KERJA DAN CARI KARUNIA ALLAH
QS. Al Jumu’ah ayat 10
Ibnu Saidillah (2021115112)
Kelas D
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI ( IAIN ) PEKALONGAN
2017
KATA PENGANTAR
Alkhamdulillahirrobbil’alamin. Yang
pertama dan yang paling utama kami panjatkan puja dan puji syukur
kehadirat Allah SWT. Yang telah memberikan nikmat iman, islam dan ikhsan
sehingga kami bisa membuat makalah yang berjudul “ETOS KERJA DALAM MENCARI
KARUNIA ALLAH SWT” tidak pula juga
sholawat serta salam selalu kami curahkan kepada junjungan kita nabi Muhammad
SAW. Yang telah menghantarkan kami dari jalan yang gelap ke jalan yang terang
benerang ini. Yang kami hormati Bapak Ghufron dimyati M.Si selaku dosen
pengampu mata kuliah TAFSIR TARBAWI 2 dan yang saya hormati pula teman teman
seperjuangan . mungkin dalam penulisan makalah ini masih banyak sekali
kekurangan, oleh karen itu kami selaku pemakalah Mohon maaf yang
sebesar-besarnya. Kritik dan saran yang membangun dari Dosen dan teman teman
kami harapkan agar makalah ini menjadi lebih baik lagi.
Pekalongan, Maret 2017
BAB I
PENDAHULUAN
· Latar belakang
Dalam berbagai
peluang lapangan kerja, hampir kebanyakan perusahaan mencari tenaga kerja yang baru
dengan persyaratan seperti : batas usia, pengalaman, ijazah, dan gaji yang
diminta. Setiap bangsa sudah tentu memiliki etos kerja sendiri yang terbentuk
oleh perkembangan budayanya sendiri dan senantiasa akan menjadi ciri khas
bangsa tersebut.
Al-jumu’ah di ambil dari
kata jumu’ah yang berarti ( berkumpul ) karena pemeluk agama islam berkumpul
pada hari itusekali dalam satu minggu di tempat-tempat peribadatan yang besar
dialah dihari keenam dimana Allah menyempurnakan semua mahluk, dihari itu adam
tercipta dan hari dimana seluruh alam semesta di hancurnakan. Dan di makalah
ini penulis akan menjelaskan dari tafsir tafsir yang ada antara lain yaitu
tafsir Jalalain, Tafsir ibnu Katsir dan Tafsir AL-Ahkam.
· Rumusan masalah
1.
Apakah Urgensi mengkaji QS.Al jumu’ah ayat 10 ?
2.
Bagaimana Tafsir Surat QS. Al Jumuah ayat 10 ?
3.
Bagaimana Aplikasi dalam kehidupan sehari-hari ?
4.
Bagaimana Aspek Tarbawi QS.Al-Jumu’ah ayat 10 ?
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Nash dan Arti Q.S Al- Jumu’ah ayat 10
#sÎ*sùÏMuÅÒè%äo4qn=¢Á9$#(#rãϱtFR$$sùÎûÇÚöF{$#(#qäótGö/$#ur`ÏBÈ@ôÒsù«!$#(#rãä.ø$#ur©!$##ZÏWx.ö/ä3¯=yè©9tbqßsÎ=øÿè?ÇÊÉÈ
Artinya: “Apabila telah ditunaikan shalat, Maka bertebaranlah kamu
di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyaknya
supaya kamu beruntung.” ( QS. Al-jumu’ah : 10 )
B.
Urgensi mengkaji QS.Al-jumu’ah ayat 10
Pentingnya mengkaji
ayat ini adalah agar kita selalu ingat kepada Allah SWT. Dan tidak menjadi
orang yang lebih mementingkan dunianya di banding agamanya, karena apabila kita
mengambil dan memberi, hendaklah kita berdzikir kepada Allah dan janganlah
kesibukan dunia melalaikan kita dari segala sesuatu yang mandatangkan manfaat.
C.
Tafsir Surat Al- Jumu’ah ayat 10
1.
Tafsir Al ahkam
Firman
Allah SWT yang artinya “ apabila telah di tunaikan shalat, maka
bertebaranlah kamu di muka bumi” perintah ini merupakan perintah yang
menunjukan hukum boleh (bukan wajib), seperti firman Allah SWT, “dan
apabila kamu telah menyelesaikan ibadah haji, maka bolehlah berburu ( QS Al
Maidah ayat 2 ). Apabila kamu telah menyelesaikan/menunaikan sholat, maka
bertebaranlah kamu di muka bumi untuk berniaga dan memenuhi kebutuhan kalian.
(#qäótGö/$#ur`ÏBÈ@ôÒsù«!$#“dan carilah karunia Allah”. Maksudnya adalah mencari Rizqi-NYA. Jika irak selesai menunaikan
sholat jum’at, maka dia berpaling kemudian berdiri di pintu masjid, lalu
berdoa, “ya Allah, sesunggunhnya aku telah memenuhi suara-MU, dan akupun
telah bertebaran sebagaimana yang telah engkau perintahkan kepadaku. Maka
karuniakanlah rezeki-MU kepadaku,dan engkau adalah sebaik-baik pemberi rizeki”.
Diriwayatkan
dari hasan bin sa’id bin Al muzayyib bahwa yang di maksud dari firman Allah
tersebut adalah mencari ilmu .
Ada
juga yang berpendapat bahwa yang dimaksud firman Allah tersebut adalah shalat
sunnah.
Diriwayatkan juga dari ibnu Abbas: “mereka
tidak diperintahkan untuk mencari seuatu dari dunia. Sesungguhnya (yang di
maksud dari firman Allah) adalah menjenguk orang yang sakit, menghadiri jenazah
(pemakaman) dan mengunjungi saudara di (jalan) Allah.”
Firman
Allah SWT,(#rãä.ø$#ur©!$##ZÏWx.“dan ingatlah Allah banyak-banyak.” Maksudnya dengan melakukan ketaatan berdzikir dengan lisan, dan
dengan bersyukur atas apa yang telah Allah berikan kepada mahluknya dan Allah
telah mengaruniakan kepada kalian Taufik
(kemudahan) untuk menunaikan berbagai kewajiban. ö/ä3¯=yè©9tbqßsÎ=øÿè?“supaya kamu beruntung” maksudnya
supaya kalian beruntung.[1]
2.
Tafsir Ibnu Katsir
Allah SWT berfirman ”yang demikian itu lebih baik jika kamu
mengetahui.” Jika kamu meninggalkan jual beli dan mneghadapkan diri unuk
berdzikir kepada Allah dan shalat adalah lebih baik bagi kamu, di dunia dan
akhirat. Allah ta’ala berfirman, “apabila telah di tunaikan sholat maka
bertebaranlah kamu di muka bumi dan carilah karunia Allah.” Ketika Allah
melarang mereka berjual beli ketika terrdengar kumandang adzan dan
memerintahkan mereka untuk berkumpul, maka Allah mengizinkan kepada mereka,
bila kewajioban jum’at telah selesai. Untuk bertebarankan kembali di mukia bimi
dan mencari karunia Allah.
Allah SWT berfirman “dan ingatlah Allah
banyak banyak supaya kamu beruntung” yaitu dikala memberi dan menjual,
dikala mengambil dan memberi, hendaklah kamu berdzikir dan kepada Allah
sebanyak banyaknya dan janganlah kesibukan dunia melalaikan kamu dari sesuatu
yang mendatangkan kebaikan di hari akhir itulah sebabnya di terangkan dalam
sebuah hadits,[2]
مَنْ دَخَلَ
السُّوقَ فَقَالَ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ لَهُ
الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ يُحْيِي وَيُمِيتُ وَهُوَ حَيٌّ لَا يَمُوتُ بِيَدِهِ
الْخَيْرُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ كَتَبَ اللَّهُ لَهُ أَلْفَ أَلْفِ
حَسَنَةٍ وَمَحَا عَنْهُ أَلْفَ أَلْفِ سَيِّئَةٍ وَرَفَعَ لَهُ أَلْفَ أَلْفِ
دَرَجَةٍ
“Barangsiapa
masuk pasar lalu ia mengucapkan, “Tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain
Allah semata, tiada sekutu bagi-Nya. Bagi-Nya kerajaan, bagi-Nya segala pujian.
Dia-lah Yang Menghidupkan dan Yang Mematikan. Dia-lah Yang Hidup, tidak akan
mati. Di tangan-Nya kebaikan. Dia-lah Yang Maha Kuasa atas segala sesuatu,”
niscaya Allah menuliskan baginya sejuta kebaikan dan menghapuskan darinya
sejuta kejelekan serta mengangkat derajatnya hingga sejuta derajat”."
( HR. At-Tirmidzi no. 3350, Ibnu Majah no. 2226, Al-Hakim no. 1930. Syaikh
Al-Albanimenyatakan, hadits tersebut hasan dalam Shahih wa Dhaif Sunan Ibnu
Majah no. 2235,dan Shahih wa Dhaif Sunan At-Tirmidzi no. 3428, Shahih
al-Jami no. 6231, Misykah al-Mashabih no. 2431, Shahih al-Targhib
wa Tarhib no. 1694).
3.
Tafsir Jalalain
(Apabila
telah ditunaikan salat, maka bertebaranlah kalian di muka bumi) perintah ini
menunjukkan pengertian ibahah atau boleh (dan carilah) carilah rezeki (karunia
Allah, dan ingatlah Allah) dengan ingatan (sebanyak-banyaknya supaya kalian
beruntung) yakni memperoleh keberuntungan. Pada hari Jumat, Nabi saw.
berkhutbah akan tetapi tiba-tiba datanglah rombongan kafilah membawa
barang-barang dagangan, lalu dipukullah genderang menyambut kedatangannya
sebagaimana biasanya. Maka orang-orang pun berhamburan keluar dari mesjid untuk
menemui rombongan itu, kecuali hanya dua belas orang saja yang masih tetap
bersama Nabi saw. lalu turunlah ayat ini.[3]
4.
Tafsir Al-Misbah
Menurut kitab tafsir Al-Misbah yang di tulis oleh M Quraisy shihab yang
terdapat dihalaman 233 Perintah bertebaran di bumi dan mencari sebagian
karunianya pada ayat di atas bukanlah perintah wajib. Dalam kaidah ulama-ulama
dinyatakan: “apabila ada perintah yang bersifat wajib, lalu disusul perintah
yang sesudahnya, maka kedua itu hanya mengisyaratkan boleh hal tersebut
dilaksanakan. Ayat 9 memerintahkan orang
orang yang beriman untuk menghadiri sholat jum’at dan perintah ini bersifat
wajib bagi setiap muslim laki-laki yang sudah memenuhi syarat sholat,dengan
demikian perintah bertebaran bukanlah perintah yang bersifat wajib.[4]
D.
Aplikasi dalam kehidupan sehari-hari
Untuk mengaplikasikan ayat ini dalam kehidupan sehari hari tentunya
kita harus selalu berusaha agar setelah menunaikan sholat agar mencari karunia
Allah di muka bumi ini.
E.
Aspek Tarbawi
1.
Selalu ingat kepada Allah
2.
Tetap istiqomah dalam mencari karunianya
3.
Tidak berputus asa
4.
Semangat untuk mengerjakan sholat
5.
Sholat tepat waktu
6.
Dengan selalu mengingat Allah kita akan selaliu beruntung
BAB III
PENUTUP
· Kesimpulan
Jadi
kesimpulanya adalah Pentingnya mengkaji ayat ini adalah agar kita selalu ingat
kepada Allah SWT. Dan tidak menjadi orang yang lebih mementingkan dunianya di
banding agamanya, karena apabila kita mengambil dan memberi, hendaklah kita
berdzikir kepada Allah dan janganlah kesibukan dunia melalaikan kita dari
segala sesuatu yang mandatangkan manfaat.
Perintah bertebaran di bumi dan mencari sebagian karunianya pada
ayat di atas bukanlah perintah wajib. Dalam kaidah ulama-ulama dinyatakan:
“apabila ada perintah yang bersifat wajib, lalu disusul perintah yang
sesudahnya, maka kedua itu hanya mengisyaratkan boleh hal tersebut
dilaksanakan. Ayat 9 memerintahkan orang
orang yang beriman untuk menghadiri sholat jum’at dan perintah ini bersifat
wajib bagi setiap muslim laki-laki yang sudah memenuhi syarat sholat,dengan
demikian perintah bertebaran bukanlah perintah yang bersifat wajib.
· Saran
Mari kita sebagai sesama muslim terutama sebagai mahasiswa tentunya
kita harus bisa mengambil manfaat dan menerapkan Ayat ini dalam kehidupan
sehari hari agar kita termasauk orang yang beruntung karena mencari
karunia-NYA.
DAFTAR PUSTAKA
Dudi
royadi dkk, 2009 TAFSIR AL QURTHUBI. Jakarta ,PUSTAKA AZZAM
http://www.tafsirq.com/62-al-jumuah/ayat-10#tafsir-jalalayn
Muhammad
nasib,2006 Tafsir Ibnu katsir jilid 4. Jakarta GEMA INSANI
M.quraisy
shihab,2006 TAFSIR AL-MISBAH. Jakarta Lentera hati
Biodata diri
Nama : ibnu saidillah
Nim : `2021115112
AlamaT : Desa pulogading Rt.05 Rw.02 BULAKAMBA BREBES
JURUSAN : PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS : TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
[1] Dudi royadi dkk, TAFSIR AL QURTHUBI. Jakarta ,PUSTAKA AZZAM 2009 hlm
498-499
[2] Muhammad nasib, Tafsir Ibnu katsir jilid 4. Jakarta GEMA INSANI 2006
hlm 704-705
[3]http://www.tafsirq.com/62-al-jumuah/ayat-10#tafsir-jalalayn
[4]M.quraisy shihab,TAFSIR AL-MISBAH. Jakarta Lentera hati 2006 hlm 233
Tidak ada komentar:
Posting Komentar