METODE PENDIDIKAN
UMUM
“Metode
Persuasif”
(Q.S Ali
Imran ayat 133)
Durohmatun istiqomah (2021115316)
Kelas A
FAKULTAS TARBIYAH/PAI
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
PEKALONGAN
2016
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah swt yang maha pengasih lagi maha
penyayang, serta puji syukur atas kehadirat Allah swt. Yang telah melimpahkan
rahmat, taufiq dan hidayahnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah
Tafsir Tarbawi ini, dengan judul “Metode Persuasif” sesuai dengan Q.S Ali
Imran: 133.
Dalam menyusun makalah ini tidak sedikit kesulitan dan hambatan
yang penulis alami, namun berkat dukungan dan semangat dari orang-orang terdekat serta bantuan dari berbagai pihak
sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu penulis menyampaikan
terimakasih kepada:
1. Bapak dan ibu atas semua
doa dan bantuan untuk menyelesaikan makalah ini
2. Bapak Ghufron Dimyati, M.S.I selaku dosen pengampu mata kuliah
tafsir Tarbawi 1
3. Teman-teman kelas Tafsir Tarbawi 1 A yang selalu mensupport dan menghibur
penulis dalampenyelesaian makalah ini
4. serta semua pihak yang telah bernontribusi dalampembuatan
makalah ini.
Demikian
makalah ini kami susun, Semoga dapat berguna dan menambah ilmu pengetahuan
untuk kita semua. Amin.
Pekalongan, 15 November 2016
Durohmatun
istiqomah
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang Masalah
Masalah pendidikan dan pengajaran merupakan
masalah yang cukup kompleks dimana banyak faktor yang ikut mempengaruhinya
salah satu faktor tersebut diantaranya adalah guru. Guru merupakan komponen
pengajaran yang memegang peranan penting dan utama, karena keberhasilan proses
belajar mengajar sangat ditentukan oleh faktor guru. Selain itu yang berperan
penting bagi keberhasilan pengajaran adalah proses pelaksanaan pengajaran. Pelaksanaan
pengajaran yang baik sangat dipengaruhi oleh perencanaan yang baik pula.
Agar pelaksanaan pengajaran berjalan efisien dan efektif maka
diperlukan perencanaan yang tersusun secara sistematis, dengan proses belajar
mengajar yang lebih bermakna dan mengaktifkan siswa serta dirancang dalam suatu
skenario yang jelas.
Permasalahn yang seringkali dijumpai dalam pengajaran, khususnya
pengajaran agama isam adalah bagaimana cara menyajikan materi kepada siswa
secara baik sehingga diperoleh hasil yang efektif dan efisien. Disamping
masalah lainya yang sering didapati adalah kurangnya perhatian guru agama
terhadap variasi penggunaan metode mengajar dalam upaya peningkatan mutu
pengajaran secara baik.
Bertitik tolak pada pengertian metode pengajaran, yaitu suatu cara
penyampaian bahan pelajaran untuk mencapai tujuan yang diterapkan, maka fungsi
metode mengajar tidak dapat diabaikan karena metode mengajar tersebut turut
menentukan berhasil tidaknya suatu proses belajar-mengajar dan merupakan bagian
integral dari suatu sistem pengajaran.
Secara umum
terdapat beberapa metode pendidikan, dan dalam kesempatan kali ini pemakalah
akan menguraikan salah satu dari metode tersebut yaitu metode persuasif sesuai
dengan Q.S Ali Imran ayat 133
B.
Judul
Judul makalah ini adalah “Metode Pendidikan Umum” dengan sub Judul
“Metode Persuasif” sesuai dengan Q.S Ali Imran ayat 133
C.
Nash
Al-Qur’an
Artinya:
“Dan bersegeralah kamu menuju ampunan dari tuhanmu dan surgayang
lebarnya selebar langit dan bumi,yang disediakan untuk al- Muttaqin.”
D.
Arti
Penting
Dalam ayat ini terkandung makna seruan atau ajakan untuk
mempengaruhi manusia agar segera meminta ampunan dari Allah, karena
sesungguhnya surga sangatlah luas untuk orang-orang yang mantap ketakwaanya.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Teori
Metode
merupakan cara teratur yang digunakan untuk
melaksanakan suatu pekerjaan agar tercapai sesuai dengan yang dikehendaki; cara
kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai
tujuan yang ditentukan. Sedangkan persuasi adalah suatu ajakan yang bersifat membujuk secara halus supaya menjadi yakin.[1] Jadi Metode Persuasi adalah kemampuan untuk dapat mengajak,
memengaruhi dan meyakinkan seseorang.
Metode
persuasi juga sangat penting dimiliki oleh seorang pendidik, karena seseorang
dengan sifat persuasif akan mampu “menarik” orang-orang di sekitarnya untuk
setuju dengan hal-hal yang dilakukan dan disampaikannya. Pengertian persuasi
adalah sebuah bentuk komunikasi yang bertujuan untuk memengaruhi dan meyakinkan
orang lain. Dalam persuasi, seorang pendidik dianggap berhasil jika ia mampu
mengajak bahkan meyakinkan peserta didiknya menjadi lebih baik.
B.
Tafsir
1.
Tafsir
al- misbah
Ketaatan yang diperintahkan oleh
ayat yang lalu, dapat terlaksana tanpa upaya sungguh-sungguh, misalnya sekedar
melaksanakan yang wajib dan mengabaikan yang sunah atau anjuran. Atau cukup
menghindari yang haram, tetapi melaksanakan yang makruh. sekedar memohon ampun
atas kesalahan dan dosa besar dan tidak mengingat lagi dosa kecil atau hal-hal
yang kurang pantas. Ayat ini menganjurkan peningkatan upaya, melukiskan upaya
itu bagaikan satuperlombaan dan kompetisi yang memang merupakan salah satu cara
peningkatan kualitas. Karena itu bersegeralah kamu bagaikan ketergesaan
seorangyang ingin mendahului yang lain menuju ampunan dari tuhanmu dengan
menyadari kesalahan dan berlombalah mencapai, yaitu surga yang sangat agung yang
lebarnya, yakni luasnya selebar seluas langit dan bumi yang
disediakan untuk al-mutaqqin, yakni orang-orang yang telah mantab
ketakwaanya, yang taat melaksanakan perintah Allah dan menjauhi larangan-nya.
Yang dimaksud dengan lebar
surga disini adalah luasnya, dan luas yang dimaksud adalah perumpamaan. Ia
tidak harus dipahami dengan arti harfiyahnya. Dalam benak kita-manusia- tidak
ada sesuatu yang dapat menggambarkan keluasan, melebihi luasnya langit dan
bumi, maka untuk menggambarkan betapa luasnya surga, Allah memilih kata-kata selebar
langit dan bumi. Disisi lain,sedemikian luasnya sehingga ketika mendengar
bahwa lebarnya saa sudah demikian, maka bagaimana pula panjangnya.
Perumpamaan yang diberikan oleh
Al-Qur’an ini mengundang kaum muslimin agar tidak mempersempit surga dan merasa
atau menyarankan bahwa hanya diri atau kelompoknya saja yangakan memasukinya surga
sedemikian luas, sehingga siapapun yang berserah dirikepadanya, Insyaallah akan
mendapat tempat yang luas disana.[2]
2.
Tafsir
ibnu katsir
Allah ta’ala berfirman, “Dan
bergegaslah kamu menuju ampunan dari tuhanmu dan surga yang luasnya seluas
langitdan bumi yang disediakan bagi orang-orang yang bertakwa.”
Maksudnya,sebagaimana neraka disediakan bagi orang-orang kafir. Ada
pendapat yang mengatakan bahwa maksud firmanAllah ta’ala, “seluas langit dan
bumi” merupakan pemberitahuan betapa luasnya surga itu, sebagaimana Allah
berfirman ketika menerangkan sifat surga, “bagian dalamnya dari sutra.” Lalu,
bagaimana dugaanmu dengan bagian luarnya. Adapula pendapat yang mengatakan
bahwa lebarnya surga itu seperti panjangnya, karena ia berbentuk kubah dan
berada dibawah ‘arsy. Maka lebar sesuatu yang berbentuk kubah atau bulat adalah
sama dengan panjangnya. Hal itu ditunjukan pula oleh keterangan yang terdapat
dalam sahihain, “apabila kamu memohon surga kepada Allah maka pintalah surga
firdaus, karena ia merupakan surga yang paling tinggi dan paling luas. Dari
firdauslah memancar aneka sungai surga. Atap firdaus adalah ‘arsy Ar-Rahman”
Ahmad meriwayatkan
dalam musnadnya, “heraclius menulis surat kepada Nabi SAW.yang isinya,
‘sesungguhnya andamengajaksaya kepada surgayang luasnya seluas langit dan bumi.
Lalu, dimanakah neraka?’ maka Nabi SAW bersabda,’Maha suci Allah. Dimanakah
malam apabila siang datang?”
Al Bazar
meriwayatkan dari Abu Hurairah, dia berkata, “seseorang datang kepada
rosulullah SAW. Kemudian bertanya, ‘bagaimana pendapat engkau mengenai firman
Allah, ‘surga yang luasnya seluas langit dan bumi,’ lalu dimanakah neraka?’
Nabisaw. Bersabda, ‘bagaimana menurutmu apabila malam datang dan merembahi
segala perkara, maka dimanakah siang?’ orang itu menawab, ‘ditempat yang
dikehendaki Allah.’ Nabi saw. Bersabda,’ demikian pula dengan neraka. Ia berada
pada tempat yang dikehendaki Allah SWT. “yakni, demikianlah bila kita tidak
menyaksikan malam tatkala siang datang, maka hal itu tidak memastikan tidak
beradanya malam pada suatu tempat, meskipun kita tidak tau dimana malam itu
berada. Demikianpula dengan neraka. Ia berada pada tempat yang dikehendaki
Allah ta’ala. [3]
3.
Tafsir
Jalalain
وَسَارِعُوْا (dan bersegeralah kamu)
dengan atau tanpa wau-
اِلى مَغفِرَةٍ مِّنْ رّبّكُم وَجنّةٍ عَرضُهاالسَّمَوَتُ وَالارضُ (kepada keampunan dari tuhanmu dan
kepadasurga yang luasnya seluas langit dan bumi) artinya seluas langit dan bumi
bila keduanya disambung, sedangkan ardartinya ialah luas-
اُعِدَّتْ
لِلمُتَّقِيْنَ (yang
disediakan bagi orang-orang yang bertakwa) kepada Allah dengan mengerjakan taat
dan meninggalkan maksiat.[4]
4.
Tafsir
al Maraghi
Bersegeralah melakukan amal yang
dapat menyampaikan kepada ampunan tuhan atau dosa-dosa kalian, yang
dapatmemasukan kalian ke surga yang luasnya disediakan oleh Allah untuk orang
yang mau bertaqwa, melaksanakan perintah-perintahnya serta menjauhi
larangan-larangannya. Untuk itu beramalbaiklah dan bertaubatlah dari perbuatan
disa seperti melakukan riba dan sebagainya.dan bersedekhlah kepada orang
sengsara yang membutuhkan pertolongan.
Diriwayatkan bahwa heraclius, raa
Romawi yang mengirimkan utusan kepada Nabi saw. Dengan membawa sepucuk surat
dari beliau yang didalamnya tertera, “engkau melalui surat mengajak kami ke
surga yang luasnya bagai langit dan bumi, lalu dimanakah neraka?” maka
Rasulullah SAW.bersabda “subhanallah (maha suci Allah) dimanakah malam hari
bila siang datang?” (maksud beliau bahwa cakrawala berputar, maka terjadilah
siang hari pada salah satu sisi alam, sedang malam hari terjadi pada sisi
lainya yang berhadapan. Demikian pula masalah tadi yaitu surga berada disebelah
atas dan neraka berada di bawah).
Abu muslim berkata, sesungguhnya
yang dimaksud dengan kata Al- Ardu disini adalah harga yang diajukan untuk
suatu barang jualan, artinya harga surga tersebut seandainya dijual sama dengan
harga langit dan bumi.maksudnya keagungan kadar dan fungsinya yang benar lagi
agung, sehingga tidak ada sesuatupun yang menyamainya, betapapun agungnya ia.
اُعِدَّتْ
لِلمُتَّقِيْنَ yang telah
disediakan untuk orang-orang yang bertaqwa. Dalam ayat ini terdapat bukti yang
menunjukan bahwa surga itu sekarang telah diciptakan dan tempatnya diluar
jagadraya ini. Sebab ayat telah membuktikan bahwa surga lebih besar
dibanding jagad raya, sehingga tidak
mungkin adanya surga berada di sekitar jagad raya ini.[5]
C.
Aplikasi
dalam kehidupan
Dalam pendidikan harus ada sebuah metode, salah satu metodenya
adalah persuasif dimana pendidik harus bisa mengajak, memengaruhi, dan
meyakinkan peserta didiknya agar tercapainya tujuan pendidikan.
D.
Aspek
Tarbawi
1.
Pendidik
harus mempunyai metode dalam mengajar
2.
Pendidik
harus bisa mengajak dan memengaruhi serta meyakinkan peserta didiknya ke arah
yang lebih baik
3.
Hendaknya
kita memohon ampun atas salah dan dosa kepada Allah
4.
Hendaknya
kita selalu taat dengan perintah Allah dan menjauhi laranganNya(al Muttaqin)
5.
Sesungguhnya
surga yang sangat luas telah disiapkan untuk al Muttaqin
BAB
III
PENUTUP
Kesimpulan
Metode
Persuasi adalah kemampuan untuk dapat mengajak, memengaruhi dan meyakinkan
seseorang. Metode persuasi juga sangat penting dimiliki oleh seorang pendidik.
Dalam
pendidikan harus ada sebuah metode, salah satu metodenya adalah persuasif
dimana pendidik harus bisa mengajak, memengaruhi, dan meyakinkan peserta
didiknya agar tercapainya tujuan pendidikan.
Sebagaimana
dalam kandungan Q.S Ali Imran ayat 133 tentang ajakan dan seruan untuk memohon
ampun kepada Allah,mematuhi segala perintah dan menjauhi segala
laranganNya(al-muttaqin), karena sesungguhnya Al-muttaqin telah disediakan
surga yang sangat luas.
DAFTAR PUSTAKA
Abubakar,bahrun.2009. Terjemahan Tafsir Jalalain.Bandung.
Sinar Baru Algensindo
Abubakar,bahrun
dan hery noer Aly. 1993. Tafsir al- Maraghi.Semarang. PT. Karya Toha Putra Semarang
Ar-Rifa’i,Muhammad nasib.1999 Tafsir ibnu Katsir.Jakarta.Gema
Insani
Shihab, M.Quraish.2002. Tafsir al-Misbah.Jakarta.Lentera
Hati
PROFIL
Nama : Durohmatun
istiqomah
Nim : 2021115316
Tempat, Tanggal Lahir : Pekalongan, 19 April 1997
Alamat : Ds. Garungwiyoro,
Kandangserang, Pekalongan
Riwayat Pendidikan :
- SD N 2 Garungwiyoro
- SMP N 2
Kandangserang
- MAN 1 Pekalongan
- IAIN Pekalongan (masih)
[5] Bahrun abubakar dan Hery
noer Aly, Tafsir al- Maraghi,(Semarang: PT. Karya Toha Putra
Semarang,1993),hlm.115
Tidak ada komentar:
Posting Komentar