SEJARAH MASUKNYA ISLAM DAN
KERAJAAN ISLAM DI NUSANTARA
Enggeline Anggun Ningtyas
Ahmad Bahrul Ulum
Shinta Arum Sari
FAKULTAS SYARIAH
PRODI HUKUM EKONOMI SYARIAH
INSTITUT AGAMA ISLAM
NEGERI (IAIN) PEKALONGAN
2017
Assalamualaikum warahmatullahi
wabarakatuh
Alhamdullilah
puji syukur kehadirat Allah SWT
atas segala nikmat dan karunia-Nya kepada kami, sehingga makalah Tafsir Ahkam
yang membahas tentang “Sejarah Masuknya Islam Dan Kerajaan Islam Di
Nusantara” ini dapat diselesaikan
dengan baik meskipun banyak kekurangan di dalamya,kami berharap makalah ini
dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai
sejarah masuknya agama islam di indonesa dan beberapa kerajan islam yang ada di
nusantara.makalah ini kami buat berdasarkan refernsi yang kami temukan
dari berbagai sumber-sumber yang ada.
Demikian
sedikit pengantar dari kami ,semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi yang
membacanya.terimakasih kami ucapkan kepada dosen pengampuh Bapak.Muhammad
Hufron,M.S.I.yang telah membimbing kami dalam pembuatan makalah ini,dan kami
berharap adanya kritik,saran dan usulan demi perbaikan makalah-makalah yang
akan kami buat di masa yang akan mendatang.
Wassalamualaikum warahmatullahi
wabarakatuh
Pekalongan,Maret 2017
Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar.................................................................................................................... 1
BAB I................................................................................................................................... 3
PENDAHULUAN................................................................................................................ 3
A.Latar Belakang................................................................................................................. 3
B.Rumusan Masalah............................................................................................................ 3
C.Tujuan Penulisan............................................................................................................. 3
BAB II.................................................................................................................................. 3
PEMBAHASAN.................................................................................................................. 3
A.Islam Masuk Ke Nusantara....................................................................................... 4,5,6
B.Tasawuf Dan Islam Di Indonesia.................................................................................. 6,7
C.Sebab-Sebab Islam Cepat Berkembang Di
Indonesia..................................................... 8
D.Kesultanan Islam Di Luar Indonesia.......................................................................... 9,10
E.Kondisi Kerajan-Kerajan Di Indonesia........................................... 11,12,13,14,15,16,17
BAB III............................................................................................................................... 18
PENUTUP.......................................................................................................................... 18
A.KESIMPULAN.............................................................................................................. 18
B..DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................... 19
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
islam masuk ke nusantara sekitar abad ke 7 masehi dan
sebelum islam masuk di nusantara , sudah banyak agama dan kepercayaan yang
berkembang seperti animisme, dinamisma,hindu, budha. Islam masuk di nusantara
melalui berbagai macam cara yaitu melalui perdagangan, kurtural, pendidikan,
kekuasaan politik.
Setelah islam masuk di nusantara, islam langsung
berkembang dengan sangat pesat dan semakin banyak orang yang masuk islam karena
cara penyebaran islam sangat bagus dan tanpa paksaan. Karena semakin banyak orang
yang memeluk agama islam sehingga hal ini menyebabkan mulai banyak
kerajaan kerajaan islam yeng berdiri di nusantara. Kerajaan yang pertama
berdiri di nusantara adalah samudera pasai, dan setelah itu makin banyak
kerajaan kerajaan yang berdiri seperti Demak, Cirebon, Ternate, Tidore, Aceh,
Perlak, Banten,dan
lain lain
B.Rumusan Masalah
1. Sejarah Masuknya
islam ke Nusantara...?
2. Apa itu Tasawuf dan islam di Indonesia...?
3. Sebab-sebab islam
cepat berkembang di Indonesia...?
4. Beberapa ke Sultanan
yang ada di Luar Indonesia....?
5. Beberapa kondisi
kerajan-kerajan islam di Indonesia.....?
C.Tujuan Penulisan
Untuk mengetahui tentang
sejarah masuknya islam di indonesia,sebab-sebab berkembangnya islam di
indonesia sangat cepat dan mengetahui beberapa kerajan-kerajan islam yang ada
di indonesia serta kesultan yang ada di nusantara .
BAB II
PEMBAHASAN
A. Islam Masuk ke Nusantara
Sejak
zaman prasejarah, penduduk kepulauan indonesia dikenal sebagai pelayar-pelayar
yang sanggup mengarungi lautan lepas. Sejak abad masehi sudah ada rute-rute
pelayaran dan perdagangan antara kepulauan Indonesia dengan daerah di Asia
Tenggara.bahkan dua abad sebelumnya tarikh masehi, Indonesia khususnya telah
dikenal dalam peta dunia masa itu. Peta dunia tertua yang disusun oleh Claudius
Ptolemaeus, seorang gubernur kerajaan Yunani yang berkedudukan di Alexandria
(Mesir). Telah menyebut memasukan nusantara dengan sebutan Barousai (pantai
barat sumatra yang kaya karya akan kapur barus)[1]
Penyebaran
agama Islam di Nusantara dapat di perkirakan telah masuk ke Indonesia sejak
bangsa Indonesia berhubungan dengan pedagang Islam dari Asia Barat (Arab dan
Persia) pada abad VII M (abad 1 H). Pada saat itu kerajaan yang terkenal adalah
Sriwijaya (zabag/sribuza) dan para pedagang Gujarat (India) telah menjalin
hubungan dengan Malaka dan beberapa kepulauan Indonesia. Orang-orang Gujarat
lebih awal menerima pengaruh Islam dan mereka membawanya ke Indonesia melalui
kegiatan perdagangan. Penyebaran agama Islam di Nusantara pada umumnya
berlangsung melalui beberapa proses. Pertama, penduduk pribumi berhubungan
dengan agama Islam kemudian menganutnya. Kedua, orang-orang asing Asia, seperti
Arab, India Cina yang telah beragama Islam bertempat tinggal secara permanen
disatu wilayah Indonesia, melakukan perkawinan dan gaya hidup lokal. Mengenai
proses masuk dan berkembangnya agama Islam ke Indonesia, para sarjana dan
peneliti sepakat bahwa Islamisasi itu berjalan secara damai, meskipun ada juga
penggunaan kekuatan oleh penguasa muslim Indonesia untuk mengislamkan rakyat
atau masyarakatnya.[2]
Ada dua pendapat mengenai masuknya Islam di Indonesia. Pertama : pendapat
lama, bahwa Islam masuk ke Indonesia pada abad ke-13M. Dikemukakan oleh para
sarjana, antara lain : N.H.Krom dan Van Den Berg. Kedua: pendapat baru, bahwa
Islam masuk ke Indonesia pada abad ke-7M atau 1hijriyah. Dikemukakan oleh
H.Agus Salim, M zainal Arifin Abbas, Hamka Sayed Alwi bin Tahir Alhadad, A
Hasjmy, dan Thomas W.Arnold.
Menurut kesimpulan “Seminar Masuknya Islam ke Indonesia” di medan tahun
1963. Islam masuk ke Indonesia sudah semenjak abad 1hijriyah (abad ke-7M). Dan
langsung dari Arab. Daerah yang pertama didatangi oleh Islam yaitu Pesisir
Sumatra, dan setelah terbentuknya masyarakat Islam, dan raja Islam pertama
berada di Aceh. Kedatangan Islam ke Indonesia membawa kecerdasan dan peradaban
yang tinggi dalam membentuk kepribadian bangsa Indonesia. Penyiaran Islam di
Indonesia dilakukan dengan cara damai.
Azyumardi Azra berpendapat bahwa ada enam tema pokok yang berkaitan
dengan permulaan penyebaran Islam di Nusantara yaitu :
1)
Islam dibawa langsung dari Arab.
2)
Islam diperkenalkan para guru dan penyiar profesional.
3)
Pihak yang mula-mula masuk Islam adalah penguasa
4)
Mayoritas para penyebar Islam profesional ini datang ke Nusantara pada
abad ke-12 dan ke-13.
Azra menyatakan bahwa meskipun Islam sudah diperkenalkan ke Nusantara
sejak abad pertama Hijriyah, namun hanya setelah abad ke-12 M pengaruh Islam
tampak lebih nyata dan proses Islamisasi baru mengalami akselerasi antara abd
ke-12 dan ke-16 M.[3]
Adapun perkembangan Islam secara lebih besar pada abad ke-12 M yang
dibawa oleh para mubaligh Islam, disamping menyebarkan Islam, mereka juga
sebagai saudagar dari Arab, Gujarat serta penduduk pribumi sendiri. Menurut
para sejarawan, Islam masuk Indonesia melalui berbagai jalur, sehingga dapat
diterima dengan cepat oleh masyarakat Indonesia yang waktu itu masih menganut
paham lama yaitu : agama Hindhu, Budha, bahkan Animisme dan Dinamisme.
Jalur-jalur yang dilakukan oleh para penyebar Islam yang mula-mula di
Indonesia adalah sebagai berikut.
1.
Melalui jalur perdagangan
Pada abad ke-7 dan ke-16 M, kesibukan lalu lintas perdagangan membuat para pedagang muslim
ambil bagian dalam perdangangan dari negeri-negeri bagian barat tenggara, dan
timur benua asia. Jalur ini menguntungkan bagi para raja dan bangsawan turun
serta dalam kegiatan perdagangan.
2.
Melalui jalur perkawinan
Para pedagang muslim mempunyai status sosial yang lebih baik
dari pada kebanyakan pribumi, terutama putri-putri bangsawan yang tertarik
untuk menjadi istri saudagar-saudagar itu. Sebelum menikah mereka di Islamkan
terlebih dahulu. Melalui jalur perkawinan mereka telah menanamkan cikal bakal
kader-kader Islam.
3.
Melalui jalur Tasawuf
Para penyebar Islam juga dikenal sebagai pengajar-pengajar
tasawuf. mereka mengajarkan teosofi yang bercampur dengan ajaran yang sudah
dikenal luas oleh masyarakat Indonesia. Melalui jalur tasawuf ini mudah
diterima karena sesuai dengan alam pikiran masyarakat Indonesia. Misalnya :
menggunakan ilmu-ilmu riyadhah dan kesaktian dalam proses penyebaran agama
Islam kepada penduduk setempat.
4.
Melalui jalur pendidikan
Melalui jalur pendidikan seperti : pesantren, masjid dan
lain-lain. Jalur pendidikan digunakan oleh para wali khususnya dijawa dengan
membuka lembaga pendidikan pesantren sebagai tempat kaderisasi
mubaligh-mubaligh Islam dikemudian hari.
5.
Melalui jalur kesenian
Melalui jalur kesenian antara lain: wayang, sastra dan
berbagai kesenian lain. Pendekatan jalur kesenian ini dilakukan oleh para
penyebar Islam seperti : walisongo untuk menarik perhatian dikalangan mereka,
sehingga dengan tanpa terasa mereka telah tertarik dikarenakan media kesenian
itu.
6.
Melalui jalur politik
pengaruh politik raja sangat membantu tersebarnya Islam di
Indonesia. Melalui jalur politik para walisongo melakukan strategi dakwah
mereka dikalangan para pembesar kerajaan seperti: Majapahit, Pajajaran bahkan
walisongo mendirikan kerajaan Demak.
Semuanya dilakukan dalam rangka penyebaran Islam. Baik di
Sumatra Jawa maupun di Indonesia bagian timur,, demi kepentingan politik,
kerajaan-kerajaan Islam memerangi kerajaan-kerajaan non-Islam. Dan banyak
menarik penduduk kerajaan yang bukan Islam itu masuk Islam.
B.
Tasawuf dan Islam di Indonesia
Dalam tahap ini Islam sangat diwarnai oleh aspek
tasawuf atau mistik ajaran Islam, namun bukan berarti aspek hukum (syariah)
terabaikan sama sekali. Dahulu Islam tidak pernah berhenti bergerak di antara
kecenderungan sufisme dengan panutan yang lebih taat pada syariah.
Secara umum Islam tasawuf tetap unggul dalam tahap
Islamisasi, setidaknya sampai akhir abad ke-17 M. Hal tersebut dikarenakan
Islam tasawuf yang datang ke Nusantara, dengan segala pemahaman dan penafsiran
mistisnya terhadap Islam, dalam berbagai segi tertentu “cocok” dengan latar
belakang masyarakat tempat yang dipengaruhi asketisme Hindhu Budha dan
sinkritisme kepercayaan lokal. Juga terhadap tarekat-tarekat yang memiliki
kecenderungan untuk bersikap toleran terhadap pemikiran dan praktek
tradisional.
Menurut Prof. Dr. Azyumardi Azra, Islam bisa dengan
cepat diterima oleh masyarakat Indonesia, salah satunya disebabkan adanya
“kesamaan” antara bentuk Islam yang pertama kali datang ke Nusantara dengan
sifat mistik dan sinkritisme kepercayaan nenek moyang setempat. Islamisasi di
Indonesia berbarengan dengan masa merebaknya tasawuf abad pertengahan dan
pertumbuhan tarekat.
Di antar tokoh-tokoh yang mengembangkan ajaran tasawuf
dan tarekat adalah Abu Hamid Al-Ghozali, yang menguraikan konsep moderat
tasawuf akhlaki, yang dapat diterima di kalangan para fuqoha, wafat pada tahun
1111 M. Ibnu Arabi, yang karyanya sangat mempengaruhi ajaran hampir semua sufi
yang muncul belakangan, wafat tahun 1240 M. Abdul Qadir Al-Jailani, yang
ajarannya menjadi dasar tarekat Qadariyah, wafat pada tahun 1166 M. Dan Abu
An-Najib As-Suhrawardi, pendiri tarekat suhrawardiyah, wafat pada tahun 1167 M.
Najmuddin Al-Kubra seorang tokoh sufi Asia Tengah yang produktif, pendiri
tarekat Kubrawiyah, wafat pada tahun 1221.[4]
Para pengarang muslim paling awal yang kita kenal namanya di Indonesia
adalah tokoh-tokoh penyebar Islam dan sekaligus tokoh-tokoh sufi. Hamzah
Fansuri adalah pengarang pertama dikalangan para sufi dan penyair besar. Yang
kedua adalah Syamsudin As-Sumatrani (w. 1630 M), murid Hamzah, yang menulis
buku-buku berbahasa Arab dan Melayu. Kemudian Nuruddin Ar-Raniri, ia adalah
pengarang yang sangat produktif, ia dikenal karena polemiknya yang tajam dengan
para murid Syamsuddin, yang dituduhkan menganut paham pantheisme.
Di Jawa, proses islamisasi sudah berlangsung sejak abad ke11 M, meskipun
belum meluas, terbukti dengan ditemukannya makam Fatimah binti Maimun di Leran
Gresik yang berangka tahun 475 H/1082 M. Adapun para penyebar Islam di Jawa
dikenal dengan sebutan “Walisongo” (sembilan wali). Pengaruh tasawuf walisongo
sangat terasa bagi masyarakat Jawa bahkan sampai sekarang.
Demikian pula perkembangan tarekat di Jawa khususnya dan Indonesia umumnya,
membawa pengaruh yang sangat terasa dalam perkembangan Islam. Para tokoh
tasawuf dan tarekat cukup berjasa dalam perkembangan Islam di Indonesia.
Dikarenakan melalui pendekatan tasawuf ini justru diterima dengan mudah dan
proses Islamisasi berjalan dengan damai tanpa ada kekerasan.
C.
Sebab-sebab Islam cepat berkembang di Indonesia
Menurut Dr. Adil Muhyiddin Al-Allusi, seorang penulis sejarah Islam dari
Timur Tengah, dalam bukunnya Al-Urubatu wal Islamu fi Janubi Syarqi Asia
alhindu wa Indonesia, menyatakan bahwa ada tiga faktor yang menyebabkan Islam
cepat berkembang di Indonesia, yaitu sebagai berikut :
1.
Faktor Agama
Faktor Agama, yaitu akidah Islam itu sendiri dan dasar-dasarnya yang
memerintahkan menjunjung tinggi kepribadian dan meningkatkan harkat dan
martabatnya, menghapuskan kekuasaan kelas rohaniawan seperti : Brahmana dalam
sistem kasta yang diajarkan Hindhu. Masyarakat diyakinkan bahwa Islam semua
lapisan masyarakat sama kedudukannya, tidak ada yang lebih utama dalam pandangan
Allah Swt, kecuali karena taqwanya. Selain itu juga sufi membantu
memasyarakatkan Islam di Indonesia.
2.
Faktor Politik
Faktor Politik diwarnai oleh pertarungan dalam negeri antara
negara-negara dan penguasa-penguasa Indonesia, serta oleh pertarungan negara-negara
bagian itu dengan pemerintah pusatnya yang beragama Hindhu. Hal tersebut
mendorong para penguasa , para bangsawan dan para pejabat di
negara-negara bagian tersebut untuk menganut agama Islam, yang dipandang
sebagai senjata ampuh untuk melawan dan menumbangkan kekuatan Hindhu. Agar
mendapat dukungan kuat dari seluruh lapisan masyarakat.
3.
Faktor Ekonomis
Faktor Ekonomis, yang pertama diperankan oleh para pedagang yang
menggunakan jalan laut, baik antar kepulauan Indonesia sendiri, maupun
melampaui perairan Indonesia ke Cina, India dan Telik Arab/Parsi yang merupakan
pendukung utamanya bea masuk yang besar bagi pelabuhan-pelabuhan yang
disinggahinya, baik menyangkut barang-barang yang masuk maupun yang keluar.[5]
D.
Kesultanan Islam di Luar Indonesia
1.
Kesultanan Malaka (Abad ke-15)
Kesultanan ini terletak di Semenanjung Malaka. Islam di Malaka berasal
dari kesultanan Samudra Pasai. Pendiri Kesultanan Malaka adalah Parameswara,
seorang pangeran Majapahit. Ia menikah dengan Putri sultan Samudra Pasai dan
kemudian masuk Islam. Kesultanan Malaka mencapai kejayaan pada masa
pemerintahan Sultan Muzaffar Syah pada tahun (1445-1459). Dan tuntuh ketika
pasukan portugis menyerang dan mengalahkan Malaka pada tahun 1511.
2.
Kesultanan Malaka
Raja Malaka yang pertama adalah seorang raja Hindhu Permaisuri. Ia
dikenal sebagai raja yang bertahta di Kerajaan Singapura. Kerajaan Malaka
menjadi maju dalam perdagangan, karena Malak sebagai kota pelabuhan yang
dikunjungi banyak pedagang sebagai pusat transit perdagangan di wilayah Asia
Tenggara. Mereka juga mengenal dari dekat cara hidup orang muslim di Malaka dan
bagi yang berminat mendapat kesempatan untuk mempelajari agama Islam dan
kemudian memeluknya. Waktu itu Malaka, sebagai salah satu pusat penyebaran
agama Islam ke berbagai wilayah lain di Asia Tenggara.
3.
Kesultanan Islam Pattani (Abad ke-15)
Kehadiran Islam di Pattani dimulai dengan kedatangan Syaikh Said mubaligh
dari Pasai, yang berhasil menyembuhkan Raja Pattani bernama Phayu Tu Nakpa yang
sedang sakit parah. Phaya Tu Nakpa (1486-1530) beragama Budha, kemudian masuk
Islam dan bergelar Sultan Ismail Syakh. Kesultanan Pattanu menjadi pusat
perdagangan dan pelabuhan, terutama bagi pedagang dari Cina dan India. Masa
kejayaan berakhir setelah dikalahkan Kerajaan Siam dari Bangkok.
4.
Kesultanan Brunei Darus Salam
Raja Brunei pertama adalah Awang Betatar yang tertarik menerima Islma dan
mengganti namanya menjadi Sultan Muhammad Syah. Dan seluruh keluarga istana
masuk Islam, termasuk putra Sultan Muhammad Syah.
Pada tahun 1511 M, kerajaan Melayu Malaka jatuh ke tangan portugis. Maka
atas kekosongan ini Brunei mengambil alih menjadi pusat penyebaran Islam dan
perdagangan di Keplauan Melayu. Di bawah pemerintahan Sultan Bolkiah (1473-1521)
pada saat Sultan Brunei ke-5, Brunei berkembang menjadi suatu kerajaan yang
kuat dan maju. Sultan Bolkiah gemar mengadakan ekspedisi pelayaran hingga
diberi gelar Nahkoda Ragam. Kerajaan Brunei merupakan kerajaan Islam yang
makmur di kawasan Asia Tenggara.
Brunei merdeka sebagai Negara Islam di bawah pimpinan Sultan ke-29, yaitu
Sultan Hasanal Bolkiah Muizaddin Waddaulah. Gelar Muizaddin Waddaulah (Penata
Agama dan Negara) merupakan ciri sebutan yang selalu melekat pada setiap raja
yang memerintah Brunei. Sultan Hasanal Bolkiah sebagai sultan yang memegang
kepala Negara sekaligus pemerintahan.
5.
Kesultanan Islam Sulu (Abad ke-15)
Kesultanan Islam yang terletak di Filipina bagian selatan. Islam masuk
dan berkembang di Sulu melalui orang Arab yang melewati jalur perdagangan
Malaka dan Filipina. Pembawa Islam di Sulu adalah Syarif Karim Al-Makdum,
mubaligh Arab yang ahli dalam ilmu pengobatan. Abu Bakar, seorang dai dari
Arab, menikah dengan putri dari pangeran Bwansa dan kemudian memerintah di Sulu
dengan mengangkat dirinya sebagai Sultan.
Islam diterapkan oleh sayid Abu Bakar baik di pemerintahan maupun dalam
kehidupan masyarakatnya. para penguasa Kesultanan Sulu di Filipina Selatan yang
dimulai sejak Syarif Abu Bakar (Sultan Syarif Al-Hasyim) (1405-1420 M) hingga
Sultan Jamalul Kiram II (1887) berjumlah 32 Sultan. Diantarannya adalah Sultan
Abu Bakar, Sultan Kamaluddin bin Syarif Abu Bakar, Sultan Alauddin bin Syarif
Abu Bakar.
6.
Kesultanan Johor (Abad ke-16)
Kesultanan Johor berdiri setelah kesultanan Malaka dikalahkan oleh
Portugis (1511 M). Sultan Alaudin Riayat Syah membangun Kesultanan Johor
sekitar tahun 1530-1536. Masa kejayaan kesultanan ini terjadi pada masa
pemerintahan Sultan Abdul Jalil Riayat Syah II. Kesultanan Johor memperkuat dirinya
dengan mengadakan aliansi bersama kesultanan Riau sehingga disebut kesultanan
Johor-Riau dan berakhir setelah Raja Haji wafat dan wilayahnya dikuasai oleh
Belanda.
Kesultanan Johor merupakan lanjutan dari Kerajaan Melayu Malaka yang
dikalahkan oleh Portugis (1511 M). Pada masa pemerintahan Sultan Abdul
Jalil Riayat Syah II, Sultan Johor keempat mengalami puncak kemegahan. Ia wafat
pada tahun 1597 M pada zaman pemerintahan Sultan Sayid Al-Mukamil di Aceh dan
sejaman dengan Maulana Muhammad di Banten.[6]
Adapun para Sultan Johor adalah
· Sultan
Alauddin Riayat Syah.
· Sultan
Muzaffar Syah.
· Sultan
Abdul Jalil Riayat Syah I.
· Sultan
Abdul Jalil Riayat Syah II
E.
Kondisi Kerajaan-Kerajaan
Di Indonesia
Kekuasaan Islam telah dirintis pada abad ke-7 dan ke-8 Masehi, tetapi
semuaya tenggelam dalam hegemoni maritim sriwijaya yang berpusat di Palembang
dan kerajaan Hindu-Jawa. Pada periode ini para pedagang dan mubaligh muslim
membentuk komunitas-komunitas Islam. Mereka memperkenalkan Islam dan
mengajarkan toleransi dan persamaan derajat antar sesama. Ajaran Islam ini
sangat menarik perhatian penduduk setempat. Oleh karena itu Islam tersebar di
kepulauan Indonesia terhitung cepat, meski penyebarannya dengan cara damai.
Masuknya Islam kedaerah-daerah di Indonesia tidak dalam waktu yang
bersamaan. keadaan politik dan sosial daerah ketika didatangi Islam juga
berlainan. karena awalnya mereka datang hanya untuk usaha pelayaran dan
perdagangan.
1. Kerajaan
Perlak
Kerajaan
perlak adalah kerajaan islam pertama dinusantara.Kerajaan perlak berdiri pada
abad ke 3 H/9 M .
Pada
Tahun 173H, sebuah kapal layar berlabuh dibandar perlak membawa angkatan dakwah
dibawah pimpinan nahkoda khalifah . Kerajaan Perlak didirikan oleh Sayid Abdul
Aziz yang merupakan Raja pertama dari kerajaan Perlak dengan gelar Sultan
Alaidin Sayid Maulana Abdul Aziz Syah.
Raja-Raja
yang memipin kerajaan perlak adalah :
1. Sultan Alaidin Sayid maulana Abdul Aziz Syah (
840-864M)
2. Sultan Alaidin Maulana Abdur Rahim Syah
(864-888M)
3. Sultan Alaidin Sayid Maulana Abbas syah
(888-913)
4. Sultan Alaidin Sayid Maulana Ali Mughayat Syah
(915-918) terjadi pergolakan 918-928M
5. Sultan makhdum Alaidin Malik Abdul Kadir Syah
Johan Berdaulat (928-932M)
6. Sultan Makhdum Alaidin Malik Muhammad Amin Syah
Johan Berdaulat (932-956M)
7. Sultan Maghdum Abdul Malik Ibrahim Shah Johan
Berdaulat (956-983)
2. Kerajaan
Samudra Pasai
Kerajaan Samudra Pasai Didirikan Oleh Maurah Selu
dengan gelar Sultan Al-Malikus Shalih (1261-1289M).Maurah Selu masih keturunan
Raja Perlak , Makhdum Sultan Malik Ibrharim Johan Berdaulat.
Raja-Raja
yang memimpin kerajaan Samudra Pasai adalah :
1. Sultan
Malik Azh-Zahir (1297-1326M)
2. Sultan
Mahmud Malik Azh-Zhahir (1326-1345M)
3. Sultan
MAnshur Malik Azh-zahir (1345-1346M)
4. Sultan
Ahmad Malik Azh-Zahir (1346-1383M)
5. Sultan
Zainal Abidin Malik Azh-Zahir (1383-1405M)
6. Sultan
Nahrasiyah(1405M)
7. Sultan
Abu Zaid Malik Azh-Zair (1455M)
8. Sultam
Mahmud Malik Azh-Zahir (1455-1477M)
9. Sultan
Zainal Abidin (1477-1500M)
10. Sultan Abdullah MalikAzh-Zahir (1500-1513M)
11. Sultan Zainal Abidin (1513-1524M)
Samudra
Pasai mengalami puncak kejayaan pada masa Sultan Malikuzh Zahir pada tahun
1345M , dan berakhir pada tahun 1524M ketika direbut oleh Kerajaan Aceh
Darussalam dibawah pimpinan Sultan Ali Mughhayat Syah .
3. Kerajaan
Aceh Darussalam
Kerajaan Aceh Darussalam Didirikan oleh Sultan
Ali Mughayat Syah Pada tahun 1524M,Peletak dasar Kerajaan Aceh Darussalam
Adalah Sultan Alaudin Riayat Syah.
Kerajaan Ini mencapai puncaknya pada masa
sultan Iskandar Muda (1608-1637M).Pada masanya Aceh menguasai selurug pesisir
timur dan barat Sumatra.setelah itu kedudukannya digantikan oleh Sultan
Iskandar Tsani yang memerintah lebih liberal.Pada masanya perkembangan ilmu
pengetahuan islam mengalami masa keemasannya . Akan tetati setalah ia meninggal
semua penguasanya dari kalangan perempuan (1641-1699M), yaitu Sultanah
Shafiyatuddin Syah,Zakiyatuddin Syah, dan NAqiyatudddin Syah sehingga kekuasaan
mengalami kelemahan , yang pada akhirnya pada abad ke -18 kebesarannya mulai
menurun.
4. Kerajaan
Siak (Islam)
Kerajaan
Siak terletak di kepulauan Riau Selat Malaka . Raja islam pertama adalah Sultan
Abdul jalil Rahmat Syah (1723-1746M).
Kerajaan
Siak , yaitu dizaman islam memiliki wilayah yang cukup luar dan bernaung di
bawah kekuasaan kerajaan siak, baik dalam penyebara agama islam maupun alam
menghadapi imperialisme portugis dan belnda . kerajaan siak memiliki peran yang
sangat besar .
5. Kerajaan
Islam Palembang Darussalam
Pada
awalnya Kesultanan Palembang termasuk dalam wilayah kekuasaan kesultanan Demak.
Sultan Pertama sekaligus pendiri kesultanan ini adalah Ki Gendeng Suro
(1539-1572M).
Pengetahuan
dan keilmuan islam berkembang sangat pesat dengan hadirnya ulama Arab yang
menetap di Palembang . Kesultanan Palembang menjadi transit ekspor lada karena
letaknya yang strategis.Salah satu peninggalan Kesultanan Palembang adalah
Masjid Agung Palembang Yang didirikan pada masa kepemimpinan Sultan Abdur
Rahman.
6. Kerajaan
Demak
Kerajaan
Demak didirikan oleh para walisongo . Dibawah pimpinan Sunan Ampel Denta.
Walisongo bersepakat mengangkat Raden Fatah sebagai raja pertama kerajaan
Demak. Ia mendapat gelar Senopati Jinbun Ngabdurrahman Panembahan Palembang
Sayidin Panatagaama.Raden Fatah dalam menjalankan pemerintahannya dibantu oleh
para wali.
Masa
pemerintahan Raden Fatah berlangsung kira-kira akhir abad ke-15 hingga awal
abad ke-16, Rden Fatah raja pertama Demak yang sangat berjasa dalam
pengembangan agama islam diwilayah daerah kekuasaannya. Ia digantikan oleh
anaknya yang bergelar Pati Unus (Adipati Yunus) yang terkenal dengan sebutan
Pangeran Sabrang Lor.
Sepeninggal
Patiunus digantikan oleh Sultan Trenggono yang dilantik oleh Sunan Gunungjati
yang diberi gelar Sultan Ahmad Abdul Arifin . Sultan Trenggono memerintah Tahun
1524-1546M. Pada masa ini Islam berkembang sampai ke Kalimantan Selatan . Dalam
penyerangan ke Blambangan Sultan Trenggono meninggal pada ytahun 1546M.
kedudukannya kemudian digantikan oleh adiknya Sultan Prawoto. Pada masanya
terjadi kerusuhan sehingga ia terbunuh .
Kemudian
kedudukannya digantikan oleh Joko Tingkir yang berhasil membunuh Arya
Panangsang .Pada masa inilah kerajaan Islam Demak dipindahkan ke Pajang.
7. Kerajaan
Pajang
Kerajaan
Pajang merupakan kelanjutan dari kerajaan Islam Demak. Kerajaan Pajang
didirikan oleh Jaka Tingkir yang berasal dari Pengging. Ia adalah menantu
Sultan Trenggono yang diberi kekuasaan di Pajang. Setelah Ia mengambil alih
kekuasaan dari tangan Aria Panangsang pada tahun 1546M, seluruh kebesaran
kerajaan dipindahkan ke Pajang , dan ia bergelar Sultan Hadi Wijaya.
Pada
masa kekuasaan Sultan Hadiwijaya , ia berusaha memperluas wilayah kekuasaannya
kepedalaman kearah timur sampe ke Madiun. Pada tahun 1581M ia mendapat
pengakuan dari raja-raja di Jawa sebagai Raja Islam.
Sepeninggal
Sultan Hadiwijaya 1587M kedudukannya digantikan oleh Aria Panggiri ,anak Sunan
Prawoto. Sementara anak Sultan hadiwijaya, yaitu pangeran Bewono diberi
kekuasaan di Jipang.
8. Kerajaan
Mataram Islam
Kerjaan
Islam Mataram didirikan oleh panembahan Senopati. Senopati berkuasa sampai
tahun 1601M. Sepeninggalnya ia digantikan oleh putranya yang bernama Mas Jolang
yang terkenal dengan Sultan Seda Ing Krapyak yeng memerintah sampai tahun
1613M. Sultan Seda Ing Krapyak kemudian digantikan oleh Sultan Agung yang
bergelar Sultan Agung Hanyokrokusuma Sayidin Panataagama Khalifatullah ing
Tanah Jawi (1613-1646M).
Pada
masa pemerintahan Sultan Agung inilah kontak bersenjata dengan VOC mulai
terjadi. Pada tahun 1646M, Sultan Agung digantikan oleh putranya , yaitu
Amangkurat 1, Pada masanya terjadi perans saudara dengan Pangeran Alit yang
mendapat dukungan dari pala ulama.Akibatnya antara pendukungnya dibantai pada
tahun 1647M. Pemberontakan-pemberontakan seperti itulah yang meruntuhkan
Kerajaan Islam Mataram.
9. Kerajaan
Cirebon
Kerajaan
Islam Cirebon merupakan Kerajaan Islam pertama di daerah Jawa Barat. Kerajaan
ini didirikan oleh Sunan Gunungjati.
Dari
Cirebon , Gunungjati mengembangkan ajaran Islam kedaerah-daerah lain di Jawa
Barat, seperti Majalengka, Kuningan , Galuh, Sunda Kelapa dan Banten.
Setelah
Sunan Gunungjati wafat ia digantikan oleh cicitnya yang bergelar Pangera Ratu
atau Panembahan Ratu . Panembahan Ratu wafat pada tahun 1650 M dan digantikan
oleh putranya yaitu Panembahan Giriliya.. Sepeninggalnya kesultanan Cirebon diperintah
oleh dua orang putrnya , yaitu Martawijaya atau Panembahan Sepuh yang
memerintah Kesultanan Kesepuhan dengan gelar Syamsuddin , dan Kartawijaya atau
Panembahan Anom yang memerintah Kesultanan Kanoman dengan gelar Badrudin.
10. Kerajaan Banten
Kerajaan
Islam Banten didirikan oleh Sunan Gunungjati . Setelah Sunan Gunungjati
menaklukan Banten pada tahun 1525 M . ia kembali ke Cirebon , dan
kekuasaannya diserahkan kepada anakanya yaitu Sultan Hasanuddin.
Pada
tahun 1568 M , ketika kekuasaan Demak beralih ke Pajang, Sultan Hassanudin
memerdekakan Banten. Ketika Ia meninggal pada tahun 1570 M , kedudukannya
digantikan oleh putranya yaitu Pangeran Yusuf.
Setelah
Pangeran Yusuf meninggal pada tahun 1580 M, ia digantikan oleh putranya , yaitu
Maulana Muhammad yang masih muda. Maulana Muhammad bergelar Kanjeng Ratu
Banten. Mulana Muhammad meninggal pada tahun 1596 M dalam usia 25 tahun .
setelah itu kedudukannya digantikan oleh anaknya yang masih kecil bernama Abdul
Mufakir Mahmud Abdul Qadir . Ia memerintah secara resmi pada tahun 1638 M.
11. Kerajaan Sukadana ( Kalimantan Barat )
Kerajaan
Sukadana terletak dibarat daya Kalimantan . Sekitar tahun 1590 M , Sukdana
berada di bawah pengaruh Kerajaan Demak . Raja Sukadana berada dibawah pengaruh
Kerajaan Demak. Raja Sukadana yang pertama masuk islam adalah Giri Kusuma.
Raja-raja sukadana yang banyak berjaa dalam penyiran islam dikalimantan adalah
:
1. Giri Kusuma yang menjadi raja pada tahun 1590
M.
2. Sultan Muhammad Safrudin yang meninggal pada
tahun 1677 M .
Pada
tahun 1725 M , Kerajaan Islam Sukadana melepskan didi dari pengaruh Kerajaan
Demak . Sukadana runtuh ketika penjajah Belana mulai menguasai Kalimantan tahun
1787 M . kerajaan Sukadana berdiri selama 1 abad.
12. Kerajaan Banjar ( Abad ke-16)
Kesultanan
Banjar merupakan kesultanan Islam yang terletak di Kalimantan bagian
Selatan. kesultanan ini awalnya bernama Daha, sebuah kerajaan Hindu yang
berubah menjadi kesultanan Islam . Kesultanan Banjar berdiri pada tahun 1595 M
dengan penguasa pertama Sultan Ardiansyah. Islam masuk ke kewilayah ini pada
tahun 1470 M , bersamaan dengan melemahnya kerajaan Majapahit di Pulau Jawa.
Kesultanan
banjar mengalami kemunduran dengan terjadinya pergolakan masyarakat yang
menentang pengankatan pangeran Tamijidillah (1857-1859 M ). Sebagai Sultan oelh
Belanda. Pada tahun 1859-1905 M , terjadi perang Banjar yang dipimpin oleh
Pangeran Antasari ( 1809-1862 M ) melawan Belanda. Akibat Perang ini Belanda
menghapuskan Kesultanan Banjar pada tahun 1860 M . Peninggalan sejarah
Kesultanan Banjar dapat dilihat dari bangunan masjid di Desa kuin, banjar Barat
( Bnjarmasin) yang dibangun pada masa pemerintahan Sultan Tamjildillah.
13. Kerajaan Goa ( Makasar)
Kerajaan
Gowa awalnya merupakan kerajaan Non-islam . Raja Goa yang pertama amsuk Islam
adalah Karaeng Toniggalo. Setelah masuk Islam , ia bergelar Sultan Alaudin
Awwalul Islam , kemudian Kerajaan Goa ( Makasar) dinyatakan sebagai kerajaan
Islam Makassar pada tahun 1603 M. Sultan Alauddin Awwalul Islam sejak 1591-1638
M .
Kerajaan
Makassar berdiri kurang lebih 65 tahun , sejak diproklamirkan oleh Sultan
Alaudin Awwalul Islam tahun 1603- 1669 M.
14. Kerajaan Bugis
Raja
bugis yang pertama masuk Islam adalah Lamdu Sadat . Setelah ia mangkat
digantikan oleh putranya bernama Apu Tanderi.
Kerajaan
Bugis meliputi Wajo, Sopeng, Sindenrengi, Tanette dll. Ibukotanya adalah Luwu.
Kerajaan ini berdiri semasa dengan Kerajaan Islam Goa yang berpusat di
Makassar.
15. Kerajaan Ternate
Raja
Ternate yang pertama masuk Islam adalah Raja Gapi Bugana atas ajakan
Maulana Husain . Rahja Gapi Baguna memrintah dari tahun 1465-1486 M. setelah ia
mangkat namanya dikenal sebagai Raja Marhum.
Setelah
Raja Marhum meninggal digantikan oleh putranya bernama Zainal Abidin Sultan
ternate. Pada tahun 1459 m , ia merantau ke Jawa belajar agama Islam kepada
Sunan Giri dan urusan memerintah diserahkan kepada wakilnya.
Pada
masa ternate dibawah kekuasaan Sultan Khairun , pada tahun 1564 M diadakan
perjanjian dengan portugis bahwa ternate dibawah lindungan kerajaan Portugis.
Pengganti
Sultan Khairun adalah Sultan Babullah (1570-1583 M ) . Sultan Babullah
melakukan perang secara total terhadap Portugis , Pada tahun 1575 M , terjadi
peperangan antara terntara tentara Ternate dan Portugis dan dimengkan
oleh Ternate. Sepeninggal Sultan Babullah digantikan oelh anaknya
Saiduddin Barakat.
16. Kerajaaan Tidore
Wilayah
kerajaan Tidore meliputi sebagian Harmahera , pantai barat Irian Jaya , dan
sebagia Kepulauan Seram . Raja Tidore yang pertama kali masuk Islam adalah
Cirali Lijtu , yang kemudian berganti nama menjadi Jamaludiin. Setelah
Sultan Jamaluddin meninggal , digantikan oleh putranya Sultan Mansur.
17. Kerajaan Bacan
Pada tahun 1521 M , Raja BAcan yang
memrintahkan negeri ini masuk Islam , namanya diganti menjadi Sultan
Zainul Abidin . Wilayah Kerajaan Bacan meliputi kepulauan Bacan , Obi , Waigeo
, Salawati dan misool .
18. Kerajaan Jailolo
Raja jailolo yang pertama masuk
Islam adalah Raja yang ke-9 . Setelah masuk Islam namanya Berganti menjadi
Sultan Hasanuddin. Kerajaan Islam Jailolo ini berdiri pada tahun 1521.
19. Kesultanan Buton ( Abad ke-16)
Kesultanan Buton merupakan
kerajaan Islam yang terletak di pulau Buton , Sulawesi bagian Tenggara .
Penyebaran Islam secara luas dilakukan oleh Syaikh Abdul Wahid bin Syarif
Sulaiman Al-Pathani , seorang ulama dari kesultanan Johor asal Pathani.
20. Kesultanan Kutai (Abad ke-16)
Kesultanan kutai terletak
disekitar Sungai Mahakam bagian Timur.Islam berkembang pada kepemimpinan Aji
Raja Mahkota (1525-1600 M). penyebaran Islam dilakukan oleh seorang mubaligh
bernama Said bin Muhammad bin Abudullah bin Abu Bakar Al-Wars . Kesultanan ini
mengalami puncak kejayaan pada masa Kesultanan Aji Sultan Muhammad Salehuddin
(1780-1850 M ) . kesultanan Kutai mengalami kemunduran setelah Aji Sultan
Muhammad Salehuddin meninggal dunia
21. Kesultanan Bima
Kesultanan Bima adalah kerajaan
Islam yng terletak di Pulau Sumbawa bagian Timur . Kesultanan Bima berubah
menjadi Kesultanan Islam pada tahun 1620 setelah Rajanya La Ka’I memeluk Islam
dan mengganti namanya Sultan Abdul Khair. Pada masa pemerintahan Sultan Abdul
Khair Sirajuddin (1640-1682 ) , Kesultanan Bima menjadi pusat penyebaran islam
kedua di Timur Nusantara setelah Makassar. Kesultanan Bima berakhir pada masa
1951, ketika Muhammad Salahuddin , sultan terakhir wafat.[7]
BAB
III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Islam masuk ke Indonesia sudah semenjak abad 1hijriyah (abad ke-7M). Dan
langsung dari Arab. Daerah yang pertama didatangi oleh Islam yaitu Pesisir
Sumatra, dan setelah itu terbentuknya masyarakat Islam, dan raja Islam pertama
berada di Aceh.
Perkembangan Islam secara lebih besar pada abad ke-12 M
yang dibawa oleh para mubaligh Islam, disamping menyebarkan Islam, mereka juga
sebagai saudagar dari Arab, Gujarat serta penduduk pribumi sendiri. Menurut
para sejarawan, Islam masuk Indonesia melalui berbagai jalur, sehingga dapat
diterima dengan cepat oleh masyarakat Indonesia. Adapun faktor yang
menyebabkan Islam cepat berkembang di Indonesia: faktor Agama, ekonomi dan
Politik.
Ada beberapa kesultanan islam diluar indonesia yang juga
berkembang dengan baik pada masa itu, antara lain :
1.
Kesultanan Malaka (Abad ke-15)
2.
Kesultanan Malaka
3.
Kesultanan Islam Pattani (Abad ke-15)
4.
Kesultanan Islam Sulu (Abad ke-15).
5.
Kesultanan Johor (Abad ke-16)
DAFTAR PUSTAKA
Munir Amin,
Samsul. 2010. Sejarah Peradaban Islam. Jakarta: Amzah.
http://www.dhanhariz.esy.es/2015/04/sejarah-masuknya-islam-di.html
di akses pada 19/03/17 pukul 11: 00 wib.
Mundzirin Yusuf,
Sejarah Peradaban Islam di Indonesia Cet1 (Yogyakarta: Penerbit Pustaka,
2006)
PROFIL PENULIS
Nama : A. Bahrul Ulum
Tempat Tanggal Lahir : Pekalongan,25 Febuari 1998
Alamat : Setono ,Pekalongan Timur
Asal sekolah : SMK dwija praja pekalongan
Nama : Shinta Arum Sari
Tempat Tanggal Lahir :
Pemalang 22 Oktober 1998
Alamat : Ds.Kebandaran Kec.Bodeh
Kab.Pemalang
Asal Sekolah : Smk
Muhamadiyah Kajen
Nama
:Enggeline Anggun Ningtyas
Tempat Tanggal Lahir :Pemalang ,09 Mei 1998
Alamat :Ds.Kendaldoyong
RT 07/01 Kec.Petarukan Kab.Pemalang
Asal Sekolah :SMAN 1 Petarukan
[1]
Samsul munir Amin, Sejarah Peradaban Islam,cet 2(Jakarta:Amzah,2010),hlm.301
[2]
Mundzirin Yusuf, Sejarah Peradaban Islam di Indonesia Cet1 (Yogyakarta:
Penerbit Pustaka, 2006), hlm. 33
[3]
Samsul Munir Amin, Op cit, hlm. 306-308
[4]
Samsul Munir Amin, Op cit, hlm. 313
[5]
Samsul Munir Amin, Op cit. 316-319
[6]
Samsul Munir Amin, Op cit. 325-330
[7]
Samsul Munir Amin, Op cit.330-344
Tidak ada komentar:
Posting Komentar