaupun adalah rahmat menyeluruh
dan dengan demikian, menyatu ajaran dan penyampaian ajaran, menyatu risalah dan
rasul, dank arena itu pada rasul saw adalah penjelmaan konkret dari akhlak
al-quran.
Daftar pustaka
Hamka. 1988 Tafsir
Al Azhar Juz XVII . Jakarta: Pustaka
Panjimas
Al-Maraghi, Ahmad
Mustafa. 1992. Terjemah Tafsir Al-Maraghi. Semarang: PT. Karya Toha
Putra
Shihab, M. Quraish.
2002. Tafsir Al-Mishbah. Jakarta: Lentera Hati.
Ar-Rifa’i,
Muhammad Nasib. 1989. Ringkasan Tafsir Ibnu Katsir. Jakarta: Gema Insani
Press
BIODATA DIRI
Nama : HERI PURNOMO
TTL :
PEKALONGAN, 30 MARET 1996
ALAMAT :
Desa pecakaran kec. Wonokerto kab. Pekalongan
Riwayat pendidikan :
a. SD PECAKARAN 02
b. SMP 1 WONOKERTO
c. MAS SIMBANG KULON
[1] http://teguhsupriyadi.blogspot.co.id/2011/02/nabi-muhammad-saw-pembawa-rahmatan-lil.html
[2] Prof. Dr. Hamka, tafsir al azhar,
(jakarta: pustaka panjimas) hlm.122-124
[3] Ahmad mustafa al-maragi,
terjemah tafsir al maragi,(semarang:toha putra 1993) hlm.131
[4] M. Quraish shihab, tafsir
al-misbah,(jakarta:lentera hati 2002) hlm 518 -521
[5] Muhammad Nasib Ar-Rifa’i,Tafsir Ibnu Katsir,(Jakarta:Gema
Insani press 1999)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar