METODE
PENDIDIKAN “UMUM”
(METODE
DAKWAH)
“SURAH
AN-NAHL, 16 AYAT 125”
Renika
Ulfa Lestari (2021115263)
Kelas
C
JURUSAN
TARBIYAH/PAI
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
(IAIN) PEKALONGAN
2016
KATA
PENGANTAR
Segala Puji bagi
Allah Swt yang telah melimpahkan Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga tetap
tercurahkan kepada Nabi Agung Muhammad Saw. Tak lupa pula penulis ucapkan
terimakasih kepada Bapak Muhammad Hufron, M.S.I selaku dosen pengampu mata
kuliah Tafsir Tarbawi I yang telah memberikan tugas kepada penulis, orang tua
yang senantiasa mendo’akan, serta rekan-rekan yang telah membantu.
Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah yang
berjudul “Metode Dakwah” ini masih banyak kekurangan sehingga penulis berharap
kritik dan saran yang membangun dari pembaca untuk kebaikan makalah berikutnya.
Semoga makalah ini bermanfaat bagi para pembaca khususnya penulis.
Pekalongan, 2
November 2016
Renika
Ulfa Lestari
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Islam adalah agama dakwah. Artinya agama yang selalu
mendorong pemeluknya untuk senantiasa aktif melakukan kegiatan dakwah. Dakwah
Islam adalah tugas suci yang dibebankan kepada setiap Muslim dimana saja ia
berada, sebagaimana termaktub dalam Al-Qur’an dan As-Sunnah Rasulullah Saw.,
kewajiban dakwah menyerukan, dan menyampaikan agama Islam kepada masyarakat.Dakwah
merupakan aktivitas untuk mengajak manusia agar berbuat kebaikan dan menurut
petunjuk, menyeru mereka berbuat kebajikan dan melarang mereka dari perbuatan
mungkar agar mereka mendapat kebahagiaan di dunia dan akhirat.
Dakwah Islam, dakwah yang bertujuan untuk memancing
dan mengharapkan potensi fitri manusia agar eksistensi mereka punya makna
dihadapan Tuhan dan sejarah. Sekali lagiperlu ditegaskan disini bahwa tugas
dakwah adalah tugas umat secara keseluruhan bukan hanya tugas kelompok tertentu umat Islam.Dalam tugas
penyampaian dakwah Islamiyyah, seorang da’i sebagai subjek dakwah memerlukan
seperangkat pengetahuan dan kecakapan dalam bidang metode. Dengan mengetahui
metode dakwah, penyampaian dakwah dapat mengena sasaran, dan dakwah dapat
diterima oleh mad’u (objek) dengan mudah karena penggunaan metode yang tepat
sasaran.
Begitu juga dengan Metode Pendidikan Umum ada
kaitannya dengan Metode Dakwah Islam. Seorang pendidik dalam menyampaikan
materi perlu mempersiapkan metode karena sebaik apapun materinya jika tanpa
adanya metode dalam menyampaikannya tidak mengena sasaran atau tidak mencapai
tujuan yaitu membuat peserta didik menjadi paham.
B.
Judul
Makalah
Dalam
Metode Pendidikan Umum saya akan membahas mengenai judul yang sesuai dengan
perintah Bapak Muhammad Hufron, M.S.I yaitu “Metode Dakwah”.
C.
Nash
Dan Arti QS. An-Nahl, 16: 125
ٱدۡعُ
إِلَىٰ سَبِيلِ رَبِّكَ بِٱلۡحِكۡمَةِ وَٱلۡمَوۡعِظَةِٱلۡحَسَنَةِۖ وَجَٰدِلۡهُم
بِٱلَّتِي هِيَ أَحۡسَنُۚ إِنَّ رَبَّكَ هُوَ أَعۡلَمُ بِمَن ضَلَّ عَن سَبِيلِهِۦ
وَهُوَ أَعۡلَمُ بِٱلۡمُهۡتَدِينَ ١٢٥
Artinya: “Serulah (manusia) kepada jalan
Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara
yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang
tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang
mendapat petunjuk”. (QS. An-Nahl : 125)
D.
Arti
Penting Ayat Dikaji
Ayat ini perlu dikaji karena Allah SWT memerintahkan
manusia untuk selalu dijalan Allah dengan mengambil hikmah pelajaran yang baik
dan membantah mereka yang tidak berada dijalan Allah dengan cara yang baik
artinya dengan lemah lembut dan tidak dengan kekerasan. Karena sesungguhnya
Allah yang Maha mengetahui siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang
mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk dari-Nya.
BAB II
PEMBAHASAN
·
Teori
·
Metode
Pendidikan Umum ada kaitannya dengan Metode Dakwah Islam. Seorang pendidik
dalam menyampaikan materi perlu mempersiapkan metode karena sebaik apapun
materinya jika tanpa adanya metode dalam menyampaikannya tidak mengena sasaran
atau tidak mencapai tujuan yaitu membuat peserta didik menjadi paham.
·
Pengertian
Metode Dakwah
Secara etimologi, metode berasal dari
bahasa Yunani “metodos” yang artinya cara atau jalan. Metode berarti cara yang
telah diatur dan melalui proses pemikiran untuk mencapai suatu tujuan.
Sedangkan arti dakwah menurut beberapa
pandangan beberapa pakar atau ilmuwan sebagaimana dikutip dari buku “Pengantar Ilmu Dakwah” sebagai berikut:
1. Pendapat
Bakhial Khauli, dakwah adalah satu proses menghidupkan peraturan-peraturan
Islam demgan maksud memindahkan umat dari satu keadaan kepada keadaan lain.
2. Pendapat
Syaikh Ali Mahfudz, dakwah adalah mengajak manusia untuk mengerjakan kebaikan
dan mengikuti petunjuk, menyuruh mereka berbuat baik dan melarang mereka dari
perbuatan jelek agar mereka mendapat kebahagiaan di dunia dan akhirat. Pendapat
ini juga selaras dengan pendapat Al-Ghazali bahwa amar ma’ruf nahi mungkar
adalah inti gerakan dakwah dan penggerak dalam dinamika masyarakat Islam.
Jadi, metode dakwah adalah jalan atau
cara untuk mencapai tujuan dakwah yang dilaksanakan secara efektif dan efisien.[1]
·
Prinsip-prinsip
Penggunaan Metode Dakwah
Pedoman dasar atau prinsip penggunaan
metode dakwah Islam sebagaimana termaktub dalam Al-Qur’an dan Hadits :
a. Firman
Allah Swt :
ٱدۡعُ
إِلَىٰ سَبِيلِ رَبِّكَ بِٱلۡحِكۡمَةِ وَٱلۡمَوۡعِظَةِٱلۡحَسَنَةِۖ وَجَٰدِلۡهُم
بِٱلَّتِي هِيَ أَحۡسَنُۚ إِنَّ رَبَّكَ هُوَ أَعۡلَمُ بِمَن ضَلَّ عَن سَبِيلِهِۦ
وَهُوَ أَعۡلَمُ بِٱلۡمُهۡتَدِينَ ١٢٥
Artinya:
“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik
dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah Yang
lebih mengetahui tentang siapa yang terssesat dari jalan-Nya dan Dialah Yang
lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk”. (QS. An-Nahl (16): 125)
b. Sabda
Nabi :
Artinya:
“Barangsiapa di antara kamu melihat kemungkaran maka hendaklah ia mengubahnya
dengan tangannya (kekuasaannya), apabila ia tidak mampu maka dengan lidahnya
(nasehatnya), apabila ia tidak mampu maka dengan hatinya, dan itulah
selemah-lemah iman. (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
Dari firman Allah dan hadits Rasul
tersebut, jelaslah bahwa prinsip-prinsip dakwah Islam tidaklah mewujudkan
kekakuan, akan tetapi menunjukkan fleksibelitas yang tinggi. Ajakan dakwah
tidak mengharuskan cepatnya keberhasilan dengan satu metode saja, melainkan
dapat menggunankan bermacam-macam cara yang sesuai dengan kondisi dan situasi
mad’u sebagai objek dakwah. Dalam hal ini kemampuan masing-masing da’i sebagai
subjek dakwah dalam menentukan penggunaan metode dakwah amat berpengaruh bagi
keberhasilan suatu aktivitas dakwah.[2]
·
Strategi Dakwah
Strategi
dakwah adalah perencanaan yang berisi rangkaian kegiatan yang didesain untuk
mencapai tujuan dakwah tertentu. Ada dua hal yang perlu diperhatikan dalam hal
ini, yaitu :
1. Strategi
merupakan rencana tindakan (rangkain kegiatan dakwah) termasuk penggunaan
metode dan pemanfaatan berbagai sumber daya atau kekuatan. Dengan demikian
strategi merupakan proses penyusunan rencana kerja, belum sampai pada tindakan.
2. Strategi
disusun untuk mencapai tujuan tertentu. Artinya, arah dari semua keputusan
penyusunan strategi adalah pencapaian tujuan. Oleh sebab itu, sebelum
menentukan strategi, perlu dirumuskan tujuan yang jelas serta dapat diukur
keberhasilannya.
(Wina
Sanjaya, 2007: 124).[3]
·
Tafsir
Dari Buku
·
Tafsir Al-Lubab
Nabi Muhammad Saw yang diperintahkan untuk mengikuti
Nabi Ibrahim As., sebagaimana terbaca pada ayat yang lalu, kini diperintahkan
lagi untuk mengajak siapapun agar mengikuti pula prinsip-prinsip ajaran Nabi
Ibrahim As itu. QS. An-Nahl Ayat 125 menyatakan: Serulah semua yang engkau
sanggup seru agar menuju ke jalan yang ditunjukkan Tuhan, yakni ajaran Islam
dengan hikmah dan pengajaran yang baik dan bantahlah siapapun yang menolak atau
meragukan ajaran Islam dengan cara yang tebaik. Lebih jauh ayat ini mengingatkan
agar tidak menghiraukan cemoohan atau tuduhan-tuduhan tidak berdasar kaum
musyrik, dan hendaknya menyerahkan segala urusan kepada Allah karena Allah yang
selalu membimbing dan berbuat baik. Dialah yang lebih mengetahui dari siapapun
yang bejat jiwanya sehingga tersesat dari jalan-Nya dan Dia juga lebih
mengetahui orang-orang yang sehat jiwanya sehingga mendapat petunjuk.[4]
·
Tafsir
Al-Qurthubi
ٱدۡعُ إِلَىٰ سَبِيلِ
رَبِّكَ بِٱلۡحِكۡمَةِ وَٱلۡمَوۡعِظَةِٱلۡحَسَنَةِۖ وَجَٰدِلۡهُم بِٱلَّتِي هِيَ
أَحۡسَنُۚ إِنَّ رَبَّكَ هُوَ أَعۡلَمُ بِمَن ضَلَّ عَن سَبِيلِهِۦ وَهُوَ
أَعۡلَمُ بِٱلۡمُهۡتَدِينَ ١٢٥
ادْعُ(Serulah) manusia, haiMuhammad- رَبِّكَسَبِيلِإِلِى(kepada jalan Tuhanmu) yakni agama-Nya- بِالْحِكْمَةِ(dengan hikmah) dengan Al-Qur’an- الْحَسَنَةِوَالْمَوْعِظَةِ(dan pelajaran yang baik) pelajaran yang baik atas nasehat yang
lembut- وَجَادِلْهُم(dan bantahlah mereka dengan cara) bantahan- أَحْسَنُهِيَ(yang baik) seperti menyeru mereka untukmenyembah Allah dengan
menampilkan kepada mereka tanda-tanda kekuasaan-Nya atau dengan hujjah-hujjah
yang jelas.- أَعْلَمُهُوَرَبَّكَإِنَّ(Sesungguhnya Tuhanmu, Dialah Yang lebih mengetahui) Maha
Mengetahui- بِالْمُهْتَدِينَأَعْلَمُوَهُوَسَبِيلِهِعَنضَلَّبِمَن(tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah Yang
lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk) maka Dia membalas mereka,
ayat ini diturunkan sebelum diperintahkan untuk memerangi orang-orang kafir.
Dan diturunkan ketika Hamzah gugur dalam keadaan tercincang, ketika Nabi SAW.
melihat keadaan jenazahnya, beliau SAW. bersumpah melalui sabdanya: “Sungguh
aku bersumpah akan membalas tujuh puluh orang dari mereka sebagai penggantimu”.[5]
·
Tafsir Jalalain
ٱدۡعُ إِلَىٰ سَبِيلِ
رَبِّكَ بِٱلۡحِكۡمَةِ وَٱلۡمَوۡعِظَةِٱلۡحَسَنَةِۖ وَجَٰدِلۡهُم بِٱلَّتِي هِيَ
أَحۡسَنُۚ إِنَّ رَبَّكَ هُوَ أَعۡلَمُ بِمَن ضَلَّ عَن سَبِيلِهِۦ وَهُوَ
أَعۡلَمُ بِٱلۡمُهۡتَدِينَ ١٢٥
Artinya: “Serulah
(manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan
bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah Yang lebih
mengetahui tentang siapa yang terssesat dari jalan-Nya dan Dialah Yang lebih
mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk”. (QS. An-Nahl (16): 125)
Nabi
Muhammad SAW yang diperintahkan untuk mengikuti Nabi Ibrahim As. Sebagaimana
terbaca pada ayat yang lalu, kini diperintahkan lagi untuk mengejak siapa saja
agar mengikuti pula prinsip-prinsip ajaran Bapak para Nabi dan pengumandang
Tauhid itu. Ayat ini menyatakan:”wahai Nabi Muhammad, serulah, yakni lanjutkan
usahamu untuk menyeru semua yang engkau sanggup seru kepada jalan yang
ditunjukkan Tuhanmu, yakni ajaran Islam dengan hikmah dan pengajaran yang baik
dan bantalah mereka, yakni siapapun yang menolak atau meragukan ajaran Islam
dengan cara yang terbaik.
·
Aplikasi
Dalam Kehidupan
Dari
Q.S An-Nahl ayat 125, pengaplikasian dalam kehidupan yang dapat kita terapkan
adalah sebagai berikut:
1.
Kita harus
selalu berusaha menemukan kebenaran sejati, untuk mengajak dan mendidik manusia
salah satunya dengan metode dakwah.
2.
Kita seharusnya
selalu bersabar dan bersyukur dengan apa yang kita miliki, seperti kita
memiliki ilmu hendaknya kita wajib menyampaikan ilmu yang kita pelajari kepada
orang lain agar ilmu kita bermanfaat dan kita juga akan mendapatkan pahala yang
mengalir walaupun kita sudah meninggal.
3.
Banyak
berhusnudzhon kepada Allah SWT bahwa sesungguhnya hanya kepada-Nya lah kita
berserah diri, berbuat baik terhadap sesama dengan mengajak pada hal-hal
kebaikan.
·
Aspek
Tarbawi (Pelajaran Yang Dapat Dipetik Dari QS. An-Nahl:125)
1.
Berdakwah
hendaknya dilakukan dengan cara-cara yang terbaik dan disesuaikan dengan
sasaran yang dihadapi: Ilmuwan dengan argumentasi ilmiah, orang kebanyakan
dengan sentuhan halus, dan non-muslim menggunakan diskusi dengan cara bukan
saja yang baik tetapi yang terbaik.
2.
Membalas
kejahatan/kesalahan tidak boleh melampaui batas kejahatan yang dilakukan,
tetapi harus seimbang. Namun, memberi maaf buat yang bersalah dalam urusan
pribadi lebih baik disisi Allah dan banyak ganjarannya.
3.
Allah selalu bersama
dan mendukung siapa yang bersabar dan berbuat baik.[6]
BAB
III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Metode
dakwah adalah jalan atau cara untuk mencapai tujuan dakwah yang dilaksanakan
secara efektif dan efisien.
·
Prinsip-prinsip
Penggunaan Metode Dakwah
Pedoman
dasar atau prinsip penggunaan metode dakwah Islam sebagaimana termaktub dalam
Al-Qur’an dan Hadits :
c. Firman
Allah Swt :
هِيَبِالَّتِيوَجَادِلْهُم .الْحَسَنَةِوَالْمَوْعِظَةِبِالْحِكْمَةِرَبِّكَسَبِيلِإِلِىادْعُ
بِالْمُهْتَدِينَأَعْلَمُوَهُوَ. سَبِيلِهِعَنضَلَّبِمَنأَعْلَمُهُوَرَبَّكَإِنَّ . أَحْسَنُ
﴿١٢٥﴾
Artinya: “Serulah
(manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan
bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah Yang lebih
mengetahui tentang siapa yang terssesat dari jalan-Nya dan Dialah Yang lebih
mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk”. (QS. An-Nahl (16): 125)
Metode
Pendidikan Umum ada kaitannya dengan Metode Dakwah Islam. Seorang pendidik
dalam menyampaikan materi perlu mempersiapkan metode karena sebaik apapun
materinya jika tanpa adanya metode dalam menyampaikannya tidak mengena sasaran
atau tidak mencapai tujuan yaitu membuat peserta didik menjadi paham.
·
Aplikasi
Dalam Kehidupan
Dari
Q.S An-Nahl ayat 125, pengaplikasian dalam kehidupan yang dapat kita terapkan
adalah sebagai berikut:
1.
Kita harus
selalu berusaha menemukan kebenaran sejati, untuk mengajak dan mendidik manusia
salah satunya dengan metode dakwah.
2.
Kita seharusnya
selalu bersabar dan bersyukur dengan apa yang kita miliki, seperti kita
memiliki ilmu hendaknya kita wajib menyampaikan ilmu yang kita pelajari kepada
orang lain agar ilmu kita bermanfaat dan kita juga akan mendapatkan pahala yang
mengalir walaupun kita sudah meninggal.
3.
Banyak
berhusnudzhon kepada Allah SWT bahwa sesungguhnya hanya kepada-Nya lah kita
berserah diri, berbuat baik terhadap sesama dengan mengajak pada hal-hal
kebaikan.
·
Aspek
Tarbawi (Pelajaran Yang Dapat Dipetik Dari QS. An-Nahl:125)
1. Berdakwah
hendaknya dilakukan dengan cara-cara yang terbaik dan disesuaikan dengan
sasaran yang dihadapi.
2. Membalas
kejahatan/kesalahan tidak boleh melampaui batas kejahatan yang dilakukan,
tetapi harus seimbang. Namun, memberi maaf buat yang bersalah dalam urusan
pribadi lebih baik disisi Allah dan banyak ganjarannya.
3. Allah
selalu bersama dan mendukung siapa yang bersabar dan berbuat baik.
DAFTAR
PUSTAKA
Ø Amin,
Samsul Munir. 2009. Ilmu Dakwah. Jakarta:
Amzah.
Ø Aziz,
Ali Mohammad. 2004. Ilmu Dakwah Edisi
Revisi. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Ø Saputra,
Wahidin. 2011. Pengantar Ilmu Dakwah. Jakarta:
PT RajaGrafindo Persada.
Ø Shihab,
M Quraish. 2002. Tafsir Al-Mishbah.
Jakarta: Lentera Hati.
Ø Shihab,
M Quraish. Al-Lubab. 2012. Tangerang:
Lentera Hati.
Ø Al-Mahalli,
Imam Jalaluddin. Dkk. Terjemahan Tafsir
Jalalain Berikut Asbabun Nuzul Jilid 1. Bandung: Sinar Baru Algensindo.
Ø Ar-Rifa’i,
Muhammad Nasib. 1999. Kemudahan Dari
Allah Ringkasan Ibnu Katsir. Depok: Gema Insani.
Ø Khasanah,
Siti Uswatun. 2007. Berdakwah Dengan
Jalan Debat. Purwokerto: STAIN Purwokerto Press.
Ø Al-Qurthubi,
Syaikh Imam. 2008. Al Jami’ Li Ahkaam Al-Qur’an. Jakarta:Pustaka Azzam.
PROFIL
PENULIS
Nama : Renika Ulfa Lestari
TTL : Pemalang, 22 Januari 1998
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat :
Ds. Bumirejo Rt/Rw 002/002
Kec.
Ulujami Kab. Pemalang
Status : Mahasiswa
Hubungan : Lajang
Hobby : Tarik Suara
Motto : Yang Penting Yakin Dan Percaya
Pendidikan :
1. SD
Negeri 02 Bumirejo (2003-2009)
2. SMP
Negeri 5 Ulujami (2009-2012)
3. SMK
Negeri 1 Ampelgading (2012-2015)
Alhamdulillah, punya mba Renika Ulfa Lestari juga sudah di posting di blog nya Bapak Dosen Muhammad Hufron, M.S.I. selamat membaca ��
BalasHapus