INVESTASI AMAL SHALIH
“HIJRAH DAN JIHAD PAKAI HARTA JIWA RAGA”
(QS. At- Taubah : 20)
Umi
Afrida (2021115141)
Kelas : B
FAKULTAS TARBIYAH / PENDIDIKAN
AGAMA ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
PEKALONGAN
2017
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr Wb
Alhamdulillah dengan
memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat, karunia dan
ridho-Nya, sehingga penulisan makalah ini dapat terselesaikan dengan lancar,
sebagai salah satu syarat untuk memenuhi tugas Tafsir Tarbawi II.
Terwujudnya makalah ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak yang telah mendukung penulis
dalam menyelesaikan tugas makalah ini. Atas segala dorongan
dan do’a dari keluarga tercinta terutama kedua orang tua dalam memotivasi dan
penyemangat, penulis ucapkan syukur Alhamdulillah yang tidak terhingga.
Dengan terselesainya
makalah yang berjudul: “Hijrah dan Jihad Pakai Harta Jiwa Raga”, dengan tulus
ikhlas penulis menyampaikan banyak terimakasih atas segala bantuan dari
berbagai pihak, khususnya kepada Bapak Muhammad Hufron, M.S.I selaku dosen
pengampu Tafsir Tarbawi II dan teman-temanku semuanya.
Penulis menyadari bahwa
dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan dan masih jauh dari
sempurna, sehingga penulis dengan senang hati menerima kritik dan saran serta
koreksi dari pembaca, demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah yang sederhana ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Pekalongan, Maret 2017
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Hijrah merupakan
sebagai salah satu prinsip hidup, harus senantiasa kita maknai dengan benar.
Secara bahasa hijrah berarti meninggalkan. Seseorang dikatakan hijrah jika
telah memenuhi 2 syarat, yaitu, yaitu yang pertama ada sesuatu yang
ditinggalkan dan kedua ada sesuatu yang dituju (tujuan). Kedua-duanya ahrus
dipenuhi oleh seorang yang berhijrah. Meninggalkan segala hal yang buruk,
negativ, maksiat, kondisi yang tidak kondisif, menuju keadaan yang lebih yang
lebih baik, positif dan kondisi yang kondusif untuk menegakkan ajaran Islam.
Sedangkan jihad
adalah kesungguhan hati untuk mengerahkan segala kemampuan untuk membumikan
nilai-nilai dan ajaran Islam dalam kehidupan. Pada tataran ini, beribadah
dengan tulus dan penuh kesungguhan serta interaksi sesama manusia yang dijalani
dengan jujur dan tulus merupakan jihad.
B.
Judul Makalah
Dalam penulisan makalah
ini, penulis memberi judul “Hijrah dan Jihad Pakai Harta Jiwa Raga” sesuai dengan materi yang diterima.
C.
Nash dan Arti Al-Qur’an Surat At Taubah ayat 20
tûïÏ%©!$# (#qãZtB#uä (#rãy_$ydur (#rßyg»y_ur Îû È@Î6y «!$# ôMÏlÎ;ºuqøBr'Î/ öNÍkŦàÿRr&ur ãNsàôãr& ºpy_uy yYÏã «!$# 4 y7Í´¯»s9'ré&ur ç/èf tbrâͬ!$xÿø9$# ÇËÉÈ
Artinya:
“Orang – orang
yang beriman dan berhijrah serta berjihad dijalan Allah dengan harta, benda dan
diri mereka, adalah lebih tinggi derajatnya di sisi Allah, dan itulah
orang-orang yang mendapat kemenangan.”
D.
Urgensi Pembahasan
Surat At Taubah ayat 20 penting untuk dikaji karena
Allah swt. menerangkan bahwa orang-orang yang beriman dengan iman yang kuat
yang mendorongnya rela berhijrah meninggalkan kampung halamannya, harta
kekayaan dan karya usahanya, berpisah dengan anak istrinya, orang tua dan sanak
saudaranya adalah orang-orang yang melaksanakan amal perjuangan yang berat
dengan pengorbanan yang banyak. Apalagi jika amal-amal yang tersebut itu
diikuti dengan jihad fisabilillah yaitu dengan mengorbankan harta kekayaan dan
jiwa raganya. Oleh karena itu terhadap orang-orang yang berbuat demikian
diberikan Allah penghargaan yang tinggi serta keberuntungan dan kebahagiaan.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Teori
Hijrah
adalah menghindari atau menjauhi diri dari sesuatu, baik dengan raga, lisan dan
hati. Hijrah dengan raga berarti pindah dari suatu tempat menuju tempat lain,
hijrah dengan lisan berarti menjauhi perkataan kotor dan keji, sementara hijrah
dengan hati berarti menjauhi sesuatu tanpa menampakkan perbuatan.[1]
Sedangkan secara
etimologi, jihad adalah isim mashdar dari kata
jahada-yujahidu-jihadan-mujahadah. Jahada-mujahadah-jihadan adalah mencurahkan
kemampuan untuk membela dan mengalahkan. Keterangan tentang jihad didalam
Al-Quran berarti mencurahkan kemampuan untuk menyebarkan dan membela dakwah
islam.[2] Ada
beberapa macam-macam Jihad yaitu:
1.
Jihad
dengan lisan, yaitu menyampaikan, mengajarkan dan menda’wahkan ajaran Islam
kepada manusia serta menjawab tuduhan sesat yang diarahkan pada Islam. Termasuk
dalam jihad dengan lisan adalah, tabligh, ta’lim, da’wah, amar ma’ruf nahi
mungkar dan aktifitas politik yang bertujuan menegakkan kalimat Allah.
2.
Jihad
dengan harta, yaitu menginfakkan harta kekayaan di jalan Allah khususnya bagi
perjuangan dan peperangan untuk menegakkan kalimat Allah serta menyiapkan
keluarga mujahid yang ditinggal berjihad.
3.
Jihad
dengan jiwa, yaitu memerangi orang kafir yang memerangi Islam dan umat Islam.
Jihad ini biasa disebut dengan qital (berperang di jalan Allah). Dan ungkapan
jihad yang dominan disebutkan dalam al-Qur’an dan Sunnah berarti berperang di
jalan Allah.[3]
B.
Tafsir
1.
Tafsir
Al Mishbah
Setelah ayat yang lalu menegaskan bahwa mereka tidak sama, kini
ditegaskan siapa yang lebih mulia, yaitu orang – orang yang beriman dengan
iman yang benar dan membuktikan kebenaran iman mereka antara lain dengan taat
kepada Allah dan Rasul-Nya dan berhijrah dari Mekah ke Madinah serta
berjihad dijalan Allah untuk menegakkan agama-Nya dengan harta benda
mereka dan diri mereka, adalah lebih agung derajatnya di sisi Allah dari
mereka yang tidak menghimpun ketiga sifat ini; dan itulah yang sangat
tinggi kedudukannya adalah mereka yang secara khusus dinamai orang-orang
yang benar-benar beruntung secara sempurna.
Kata lebih agung menunjukkan bahwa selain mereka boleh jadi
memiliki keagungan walaupun tidak sampai pada peringkat yang tinggi. Redaksi ini mengisyaratkan bahwa perselisihan
pendapat menyangkut siapa yang lebih utama, terjadi antar kaum muslimin-
sejalan dengan sebab turun yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dan lain-lain,
bukannya perselisihan antar kaum muslimin dan musyrikin yang ditawan pada
perang Badr sebagaimana dinyatakan oleh riwayat yang lain. Kalau riwayat lain
itu diterima maka kata lebih agung digunakan oleh ayat ini sekedar untuk
mempersingkat diskusi antara kaum muslimin dan musyrikin tanpa menyatakan bahwa
mereka berada dalam kesesatan dan tanpamenyinggung bahwa amal mereka tidak
diterima sama sekali.
Kata hum / mereka setelah kata ula’ikal itulah menjadikan syat ini
mengkhususkan surga bagi yang memenuhi ketiga sifat yang disebut diatas. Tentu
saja pengkhususan tersebut tidak berarti bahwayang tidak memenuhinya tidak akan
mendapat surga. Bukankah tidak semua muslim dapat melaksanakan ketiganya?
Karena itu, pengkhususan tersebut untuk
mengisyaratkan bahwa ganjaran yang mereka terima sedemikian besar sehingga
tidak dapat dibandingkan dengan ganjaran selain mereka dan bahwa keberuntungan
yang diperoleh selain mereka tidak berarti jika dibandingkan dengan
keberuntungan yang diperoleh mereka yang menyandang ketiga sifat tersebut
diatas, yakni beriman , berhijrah, berjihad dengan jiwa serta dengan harta.[4]
2.
Tafsir
Al Azhar
Masjid adalah
hasil dari iman dan pemupuk tumbuhnya iman dan dasar utama dari kemakmuran
masyarakat mukmin. Sebab itu maka ayat selanjutnya menerangkan siapa saja orang
beriman itu:
“Orang-orang yang beriman dan berhijrah dan berjihad pada jalan
Allah” (pangkal ayat 20).
Tiga serangkai dari keutamaan iman, yang menjadi sifat dari mukmin
pertama dizaman Nabi s.a.w dan kesediaan pengikut Nabi setelah beliau tidak ada
lagi. Pertama: Iman, kedua: Sanggup hijrah meninggalkan kampung halaman karena
mempertahankan iman, ketiga: Sanggup berjihad dan berperang untuk menegakkan
jalan Allah.
“Dengan harta benda mereka dan jiwa-jiwa mereka”, artinya selalu
bersedia, selalu bersiap menunggu apa yang diperintahkan oleh Tuhan, walau yang
diminta itu harta kita, ataupun nyawa kita. “Amat besarlah derajat mereka
disisi Allah”. Sebab seluruh hidupnya lahir dan batin telah tersedia untuk
Allah, sebab mereka percaya kepada Allah.
“Dan mereka itu, merekalah orang-orang yang beroleh kejayaan”.
(Ujung ayat 20). Kejayaan yang luas sekali; jaya dunia dengan kedudukan dan
martabat yang tinggi di tengah segala bangsa dan agama, dan jaya di akhirat.[5]
3.
Tafsir
Al Qurthubi
Firman
Allah SWT, اَلَّذِينَ ءَامَنُواْ
berada dalam posisi rafa’ sebagai mubtada’, dan khabar-nya adalah firman Allah
SWT, أَعْظَمُ دَرَجَةً عِندَ اللهِ
Lafazh
دَرَجَةً berada dalam posisi nashab sebagai bayan. Maksud nya
dari orang orang yang bangga dengan tugas memberi minum dan mengurus masjidil
haram. Tidak ada satu pun derajat bagi orang orang kafir hingga dikatakan,
orang beriman yang lebih tinggi derajatnya.
Artinya,
mereka menyatakan diri mereka memiliki derajat lantaran mengurus masjidil haram
dan member minum. Oleh karena itu, Allah SWT berfirman atas klaim derajat bagi
diri sendiri, sekalipun pernyataan itu tidak benar, sebagaimana firman Allah
SWT
Ü=»ysô¹r& Ïp¨Yyfø9$# >ͳtBöqt ×öyz #vs)tGó¡B
“penghuni-penghuni
surga pada hari itu paling baik tempat tinggalnya.” (Qs.al-furqan [25]:24)
Ada
yang mengatakan bahwa lafazh أَعْظَمُ دَرَجَةً maksudnya
adalah lebih tinggi dari semua orang yang memiliki derajat. Artinya, mereka
memiliki keistimewaan dan kedudukan yang tinggi.
Allah
selanjutnya berfirman, وَأُوْلئك هُم الفا ئزون “dan itulah orang-orang yang mendapat
kemenangan,” dengan sebab itu semua.[6]
C.
Aplikasi Dalam Kehidupan
Dari QS At Thaubah ayat 20 yang artinya “Orang – orang yang
beriman dan berhijrah serta berjihad dijalan Allah dengan harta, benda dan diri
mereka, adalah lebih tinggi derajatnya di sisi Allah, dan itulah orang-orang
yang mendapat kemenangan.” banyak pelajaran yang dapat diambil dan
diterapkan dalam kehidupan yakni berhijrah dengan meninggalkan segala hal yang
buruk menuju keadaan yang lebih yang lebih baik, Jihad
yang dapat kita terapkan adalah dengan memperbaiki kualitas sosial kaum
Muslimin seperti:
1. Perjuangan untuk melindungi dan membantu kaum dhu’afa dari kekufuran, kefakiran, kemiskinan, serta ketertinggalan.
2. Mendorong kaum muslimin untuk mengamalkan agama dengan sebaik-baiknya.
1. Perjuangan untuk melindungi dan membantu kaum dhu’afa dari kekufuran, kefakiran, kemiskinan, serta ketertinggalan.
2. Mendorong kaum muslimin untuk mengamalkan agama dengan sebaik-baiknya.
D.
Aspek Tarbawi
1.
Bahwa
hijrah harus dilakuakan atas dasar niat karena Allah dan tujuan mengarah rahmat
dan keridhaan Allah.
2.
Bahwa
orang-oerang beriman yang berhijrah dan berjihad dengan motivasi karena
Allah dan tujuan untuk meraih rahmat dan keridhaan Allah, mereka itulah adalah
mukmin sejati yang akan memperoleh kemenangan di sisi Allah.
3.
Bahwa hijrah dan jihad dapat dilakukan dengan
mengorbankan apa yang kita miliki, termasuk harta benda, bahkan
jiwa.
BAB III
PENUTUP
Surat At Thaubah ayat 20 menerangkan tentang orang- orang yang
beriman, berhijrah, jihad dijalan Allah dengan harta jiwa raga maka derajatnya
lebih tinggi disisi Allah, mendapatkan kemenangan, Allah menggembirakan dengan
rahmat, Allah memberikan keridhoan, serta surga dengan kesenangan yang kekal,
kekal di dalam surga selama-lamanya.
DAFTAR PUSTAKA
Hamka. Al-Azhar. yayasan Nurul Islam
Qardhawi ,Yusuf. 2010. Fiqih Jihad. Bandung: PT Mizan
Pustaka.
Qurthubi, Al dan Syaikh Imam. 2008. Tafsir Al Qurthubi.
Jakarta: Pustaka Azzam.
Shihab, M. Quraish. 2002. Tafsir Al-Mishbah, Pesan, kesan dan
keserasian al-Qur’an. Jakarta: Lentera Hati.
BIODATA
Nama :
Umi Afrida
TTL :
Pekalongan, 27 November 1995
Alamat :
Gumingsir Langkap, Kec.Kedungwuni, Kab. Pekalongan
Motto :
Man Shabara Zhafira
Riwayat Pendidikan : - SD 01 Langkap
-
SMP Negeri 3 Kedungwuni
-
SMK Muhammadiyah Bligo
[1]
http://www.dakwatuna.com/2007/01/22/72/hijrah-titik-awal-pembangunan-masyarakat-islam/
diakses 24-03-2017 pukul 10:12 WIB
[2] Yusuf
Qardhawi, Fiqih Jihad,(Bandung: PT Mizan Pustaka,2010),hlm.3.
[3]
https://parahloewan.wordpress.com/2010/04/21/jihad-berjuang-di-jalan-allah-dengan-harta-serta-jiwa/ diakses 24-03-2017 pukul 10:16 WIB
[4]
M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Mishbah, Pesan, kesan dan
keserasian al-Qur’an , (Jakarta , Lentera Hati, 2002), hlm. 555-556.
[6]
Al Qurthubi, Syaikh Imam, Tafsir Al Qurthubi,(Jakarta:
Pustaka Azzam,2008),hlm.214-215.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar