PRINSIP ETOS KERJA
“SIANG HARI UNTUK MENCARI KARUNIA ALLAH
SWT” Qs. Ar-Ruum(30):23
Sholikhatun (2021115126)
Kelas C
TARBIYAH/PAI
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI(IAIN) PEKALONGAN
2017
KATA PENGANTAR
Segala
Puji Bagi Allah SWT Tuhan Seru Sekalian Alam Yang Telah Memberikan Banyak
kenikmatan kepada kita semua . sholawat serta salam semoga selalu tercurah
Limpahkan kepada junjungan Nabi besar, Nabi Agung Nabi Muhammad Rosulullah SAW
keluarga dan Sahabat serta umat nya hingga akhir zaman .
Dengan
rahmat Allah SWT, saya bisa menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “ SIANG
HARI UNTUK MENCARI KARUNIA Allah SWT “ dengan baik.Semoga makalah ini
bermanfaat bagi kita semua . Amiin..tak ada gading yang tak retak, sesungguhnya
makalah ini masih jauh dari kesempurnaan , oleh karenanya saya minta maaf jika
ada kesalahan dalam penulisan.
pada kesempatan
ini penulis mengucapkan terimakasih sedalam-dalamnya
kepada:
1.
Ayah dan Ibu
atas semua doanya untuk menyelesaikan makalah ini.
2.
Bapak Muhammad
Hufron, M.S.I selaku pengampu mata kuliah Tafsir Tarbawi II.
3.
Teman-teman
kelas Tafsir Tarbawi II yang selalu mensuport dan menghibur selama penyelesaian
makalah ini.
Pekalongan , Maret
2017
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Agama
islam sangat menjunjung tinggi nilai kerja setiap umat-Nya. Ketika masyarakat
dunia pada umumnya menempatkan kelas pendeta dan kelas militer di tempat yang
tinggi, islam lebih menghargai orang-orang yang berilmu, petani, pedagang, dan
pengrajin. Karena dihadapan Allah Swt, semua makhluk itu memiliki hak dan
kedudukan yang sama.dan yang membedakan di antaranya adalah ketakwaanya kepada
Allah swt, yang di ukur denagn iman dan amal sholehnya.
Al-qur’an
sebagi pedoman umat islam sendiri telah menjelaskan bahwasanya manusia yang
telah di karuniai akal, pikiran serta panca indera yang sempurna hendaknya
memaksimalkan potensi yang ada dalam dirinya.salah satunya dalam Qs.
Ar-Ruum(30):23 dengan meningkatkan rasa syukur melalui perbuatan yakni mencari
karunia-Nya(rezeki)di siang hari dan malam hari untuk beristirahat , dalam hal
ini sebagai ikhtiar mencari ridha Allah SWT.
Agama
islam yang berdasarkan Al-Qur’an dan Al-Hadits sebagai tuntunan dan pegangan
bagi kaum muslimin mempunyai fungsi tidak hanya mengatur dalam segi ibadah saja
melainkan juga mengatur umat dalam memberikan tuntutan dalam masalah yang
berkenaan denagn kerja.
Rosulullah SAW bersabda :”bekerjalah untuk duniamu
seakan-akan kamu hidup selamanya, dan beribadahlah untuk akhiratmu seakan-akan
kamu mati besok.”
B.Tema : Prinsip Etos Kerja
Judul : Siang
Hari Untuk Mencari Karunia Allah SWT.
C.Nash Dan Artinya
وَ مِنْ ءَ اَ يَتِهِ مَنَا مُكُمْ بِا لَيْلِ وَ ا نَّهَا رِ وَ ا بْتِغَا
ؤُ كُمْ مِنْ فَظْلِهِ اِ نَّ فِي ذَ لِكَ لَاَ يَتِ لِّقَوْ مٍ يَّسْمَعُوْنَ
(23)
Artinya : “ Dan setengah daripada
tanda-tanda kebesaranya ialah tidur kamu
di waktu malam dan siang dan usaha kamu mencari sebahagian dari
karunianya.Sesungguhnya pada yang demikian adalah tanda-tanda bagi kaum yang
mendengarkan .
D.Arti Penting Di kaji
Arti
pentingnya mengkaji Qs. AR ruum ayat 23 yaitu mengetahui tanda-tanda kebesaran
Allah yang menjadikan siang untuk bekerja dan malam untuk beristirahat . dimana
siang hari yaitu waktu di mana untuk
mencari rezeki dan sebagian dari karunia-Nya dan malam hari untuk beristirahat.
semenjak matahari telah terbit , terbukalah
waktu lapang buat berusaha mencari sebahagian dari karunia Tuhan untuk hidup.
Dan dalam bekerja/mencari rezeki ada etika yang harus di laksanakan sebagai
seorang muslim dan hal-hal yang harus di jauhi , agar mendapatkan keberkahan
dari Allah SWT.
BAB II
PEMBAHASAN
A.TEORI
1.Pengertian Etos Kerja
Etos
yang berasal dari kata yunani , dapt mempunyai arti sebagai sesuatu yang di
yakini, cara berbuat, sikap serta persepsi terhadap nilai bekerja.
Dari
kata ini lahirlah apa yang di sebut dengan “ethic”yaitu pedoman , moral,
dan perilaku, atau dikenal pila etiket yang artinya cara bersopan santun.
Karena etika berkaitan dengan nilai kejiwaan seseorang , maka hendaknya setiap
pribadi muslim harus mengisi etika tersebut denagn keislamannya dalam arti yang
aktual, sehingga cara dirinya mempersepsi sesuatu selalu positif dan sejauh
mungkin terus berupaya untuk menghindari yang negatif.
Bekerja
bagi seorang muslim adalah suatu upaya yang sungguh-sungguh, dengan mengerahkan
seluruh asset, fikir, dan dzikirnya untuk mengaktualisasikan atau menampakan
arti dirinya sebagi hamba Allah yang harus menundukan dunia dan menempatkan
dirinya sebagai bagian dari masyarakat yang terbaik (khoiro ummah) atau dengan kata lain dapt juga kita
katakan bahwa hanya dengan bekerja manusia itu memanusiakan dirinya.
Etos
kerja muslim itu dapat di definisikan sebagai : cara pandang yang yang di
yakini seoarang muslim bahwa bekerja itu bukan saja untuk memuliakan
dirinya,menampakan kemanusiaanya , tetapi juga sebagi suatu manifestasi dari
amal sholeh dan oleh karenanya mempunyai nilai ibadah yang sangat luhur.[1]
B.Ciri Etos Kerja Muslim
1) memiliki jiwa kepemimpinan
2) Selalu berhitung
3) Menghargai waktu
4) Dia tidak pernah merasa puas berbuat
kebaikan (positive improvements)
5) Hidup berhemat dan efisien
6) Memiliki jiwa wiraswasta
7) Memiliki insting bertanding & bersaing
8) Keinginan untuk mandiri (independent)
9) Haus untuk memiliki sifat keilmuan
10) Berwawasan makro - universal
11) Memperhatikan kesehatan dan gizi
12) Ulet, pantang menyerah
13) Berorientasi pada produktifitas[2]
C. Nilai yang menghambat Etos Kerja
1) Khurafat dan Takhayul
Mereka percaya adanya Tuhan bahkan
menyakini bahwa Allah adalah maha pencipta , tetapi kejahilan dan kebutaan iman
menyebabkan mereka tersesat dan lebih sesat lagi , di mana mereka bersekutu
dengan setan untuk membuat idolatry,yaitubentuk penyembahan lain agar
dirinya merasa tentram dan mendapatkan pertolongan (36:74). Maka jimat-jimat
sebagi alat untuk menjebatani keinginannya denagn Tuhan menjadi bertambah kabur
karena dalam titiktetentu jimat itu pun menjadi Tuhan penolong bagi dirinuya.
Sikap takhayul tidak lebih dari kedurjanaan
yang menjatuhkan martabat kemanusiaan, serta membunuh kreativitas sebagai salah
satu ciri etos kerja.
2) Tak akan lari gunung di kejar, alon-alon
asal kelakon
Peribahasa alon-alon asal kelakon memberikan suatu nuansa bahwa
apabila seseorang bekerja dengan benar , mengikuti prosedur maka akan
menghasilkan pekerjaan yang paripurna.
Hampir sejalan dengan falsafah ini adalah sebuah ungkapan yang
mengatakan : Tak akan lari gunung di kejar.Ungkapan ini memberikan sutu
pengertian agar dalam melaksanakan sebuah tugas , pekerjaan atau kiprah
tertentu , kita harus mampu bersabar , telaten, dan optimis.
3)
Gampangan , take it easy,bagimana nanti sajalah
Cobalah anda renungkan mana mungkin seseorang bisa tampil untuk menjadi
seorang pemenang (the winner), apabila di lapangan pacu atau di gelanggang
tinju, dia tidak serius,lengah dan menganggap enteng lawan. Pastilah dia akan
di pecundangi lawan dan di permalukan , padahal kesempatan emas itu , jarang
atau bahkan tidak pernah mengetuk pintu rumah kita dua kali.
4)
Nrimo – Fatalistis
Tawakal dalam ajaran islam berarti “Kejarlah untamu yang lepas itu dan
ikatlah. Baru kemudian engkau pasrah dan berdoa”. Pasrah seharusnya di artikan
sebagai sikap bati yang stabil setelah kita kerja keras. Sikap bertawakal
adalah kekuatan ruhani setelah kita menghadapi pertempuran yang berat.dan sabar
adalah daya tangguh yang tersimpan sebagi enerji yang maha dahsyat untuk
membentengi dari kerapuran jiwa yang gampang menyerah.
Konotasi sabar , pasrah dan nrimo, jangan sampai berubah menjadi sikap fatalisme.
Bagaikan ikan mati yang mengambang dan hanya ikut hanyut di air keruh tanpa
mampu mengubah diri dan posisinya.
5)
Mangan ora mangan pokoke kumpul
Pepatah Mangan ora mangan pokoke kumpul,mungkin menunjukan satu
need of affiliation yang tinggi , kebutuhan bersahabat dan kekeluargaan yang
kental. Satu falsafah yang luhur sebagai refleksi dari penghargaan atas
nilai-nilai keakraban , saling membantu diantara sesama keluarga dan berani
menanggung derita demi keutuhan ikatan keluarga. Tetapi jangan sampai salah tafsir
seakan-akan mengorbankan nilai bekerja hanya karena alasan merasa jauh dari
keluarga atau menjadikan diri kita menjadi malas mencari nafkah karena sudah
merasa sudah mendapatkan jaminan (belas kasihan)dari clan atau keluarga
kita.
6)
Salah persepsi,
bahwa kerja kasar itu hina
Islam telah mendidik kita agar menjadi pekerja yang tangguh , serta
menghasilkan prestasi yang terlahir dari tetesan keringat hasil perjuangan
hidup yang ulet. Rasululullah bersabda :”bahwa memikul kayu bakar lebih baik
dari pada meminta-minta.” Dari ucapav ini tampaklah bahwa islam sangat
menghargai budaya kerja , tanpa membedakan apakh pekerjaan itu dalam bentuk
kerja otak. Perbedaanya, hanyalah dalam soal skill atau profesionalisme,
sebagaimana Nabi bersabda : “ Apabila suru urusan di berikan kepada yang bukan
ahlinya, maka tunggulah saat kehancurannya.”
Dengan dua hadits di atas, sadarlah kita bahwa setiap pribadi muslim ,
harus mampu mandiri, bekerja dan berusaha untuk meningkatkan profesionalisme
dalam bidangnya masing-masing .sekali lagi pandangan yang mengatakan bahwa
kerja kasar (fisik)itu adalah rendah ,sesungguhnya sangat bertentangan denagn
esensi islam itu sendiri.
7)
Jimat atau mascot
Semangat juang yang mempengaruhi etos kerja muslim bukan pengaruh dari
benda-benda suci yang bertuah tetapi di karenakan adanay rasa mahabah lillah
(cinta kepada Allah)yang sangat
menggelora mempengaruhi seluruh jiwanya . Semuanya berpangkal dari Allah – laa
haula walaa quwwata illa billah. Keyakinan tauhid inilah yang memberikan
ilham dan etos kerja untuk mengukir hidup denagn iman , mengubah dunia dengan
cinta dan menjadikan dirinya penuh arti.[3]
B. Penjelasan Surat AR-ruum Ayat 23
1.Tafsir
Al-Azhar
“Dan setengah daripada tanda-tanda kebesaranya ialah tidur kamu di waktu
malam dan siang”.(pangkal ayat 23).Apabila
matahari telah terbenam udara yang panas berubah jadi sejuk.Kesejukan udara dan
bumi yang diliputi gelap menyebabkan keadaan yang demikian jadi sesuai untuk
istirahat ,maka mata pun meluyu tidur.Siang hari pun kadang-kadang karena
kepayahan kita pun tidur di waktu yang di namai dalam bahasa arab “waktu
qailulah”; di waktu itu pun kadang-kadang kita mengambil istirahat , walaupun
hanya sejenak.
“Dan usaha kamu mencari sebahagian dari karunianya.” Yaitu semenjak
matahari telah terbit , terbukalah waktu lapang buat berusaha mencari
sebahagian dari karunia Tuhan untuk hidup , mencari minum dan makan ,untuk
mencari nafkah perbelanjaan anak dan istri,membangun rumah tangga sederhana,
kendaraan yang jadi sebagian keperluan berusaha dan menghubungi tetangga dan
masyarakat , sehingga setiap hari siang yang kita lalui , penuhlah dengan amal
bakti yang shalih dan timbul dari iman.
Itu pun sebahagian dari tanda-tanda kebesaran Allah .Berbagai ayat
tersua di dalam Al Qur’an menyuruh berusaha , mencari makan dan minum,asalkan
jangan berlebih-lebihan hingga terpukau oleh itu saja, dan lupa kepada tuhan
yang memberikan kesempatan itu.”Sesungguhnya pada yang demikian adalah
tanda-tanda bagi kaum yang mendengarkan .”(ujung ayat 23).
Perhatikan pulalah ujung ayat yang menyebutkan tentang orang-orang yang
suka mendengarkan , suka memasang pendengarannya.Karena dengan panca indera ,
di antara kelima indera yang menghubungkan peribadi tiap-tiap kita dengan alam
keliling kita ialah melihat dan mendengar. Bolehlah kita gunakan pendengaran
kita itu,buat mendengarkan deru angin berhembus, bunyi hujan ketika lebatnya,
bunyi ombak ketika menghempaskan diri ke pantai, bunyi peluit kapal ketika
membawa barang-barang kiriman keluar (export) dan menerima pesanan (import),
bunyi kereta api yang rodanya berputar kencang sekali menghubungkan suatu
negeri dengan negeri yang lain, bunyi kapal, udara yang dari zaman ke zaman
bertambah berlipat ganda dari zaman dahulu , karena yang di capai di masa
dahulu dalam masa satu bulan dari nejd ke Mekkah, sekarang hanya dalam satu
jam! Dengarkanlah segala bunyi; nyaring dan badak, merdu dan sumbang
.menyedihkan atau membosankan .Dengarkanlah suara burung menyanyi , lembu
melenguh, kerbau menguak, kambing membebek, anjing menggonggong tengah malam
,entah penyakit yang akan datang ,ayam berkokok dan murai berkicau tandanya
waktu Subuh sudah dekat .Dengan kesukaan
memasangkan telinga buat mendengar , banyaklah hikmat tanda-tanda kebesaran
Tuhan yang akan dapat kita ketahui.[4]
2.Tafsir Al-Maraghi
(وَ مِنْ اَ يَتِهِ مَنَا مُكُمْ بِا
لَيْلِ وَ ا لنَّهَا رِ وَ اْبتِغَا ؤُ كُمْ مِّنْ فَضْلِهِ)
“ Dan diantara tanda-tanda kekuasaa-Nya ialah tidur kalian di malam hari
dan istirahat kalian padanaya sehingga terhentilah aktifitas dan perasaan
kalian di kala itu.Dan usaha kalian dalam rangka mencari rezeki pada siang hari
yaitu denagn mengerjakan hal-hal yang dapat menghidupi kalian .
(اِ نَّ فِيْ ذَ لِكَ
لَاَ يَتٍ لِّقَوْ مٍ يَّسْمَعُوْ نَ)
“Sesungguhnya di dalam apa
yang telah di ciptakan oleh Allah itu terkandung pelajaran dan bukti bagi
orang-orang yang mau mendengarkan nasehat-nasehatnya. Lalu mereka mengamalkanya
dan mereka memahami hujjah-hujjahnya yang di tunjukan kepada mereka , yaitu
bahwasanya yang menciptakan kesemuanya itu mampu untuk menghidupkan kembali
.Semua makhluk dan mengembalikan mereka , hal ini mudah bagi-Nya. [5]
3.Tafsir Al misbah
وَ مِنْ ءَ ا يَا تِهِ مَنَا مُكُمْ بِا لَّيْلِ وَ ا لنَّهَا
رِ وَ ابْتِغَا ؤُ كُمْ مِنْ فَضْلِهِ اِ نَّ فِي ذَ لِكَ لَا يَا تِ لِقَوْ مٍ يَسْمَعُوْ
ن
“ Dan di antara tanda-tanda-Nya adalah
tidur kamu di waktu malam dan siang dan usaha kamu mencari sebagian dari
karunia-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat
bukti-bukti bagi kaum yang mendengarkan .”
Penciptaan
langit dan bumi itu dengan system yang di tetapkannya melahirkan malam dan
siang . Dan diantara tanda-tanda kekuasaanya yang berkaitan dengan malam dan
siang , adalah tidur kamu di waktu malam dan siang tanpa mampu melawan bila
gejala tidur mengunjungimu serta tidak pula dapat mengundangnya walau engkau
sangat mengiginkan tidur jika ia atas kehendak kami enggan mengunjungimu. Dan
diantara tanda-tanda-Nya yang lain adalah usaha kamu baik malam maupun siang
mencari sebagian dari karunia-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu
benar-benar terdapat bukti-bukti bagi kaum yang mendengarkan.
Sementara
ulama memahami ayat di atas dalam arti “ Diantara tanda-tanda-Nya adalah tidur
kamu di waktu malam dan usaha kamu mencari rezeki di waktu siang.” Ini sejalan
dengan banyak ayat Al Qur’an yang menjelaskan bahwa Allah menjadikan malam
untuk istirahat dan siang untuk mencari rezekinya. Memang, secara umum, malam
untuk tidur dan siang hari untuk bekerja . Tetapi pemahaman itu tidak harus
selalu demikian .Tidak ada halangan memahami ayat-ayat diatas sesuai bunyi.
Apalagi dewasa ini, malam telah menjadi waktu tidur sekaligus untuk mencari
rezeki dan siang di gunakan juga untuk kedua tujuan tersebut. Bahkan sebagian
ornag ada yang pekarjaanya lebuh banyak dia lakukan di waktu malam, di banding
dengan siang hari .
Pendapat
ini dapat di kukuhkan dengan penyebutan kata ((فضله fadhlihi. Kata fadhl
berarti kelebihan dari kadar kebutuhan , sebagaimana ia di pahami kebutuhan . Anugerah Allah di namai fadhl karena
dia tidak membutuhkanya bahkan tidak membutuhkan sesuatu. Disisi lain, siapa
yang bekerja siang dan malam atau di malam hari, maka upayanya ketika itu dapt
di nilai sebagi upaya meraih kelebihan dari kadar kebutuhannya.
Ayat
di atas yang berbicara tentang kegitan mencari rezeki dan tidur , di tutup
dengan firmanya : (لقوم يسمعو ن) li qaumin yasmaun / bagi kaum yang mendengarkan.
“Tidur dan usaha adalah diam dan gerak. Keduanya dapat di jangkau melalui
pendengaran.Dengan demikian, sangat serasi penutup ayat ini dengan bukti- bukti
yang terhampar di alam raya yang di bicarakannya dengan gaya Al Quran “.
Demikian Sayyid quthub.Thahir Ibn Asyur, mengemukakan analisis lain.
Menurutnya, ayat yang berbicara tentang
tidur dan upaya mencari rezeki ini, di akhiri denagan penutup bagi kaum yang
mendengar ,di sebabkan oleh dua hal. Pertama , kedua hal tersebut telah
merupakan kebiasaan manusia , sehingga mereka tidak lagi memperhatikan
bukti-bukti yang dikandungnya yang menunjuk kehebatan ciptaan Allah itu. Dari
sini Agaknya yang di maksud oleh thahir Ibn Asyur adalah persoalan-persoalan
yang bersifat aksioma yang mengandung banyak petunjuk. Tetapi karena kebiasaan dan sifatnya yang sangat jelas maka
ia tidak di perhatikan, sehingga yang di butuhkan disini adalah ‘pendengaran’
dari pihak lain yang mengingatkan dan membimbing siapa yang lengah itu.Agaknya
untuk mengetahui hakikat tidur yang sampai saat ini masih merupakan misteri ,
di perlukan banyak bimbingan dan upaya mendengar khususnya dari petunjuk Allah
swt. Hal kedua, menurut Ibn Asyur ,
adalah karena apa yang di dengar orang lain menyangkut keadaan sewaktu tidur-
dari segi keagungan pengaturan Allah justru
lebih banyak daripada apa yang di rasakan oleh yang tidur menyangkut tidurnya .
Karena siapa yang tidur tidak mengetahui menyangkut tidurnya, kecuali persiapannya untuk tidur serta saat dia untuk bangkit dari
tidurnya yang ketika itu dia mengetahui bahwa
dia baru saja tidur.Adapun keadaan yang tidur sewaktu tidurnya , kadar
keterjagaanya ketika dia di bangunkan , kepekaan di sekelilingnya sehingga
menggangu atau tidak menggangu tidurnya , semua itu tidak di ketahui oleh tidur
, kecuali melalui informasi orang-orang yang jaga pada saat dia tidur itu.
Dengan demikian , sarana untuk mengetahui keadaan orang-orang tidur dan
perbedaan-perbedaannya adalah pendengaran . [6]
C.Implikasi/Aplikasi Dalam Kehidupan
semenjak matahari telah terbit , terbukalah
waktu lapang buat berusaha mencari sebahagian dari karunia Tuhan untuk hidup , mencari
minum dan makan ,untuk mencari nafkah perbelanjaan anak dan istri,membangun
rumah tangga sederhana, kendaraan yang jadi sebagian keperluan berusaha dan
menghubungi tetangga dan masyarakat , sehingga setiap hari siang yang kita
lalui , penuhlah dengan amal bakti yang shalih dan timbul dari iman.
Apabila matahari telah terbenam, udara yang panas berubah jadi
sejuk.Kesejukan udara dan bumi yang diliputi gelap menyebabkan keadaan yang
demikian jadi sesuai untuk istirahat ,maka mata pun meluyu tidur.
di antara kelima indera yang menghubungkan peribadi tiap-tiap kita
dengan alam keliling kita ialah melihat dan mendengar. Bolehlah kita gunakan
pendengaran kita itu,buat mendengarkan deru angin berhembus, bunyi hujan ketika
lebatnya, bunyi ombak ketika menghempaskan diri ke pantai, bunyi peluit kapal
ketika membawa barang-barang kiriman keluar (export) dan menerima pesanan
(import), bunyi kereta api yang rodanya berputar kencang sekali menghubungkan
suatu negeri dengan negeri yang lain, bunyi kapal, udara yang dari zaman ke
zaman bertambah berlipat ganda dari zaman dahulu , karena yang di capai di masa
dahulu dalam masa satu bulan dari nejd ke Mekkah, sekarang hanya dalam satu
jam! Dengarkanlah segala bunyi; nyaring dan badak, merdu dan sumbang
.menyedihkan atau membosankan .Dengarkanlah suara burung menyanyi , lembu
melenguh, kerbau menguak, kambing membebek, anjing menggonggong tengah malam
,entah penyakit yang akan datang ,ayam berkokok dan murai berkicau tandanya
waktu Subuh sudah dekat .Dengan kesukaan
memasangkan telinga buat mendengar , banyaklah hikmat tanda-tanda kebesaran
Tuhan yang akan dapat kita ketahui.
D. Aspek Tarbawi
1. Mengetahui tanda-tanda kebesaran Allah SWT
yaitu waktu siang dan malam, di mana waktu siang hari kita di suruh untuk
mencari rezeki dan sebagian dari karuania-Nya , dan malam hari, kita disuruh
untuk beristirahat.
2. Dalam mencari rezeki kita harus
memperhatikan etika sebagai seorang muslim , mana hal-hal yang seharusnya baik
untuk di kerjakan dan hal-hal apa saja yang harus di tinggalkan .
3. Dan ketika bekerja hendaknya tidak memakai
benda-benda seperti : Jimat atau Masqot (benda-benda yang di jadikan
keramat) .
4. Percayalah bahwa Rezeki, Jodoh, hidup, dan
mati berada mutlak di tangan Allah SWT.
BAB III
PENUTUP
Penciptaan langit dan bumi itu dengan system yang di tetapkannya
melahirkan malam dan siang . Dan diantara tanda-tanda kekuasaanya yang berkaitan
dengan malam dan siang , adalah tidur kamu di waktu malam dan siang tanpa mampu
melawan bila gejala tidur mengunjungimu serta tidak pula dapat mengundangnya
walau engkau sangat mengiginkan tidur jika ia atas kehendak kami enggan
mengunjungimu. Dan diantara tanda-tanda-Nya yang lain adalah usaha kamu baik
malam maupun siang mencari sebagian dari karunia-Nya. Sesungguhnya pada yang
demikian itu benar-benar terdapat bukti-bukti bagi kaum yang mendengarkan.
di antara kelima indera yang menghubungkan
peribadi tiap-tiap kita dengan alam keliling kita ialah melihat dan mendengar.
Bolehlah kita gunakan pendengaran kita itu,buat mendengarkan deru angin
berhembus, bunyi hujan ketika lebatnya, bunyi ombak ketika menghempaskan diri
ke pantai, bunyi peluit kapal ketika membawa barang-barang kiriman keluar
(export) dan menerima pesanan (import), bunyi kereta api yang rodanya berputar
kencang sekali menghubungkan suatu negeri dengan negeri yang lain,banyaklah
hikmat tanda-tanda kebesaran Tuhan yang
akan dapat kita ketahui.
DAFTAR PUSTAKA
Tasmara ,Toto .1995.Etos Kerja Pribadi
Muslim .Yogyakarta:Dana Bhakti Wakaf.
Hamka.1982.Tafsir Al-Azhar.Jakarta:Pustaka
PanjiMas.
Al maraghi Ahmad Musthafa.1993.Tafsir Al
Maraghi.Semarang:CV.Toha Putra.
Shihab M.Quraish.2002.Tafsir Al Misbah
Pesan,Kesan,dan Keserasian Al-Qur’an.Jakarta:Lentera Hati.
PROFIL PENULIS
Nama :
Sholikhatun
TTL :
Tegal, 15 Oktober 1996
Alamat :
Ds.Purwahamba Kec.Suradadi Kab.Tegal
Riwayat Pendidikan :
1. MI Ibtidaiyah Islamiyah Purwahamba
2. MTs Al-Fatah Suradadi
3. SMK As-syamsuriyyah Brebes
4. S1 proses Di IAIN Pekalongan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar