METODE PENDIDIKAN UMUM
Metode Persuasif
(QS. Ali Imran[3]: 133)
Riska Sanifa (2021115280)
Kelas : C
JURUSAN TARBIYAH/PAI
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
PEKALONGAN
2016
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Metode adalah cara teratur yang digunakan untuk melaksanakan suatu
pekerjaan agar tercapai sesuai dengan yang dikehendaki. Persuasif merupakan
suatu bentuk pengaruh sosial. Persuasif adalah proses membimbing diri sendiri
atau orang lain terhadap adopsi ide, sikap, atau tindakan dengan cara rasional
dan simbolik. Setiap hari kita selalu mengalami usaha pengubahan sikap ini
dalam jumlah yang sangat banyak. Bila kita cermati bentuknya sangat beragam dari
mulia papan iklan di jalan, iklan di radio dan televisi, iklan di koran dan
majalah, kampanye calon presiden sampai pada acara-acara sosial merupakan
beberapa contoh model persuasif.
Metode persuasif bersifat mengajak audience sehingga bertindak
sesuai dengan apa yang diharapkan oleh komunikator. Persuasif memiliki tujuan
mengubah keyakinan, sikap atau perilaku individu atau kelompok lain melalui
tranmisi beberapa pesan.
B.
Judul Makalah
Metode
Pendidikan Hukum: Metode Persuasif dalam QS. Ali Imran[3]: 133
C.
NASH
وَسَارِعُوْا
اِليَ مَغْفِرَةٍ مِنْ رَبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهاَ السَّمَوَاتُ وَالأَرْضُ
أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِيْنَ
Artinya
: “Dan bersegeralah kamu menuju ampunan dari Tuhanmu dan surga yang lebarnya
selebar langit dan bumi yang disediakan untuk al-Muttaqin”.
D.
Arti Penting Pengkajian Materi
Begitu pentingnya metode pembelajaran bagi kehidupan, terutama
dalam pendidikan. salah satu metode pembelajaran adalah metode persuasif karena
dengan menggunakan metode ini kita dapat mengajak dan mempengaruhi orang lain
melakukan kebaikan. Apabila orang lain melaksanakan kebaikan yang kita ajarkan,
maka kita dan orang yang melaksanakan akan mendapatkan pahala dari Allah SWT
dan ilmu yang dimiliki menjadi bermanfaat.
Dijelaskan dalam QS. Ali Imran ayat 133 bahwa diperintahkan untuk segera
meminta ampun kepada Allah dan memohon surga Allah yang luasnya seluas langit
dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa. Tentunya semua umat
manusia berharap mendapatkan ampunan dari Allah dan berharap mendapat surganya.
Maka dari itu marilah berlomba-lomba dalam melaksanakan kebaikan, menjauhkan
diri dari hal-hal yang dilarang oleh Allah memohon ampun atas segala dosa yang
telah diperbuat dan senantiasa mengajak orang lain untuk berbuat kebaikan agar
mendapatkan surganya Allah SWT amin.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Teori
Metode
persuasif merupakan komunikasi yang digunakan untuk mempengaruhi dan
menyakinkan orang lain. Persuasif banyak
digunakan untuk membujuk orang lain agar dapat mengikuti tujuan yang
dikehendaki tanpa paksaan. Dengan metode persuasif, seseorang atau sekelompok
orang tidak merasa bahwa perubahan dalam dirinya adalah akibat pengaruh dari
luar. Metode adalah cara teratur yang digunakan untuk melaksanakan suatu
pekerjaan agar tercapai sesuai dengan yang dikehendaki.
Persuasif
dalam KBBI berarti membujuk secara halus (supaya menjadi yakin).
Persuasif
menurut para ahli antara lain, yaitu
a.
K. Andeerson, mengemukakan bahwa metode persuasif adalah perilaku
komunikasi yang mempunyai tujuan mengubah keyakinan, sikap atau perilaku
individu atau kelompok lain melalui tranmisi beberapa pesan.
b.
Kaffer , mengemukakan bahwa persuasif merupakan usaha untuk
membujuk seseorang untuk mau mengikuti tujuan yang dikehendaki tanpa paksaan.
c.
Warrant, mengemukakan bahwa persuasif merupakan perintah yang
dibungkus dengan ajakan atau bujukan sehingga terkesan tidak memaksa.[1]
B.
Tafsir
1.
Tafsir Al-Mishbah
1.
وَسَارِ عُوْا اِليَ مَغْفِرَةٍ مِنْ رَبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهاَ
السَّمَوَاتُ وَالأَرْضُ أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِيْنَ
“Dan bersegeralah kamu menuju ampunan dari Tuhanmu dan surga yang
lebarnya selebar langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang
bertakwa.”
Bersegeralah kamu bagaikan
ketergesaan seorang yang ingin mendahului yang lain menuju ampunan dari
Tuhanmu dengan menyadari kesalahan, dan berlombalah mencapai surga yang
sangat agung yang lebarnya yakni luasnya selebar luas langit dan bumi
yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa yakni orang-orang yang telah
mantap ketakwaanya, yang taat melaksanakan perintah Allah dan menjauhi
larangan-Nya.
Yang dimaksud dengan
lebar surga disini adalah luasnya, dan luas yang dimaksud adalah perumpamaan.
Ia tidak harus dipahami dalam arti harfiahnya. Dalam benak kita manusia, tidak
ada sesuatu yang dpat menggambarkan keluasaan, melebihi luasnya langit dan
bumi, maka untuk menggambarkan betapa luasnya surga, maka Allah memilih
kata-kata “selebar langit dan bumi”. Perumpamaan yang dibelikan oleh al-Qur’an
ini mengundang kaum muslim agar tidak mempersempit surga dan merasa atau
menduga bahwa hanya diri atau kelompoknya saja yang akan memasukinya. Surga
sedemikian luas, sehingga siapa pun yang berserah diri kepada-Nya, insya Allah
akan mendapat tempat yang luas disana.[2]
2.
Tafsir Ibnu Katsir I
Maksud dari ayat tersebut adalah neraka disediakan bagi orang-orang
kafir. Ada pendapat yang mengatakan bahwa maksud firman Allah Ta’ala, “Seluas
langit dan bumi” merupakan pemberitahuan betapa luasnya surga itu, sebagaimana
Allah berfirman ketika menerangkan sifat surga, “Bagian dalamnya dari sutra.
“Lalu, bagaimana dugaanmu dengan luarnya. Ada pula pendapat yang mengatakan
bahwa lebarnya surga itu seperti panjangnya. Hal itu ditunjukkan pula oleh
keterangan yang terdapat dalam sahihain, “Apabila kamu memohon surga kepada
Allah, maka pintalah surga Firdaus, karena ia merupakan surga yang paling
tinggi dan paling luas. Dari Firdauslah memancar aneka sungai surga. Atap
Firdaus adalah ‘Arasy Ar-Rahman”.
Kemudian Allah Ta’ala menceritakan sifat ahli surga, Allah
berfirman, “Orang-orang yang menginfkkan hartanya, baik di waktu lapang maupun
sempit”yakni pada saat sulit dan lapang, saat giat dan malas, saat sehat dan
sakit, dan dalam segala hal dan keadaan. allah Ta’ala berfirman, “Orang-orang
yang menginfakkan hartanya pada malam dan siang hari, secara rahasia maupun
terang-terangan.” Maksud ayat ini ialah bahwa mereka tidak dilalaikan oleh
perkara apa pun untuk menaati Allah Ta’ala dan berinfak untuk memperoleh
ridha-Nya.[3]
3.
Tafsir Al-Azhar
“ Berloma-lombalah kamu sekalian kepada ampunan Tuhan kamu, tidak
pandang kaya, tidak pandan miskin. Tidak pandang kedudukan tinggi ataupun
derajat rendah, semuanya insaf akan kekurangan diri. Perintah Allah belum terlaksana
semuanya, lalu semuanya berlomba memohon ampun, dengan mulut dan dengan
perbuatan, semuanya mencari rezeki yang halal. “Dan syurga yang (luasnya)
seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa.”[4]
Penjelasan
C.
Aplikasi dalam kehidupan sehari-hari
1.
Senantiasa memohon ampun kepada Allah atas segala dosa yang telah
dilakukan.
2.
Selalu taat melaksanakan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya.
3.
Senantiasa berinfak dalam keadaan lapang maupun sempit.
4.
Senantisa berdo’a agar mendapatkan surgan-Nya Allah.
D.
Aspek Tarbawi
1.
Berlomba-lomba mengejar surga dengan berbuat amal, tolong menolong,
bantu membantu sesama manusia dan taat menuruti perintah Allah dan Rasul.
2.
Orang yang bertakwa maka bahagialah hidupnya di dunia maupun di
akhirat, diliputi rahmat dan tersedialah kelak surga yang luasnya seluas langit
dan bumi.
3.
Sifat ahli surga adalah orang-orang yang menginfakkan hartanya,
baik di waktu lapang maupun sempit.
BAB III
PENUTUP
A.
Simpulan
Metodeadalah cara teratur yang digunakan untuk melaksanakan suatu
pekerjaan agar tercapai sesuai dengan yang dikehendaki. Dengan metode
persuasif, seseorang atau sekelompok orang tidak merasa bahwa perubahan dalam
dirinya adalah akibat pengaruh dari luar. Metode persuasif bersifat mengajak
audience sehingga bertindak sesuai dengan apa yang diharapkan oleh komunikator.
Persuasif memiliki tujuan mengubah keyakinan, sikap atau perilaku individu atau
kelompok lain melalui tranmisi beberapa pesan.
Dari
QS. Ali-Imran ayat 133 kita dapat mengambil pelajaran yang penting yaitu
menjadi seseorang yang senantiasa memohon ampun kepada Allah dan berlomba-lomba
mengejar surga dengan cara berbuat amal dan selalu membantu sesama manusia.
Menjalankan apa yang diperintahkan dan menjauhi segala apa yang dilarang-Nya,
senantiasa bertakwa kepada Allah agar kita kelak mendapat surganya Allah, amin
ya rabbal alamin.
B. Daftar Pustaka
http: //bismakd. Blogspot.com/2013/01/persuasif.html?m=1 diakses
pada hari kamis tgl 17 November 2016 pukul 09.10
Shihab,
MQuraish. 2000. Tafsir Al-Mishbah. Jakarta: Lentera Hati.
Ar-Rifa’i,
Muhammad Nasib. 1999. Tafsir Ibnu Katsir I. Jakarta: Gema Insani.
Hamka.
1987. Tafsir Al-Azhar. Jakarta: Pustaka Panjimas.
Biografi Penulis
Nama: Riska
Sanifa
Tempat Tanggal
Lahir: Pekalongan, 29 Juli 1997
Alamat : Dk. Gorek Desa Waru
Lor, Kec. Wiradesa, Kab. Pekalongan
Pendidikan:
1.
SD Waru Lor
(2003-2009)
2.
SMP Negeri 2 Wiradesa (2009-2012)
3.
MAN 2 Pekalongan (2012-2015)
4.
IAIN Pekalongan
(dalam proses)
[1]
http: //bismakd. Blogspot.com/2013/01/persuasif.html?m=1 diakses pada hari
kamis tgl 17 November 2016 pukul 09.10
[2] M.
Quraish Shihab. Tafsir Al-Mishbah. (Jakarta: Lentera Hati, 2000), hlm.
205-206.
[3] M.
Nasib ar-Rifa’i. Tafsir Ibnu Katsir. (Jakarta: Gema Insani, 1999),
hlm.582.
[4]Hamka.
Tafsir Al-Azhar. (Jakarta: Pustaka Panjimas), hlm. 90.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar