TUJUAN PENDIDIKAN "UMUM"
“TUGAS JIN DAN MANUSIA” (QS.
ADZ-DZARIYAT: 56)
Qoni’atul Badi’ah (2021115118)
Kelas D
JURUSAN TARBIYAH / PAI
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PEKALONGAN
2016
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr Wb
Alhamdulillah dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT
atas limpahan rahmat, karunia dan ridho-Nya,
sehingga penulisan makalah ini dapat
terselesaikan dengan lancar, sebagai salah satu syarat untuk memenuhi tugas Tafsir Tarbawi I.
Terwujudnya makalah ini tidak
lepas dari bantuan berbagai pihak yang telah mendukung penulis dalam
menyelesaikan tugas makalah ini. Atas
segala dorongan dan do’a dari keluarga tercinta terutama kedua orang tua dalam
memotivasi dan penyemangat, penulis ucapkan syukur Alhamdulillah yang tidak
terhingga.
Dengan
terselesainya makalah yang bertema: “Tugas Jin dan Manusia”, dengan tulus
ikhlas penulis
menyampaikan
banyak terima kasih atas segala bantuan dari berbagai pihak, khususnya
kepada Bapak Muhammad
Hufron, M.S.I selaku dosen pengampu Tafsir Tarbawi I dan teman-temanku
semuanya.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak
kekurangan dan masih jauh dari sempurna, sehingga penulis dengan senang hati
menerima kritik dan saran serta koreksi dari pembaca, demi kesempurnaan makalah
ini. Semoga makalah yang sederhana ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Pekalongan, 3 Oktober 2016
Penulis
Qoni’atul Badi’ah
(2021115118)
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Allah SWT menciptakan alam semesta dan menentukan
fungsi-fungsi dari setiap elemen alam ini. Matahari punya fungsi, bumi
punya fungsi, udara punya fungsi, begitulah seterusnya; bintang-bintang, awan,
api, air, tumbuh-tumbuhan dan seterusnya hingga makhluk yang paling kecil
masing-masing memiliki fungsi dalam kehidupan. Allah juga menciptakan jin dan manusia, Allah
menciptakan jin dan manusia bukan untuk menyekutukan-Nya tetapi
semata-mata untuk menyembah dan mengabdi kepada Allah.
B. Nash dan Arti
$tBur
àMø)n=yz
£`Ågø:$#
}§RM}$#ur
wÎ)
Èbrßç7÷èuÏ9
ÇÎÏÈ
“Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka
mengabdi kepada-Ku” (QS
Adz-Dzariyat:56)
C. Arti penting dikaji
Dalam QS
Adz-Dzariyat ini dimulai dengan memperkatakan angin yang berhembus, lalu
kemudian disambut dengan peringatan untuk membangkitkan kesadaran bahwa akhir
dari kehidupan didunia adalah kiamat, atau kehancuran dunia yang sekarang
sebagai akhir konsekuen dari kehidupan ini yakni sesudah manusia menempuh hidup
didunia yang penuh dengan serba-serbi kehidupan dan perjuangan dalam menegakkan
kemurnian hidup dalam mencari ketenangan dalam jiwa ditengah-tengah kerasnya
gelombang Al-Hayat yang memilih satu jalan saja yakni jalan yang diridhoi
Allah.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Teori
1. Pengertian Jin dan Manusia
a. Pengertian Jin
Jin dalam bahasa arab yakni al-Jinnu (الجن) makna asalnya yakni terhalangnya sesuatu
dari panca
indera. Dinamai jin karena tersembunyi dari pandangan manusia. Syaikh Ibrahim Abd Al-Alim
menjelaskan bahwa kata jin berasal dari kata janna (جن) yang artinya menutupi sesuatu atau segala sesuatu yang tak
terlihat olehmu. Arti lainnya adalah menyelimuti malam (menjadi gelap gulita). Jin
adalah makhluk ghaib yang diciptakan Allâh dari api yang sangat panas
seperti yang telah dijelaskan dalam al-qur’an yang artinya: “Dan Kami telah
menciptakan jin sebelum (Adam) dari api yang sangat panas.” (QS. al-Hijr
[15]:27).[1]
b. Pengertian Manusia
Menurut pandangan ahli filsafat manusia secara
bahasa disebut juga insan yang dalam bahasa Arab yang berasal dari kata “nasiya”
yang berarti lupa dan jika dilihat dari kata dasar “al-uns” yang berarti
jinak. Kata insan dipakai untuk menyebut manusia
karena manusia memiliki sifat lupa dan jinak artinya manusia selalu
menyesuaikan diri dengan keadaan yang baru disekitarnya.[2]
2. Terciptanya Jin dan Manusia
a. Terciptanya Jin
Telah diterangkan dalam QS Ar-Rahman:15 bahwa jin itu terjadi daripada nyala api
t,n=yzur
¨b!$yfø9$#
`ÏB
8lÍ$¨B
`ÏiB
9$¯R
ÇÊÎÈ
“Dan Dia menciptakan jin dari nyala api.” (QS Ar-Rahman:15)
Dan dijelaskan pula dalam QS Al-Kahfi bahwa
iblis yang kerap disebutkan sebagai bembangkang kepada Nabi Adam itu adalah
dari keturunan jin juga, dan iblis pun mengakui ketika dia menyombongkan bahwa
dia lebih mulia dari manusia, karena dia terjadi dari api sedang manusia
terjadi dari tanah.[3]
b. Terciptanya Manusia
Dalam QS Al-Mu’minun:12-14 memberikan teori tentang
proses terjadinya manusia dalam kandungan ibu secara rinci yang dibuktikan
dengan ilmu kedokteran dan kandungan yang sama persis memerinci proses
embriologi (kehamilan).[4]
ôs)s9ur
$oYø)n=yz
z`»|¡SM}$#
`ÏB
7's#»n=ß
`ÏiB
&ûüÏÛ
ÇÊËÈ §NèO
çm»oYù=yèy_
ZpxÿôÜçR
Îû
9#ts%
&ûüÅ3¨B
ÇÊÌÈ ¢OèO
$uZø)n=yz
spxÿôÜZ9$#
Zps)n=tæ
$uZø)n=ysù
sps)n=yèø9$#
ZptóôÒãB
$uZø)n=ysù
sptóôÒßJø9$#
$VJ»sàÏã
$tRöq|¡s3sù
zO»sàÏèø9$#
$VJøtm:
¢OèO
çm»tRù't±Sr&
$¸)ù=yz
tyz#uä
4
x8u$t7tFsù
ª!$#
ß`|¡ômr&
tûüÉ)Î=»sø:$#
ÇÊÍÈ
“Dan Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari
suatu saripati (berasal) dari tanah. Kemudian Kami jadikan saripati itu air
mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim). Kemudian air mani itu
Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal
daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang
belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang
(berbentuk) lain. Maka Maha sucilah Allah, Pencipta yang paling baik.” (QS Al-Mu’minun:12-14).
B. Tafsir QS Adz-Dzariyat:56
$tBur
àMø)n=yz
£`Ågø:$#
}§RM}$#ur
wÎ)
Èbrßç7÷èuÏ9
ÇÎÏÈ
“Dan
aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi
kepada-Ku.” (QS
Adz-Dzariyat:56)
a. Tafsir Al-Azhar
Inilah peringatan lanjutan dari ayat
sebelumnya, yaitu supaya Rasulullah SAW meneruskan memberi peringatan. Sebab
peringatan akan besar manfaatnya bagi orang yang beriman. Maka datanglah
tambahan ayat ke-56 ini bahwasannya Allah menciptakan jin dan manusia tidak ada
guna yang lain melainkan untuk mengabdikan dirinya kepada Allah.
Menurut riwayat dari Ali bin Abi Thalhah
yang diterimanya dari Ibnu Abbas, arti untuk beribadah ialah mengakui diri
adalah budak atau hamba dari Allah, tunduk dan menurut kemauan Allah baik
secara sukarela atau secara terpaksa, namun kehendak Allah berlaku juga
(karhan). Mau tidak mau diri pun hidup. Mau tidak mau kalau umur panjang pasti
mati,. Mau tidak mau jika dating ajal pasti mati. Ada manusia yang hendak
melakukan didalam hidup ini menurut kemauannya, namun yang berlaku ialah
kemauan Allah juga.
Ibadah itu diawali atau dimulai dengan iman
yaitu percaya bahwa ada Tuhan yang menjamin kita. Percaya akan adanya Allah ini
saja sudah menjadi dasar pertama dari hidup itu sendiri. Maka iman yang telah
tumbuh itu wajib dibuktikan dengan amal yang shaleh yakni perbuatan yang baik.
Iman dan amal shaleh inilah pokok ibadah. Bila kita telah mengaku beriman
kepada Allah, niscaya kitapun percaya kepada Rasul-Nya.[5]
b. Tafsir Al-Mishbah
Ayat diatas menggunakan bentuk pesona
pertama (Aku) setelah sebelumnya menggunakan pesona ketiga (Dia/Allah). Ini
bukan saja bertujuan menekankan pesan yang dikandungnya tetapi juga untuk
mengisyaratkan bahwa perbuatan-perbuatan Allah melibatkan malaikat atau
sebab-sebab lainnya. Penciptaan, pengutusan Rasul, turunnya siksa, rezeki yang
dibagikan-Nya melibatkan malaikat dan sebab-sebab lainnya, sedang disini
penekanannya adalah beribadah kepada-Nya semata-mata, maka redaksi yang
digunakan berbentuk tunggal dan tertuju kepada-Nya semata-mata tanpa memberi
kesan adanya keterlibatan selain Allah SWT.
Ibadah terdiri dari ibadah murni (mahdhah) dan
ibadah tidak murni (ghairu mahdhah). Ibadah mahdhah adalah ibadah
yang telah ditentukan oleh Allah, bentuk, kadar, atau waktunya, seperti shalat,
zakat, puasa dan haji. Sedangkan ibadah ghairu mahdhah adalah segala
aktivitas lahir dan batin manusia yang dimaksudkannya untuk mendekatkan diri
kepada Allah. Hubungan seks pun dapat menjadi ibadah, jika itu dilakukan sesuai
ketentuan agama. Ayat diatas menjelaskan bahwa Allah menghendaki agar segala
aktivitas manusia dilakukannya karena Allah yakni sesuai dan sejalan dengan
tuntutan petunjuk-Nya.[6]
C. Aplikasi dalam Kehidupan
Dari QS Adz-Dzariyat:56 yang artinya “Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka
mengabdi kepada-Ku.” banyak pelajaran yang dapat diambil untuk diterapkan dalam
kehidupan yakni kita harus selalu mengabdi kepada Allah dan tidak
menyekutukan-Nya dengan melaksanakan perintah-perintah-Nya (seperti: sholat,
puasa, zakat, saling membantu, dll) dan menjauhi larangan-larangan-Nya
(seperti: zina, mencuri/merampok, judi, memakai narkoba, minum-minuman keras, dll).
D. Aspek
Tarbawi
Nilai yang
terkandung dalam surat Adz Dzariyat ayat 56 adalah sebagai berikut:
1.
Kita sebagai
manusia ciptaan Allah, maka seharusnya kita beriman kepada Allah dan patuh atas
segala perintah-Nya.
2.
Kita hendaknya taat dan tunduk
terhadap perintah Allah.
3.
Jika kita murka kepada Allah, maka
Allah akan memberi azab yang pedih kepada kita dan tidak ada seorangpun yang
mampu menolak azab tersebut, dan juga tidak ada seorangpun yang dapat menolong
kita untuk menghindari azab tersebut.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Allah meciptakan makhluk-makhluk-Nya
dengan berbagai bentuk dan begitu sempurna, tidak ada yang dapat menandingi
kekuasaan-Nya. Termasuk Allah juga menciptakan jin dan manusia. Allah
menciptakan jin dan manusia bukan untuk sebagai hiasan duniawi saja dan bukan
untuk menyekutukan Allah tetapi semata-mata untuk menyembah dan mengabdi kepada
Allah dengan cara beriman kepada-Nya. Jin dan manusia yang beriman kepada Allah
adalah mereka yang selalu melakukan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya,
karena mereka takut akan siksa yang telah dijanjikan oleh Allah.
DAFTAR PUSTAKA
Yusuf, Musfirotun, 2015, Manusia &
Kebudayaan Perspektif Islam, Pekalongan:
CV. Duta
Media Utama.
Hamka, Tafsir Al-Azhar Juz XXIX, Jakarta:
Pustaka Panjimas.
Ahmad Ta’rifin, Ilmu Alamiah Dasar,
Pekalongan: Duta Media Utama.
Hamka, 1981, Tafsir Al-Ahzar Juzu’ XXVII,
Surabaya: Yayasan Latimojong.
Shihab, Muhammad Quraish, 2005, Tafsir
Al-Mishbah, Tanggerang: Lentera Hati.
PROFIL
Nama :
Qoni’atul Badi’ah
Tempat, tanggal lahir :
Pekalongan, 28 Oktober 1996
Alamat :
Ds.Galangpengampon 03/01 Wonopringgo
Riwayat pendidikan :
MII Galangpengampon Wonopringgo (2009)
MTs Walisongo Kedungwuni (2012)
SMK Gondang Wonopringgo (2015)
IAIN Pekalongan (masih dalam proses)
[2] Musfirotun Yusuf, Manusia & Kebudayaan Perspektif Islam,
(Pekalongan: CV. Duta Media Utama, 2015), hlm 1
Tidak ada komentar:
Posting Komentar