TUJUAN PENDIDIKAN "KHUSUS"
Merubah Keadaan
Qur’an Surat Ar-Ra’d ayat 11
Annisa
Alin Alaina (2021115111)
Kelas C
JURUSAN
TARBIYAH / PAI
INSTITUT
AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) PEKALONGAN
2016
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah kami panjatkan puji syukur dengan berkat
rahmat Allah SWT yang telah memudahkan kami dalam menyelsaikan tugas makalah
ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga dilimpahkan kepada Nabi Muhammad
SAW,Rasulullah yang terakhir yang diutus dengan membawa syafaatnya yang penuh
rahmah dan membawa pada keselamatan dunia dan akhirat.
Adapun makalah Tafsir Tarbawi I ini kami buat dengan
usaha semaksimal mungkin dan tentunya dengan bantuan dari berbagai
pihak,sehingga dapat mempelancar proses pembuatan makalah ini. Oleh karena
itu,kami juga mengucapkan banyak terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
semua pihak yang telah membantu dalam proses pembuatan makalah ini.
Dengan demikian kami mengharapkan semoga makalah
Tafsir Tarbawi I tentang “Mengubah Keadaan Qur’an Surat Ar-Ra’d ayat 11” ini
dapat diambil manfaatnya dan diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari sehingga
dapat memberikan inspirasi kepada para pembaca. Selain itu kritik dan saran
dari para pembaca selalu kami nantikan agar nantinya menjadi pertimbangan untuk
diperbaikilebih baik lagi makalah ini.
Atas perhatian dan partisipasinya kami mengucapkan
Terima kasih.
Pekalongan, 10 oktober 2016
Pemakalah
BAB I
PENDAHULUAN
- Latar Belakang
Manusia senantiasa
dijaga oleh malaikat sehingga apapun amal perbuatan yang dilakukannya pasti
selalu dicatat agar nantinya dapat dipertanggung jawabkan diakhirat. Amal
perbuatan manusia dicatat oleh malaikat Roqib dan Atid yang ditugaskan untuk
selalu mengawasi segala tingkah laku dan amalan apa saja yang telah
diperbuatnya. Maka dari itu manusia diberi pilihan yakni ketika mereka berbuat
salah atau dosa segeralah memperbaiki diri dan bertaubat agar mendapatkan
hadiah berupa kenikmatan surga sesuai yang telah dijanjikan oleh Allah SWT
kepada seluruh umat manusia.
Kenikmatan yang
dilimpahkan Allah SWT kepada seseorang bisa saja hilang dan berubah menjadi
azab apabila seseorang tersebut berbuat ingkar durhaka kepada Allah SWT,Namun
sebaliknya apabila seseorang tersebut dapat mengambil hikmah dan mensyukuri
apapun yang terjadi pada dirinya maka niscaya Allah SWT akan memberikan yang lebih
dari apa yang telah diambil oleh Allah SWT. Maka dari itu manusia
senantiasa dituntut untuk selalu
mematuhi perintah Allah SWT dan menjauhi segala larangan-Nya agar selamat
didunia dan akhirat. Selain itu agar dapat menambah keimanan dan ketaqwaan dalam
diri masing-masing agar selalu ingat dan beramal sholeh kepada sang pencipta.
Ada beberapa
anggapan dari berbagai penafsiran yang sedikit keliru mengenai pengartian makna
dalam Qur’an Surat Ar-Ra’d ayat 11 ini yang menjelaskan bahwa Allah tidak akan
merubah nasib suatu kaum sehingga mereka sendiri yang merubahnya,sedangkan
sebenarnya yang dimaksudkan akan dirubah adalah keadaan seseorang tersebut
terkait dengan hukum sebab akibat yakni sesuai amal perbuatannya agar dapat
member motivasi untuk merubah perbuatan yang tadinya ingkar terhadap Allah SWT
maka dirubah menjadi lebih taat kepada sang pencipta-Nya.
Sehingga dalam
makalah ini akan dijelaskan supaya para pembaca tidak salah dalm menafsirkan
makna didalam Qur’an Surat Ar-Ra’d ayat 11 ini dan mengambil manfaat dan
memperbaiki perbuatan yang sekiranya masih melalaikan perintah Allah SWT untuk
keselamatan didunia dan akhirat
- Judul Makalah
Makalah
ini berjudul “Merubah Keadaan” sesuai dengan tugas yang telah didapatkan oleh
penulis.
- Nash dan Arti Qur’an Surat Ar-Ra’d ayat 11
¼çms9 ×M»t7Ée)yèãB .`ÏiB Èû÷üt/ Ïm÷yt ô`ÏBur ¾ÏmÏÿù=yz ¼çmtRqÝàxÿøts ô`ÏB ÌøBr& «!$# 3 cÎ) ©!$# w çÉitóã $tB BQöqs)Î/ 4Ó®Lym (#rçÉitóã $tB öNÍkŦàÿRr'Î/ 3 !#sÎ)ur y#ur& ª!$# 5Qöqs)Î/ #[äþqß xsù ¨ttB ¼çms9 4 $tBur Oßgs9 `ÏiB ¾ÏmÏRrß `ÏB @A#ur ÇÊÊÈ
Artinya :
“Bagi
manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan
di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah
tidak merobah Keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merobah keadaan yang ada pada diri
mereka sendiri. dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum,
Maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi
mereka selain Dia.
Bagi tiap-tiap manusia ada beberapa
Malaikat yang tetap menjaganya secara bergiliran dan ada pula beberapa Malaikat
yang mencatat amalan-amalannya. dan yang dikehendaki dalam ayat ini ialah
Malaikat yang menjaga secara bergiliran itu, disebut Malaikat Hafazhah. Tuhan tidak akan
merobah Keadaan mereka, selama mereka tidak merobah sebab-sebab kemunduran
mereka.”
- Arti Penting Untuk Dikaji
Dalam Qur’an
Surat Ar-Ra’d ayat 11 ini kita dapat memahami bahwasanya kita selalu diawasi
oleh para malaikat yang selalu mencatat segala amal perbuatan kita,jika itu perbuatan
buruk maka akan mendapatkan ganjaran yang setimpal begitupun sebaliknya apabila
perbuatan itu baik maka akan mendapatkan kenikmatan berupa kebaikan didunia
maupun diakhirat.Sehingga kita sebagai muslim hendaknya selalu berhati-hati
dalam melakukan perbuatan agar tidak durhaka terhadap Allah SWT karena
sesungguhnya kebahagiaan dan kenikmatan yang dilimpahkan Allah SWT bisa saja
berubah menjadi azab dan ganjaran diakhirat nanti adalah Neraka.
Perubahan dalam
memperbaiki amalan perbuatan kita selama didunia ini akan membawa keberkahan
nantinya diakhirat dengan hadiah yang sudah dijanjikan oleh Allah SWT yakni
surga yang abadi. Tujuan pendidikan islam secara khusus ini memberikan
pandangan agar dalam diri manusia tertanam jiwa untuk selalu taat mematuhi segala
perintah Allah SWT dan menjauhi segala larangan-Nya agar selamat dunia dan
akhirat. Untuk itu sudah sepatutnya dimulai dari diri sendiri untuk berubah
menjadi insan yang baik dan lebih baik lagi agar memberikan perubahan juga pada
masyarakat luas sesuai dengan makna sebenarnya dari Qur’an Surat Ar-Ra’d ayat
11 ini sehingga tidak salah penafsiran kembali nantinya. [1]
BAB
II
PEMBAHASAN
- Teori
Manusia menjalani
kehidupan ini seharusnya senantiasa sesuai dengan hakikat yang telah
dianugerahkan Allah SWT kepadanyayakni sebagai khalifah yang mematuhi segala
perintah dan menjauhi larangannya agar selalu dalam lindungan Allah SWT dan
diberi petunjuk jalan yang benar. Semua kaum muslim percaya adanya takdir yang
berasal dari Allah SWT yakni Qada dan Qadar yakni takdir yang dapat dirubah dan
takdir yang sudah ditetapkan sehingga tidak bisa dirubah seseorang dengan cara
apapun. Misalnya,kematian adalah suatu takdir yang tidak dapat dirubah oleh
siapapun dan tentunya tidak dapat diprediksi kapan datangnya. Namun sudah
semestinya sebagai makhluk yang berasal dari Allah SWT maka tentunya akan
kembali padanya tanpa terkecuali.
Dan harus
diingat pula bahwasannya takdir yang dapat dirubah itu sesuai dengan amalan
perbuatan diri masing-masing selama hdup didunia. Sehingga sepatutnya kita
selalu berbuat amal kebaikan agar selamat dari azab Allah SWT yang pedih.
Karena sesungguhnya ada para malaikat yang mengawasi dan mencatat segala amalan
yang kita perbuat dan akan mendapatkan ganjaran yang sesuai dengan yang telah
dilakukan.[2]
Namun terkadang
ketika diri kita mendapatkan suatu musibah atau kejadian yang tidak sesuai
dengan amalan baik kita maka selalu suudzon dengan takdir Allah SWT bahwa telah
bersikap tidak adil. Padahal sudah sepatutnya kita selalu mensyukuri segala
sesuatu yang kita dapatkan,entah itu baik atau tidak sesuai dengan usaha kita.
Karena sesungguhnya ketika kita diuji dengan segala macam musibah maka
disitulah Allah SWT menguji dan menyeleksi bagaimana iman dan ketaqwaan dari
hamabanya tersebut.
Maka sebagai
insan yang bertujuan untuk beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT sesungguhnya
jangan selalu mempersalahkan takdir yang kita dapat,karena Allah SWT telah
memberikan apa yang kita butuhkan bukan yang kita mau untuk menjadikan itu
semua diambil manfaat dan diaplikasikan dalam kehidupan nyata sehari-hari.[3]
- Tafsir Qur’an Surat Ar-Ra’d ayat 11
1. Tafsir Jalalain
ms9 (baginya)
manusia - ×M»t7Ée)yèãB (ada malaikat-malaikat yang
selalu mengikutinya bergiliran) para malaikat yang bertugas menguntitnya. (dimuka
) dihadapnnya ( dan dibelakangnya) dari belakangnya. Dan (mereka
menjaganya atas perintah Allah) berdasarkan perintah Allah,dari gangguan jin
dan makhluk-makhluk yang lainnya. (sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan
sesuatu kaum) artinya Dia tidak mencabut dari mereka nikmat-Nya. (sehingga
mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri ) dari keadaan
yang baik dengan melakukan perbuatan durhaka. (Dan apabila Allah menghendaki
keburukan terhadap suatu kaum) yakni menimpakan azab. (maka tak ada yang
dapat menolaknya) dari siksaan –siksaan tersebut dan pula dari hal-hal
lainnya yang telah dipastikan-Nya. (dan sekali-kali tak ada bagi mereka
) bagi orang-orang yang telah dikehendaki keburukan oleh Allah SWT. (selain
dia) yakni Selain Allah sendiri. (seorang penolong pun ) yang dapat
mencegah datangnya azab Allah terhadap mereka.[4]
2. Tafsir Al-Maraghi
Manusia
mempunyai para malaikat yang bergantian mengawasi siang dan malam,menjaga dari
maraabahaya yang mengamcam dan mencatat segala amalan perbutan yang dilakukan
sesuai dengan yang telah dilakukan. Dua malaikat tersebut berada disamping
kanan dan kiri,yakni disamping kanan malaikat Roqib yang mencatat amalan baik
dan disamping kiri malaikat Atid yang mencatat amalan buruk. Maka manusia
hendaknya berhati-hati dalam melakukan perbuatan agar tidak terjerumus kedalam
perbuatan buruk karena malu terhadap malaikat sebagaimana malu ketika
perbuatannya diketahui oleh manusia lain.
Demikian pula
jika kita akan melakukan perbuatan buruk maka kita seharusnya menjauhi dan
menghindarinya dikarenakan segala perbuatannya akan dicatat oleh Allah SWT.
Para malaikat yang bertugas mengawasi dan mencatat amalan kita ini telah
mendapatkan izin dari Allah SWT,karena sesungguhnya tidak ada seorang pun
diantara malaikat dan makhluk lain yang dapat mengawasi,menjaga,dan melindungi
seseorang dari ketetapan Allah SWT atasnya,kecuali atas seizin perintah Allah
SWT.
Selain itu
apabila Allah SWT menghendaki keburukan bagi suatu kaum seperti
musibah,penyakit,atau kemiskinan yang disebabkan oleh imbalan perbuatan mereka
sendiri,maka tidak ada seorang pun yang dapat melindungi dan menolak takdir
tersebut. Tidak patut seseorang muslim meminta agar keburukan segera datang
sebelum kebaikan atau siksaan sebelum paha. Dengan kata lain seseorang tidak
boleh meminta atau memohon keburukan bagi dirinya sendiri maupun bagi orang
lain,karena perbuatan tersebut akan dicatat oleh para malaikat yang selalu ada
disampingnya.
Karena
Sesungguhnya yang dapat menolong dari hal-hal keburukan tidak ada selain Allah
Ta’ala yang mendatangkan dan menolak kemudharatan dari mereka. Sesungguhnya
nikmat kebahagiaan datangnya dari Allah SWT sesuai amal perbuatan kita,begitu
juga sebaliknya yakni keburukan dan hilangnya nikmat juga telah diambil oleh
Allah SWT agar diri seseorang tersebut lebih memperbaiki diri lebih baik lagi
dan menambah ketaqwaan imannya kepada Allah SWT.[5]
3.
Tafsir Al-Azhar
Dalam tafsir ini
dijelaskan bahwa hendaknya manusia selalu berhati-hati dalam melakukan segala
perbuatan agar terjerumus terhadap perbuatan yang buruk. Selain itu dijelaskan
pula mengenai “Dan apabila Allah kepada suatu kaum hendak mendatangkan
celaka. Maka tidaklah ada penolakannya. Dan selain daripada-Nya tidaklah ada
bagi mereka pelindung selain Allah SWT.” Maka sesungguhnya Allah SWT
sesungguhnya memberikan solusi yakni selalu berikhtiar terhadap segala sesuatu
kenikmatan didunia yang sifatnya sementara,namun dengan batasan dan
kontemporer atau koridor tertentu sesuai
amal perbuatan yang dilakukannya. Selain itu disarankan untuk selalu mengingat
Allah SWT dalam segala hal seperti diantaranya dalam hal pekerjaan,maka
sekiranya kita sudah berikhtiar melakukan yang terbaik dalam bekerja maka semua
hasilnya diserahkan kepada yang maha kuasa sesuai niat dan tujuan yang Allah kehendaki
walaupun terkadang tidak sesuai dengan yang kita inginkan. Setidaknya kita
telah berusaha dengan diiringi dengan amalan sholeh seperti bersedekah dan tidk
lupa beribadah tepat waktu agar ketika maut menjemput kita sudah mempunyai
amalan beribadah sebelum waktu meninggal tiba.
“Allah tidak akan merubah nasib suatu kaum,sehingga
kaum itu sendiri merubah nasibnya”
Sebaiknya kita tidak mengartikan makna arti ini hanya
ditengah saja dikarenakan kita dapat ditipu oleh kekuatan dari kita sendiri dan
mungkin akan banyak terbentur dengan ketentuan dari hukum-hukum takdir Allah
SWT. Namun teruskanlah yakni “Dan apabila Allah hendaaki maka datanglah
celaka sehingga tidak ada penolakan baginya.”. Maka dapat disimpulkan bahwa
Allah SWT mendatangkan suatu musibah atau keburukan sesuai dengan apa amalan
yang diperbuat diri kita sendiri karena tidak ada penolong bagi dirinya sendiri
selain amalan kebajikan yang ia perbuat atas seizing dari Allah SWT. [6]
- Aplikasi Dalam Kehidupan
1.
Sudah sepatutnya kita selalu mengingat kepada Allah SWT dalam keadaan
apapaun dan dimanapun agar selalu dilindungi dan dihindari dari berbuat buruk.
2.
Bahwasannya kenikmatan dan kebahagiaan didunia dan akhirat datangnya
dari Allah SWT maka kita dianjurkan untuk selalu berbuat kebaikan.
3.
Sebagai manusia muslim hendaknya malu ketika akan berbuat buruk karena
sesungguhnya kita selalu diawasi oleh para malaikat.
4.
Allah SWT tidak akan memberikan cobaan diluar batas kemampuan
hambanya,maka bersabarlah ketika mendapat cobaan.[7]
5.
Selalu bersyukur dengan apa yang telah didapat dan dihadiahkan oleh
Allah SWT
6.
Berikhtiarlah dengan niat bersungguh-sungguh niscaya Allah SWT akan
memberikan petunjuk dan lindungan dari marabahaya apapun.
- Aspek Tarbawi
1.
Sebagai muslim yang beriman dianjurkan untuk selalu mengingat Allah SWT.
2.
Memotivasi agar sebagai insan yang bertaqwa maka selalu berbuat baik
terutama dalam hal menuntut ilmu.
3.
Niat yang disertai dengan ikhtiar yang bersungguh-sungguh ketika mencari
ilmu maka Allah SWT akan mempermudahkan jalannya.[8]
4.
Jangan cepat menyerah ketika hasil tidak sesuai dengan yang dikehendaki
diri kita sendiri
5.
Selalu percya bahwa amalan yang baik maka timbal balik hasilnya pun baik
dengan seizin takdir Allah SWT.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Dalam Qur’an
Surat Ar-Ra’d ayat 11 ini kita dapat memahami bahwasanya kita selalu diawasi
oleh para malaikat yang selalu mencatat segala amal perbuatan kita,jika itu
perbuatan buruk maka akan mendapatkan ganjaran yang setimpal begitupun
sebaliknya apabila perbuatan itu baik maka akan mendapatkan kenikmatan berupa
kebaikan didunia maupun diakhirat.Sehingga kita sebagai muslim hendaknya selalu
berhati-hati dalam melakukan perbuatan agar tidak durhaka terhadap Allah SWT
karena sesungguhnya kebahagiaan dan kenikmatan yang dilimpahkan Allah SWT bisa
saja berubah menjadi azab dan ganjaran diakhirat nanti adalah Neraka.
Perubahan dalam
memperbaiki amalan perbuatan kita selama didunia ini akan membawa keberkahan
nantinya diakhirat dengan hadiah yang sudah dijanjikan oleh Allah SWT yakni
surga yang abadi. Tujuan pendidikan islam secara khusus ini memberikan
pandangan agar dalam diri manusia tertanam jiwa untuk selalu taat mematuhi
segala perintah Allah SWT dan menjauhi segala larangan-Nya agar selamat dunia
dan akhirat. Untuk itu sudah sepatutnya dimulai dari diri sendiri untuk berubah
menjadi insan yang baik dan lebih baik lagi agar memberikan perubahan juga pada
masyarakat luas sesuai dengan makna sebenarnya dari Qur’an Surat Ar-Ra’d ayat
11 ini sehingga tidak salah penafsiran kembali nantinya.
B.
Saran
Apabila ada salah kata atau adanya kekurangan dalam
makalah ini kami mengharapkan sarannya dari para pembaca agar makalah ini dapat
lebih baik lagi nantinya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat dengan baik dan
diaplikasikan dengan baik oleh para pembaca sekalian. Atas perhatian dan
sarannya kami ucapkan terima kasih.
DAFTAR PUSTAKA
Al-Ma’arif,Lathoif
dan Ibnu Rajab Al-Hambali.2003.Insan yang Mulia.Surabaya: Karya Utama.
Al-Mahalli,Imam
Jalaluddin dan Imam Jalaluddin As-Suyuthi.2006.Tafsir Jalalaian jilid 2.Bandung:
Sinar Baru Algensindo.
Al-Maraghi,Ahmad
Mustafa.1994.Tafsir Al-Maraghi juz13.Semarang: PT. Karya Toha Putra.
Hamka.1983.Tafsir
Al-Azhar juz 13.Jakarta: PT. Pustaka Panjimas.
Shihab,Muhammad
Quraish.2013.Lentera Al-Qur’an : Kisah dan Hikmah Kehidupan.Bandung:
Mizan Media Utama.
BIODATA PEMAKALAH
Nama : Annisa Alin
Alaina
Tempat,tanggal
lahir : Tegal,04 April 1994
Alamat : Jalan Masjid no
25 Desa Warureja RT. 01/007
Kecamatan
Warureja Kabupaten Tegal
52183
Asal
Sekolah : SD negeri 02
Warureja
SMP Negeri
01 Warureja
MA Negeri
Pemalang
Masih
menempuh S1 di IAIN Pekalongan Jurusan Tarbiyah/PAI
[1]
Lathoif AL-Ma’arif dan Ibnu Rajab Al Hambali, Insan yang Mulia
(Surabaya: Karya Utama,2003),hlm 25
[2] Muhammad Quraish Shihab, Lentera
Al-Qur’an: Kisah dan hikmah kehidupan (Bandung: Mizan Media Utama,2013),hlm
74
[4] Imam Jalaluddin Al-Mahalli dan Imam
Jalaluddin As-Suyuthi, Tafsir Jalalaian berikut Asbabun Nuzuul jilid 2
(Bandung: Sinar Baru AlGensindo,2006)hlm 994
[5] Ahmad Mustafa Al-Maraghi,Tafsir
Al-Maraghi juz 13(Semarang: PT. Karya Toha Putra,1994)hlm 131-136
Tidak ada komentar:
Posting Komentar