Laman

new post

zzz

Selasa, 22 November 2016

sbm G 12 “PROFIL GURU”

MAKALAH STRATEGI BALAJAR MENGAJAR
 “PROFIL GURU”


Kelas: G

FAKULTAS TARBIYAH
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PEKALONGAN
2016



KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang menjadikan bumi beserta isinya dengan begitu sempurna dan atas limpahan rahmat, taufiq serta hidayah – Nya, sehingga Penulis dapat menyelesaikan dengan mempersembahkan sebuah makalah yang berjudul “Profil Guru” untuk memenuhi tugas mata kuliah Strategi Belajar Mengajar.
Ucapan terima kasih dan rasa hormat Penulis kepada semua pihak yang telah membantu penulis terkhusus kepada Bapak Dosen Ghufron Dimyati M.S.I yang telah membimbing kami dalam menyelesaikan penyusunan makalah ini. Akhir kata, Penulis sampaikan bahwa tiada makalah yang sempurna tanpa uluran tangan pemerhatinya. Oleh karena itu, kritik serta saran sangat Penulis harapkan dari pembaca sekalian yang bersifat membangun, agar demi lebih baiknya kinerja kami yang akan mendatang. Semoga makalah ini dapat memberikan tambahan ilmu pengetahuan dan informasi yang bermanfaat bagi semua pihak.





                                                                                                                         

                                                                                                Penulis









BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Pengajaran dan pendidikan selalu mengikat tiga unsur yaitu guru, siswa dan materi ajar. Guru adalah sosok penting dalam dunia pendidikan yang bertugas menyampaikan pengetahuan kepada para peserta didik. Jika tanpa kehadiran guru, maka pendidikan mustahil akan berjalan. Adapun sosok penting lainnya yaitu siswa yang menjadi objek dalam pendidikan atau yang menerima pengetahuan dari seorang guru. Keduanya saling berkaitan dalam proses memberi dan menerima ilmu pengetahuan. Dalam proses memberikan pengetahuan, seorang guru memiliki kriteria yang harus dimiliki dan cara yang harus dijalankan guna melaksanakan apa yang menjadi tujuan dari pembelajaran dalam pendidikan.
Sedangkan materi ajar adalah sesuatu yang akan diberikan oleh guru kepada siswa. Materi yang akan diajarkan diharapkan mampu diterima dengan baik oleh siswa dan mampu menjadi spirit bagi diri siswa untuk lebih giat lagi dalam mempelajari sesuatu yang belum didapatkannya. Dan yang terpenting lagi adalah bagaimana guru bertindak dihadapan peserta didik ketika mengajar dan mendidik. Mengajar bertitik tolak pada penyampaian materi dan mendidik berorientasi pada penanaman nilai. 
Dalam pembahasan makalah ini, berusaha menjabarkan tentang definisi guru, tugas dan fungsi guru dalam dunia pendidikan, kemampuan guru mengelola kelas serta kedudukan guru dalam lingkungan masyarakat. Dengan adanya kriteria yang perlu dimiliki oleh seorang guru, maka diharapkan supaya guru selalu melakukan kinerjanya sesuai dengan apa yang telah menjadi ketentuan.

B.    Rumusan Masalah
1.     Apa yang dimaksud dengan Guru ?
2.     Apa Tugas dan Peranan Guru ?
3.     Kompetensi seperti apa yang harus dimiliki oleh seorang Guru ?
4.     Bagaimana peran dan kedudukan Guru dilingkungan Masyarakat ?



BAB II
PEMBAHASAN

A.    Makna Dan Hakikat Guru
1.     Makna Guru
Guru dikenal dengan al-mu’alim atau al-ustadz dalam bahasa Arab,  yang bertugas memberikan ilmu dalam majlis taklim. Artinya, guru adalah seseorang yang memberikan ilmu.[1] Guru dalam bahasa Jawa seorang yang harus digugu dan ditiru oleh semua muridnya. Harus digugu artinya segala sesuatu yang disampaikan olehnya senantiasa dipercaya dan diyakini sebagai kebenaran oleh semua murid. Seorang guru juga harus ditiru, artinya seorang guru menjadi suri tauladan bagi semua muridnya. Mulai dari cara berfikir, cara berbicara, hingga cara berprilaku sehari-hari.[2]
Dalam pengertian yang sederhana, guru adalah orang yang memberikan ilmu pengetahuan kepada peserta didik. Guru dalam pandangan masyarakat adalah orang yang melaksanakan pendidikan di tempat-tempat tertentu, tidak mesti di lembaga pendidikan formal, tetapi bisa juga di masjid, di surau/mushola, di rumah, dan sebagainya.[3]
Makna guru atau pendidik pada prinsipnya tidak hanya mereka yang mempunyai kualifikasi keguruan secara formal diperoleh dari bangku sekolah/perguruan tinggi, melainkan yang terpenting adalah mereka yang mempunyai kompetensi keilmuan dan dapat menjadikan orang lain pandai dalam matra kognitif, afektif dan psikomotorik. Matra kognitif menjadikan peserta didik cerdas intelektualnya, matra afektif menjadikan siswa mempunyai sikap dan perilaku sopan, dan matra psikomotorik menjadikan siswa terampil dalam melaksanakan aktivitas secara efektif dan efisien, serta tepat guna.[4]


2.     Hakikat Guru
Hakikat guru tidak hanya menjadi seorang diri, akan tetapi menyatu dalam semua keragaman. Artinya, guru harus pandai menyatu keragaman peserta didiknya dari tingkat kemampuan intelektual, keragaman dalam bercakap, keragaman kepribadian hingga keragaman kecenderungan yang didasari oleh bakat mereka. Guru harus tetap yakin dan berusaha semaksimal mungkin untuk melakukannya karena hal ini akan mempercepat keberhasilan pada peserta didiknya.[5]
Hakikat guru tersebut menuntut adanya kepribadian secara personal dan sosial. Hakikat personal mengarah pada model perilaku yang dapat dijadikan teladan dan hakikat sosial menuju pada mendahulukan kepentingan umum dari pada kepentingan pribadi. Dengan demikian dapat ditemukan simpulan bahwa hakikat guru adalah :
a.      Orang yang memiliki minat, tidak pernah lelah dan bosan mencari atau menambah ilmu dan menyampaikannya pada orang lain (siswa) kapan saja.
b.     Orang yang berbakat, memiliki kelebihan dan hasilnya sesuai dengan harapan.
c.      Orang yang bertanggung jawab, mampu merubah pengetahuan, sikap, kepribadian, dan ketrampilan peserta didiknya lebih baik.
d.     Orang yang mempunyai panggilan jiwa, mau berkorban demi kemajuan peserta didiknya.
e.      Orang yang mempunyai idealisme, mau mendengar keluh kesah peserta didiknya dan mampu memberikan solusinya.[6]
Karena pekerjaan guru adalah pekerjaan profesional maka untuk menjadi guru harus pula memenuhi persyaratan yang berat, beberapa diantaranya ialah:
1.     Harus memiliki bakat sebagai guru,
2.     Harus memiliki keahlian sebagai guru,
3.     Memiliki kepribadian yang baik dan terintegrasi,
4.     Memiliki mental yang sehat,
5.     Berbadan sehat,
6.     Memiliki pengalaman dan pengetahuan yang luas,
7.     Guru adalah manusia berjiwa pancasila, dan
8.     Guru adalah seorang warga negara yang baik.[7]
B.    Tugas Dan Peranan Guru
1.     Tugas Guru
Jabatan guru memiliki banyak tugas, baik yang terikat oleh dinas maupun diluar dinas dalam bentuk pengabdian. Tugas guru tidak hanya sebagai suatu profesi, tetapi juga sebagai suatu tugas kemanusiaan dan kemasyrakatan.[8]
Tugas guru sebagai suatu profesi menuntut kepada guru untuk mengembangkan profesionalitas diri sesuai perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Mendidik, mengajar dan melatih peserta didik adalah tugas guru sebagai suatu profesi. Tugas guru sebagai pendidik berarti meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai hidup kepada peserta didik. Tugas guru sebagai pengajar berarti meneruskan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi kepada peserta didik. Tugas guru sebagai pelatih berarti mengembangkan ketrampilan dan menerapkannya dalam kehidupan demi masa depan peserta didik.
Tugas kemanusiaan salah satu segi tugas guru. Sisi ini tidak bisa guru abaikan, karena guru harus terlibat dengan kehidupan di masyarakat dengan  interaksi sosial. Guru harus menanamkan nilai-nilai kemanusiaan kepada peserta didik. Dengan begitu peserta didik diharapkan mempunyai sifat kesetiakawanan.[9]
Disamping itu, tugas seorang guru adalah mengembangkan kecerdasan yang ada dalam diri anak didik agar dapat tumbuh dan besar menjadi manusia yang cerdas dan siap menghadapi tantangan di masa depan. Di antara kecerdasan yang perlu di kembangkan tersebut antara lain :
1.     kecerdasan Intelektual
kecerdasan Intelektual atau intelligence Quotient (IQ) adalah kemampuan potensial seseorang utnuk mempelajari sesuatu dengan alat alat  berpikir. .kecerdasan ini dapat di ukur dari sisi kekuatan verbal dan logika seseorang.
2.     kecerdasan Emosional
kecerdasan Emosional  atau Emotional Qoutient (EQ) terdiri dari lima komponen yaitu :
kesadaran diri, manajemen emosi, motivasi, empati, dan mengatur sebuah hubungan sosial.


3.     kecerdasan Spriritual
kecerdasan Spriritual atau Siritual Quotient (SQ) adalah kecerdasan yang mengangkat fungsi jiwa sebagai perangkat internal diri sebagai seseorang yang memiliki kemampuan dan kepekaan dalam melihat makna yang ada di balik sebuah kenyatan tertentu.[10]      
2.     Peranan Guru
Masih ada sementara orang yang berpandangan, bahwa peranan guru hanya mendidik dan mengajar saja. Mereka itu tak mengerti, bahwa mengajar itu adalah mendidik juga. Dan mereka sudah mengalami kekeliruan besar dengan mengatakan bahwa tugas itu hanya satu-satu bagi setiap guru.
Pandangan modern seperti yang dikemukakan oleh Adams & Dickey bahwa peran guru sesungguhnya sangat luas, meliputi:
1.     Guru sebagai pengajar (teacher as intructor)
2.     Guru sebagai pembimbing (teacher as counsellor)
3.     Guru sebagai ilmuwan (teacher as scientist)
4.     Guru sebagai pribadi (teacher as person)
Bahkan dalam arti yang lebih luas, di mana sekolah merupakan/ berfungsi juga sebagai penghubung antara ilmu dan teknologi dengan masyarakat, di mana sekolah merupakan lembaga yang turut mengemban tugas memodernisasi masyarakat dan di mana sekolah turut serta secara aktif dalam pembangunan. Maka dengan demikian peranan guru menjadi luas, meliputi juga:
a.      Guru sebagai penghubung (teacher as communucator)
b.     Guru sebagai modernisator, dan
c.      Guru sebagai pembangun (teacher as contructor).[11]

C.    Kompetensi Guru
Keberhasilan pendidikan sesungguhnya akan terjadi bila ada interaksi antara guru dan siswa. Guru sangat menentukan proses pendidikan di sekolah dan peran tersebut akan tercermin dari bagaimana guru melaksanakan peran dan tugasnya. Kinerja guru merupakan faktor penentu bagi mutu pendidikan yang akan berimplikasi pada kualitas output pendidikan setelah siswa menyelesaikan pendidikannya.[12]
  Ada tiga dimensi umum kompetensi yang saling menunjang membentuk kompetensi profesional guru, yaitu kompetensi personal, kompetensi sosial, dan kompetensi professional. Ciri kompetensi profesional adalah menyangkut kemampuan dan kesediaan serta tekad guru untuk mewujudkan tujuan tujuan pendidikan yang telah dirancang malalui proses dan produk kerja yang bermutu. Ciri kompetensi personal adalah ciri hakiki dari kepribadian guru untuk menjaga harga diri dalam melaksanakan profesinya guna mencapai tujuan pendidikan yang ditetapkan. Sedangkan Ciri kompetensi sosial adalah perilaku guru yang berkeinginan dan bersedia memberikan layanan kepada masyarakat malalui karya profesionalnya untuk mencapai tujuan pendidikan.[13] 
Disamping itu, Ada beberapa kompetensi yang harus dimiliki guru dalam upaya menumbuh-kembangkan jiwa kewirausahaan pada guru yang di ungkap tiga kompetensi teacherpreneurship yang dapat di kembangkan untuk meraih prestasi kerja guru:
1.     Technical skill
Kompetensi ini meliputi kemampuan dalam menerapkan keahliannya,penguasaan pendekatan, metode, strategi, mendayagunakan  media pembelajaran dan kemampuan mengelola waktu pembelajaran.
a.      Kemampuan dalam menerapkan keahlian
b.     Kemamapuan dalam penguasaan pendekatan, metode dan strategi pembelajaran
c.      Kemampuan mendayagunakan  media pembelajaran
d.     Kemampuan mengelola waktu pembelajaran
2.     Conceptual skill
Kompetensi ini meliputi kemampuan berfikir kreatif, menyelesaikan masalah, dan kemampuan membuat karya ilmiah
a.      Kemampuan berfikir kreatif
b.     Kemampuan  menyelesaikan masalah
c.      Kemampuan membuat karya ilmiah
3.     Human skill
Kompetensi ini meliputi Kemampuan untuk berkomunikasi secara efektif, memahami perbedaan individu, memotivasi peserta didik, dan Kemampuan untuk bekerja sama
a.      Kemampuan untuk berkomunikasi secara efektif
b.     Kemampuan memahami perbedaan individu
c.      Kemampuan memotivasi peserta didik
d.     Kemampuan untuk bekerja sama.[14]
  
D.    Kedudukan Guru Di Masyarakat
Guru menempati kedudukan yang terhormat di masyarakat. Kewibawaanlah yang menyebabkan guru dihormati, sehingga masyarakat tidak meragukan figur guru. Masyarakat yakin bahwa gurulah yang dapat mendidik peserta didik agar mereka menjadi seseorang yang berkepribadian mulia. Maksudnya setiap kegiatan pembelajaran, baik yang terencana maupun tidak tentunya membutuhkan seorang pembimbing yang langsung dan tidak langsung. Dapat dikatakan proses pembelajaran dalam masyarakat terdapat istilah learning culture yakni masyarakat belajar dengan cara tidak resmi sebagaimana kehidupan rutin sehari hari dan teaching culture yaitu masyarakat mendapat pelajaran secara resmi dari warga lain yang lebih tahu.[15]  
Guru tidak hanya berperan disekolah saja, namun juga sebagai Anggota masyarakat. Untuk melaksanakan peranan ini, guru harus memenuhi syarta-syarat kepribadian dan syarat penguasaan ilmu tertentu. Guru harus bersikap terbuka, tidak bertindak otoriter, tidak bersikap angkuh, bersikap ramah tamah terhadap siapa pun, suka menolong dimana pun dan kapan saja, serta simpati dan empati terhadap pimpinan, teman sejawat dan para siswa. Agar guru mampu mengembangkan pergaulan dengan masyarakat, dia perlu menguasai psikologi sosial, khususnya mengenai hubungan antar manusia dalam rangka dinamika kelompok.
Sebagai anggota masyarakat, guru harus memiliki keterampilan seperti : keterampilan dalam membina kelompok, keterampilan bekerja sama dalam kelompok, dan keterampilan menyelesaikan tugas bersama dalam kelompok.[16]





BAB III
KESIMPULAN

Guru adalah seseorang yang memberikan ilmu pengetahuan kepada peserta didik. Guru dalam bahasa Jawa seorang yang harus digugu dan ditiru oleh semua muridnya. Harus digugu artinya segala sesuatu yang disampaikan olehnya senantiasa dipercaya dan diyakini sebagai kebenaran oleh semua murid. Seorang guru juga harus ditiru, artinya seorang guru menjadi suri tauladan bagi semua muridnya. Mulai dari cara berfikir, cara berbicara, hingga cara berprilaku sehari-hari. Makna guru atau pendidik adalah mereka yang mempunyai kompetensi keilmuan dan dapat menjadikan orang lain pandai dalam matra kognitif, afektif dan psikomotorik.
Hakikat guru tersebut menuntut adanya kepribadian secara personal dan sosial. Hakikat personal mengarah pada model perilaku yang dapat dijadikan teladan dan hakikat sosial menuju pada mendahulukan kepentingan umum dari pada kepentingan pribadi.
Jabatan guru memiliki banyak tugas antara lain tugas profesi, tugas kemanusiaan dan kemasyrakatan. Tugas seorang guru adalah mengembangkan kecerdasan yang ada dalam diri anak didik dan di antara kecerdasan yang perlu di kembangkan adalah : kecerdasan Intelektual, kecerdasan Emosional, dan kecerdasan Spriritual.  Peranan guru antara lain Guru sebagai pengajar, Guru sebagai pembimbing, Guru sebagai ilmuwan, dan Guru sebagai pribadi.
Kinerja guru merupakan faktor penentu bagi mutu pendidikan yang akan berimplikasi pada kualitas output pendidikan setelah siswa menyelesaikan pendidikannya. Terdapat tiga ciri kompetensi yang saling menunjang membentuk kompetensi profesional guru yaitu kompetensi Personal, kompetensi Sosial, dan kompetensi Professional. Dan ditambah lagi Ada beberapa kompetensi yang harus dimiliki guru dalam upaya menumbuh-kembangkan jiwa kewirausahaan pada guru, yaitu : Technical skill, Conceptual skill, dan Human skill
Guru menempati kedudukan yang terhormat di masyarakat. Kewibawaanlah yang menyebabkan guru dihormati, sehingga masyarakat tidak meragukan figur guru. Masyarakat yakin bahwa gurulah yang dapat mendidik peserta didik agar mereka menjadi seseorang yang berkepribadian mulia.

DAFTAR PUSTAKA

Azzet, Akhmad Muhaimin. 2013. Menjadi guru hebat. Jogjakarta : Ar-Ruzz Media
Barizi, Ahmad & Muhammad Idris. 2010.  Menjadi Guru Unggul. Jogjakarta : Ar-Ruzz Media
Daryanto. 2013. Standar Kompetensi Dan Penilaian Kinerja Guru Profesional. Yogyakarta: Gava Media
Hamalik, Oemar. 2013. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Bumi Aksara
Mustakim, Zaenal. 2015. Strategi & Metode Pembelajaran.  Pekalongan: STAIN Pekalongan Press
Suprihatiningrum, Jamil. 2013. Guru Profesional Pedoman Kinerja, Kualifikasi, & Kompetensi Guru. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media
Thoifur. 2007. Menjadi Guru Yang Inisiator, Cet. 1. Semarang: Rosail Maha Group
Wiyani, Novan Ardy. 2012. Teacher Preneurship. Jogjakarta : Ar-Ruzz Media 













PROFIL PENULIS


Nama :
Kumar Salim Wahid
Alamat :
Desa Klegen
Kecamatan Comal
Kabupaten Pemalang



Nama :
Muhammad Arif Rahman
Alamat :
 Desa Bojongwetan
Kecamatan Bojong
Kabupaten Pekalongan


Nama :
 Ikhsan Bukhori
Alamat :
Desa Wiyorowetan
 Kecamatan Ulujami
 Kabupaten Pemalang




[1]  Jamil Suprihatiningrum, Guru Profesional Pedoman Kinerja, Kualifikasi, & Kompetensi Guru (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media,  2013) hlm. 23.
[2]  Daryanto, Standar Kompetensi Dan Penilaian Kinerja Guru Profesional (Yogyakarta: Gava Media, 2013) hlm. 8.
[3]  Zaenal Mustakim, Strategi & Metode Pembelajaran (Pekalongan, STAIN Pekalongan Press, 2015) hlm. 5.
[4]  Thoifur, Menjadi Guru Yang Inisiator, Cet.  (Semarang: Rosail Maha Group, 2007), hlm 2-3
[5]  Zaenal Mustakim, Op.Cit. hlm.12.
[6]  Thoifur, Op.Cit. 15-18.
[7]  Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2013), hlm. 117
[8]  Zaenal Mustakim, Op. Cit,. hlm. 13.
[9]  Ibid,.hlm.13.
[10] Akhmad Muhaimin Azzet, Menjadi guru hebat,( Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2013),hlm 19-20
[11] Oemar Hamalik, Op.,Cit, hlm 123-124.
[12] Novan Ardy Wiyani, Teacher Preneurship, (Jogjakarta : Ar-Ruzz Media, 2012) hlm 87
[13] Ahmad barizi & Muhammad Idris, Menjadi Guru Unggul, ( Jogjakarta : Ar-Ruzz Media, 2010),  hlm 148-149
[14] Ibid,  hlm,  89-136
[15]  Zaenal Mustakim, Op.Cit., hlm.5
[16]  Novan Ardy Wiyani, Op.Cit., hlm 140

Tidak ada komentar:

Posting Komentar