JATI DIRI MANUSIA
(Asal Usul Manusia) QS Al-Hijr ayat 26-34
Windi Eko
Prrasetyo ( 2021112013 )
Kelas C
PROGRAM STUDI ( PAI )
IAIN PEKALONGAN
2017
BAB I
PENGANTAR
Dengan ini
penulis mengucapkan terimakasih atas perhatian para pembaca. Semoga dengan
adanya makalah ini kita bisa mengetahui dengan jelas bagai mana sebenarnya asal
usul manusia di lihat dari Al-Qur’an surat Al-Hijr ayat 26-34. Oleh sebab itu
disini penulis mencoba untuk menjabarkan isi dari surat Al-Hijr ayat 26-34 agar
pembaca dapat mengetahui ssecara detail dan jelas.
BAB II
PENDAHULUAN
A.
Tema : Jati
Diri Manusia
B.
Judul : asal
usul manusia
C.
Qs. Al-Hijr 15
: 34
وَلَقَدْ خَلَقْنَا الإنْسَانَ مِنْ صَلْصَالٍ مِنْ حَمَإٍ
مَسْنُونٍ (٢٦)وَالْجَانَّ خَلَقْنَاهُ مِنْ قَبْلُ مِنْ نَارِ السَّمُومِ
(٢٧)وَإِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلائِكَةِ إِنِّي خَالِقٌ بَشَرًا مِنْ صَلْصَالٍ
مِنْ حَمَإٍ مَسْنُونٍ (٢٨)فَإِذَا سَوَّيْتُهُ وَنَفَخْتُ فِيهِ مِنْ رُوحِي
فَقَعُوا لَهُ سَاجِدِينَ (٢٩)فَسَجَدَ الْمَلائِكَةُ كُلُّهُمْ أَجْمَعُونَ
(٣٠)إِلا إِبْلِيسَ أَبَى أَنْ يَكُونَ مَعَ السَّاجِدِينَ (٣١)قَالَ يَا
إِبْلِيسُ مَا لَكَ أَلا تَكُونَ مَعَ السَّاجِدِينَ (٣٢)قَالَ لَمْ أَكُنْ
لأسْجُدَ لِبَشَرٍ خَلَقْتَهُ مِنْ صَلْصَالٍ مِنْ حَمَإٍ مَسْنُونٍ (٣٣)قَالَ فَاخْرُجْ
مِنْهَا فَإِنَّكَ رَجِيمٌ (٣٤)[1]
D.
Artinya :
1.
Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan
manusia (Adam) dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang
diberi bentuk. (QS. 15:26)
2.
Dan Kami telah menciptakan jin sebelum
(Adam) dari api yang sangat panas. (QS. 15:27)
3.
Dan (ingatlah), ketika Rabbmu berfirman
kepada para malaikat: “Sesungguhnya Aku akan menciptakan seorang manusia dari
tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk. (QS.
15:28)
4.
Maka apabila Aku telah menyempurnakan
kejadianya, dan telah meniupkan ke dalamnya ruh (ciptaan)-Ku, maka tunduk kamu
kepadanya dengan bersujud 796. (QS. 15:29)
5.
Maka bersujudlah para malaikat itu
semuanya bersama-sama, (QS. 15:30)
6.
kecuali iblis. Ia enggan ikut
bersama-sama (malaikat) yang sujud itu. (QS. 15:31)
7.
Allah berfirman: “Hai iblis, apa
sebabnya kamu tidak (ikut sujud) bersama-sama mereka yang sujud itu” (QS.
15:32)
8.
Berkata iblis: “Aku sekali-kali tidak
akan sujud kepada manusia yang Engkau telah menciptakannya dari tanah liat kering
(yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk””. (QS. 15:33)
E.
Penting
Ayat
ini prlu untuk dikaji karena selain supaya kita dapat mengetahui isi dari surat
tersebut juga agar kita menjadi lebih dekat dan bertakwa kepada allah SWT.
Dengan ini kita juga dapat membadingkan dengan pendapat pendapat para ahli yang
ber kaitan dengan asal usul manusia.
BAB III
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Manusia
Manusia adalah
makhluk yang terdiri dari jasad dan ruh. Manusia bukanlah makhluk ruh murni dan
bukan pula jasad murni, melainkan makhluk yang secara misterius terdiri dari
kedua elmen ini, yang disebut dengan entitas ke tiga yaitu jati dirinya
sendiri.[3]
Menurut Omar Mohammad Al – Toumi Al – Syaibany, pengertian manusia adalah makhluk yang mulia. Masuia
merupakan makhluk yang mampu berpikir, dan menusia merupakan makhluk 3 dimensi
(yang terdiri dari badan, ruh, dan kemampuan berpikir / akal). Manusia di dalam
proses tumbuh kembangnya dipengaruhi oleh dua faktor utama yaitu faktor
keturunan dan faktor lingkungan.[4]
Dilihat dari keterangan di atas dapat ditari
kesimpulan bahwa manusia merupakan mahluk yang paling mulia dari
makhluk-makhluk yang lain. Karena manusia mempunyai kelebihan yaitu akal untuk
berfikir secara logis dan memecahkan problem dalam hidupnya. Selain itu manusia
juga mempunyai dua faktor yang mempengaruhi tumbuh kembangnya yaitu dari faktor
keturunan dan faktor lingkungan. Dalam faktor keturunan biasanya menyangkut pada fisik, dan pada
lingkungan yaitu pada tingkah laku.
B.
Asal Usul
Manusia Menurut Pandangan Islam
Kita
sebagai umat yang mengakui dan meyakini rukun iman yang enam,maka sudah
sepantasnya kita mengakui bahwa Al Qur’an adalah satu-satunya literatur yang
paling benar dan bersifat global bagi ilmu pengetahuan.
a. Prosek kejadian
manusia pertama (adam)
Didalam hadits
Rasulullah bersabda, “sesungguhnya manusia itu berasal dari adam dan adam itu
(diciptakan) dari tanah”. (HR. Bukhari)[5]
Didalam al-quran
dijelaskan bahwa Adam diciptakan Allah dari tanah yang kering kemudian di
bentuk oleh Allah dengan bentuk yang sebaik-baiknya. Setelah sempurna maka oleh
allah ditiupkan ruh kepadanya maka dia menjadi hidup. Hal ini ditegaskan oleh
Allah di dalam firmanya :
·
Dan
sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia (Adam) dari tanah liat kering (yang
berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk. (QS. 15:26)
·
Dan Kami
telah menciptakan jin sebelum (Adam) dari api yang sangat panas. (QS. 15:27)
Tafsirnya:
Menurut ibnu abbas, mujahid dan qatadah, bahwa yang
dimaksut dengan kata “shalshal” ialah tanah yang kering, sedang kata “masnun”
berarti yang licin dan bersih, maka demikianlah Allah menciptakan manusia
(adam) dari tanah liat yang kering yang berasal dari lumpur yang hitam,
berbentuk dan licin.
b. Perintah allah untuk bersujud pada
manusia
·
Dan
(ingatlah), ketika Rabbmu berfirman kepada para malaikat: “Sesungguhnya Aku
akan menciptakan seorang manusia dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur
hitam yang diberi bentuk. (QS. 15:28)
·
Maka
apabila Aku telah menyempurnakan kejadianya, dan telah meniupkan ke dalamnya
ruh (ciptaan)-Ku, maka tunduk kamu kepadanya dengan bersujud 796. (QS. 15:29)
·
Maka
bersujudlah para malaikat itu semuanya bersama-sama, (QS. 15:30)
·
kecuali
iblis. Ia enggan ikut bersama-sama (malaikat) yang sujud itu. (QS. 15:31)
·
Allah
berfirman: “Hai iblis, apa sebabnya kamu tidak (ikut sujud) bersama-sama mereka
yang sujud itu” (QS. 15:32)
·
Berkata
iblis: “Aku sekali-kali tidak akan sujud kepada manusia yang Engkau telah
menciptakannya dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang
diberi bentuk””. (QS. 15:33)
Tafsirnya
:
Allah
SWT. Dalam firman-Nya ini menceritakan, bahwa dia berfirman kepada malaikat
memerintahkan pada mereka bersujud sebagai tanda hormat kepada manusia yang
diciptakan oleh Nya dari tanah liat yang berasal dari lumpur kering yang
berbentuk. Maka bersujudlah mereka setelah disempunakan penciptaan dan
ditiupkan kedalamnya ruh dari sisi Allah. Hanya iblis lah yang enggan bersujud
memenuhi perintah Allah. Ia beriiri hati dan sombong merasa dirinya lebih
tinggi dan lebih mulia daripadaa manusia yang diciptakan oleh Allah dari tanah,
sedang dia sendiri diciptakan dari api. Ia berkata, “aku tidak akan bersujud
bagi manusia yang engkau ciptakan dari tanah.Aku adalah lebih baik dari
padanya, karena engkau telah menciptakan aku dari api.” Kemudian Allah
berfirman untuk mengeluarkan iblis dari surga karena iblis makhluk terkutuk.[7]
C.
Implementasi Dalam Kehidupan
Dari kajian makalah diatas kita dapat
menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari misalnya, kita harus menaati segala
peraturan yang telah ada, janga suka membangkang.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari
pembahasan di atas dapat kita menarik kesimpulan bahwa manusia tercipta dari
tanah liat yang kering kemudian di tiupkan ruh oleh Allah kepadanya. Hal
tersebut telah dijelaskan dalam QS al-hijr ayat 26-27. Kemudian Allah
memerintahkan kepada malaikat dan iblis untuk bersujud pada manusia. Lalu para
malaikat bersujud kepadanya, namun iblis menolak untuk bersujud pada manusia
karena iblis menganggap dirinya lebih mulia dari pada manusia. Karena iblis
tercipta dari api, sedangkan manusia tercipta dari tanah. Kemudian Allah
mengutuk iblis dan mengeluarkanya dari surga.
B.
Kritik dan Saran
Demikian makalah yang saya sampaikan
penulis menyadari dengan sepenuhnya bahwa jauh dari kesempurnaan untuk itu,
kritik dan saran yang membangun dari semua pembaca selalu saya harapkan demi
sebuah perbaikan ke arah yang lebih baik. Akhirnya semoga paper ini bermanfaat
bagi penulis khususnya dan para pembaca pada umumnya.
DAFTAR PUSTAKA
Al-atas, syed m. Naquib, Filsafat Dan Praktek
Pendidikan Islam, mizan media utama, bandung, 2003
Al-maraghi, ahmad mushthafa, Tafsir
Al-Maraghi 14, CV. Toha putra, semarang,
Bahreisy, salim, Terjemah Singkat Tafsir
Ibnu Katsier, PT. bina ilmu, surabaya, 1988
[1]http://atafsirquran.blogspot.co.id/2013/03/tafsir-al-hijr-ayat-26-38.html
[2] Ahmad Mushthafa Al-Maraghi, Terjemah Tafsir Al-Maraghi 14,
(semarang : cv. toha putra) hal. 30-31
[3] Syed m. Naquib al-atas, filsafat dan praktik pendidikan islam,
(bandung : mizan media utama) hal. 94
[4]https://pengertiandefinisi.com/pengertian-manusia-menurut-para-ahli/
[5]http://www.academia.edu/7113262/Makalah_Pendidikan_Agama_islam_Asal_Usul_Manusia_dan_Perannya_dalam_kehidupan
[6]Ahmad Mushthafa Al-Maraghi, Terjemah Tafsir Al-Maraghi 14,
(semarang : cv. toha putra) hal. 30-31
[7]Salim Bahreisy, terjemah singkat tafsir ibnu katsier, (surabaya, pt
bina ilmu) hal. 516-518
Tidak ada komentar:
Posting Komentar