Metode
Tanya Jawab
Q.S.
Al-Baqarah ayat 189
Nisbatul
Urbakh (2021115375)
Kelas
B
FAKULTAS
TARBIYAH/PAI
INSTITUT
AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) PEKALONGAN
2016
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT, Tuhan semesta alam raya yang telah
melimpahkan taufiq serta hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
Makalahyang berjudul “METODE TANYA JAWAB”, guna memenuhi tugas Tafsir Tarbawi.
Sholawat serta salam
semoga terlimpahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW. Sebagai nabi akhir
zaman dan penerang kegelapan di dunia ini. Dan semoga kesejahteraan tetap
kepada seluruh keluarga serta sahabat-sahabat beliau.
Penulis sangat
bersyukur dan lega atas terselesainya makalah ini. Dan penulis hanya bisa
berharap semoga makalah ini bisa
bermanfaat dan menjadi pelajaran bagi para pembaca khususnya penulis sendiri.
Pekalongan, 21
Oktober 2016
NISBATUL
URBAKH
(2021115375)
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Metodemerupakanhal yang sangatpentingdalam
proses belajarmengajar di lembagapendidikan. Apabila proses
pendidikantidakmenggunakanmetode yang
tepatmakaakansulituntukmendapatkantujuanpembelajaran yang diharapkan.
Namunmasihsaja di lapanganpenggunaanmetodemengajarinibanyakmenemukankendala.Kendalapenggunaanmetode
yang tepatdalambelajarmengajarbanyakdipengaruhiolehbeberapafaktor; keterampilan
guru belummemadai, kurangnyasaranaprasarana,
kondisilingkunganpendidikandankebijakanlembagapendidikan yang
belummenguntungkanpelaksanaankegiatanbelajarmengajar yang variatif.
Apa yang ditemukanoleh Ahmad Tafsir (1992;131)
mengenaikekurangtepatanpenggunaanmetodeinipatutmenjadirenungan.
Beliaumengatakanpertama, banyaksiswa yang tidakserius, main-main
ketikamengikutisuatumateripelajaran,
keduagejalatersebutdiikutiolehmasalahkeduayaitutingkatpenguasaanmateri yang
rendah, danketigaparasiswapadaakhirnyaakanmenganggapremehmatapelajarantertentu.
Kenyataaninimenunjukkanbetapapentingnyametodedalam
proses belajarmengajar.
Tetapibetapapunbaiknyasuatumetodebilatidakdiiringidengankemampuan guru dalammenyampaikanmaterimakametodetinggalahmetode.
Al-Qur’an sebagaikitabsuciumatislam di
dalamnyamemuatberbagaiinformasitentangseluruhkehidupan yang
berkaitandenganmanusia. Karenamemang Al-Qur’an diturunkanuntukumatmanusia,
sebagaisumberpedoman, sumberinspirasidansumberilmupengetahuan.Salahsatunya adalahhal yang berkaitandenganpendidikan.
B. Judul
Makalah
Dalam
kesempatan ini, penulis akan membahas tentang Metode Tanya Jawab. Sesuai dengan
tugas yang penulis terima.
C. Nash
dan Terjemah
يَسْأَلُونَكَ عَنِ الْأَهِلَّةِ ۖ
قُلْ هِيَ مَوَاقِيتُ لِلنَّاسِ وَالْحَجِّ ۗ وَلَيْسَ الْبِرُّ بِأَنْ تَأْتُوا
الْبُيُوتَ مِنْ ظُهُورِهَا وَلَٰكِنَّ الْبِرَّ مَ اتَّقَىٰ ۗ وَأْتُوا
الْبُيُوتَ مِنْ أَبْوَابِهَا ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ
Mereka bertanya kepadamu tentang bulan sabit. Katakanlah:
“Bulan sabit itu adalah tanda-tanda waktu bagi manusia dan (bagi ibadat) haji;
Dan bukanlah kebajikan memasuki rumah-rumah dari belakangnya, akan tetapi
kebajikan itu ialah kebajikan orang yang bertakwa. Dan masuklah ke rumah-rumah
itu dari pintu-pintunya; dan bertakwalah kepada Allah agar kamu beruntung.
D. Arti Penting
Surat
Al-Baqarah ayat 189 perlu untuk dikaji karena ayat ini menjelaskan tentang
betapa pentingnya mempelajari metode tanya jawab, karena dengan begitu akan
bertambahnya wawasan kita.
E.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Teori
Metode tanya jawab ialah penyampaian
pesan pengajaran dengan cara mengajukan pertanyaan-pertanyaan dan siswa
memberikan jawaban, atau sebaliknya siswa diberi kesempatan bertanya dan guru
menjawab pertanyaan.[1]
Metode tanya jawab adalah salah satu
teknik mengajar yang dapat membantu kekurangan-kekurangan yang terdapat pada
metode ceramah. Ini disebabkan karena guru dapat memperoleh gambaran sejauh
mana murid dapat mengerti dan dapat mengungkapkan apa yang telah diceramahkan.
Metode tanya jawab ini tidak dapat
digunakan sebagai ukuran untuk menetapkan kadar pengetahuan setiap anak didik
dalam suatu kelas, karena metode ini tidak memberi kesempatan yang sama pada
setiap murid untuk menjawab pertanyaan.
Metode tanya jawab dapat dipakai oleh
guru untuk menetapkan perkiraan secara umum apakah anak didik yang mendapat
giliran pertanyaan sudah memahami bahan pelajaran yang diberikan.
Anak didik yang biasanya kurang
mencurahkan perhatiannya terhadap pelajaran yang diajarkan melalui metode
ceramah akan berhati-hati terhadap pelajaran yang diajarkan melalui metode
tanya jawab. Sebab anak didik tersebuit sewaktu-waktu akan mendapatkan giliran
untuk menjawab suatu pertanyaan yang akan diajukan kepadanya.
Untuk menghindari sesuatu yang dapat
terjadi dalam metode tanya jawab terutama yang bersifat negatif maka perlu
diperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1. Pertanyaan harus singkat, jelas, dan
merangsang berfikir.
2. Sesuai dengan kecerdasan dan kemampuan
anak didik yang menerima pertanyaan.
3. Memerlukan jawaban dalam bentuk kalimat
atau uraian kecuali yang bersifat objektif tes dapat menggunakan ya atau tidak.
4. Usahakan pertanyaan yang punya jawaban
pasti bukan pertanyaan yang mempunyai jawaban beberapa alternatif.
Teknik mengajukan
pertanyaan :
1. Mula-mula diajukan kepada semua anak
didik baru ditanyakan kepada anak didik tertentu.
2. Berikan waktu untuk berfikir dan
menyusun jawaban.
3. Pertanyaan diajukan bergilir, jangan
berdasarkan urutan bangku atau urutan daftar yang telah disusun (daftar hadir).
Kelemahan metode tanya
jawab adalah :
1. Waktu yang digunakan dalam pelajaran
tersita dan kurang dikontrol secara baik oleh guru karena banyaknya pertanyaan
yang timbul dari siswa.
2. Kemungkinan terjadi penyimpangan
perhatian siswa bilamana terdapat pertanyaan atau jawaban yang tidak berkenan
dengan sasaran yang dibicarakan.,
3. Jalannya pengajaran kurang dapat
terkoordinir secara baik, karena timbulnya pertanyaan-pertanyaan dari siswa
yang mungkin tidak dapat dijawab secara tepat, baik oleh guru maupun oleh
siswa.
Untuk menggunakan
metode tanya jawab, perlu diperhatikan hal-hal berikut:
1. Rumuskan tujuan pengajaran secara
spesifik yang berpangkal pada tingkah laku siswa.
2. Guru melakukan pertanyaan dari hal-hal
yang sederhana kemudian dilanjutkan kepada pertanyaan-pertanyaan yang mendasar
tentang materi yang dibicarakan.[2]
B.
Tafsir Al-Qur’an surat al-Baqarah ayat 189
1. Tafsir Al-Mishbah
Mereka bertanya
kepadamu tentang bulan sabit, mengapa bulan pada
mulanya terlihat seperti sabit, kecil, tetapi dari malam ke malam ia membesar
hingga mencapai purnama, kemudian mengecil dan mengecil lagi, sampai menghilang
dari pandangan? Katakanlah, “bulan sabit
itu adalah tanda-tanda waktu bagi manusia, waktu dalam penggunaan Al-Qur’an
adalah batas akhir peluang untuk menyelesaikan suatu aktivitas. Ia adalah kadar
tertantu dari masa ke masa. Dengan keadaan bulan seperti itu manusia dapat
mengetahui dan merancang aktivitasnya sehingga dapat terlaksana sesuai dengan
waktu yang tersedia, tidak terlambat, apalagi terabaikan dengan berlalunya
waktu, dan juga untuk pelaksanaan ibadah haji.
Kembali
kepada pertanyaan sahabat Nabi di atas, al-Qur’an tidak menjawabnya sesuai
dengan harapan mereka, tetapi memberi jawaban lain yang lebih sesuai dengan
kepentingan mereka. Hal serupa banyak terjadi dengan tujuan mengingatkan
padanya bahwa ada yang lebih wajar ditanyakan daripada yang diajukan. Memang
Al-Qur’an adalah salah satu bentuk pendidikannya adalah mengarahkan mereka
melalui jawaban-jawabannya.
Allah
menegaskan bahwa, bukanlah kebajikan
memasuki rumah-rumah dari belakangnya, akan tetapi kebajikan ialah kebajikan
orang yang bertakwa, atau kebajikan adalah siapa yang menghindar dari
kebiasaan dan pertanyaan yang serupa dengan yang dinyatakan di atas dan dalam
kondisi yang serupa pula. Karena itu
masuklah ke rumah-rumah itu dari pimtunya. Bertakwalah kepada Allah, berarti laksanakan tuntutan-Nya sepanjang
kemampuan kamu dan jauhi larangan-Nya agar
kamu beruntung.[3]
2. Tafsir Al-Azhar
Mereka bertanya kepada engkau dari
hal bulan sabit. Katakanlah: dia itu adalah waktu-waktu yang ditentukan untuk
manusia dan untuk haji. (pangkal ayat 189). Mereka menanyakan mengapa bulan
begitu, bukan menanyakan apa yang berfaedah yang kita ambil dari keadaan bulan
yang demikian. Belia berikan jawaban yang sesuai dengfan kewajiban beliau
sebagai Rasul, sehingga kesanalah perhatian yang bertanya dibawa. Maka beliau
katakanlah bahwasanya bulan terbit dengan keadaan yang demikian itu membawa
hikmat yang penting sekali buat kita. Bulan sabit adalah untuki menentukan
waktu bagi manusia. Dengan bulan yang demikian halnya manusia dapat menentukan
iddah perempuan setelah bercerai, kapan waktu puasa, sampai pada waktu hari
raya dan mengeluarkan zakat sekali setahun, sampai kepada waktu mengerjakan
haji.
Kemudian datanglah sambungan ayat:
“dan tidaklah kebajikan itu bahwa kamu masuk ke rumah kamu dari belakangnya,
tetapi yang kebajikan ialah barang siapa yang bertakwa”. Menurut penafsiran
dari penafsir Abu Ubaidah bahwa sambungan ini adalah senafas dengan yang
sebelumnya, yaitu kalau hendak masuk ke dalam rumahmu janganlah dari pintu
belakang. Maksudnya kalau hendak menanyakan sesuatu hal kepada seseorang
hendaklah piulih soal yang pantas dijawab . kalau hendak menanyakan mengapa
bulan mulanya laksana sabit, lama lama penuh dan khirnya kecil sebagai sabit
lagi, janganlah hal itu ditanyakan kepada Nabi, tetapi tanyakanlah pada ahli
falak. Tetapi kalau ditanyakan kepada Nabi apa hikmat yang dapat diambil dari
peredaran bulan demikian, akan dapatlah dijawab oleh Nabi menurut selayaknya
dan dapat sepadan dengan beliau. Selanjutnya Tuhan berfirman: “Dan datanglah ke
rumah-rumah dari pintu-pintunya, dan takwalah kepada Allah, supaya kamu beroleh
kejayaan.” (ujung ayat 189).[4]
3. Tafsir Al-Maragi
Mereka
bertanya kepadamu (Muhammad) tentang hikmah berbeda-bedanya bentuk hilal dan
faedahnya. Kemudian Rasulullah menjawab hilal itu adalah tanda-tanda bagi umat
manusia di dalam menentukan urusan dunia mereka. Dengan hilal tersebut mereka
mengetahui waktu mana yang paling tepat untuk melakukan cocok tanam atau
berdagang. Hilal juga merupakan tanda-tanda waktu ibadah. Mereka bisa mentukan
bulan Ramadhan dan saat berakhirnya bulan puasa. Terutama sekali, hilal itu
dipakai untuk menentukan waktu haji.
Imam
Bukhori dan Ibnu Jahir dari Al-Barra’ menceritakan bahwa orang-orang Arab di
masa jahiliyyah jika melakukan ihram harus memasuki rumah nya dari pintu
belakang. Kemudia turunlah ayat ini.
Setelah
Allah memberitahukan kesalahan yang mereka lakukan, yakni dalam hal memasuki
rumah dari belakang, dan dugaan mereka bahwa hal tersebut termasuk amal
kebajikan yang hakiki. Kebajikan yang hakiki adalah takwa kepada Allah dengan
menjauhkan diri dari perbuatan-perbuatan maksiat dan kotor, serta menghiasi
diri dengan keutamaan-keutamaan, dan mengikuti kebenaran-kebenaran dan beramal
kebajikan. Datangilah rumah kalian dari depan, dan hendaklah batin kalian
adalah cermin lahiriyah, dan bertakwalah kepada Allah jika kalian mengharapkan
keberhasilan dalam amaliah dan mencapai tujuan yang dicita-citakan. Orang-orang
yang bertakwa kepada Allah selalu mendapatkan ilham menuju jalan keberhasilan.[5]
C.
Aplikasi Surat Al-Baqarah Ayat 189 Dalam Kehidupan
Sehari-hari
Dalam kehidupan sehari-hari, jika kita
tidak mengetahui akan suatu ilmu, hendaknya kita menanyakannya pada orang yang
lebih mengetahui atau kepada para ahlinya. Oleh karena itu kita dianjurkan
untuk tidak malu dalam bertanya, agar bertambahnya wawasan kita.
D.
Aspek Tarbawi
1. Hendaknya bersemangat dalam mencari
ilmu, supaya bertambahnya wawasan kita.
2. Hendaknya bertanya sesuatu kepada yang
lebih mengetahui atau pada ahlinya.
3. Hendaknya saling berbagi ilmu kita pada
orang lain, supaya ilmu kita bisa bermanfaat.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Metode tanya jawab ialah penyampaian
pesan pengajaran dengan cara mengajukan pertanyaan-pertanyaan dan siswa
memberikan jawaban, atau sebaliknya siswa diberi kesempatan bertanya dan guru
menjawab pertanyaan.
Dalam Tafsir Al-Azhar, surat Al-Baqarah
ayat 189 menjelaskan tentangMereka menanyakan mengapa bulan begitu, bukan
menanyakan apa yang berfaedah yang kita ambil dari keadaan bulan yang demikian.
Beliau berikan jawaban yang sesuai dengan kewajiban beliau sebagai Rasul. Menurut
penafsiran dari penafsir Abu Ubaidah bahwa sambungan ini adalah senafas dengan
yang sebelumnya, yaitu kalau hendak masuk ke dalam rumahmu janganlah dari pintu
belakang. Maksudnya kalau hendak menanyakan sesuatu hal kepada seseorang
hendaklah soal yang pantas dijawab
Dalam kehidupan sehari-hari, jika kita
tidak mengetahui akan suatu ilmu, hendaknya kita menanyakannya pada orang yang
lebih mengetahui atau kepada para ahlinya. Oleh karena itu kita dianjurkan
untuk tidak malu dalam bertanya, agar bertambahnya wawasan kita.
Aspek Tarbawi yang bisa kita ambil
dalam surat Al-Baqarah ayat 189, Hendaknya bersemangat dalam mencari ilmu, supaya
bertambahnya wawasan kita, dan menanyakan sesuatu kepada yang ahlinya.
DAFTAR PUSTAKA
Utsman,
Basyirudin. 2002. Metedologi
Pembelajaran Agama Islam.
Jakarta: PT. Intermasa.
Shihab, M.
Quraisy.2005. Tafsir
Al-Mishbah.
Tangerang: Penerbit Lentera Hati.
Hamka.2002.Tafsir Al-Azhar
Jus II.
Jakarta: Pustaka Panjimas.
Al-Maragh, Ahmad
Mustafa.1993.Tafsir Al-Maraghi. Semarang:
PT. Karya Toha Putra Semarang.
PROFIL
PENULIS
Nama : Nisbatul
Urbakh
TTL : Pemalang, 08 Juli 1997
Alamat : Ds.
Samong Rt.03 Rw.05 Kec. Ulujami Kab. Pemalang
Nama Orang Tua:
Ayah : H.
Sarokhi
Ibu : Hj. Ulinnuha
Riwayatpendidikan:
SD : SDN 03 Samong, Ulujami, Pemalang
SMP
: Mts. Walisongo Ulujami, Pemalang
SMA : MA Perguruan Mu’alimat Cukir
Jombang
S1 : IAIN Pekalongan (Semester Tiga )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar