INVESTASI AMAL SHOLEH
“HUKUM KEKEKALAN AKSI
REAKSI AMAL”
( Q.S. Al-Isra’ Ayat 7 )
Irtifa’ul Izza (2021115152)
Kelas
D
JURUSAN TARBIYAH/PAI
INSTITUT AGAMA ISLAM
NEGERI (IAIN) PEKALONGAN
2017
KATA PENGANTAR
Puji
dan syukur selalu kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang senantiasa
melimpahkan rahmat, taufik , hidayah, serta inayah Nya sehingga kami dapat
menyelesaikan penyusunan makalah materi mata kuliah Tafsir Tarbawi II yang
berjudul “Hukum Kekekalan Aksi Reaksi Amal”.
Dalam
makalah dengan judul “Hukum Kekekalan Aksi Reaksi Amal ” akan membahas tentang
Tafsir dari surat Al-Isra’ ayat 7, Implementasinya dan Aspek Tarbawi”
Teriring
ucapan terima kasih kepada Bapak Muhammad Hufron, M.S.I. selaku pembimbing kami
dalam pembelajaran mata kuliah Tafsir Tarbawi II , juga kepada semua pihak yang
telah memberikan bantuan serta motivasi kepada kami dalam menyelasaikan makalah
ini.
Kami
menyadari bahwa dalam makalah ini masih banyak terdapat kekurangan dan masih
jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat
membangun guna perbaikan dan peningkatan kualitas makalah di masa yang akan
datang dari pembaca adalah sangat berharga bagi kami.
Demikianlah
makalah ini kami susun, semoga bisa bermanfaat bagi kita semua serta menjadi
tambahan referensi bagi penyusunan makalah dengan tema yang sama di waktu yang
akan datang. Semoga bermanfaat.Aamiin.
Pekalongan,17
Maret 2017
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Waktu adalah upaya untuk meningkatkan
kinerja dan amal sholeh, tetapi yang terpenting , kita perlu ketahui bahwa
setiap detik yang sudah kita lewati mustahil dapat diganti dan diulangi. Sebab
itu, beruntunglah orang-orang yang kualitas keimanan dan amal sholeh mereka
pada hari ini lebih baik dari kemarin.
Waktu bisa berakibat kerugian besar di
dunia dan di akhirat. Sebaliknya, berhasil mengatur waktu dengan baik,
insyaallah akan berhasil baik pula dalam kehidupan didunia yang singkat ini dan
juga kehidupan akhirat yang abadi.
Kita harus beriorentasi membangun visi
hidup akhirat. Kehidupan yang abadi dan sesungguhnya yang kita dambakan itu
adalah di akhirat kelak. Kehidupan dunia ini hanya jembatan kita menuju
kehidupan akhirat. Hidup di dunia ini hanya ladang amal sholeh kita sebagai
investasi yang akan kita petik keuntungannya besar-besaran di akhirat kelak.
B.
Tema dan Judul
Tema : Investasi Amal Sholeh
Judul : Hukum Kekekalan Aksi
Reaksi Amal
C.
Nash : QS. Al-Isra’ :7
اِنْ اَحْسَنْتُمْ اَحْسَنْتتُمْ لِاَنْفُسِكُمْ ۚ وَاِنْ اَسَأْتُمْ فَلَهاَ ۚ فَاِﺫَجَآءَ
وَعْدُالاٰخِرَةِ لِيَسُٓؤٗا وُجُوْهَكُمْ وَلِيَدْخُلُوا المَسْجِدَ كَمَا دَخَلُوْهُ
اَوَّلَ مَرَّةٍ وَلِيُتَبِّرُوْاماَ عَلَوْا تَتْبِيْرًا (٧ )
Artinya:
“Jika kamu berbuat baik adalah kebaikan itu untuk dirimu sendiri dan jika kamu
berbuat jahat, maka itupun untuk (celaka) kamu juga. Maka jika datang (pula)
janji yang akhir, niscaya akan masuk pula mereka memburukan muka-muka kamu, dan
mereka akan masuk lagi kemasjid, sebagaimana mereka masuki dia pertama kali
(dahulu), dan supaya mereka hancurkan kamu, selagi mereka berkuasa,
sehancur-hancurnya.[1]
D.
Arti penting dikaji
Dalam surat
Al-Isra’ ayat 7 ini mengapa penting untuk dikaji karena berkaitan dengan amal
perbuatan kita sehari-hari. Dunia ini yang ditinggali adalah dunia aksi dan
reaksi. Bila kalian berbuat baik, niscaya kebaikan pula yang akan kita saksikan
dan bila keburukan yang kalian lakukan, maka keburukan pula yang akan kalian terima.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Teori
1.
Hukum Kekekalan Aksi Reaksi
Hukum kekekalan
energi mengatakan bahwa sebuah energi tidak dapat diciptakan melainkan dapat
diubah atau berpindah dalam bentuk energi yang lain. Demikian Albert Einstein
pernah menyatakan “Termasuk dalam kategori energi adalah segala perilaku yang
kita kerjakan dalam kehidupan sehari-hari, termasuk langkah yang kita ayunkan,
tutur kata yang kita ucapkan, senyum yang kita berikan bahakan niat yang
terlintas dalam hatipun merupakan bentuk-bentuk energi.”
Senada dengan Einstein, Sir Isaac Newton ke 2 bahwa “Percepatan
yang ada pada suatu benda bergerak sebanding dengan resultan gaya yang
diberikan”. Jika disederhanakan maka Hukum Newton yang ke 2 akan berbunyi ;
aksi=reaksi.
Apapun aksi
(energi) yang kita berikan pastinya akan menghasilkan reaksi (balasan) yang
sebanding. Artinya, setiap amal perbuatan yang kita lakukan di dunia memiliki
dampak yang akan kembali kepada diri kita sendiri. Maka kalau kita menginginkan
dampak yang baik tentunya kita harus melepaskan energi yang baik dalam hidup
ini.
Rupanya berbagai hukum fisika yang
telah dikemukakan oleh Einstein, Newton dan para pakar lainnya telah ada
didalam Al-Qur’an bahkan Allah berulangkali menegaskan bahwa barangsiapa yang
berbuat kebaikan, apapun bentuk kebaikan itu maka Allah akan memberikan
balasannya. Dan balasan kebaikan itu akan kembali kepada yang berbuat baik.
Demikian pula sebaliknya, barangsiapa yang berbuat kejahatan sekecil apapun
maka kejelekan itu akan kembali kepada orang yang beerbuat jahat.
Ketika kita menolong orang lain, meringankan beban penderitaan
orang yang berkesusahan maka disaat yang sama berarti kita telah memancarkan
energi positif berupa kebaikan. Dan
energi postif berupa kebaikan yang kita lepaskan tidak akan pernah sirna dari
muka bumi, bahkan ia kan tetap kekal abadi dan akan kembali kepada kita dalam
bentuk energi positif yang lain. Bentuknya bisa saja sama, yaitu akan ada yang
memberi pertolongan kepada kita disaat kita sedang ditimpa kesusahan, atau
mungkin saja berupa ketentaman jiwa, kedamaian, keselamatan, keberkahan dalam
hidup, dimudahkan setiap urusan oleh Allah dan lain sebagainya.[2]
2.
Pengertian amal sholeh
Teminologi amal
sholeh hanya didapat apabila kita melakukan pembahasan tentang perilaku manusia
yang berhubungan dengan keislaman, yang berarti suatu perbuatan (diam atau
bergerak) yang dialakukan oleh seseorang sebgai sebuah sikap yang terbentuk
akibat stimulus nilai-nilai religi (islami), yang hasilnya dapat dirasakan (langsung
atau tidak langsung) oleh individu yang bersangkutan atau masyarakat.[3]
Pengertian amal
dalam pandangan Islam adalah setiap amal sholeh atau setiap perbuatan kebajikan
yang diridhai oleh Allah SWT, setiap amal sholeh yang diberikan kepada orang
lain, maka Allah akan mengembalikannya kembali, melebihi apa yang ia amalkan
(berikan).[4]
B.
Tafsir QS. Al-Isra’ : 7
1.
Tafsir Al-Azhar
Inilah
kerusakan hebat kedua kali yang dibawa Bani Israil , yang membawa perpecahan
yang paling hebat dalam sejarah agama. Karena bencinya kepada Nabi Isa dan
Ibunya, mereka tuduh dengan tuduhan
hina.
Maka pengikut-pengikut Isa, karena dari terlalu sayang kepada Isa
menentang tufuhan itu dengan memandang Isa Almasih pula sebagai Tuhan atau anak
Allah.
Dengan keras dan penuh kebencian mereka mengatakan Nabi Isa
memamgtelah mati karena mereka salib, padahal bukan dia yang mereka salib. Maka
murid-muridnya pun dengan penuh cinta menyatakan bahwa dihari ketiga beliau
telah bangun dari kubur, dan beberapa hari kemudian telah naik kelangit.
Kemudian tampilah Isa menda’wakan dirinya telah diangkat Nabi Isa menjadi
Rasul, namanya Paulus. Dia membawa pula ajaran-ajaran yang sama sekali berbeda
dari ajaran Nabi Isa, tetapi dikatakannya ajarannya itulah ajaran Isa yang
sebenarnya! Yaitu bahwa Tuhan adalah satu, tetapi tiga . Dan tiga, tetapi satu
yang sama kedudukannya. Yaitu sang Bapa itulah Allah sendiri. Sang Putera,
itulah Isa Al masih dan Rahul Qudus! Inilah kerusakan kedua kali, yang lebih
hebat dari yang pertama, yang sampai sekarang meliputi dunia, gara-gara Bani
Israil. Sejak itu Yerusalem mulailah dibawah perintah Roma-Nashrani. Dan
berlaku lagilah tindasan kepada orang Yahudi, pengusiran dan sebaginya. Dan
hilanglah untuk selamanya kebesaran Bani Israil.
Tetapi pengharapan akan bangun kembali masih ada. Sebab di dalam
Taurat dan Kitab-kitab Nabi disebutkan bahwa seorang Nabi akhir zaman akan
bangkit, mereka namai Messias. Dan pengharapan ini kerap kali mereka terangkan
kepada orang-orang Yatsrib. Tetapi Nabi itu rupanya tidaklah timbul dikalangan
Bani Israil lagi, melainkan dikalangan Bani Ismail, yaitu Muhammad SAW.[5]
2.
Tafsir Al-Mishbah
Jika kamu berbuat baik
yakni taat serta mengikuti tuntunan
Allah dan Rasul-Nya , maka itu berarti kamu berbuat baik bagi diri kamu
sendiri dan jika kamu berbuat jahat maka bagi diri kamu sendiri juga, dan
apabila datang saat hukuman bagi kejahatan yang kedua yang kamu
lakukan dari kedua kejahatan yang telah Kami tetapkan dalam al-Kitab itu, Kami
datangkan orang-orang lain untuk menyiksa, membunuh dan menghina kamu sehingga
akhirnya bekas dan dampak buruk apa yang meraka lakukan itu menyuramkan
wajah-wajah kamu akibat kesedihan dan penderitaan yang kamu dan atau
keluarga kamu alami dan mereka masuk kedalam masjid yakni Baitu
al-Maqdis dimana terdapat bangunan perbadatan yang diselesaikannya oleh Nabi
Sulaiman a.s. Mereka memasukinya sebagimana mereka yakni musuh-musuh
kamu memasukinya pada kali pertama guna menghancurkan dan menyiksa kamu akibatnya
mereka membinasakan apa yang terdapat disana dengan pembinasaan sempurna
yakni menghancurkannya sampai habis.[6]
3.
Tafsir Al-Maraghi
Jika kalian
berbuat baik , kamu taat kepada Allah dan senantiasa melakukan perintah serta
meninggalkan larangan-Nya , berarti kamu memberi manfaat kepada dirimu sendiri.
Karena dengan demikian, kamu memberi manfaat kepada dirimu di dunia dan di
akhirat. Dan kalau kalian bermaksiat kepada Tuhanmu dan melakukan apa yang Dia
larang, berati kalian menyusahkan diri sendiri. Maka apabila datang saat
ditimpakannya hukuman pada kali yang terakhir dari dua kali kamu berbuat
kerusakan dimuka bumi, maka Kami pun membangkitkan kepada musuh-musuhmu supaya
membuat kesusahan dan kesedihan yang tampak pada wajah kalian. Dan supaya
musuh-musuh itu masuk ke dalam dengan melakukan penindasan, penjajahan dan
penghinaan terhadap kalian, sebagaimana dulu pernah masuk pada kali yang
pertama, dan supaya kamu hancurkan apa yang telah kamu simpan dan kumpulkan
sehancur-hancurnya, sehingga tidak tersisa sedikit pun. [7]
C.
Implementasi
Setiap amal
kebajikan sekecil apapun pasti akan diperlihatkan dan mendapat balasan dari
Allah. Dan sebaliknya, setiap amal kejahatan sekecil apapun akan diperlihatkan
dan akan beroleh balasan dari Allah pula. Setiap energi positif berupa amal
sholeh yang kita pancarkan maupun energi negatif yang kita lepaskan tidak akan
pernah sirna, ia kekal dan abadi.
D.
Aspek Tarbawi
1)
Perbuatan buruk dan baik yang kita lakukan tidak akan merugikan
atau menguntungkan Allah dan perlu dicamkan hasilnya kembali kepada diri kita
sendiri.
2)
Sunnah Ilahi tetap konstan terkait sejarah dan masyarakat. Setiap
orang yang melakukan kerusakan bakal binasa.[8]
BAB III
PENUTUP
Surat Al-Isra’
ayat 7 ini menerangkan bahwa dunia ini adalah dunia aksi dan reaksi . Bermula
dari kerusakan hebat yang dibawa oleh Bani Israil , yang membawa perpecahan
yang paling hebat dalam sejarah. Sebagaimana mereka berbuat kerusakan sehingga
akibatnya mereka binasa dengan pembinasaan yang sempurna.
Di dalam
Al-Qur’an Allah berulangkali menegaskan bahwa barangsiapa yang berbuat
kebaikan, apapun bentuk kebaikan itu maka Allah akan memberikan balasannya. Dan
balasan kebaikan itu akan kembali kepada yang berbuat baik. Demikian pula
sebaliknya, barangsiapa yang berbuat kejahatan sekecil apapun maka kejelekan
itu akan kembali kepada orang yang beerbuat jahat.
Setiap amal perbuatan
yang kita lakukan di dunia memiliki dampak yang akan kembali kepada diri kita
sendiri. Maka kalau kita menginginkan dampak yang baik tentunya kita harus
melepaskan energi yang baik dalam hidup ini.
DAFTAR PUSTAKA
Prof.Dr.Hamka.1982.Tafsir Al-Azhar Juz XV.Surabaya:Yayasan
Latimojong
Sastrahidayat,Ika Rochdjatun.2009.Membangun Etos Kerja dan
Logika Berpikir Islami.Malang:UIN
Malang Press
Shihab,M.Quraish.2002.Tafsir Al-Mishbah Juz XV.Jakarta
Lentera Hati
Al-Maraghi,Ahmad Mustofa.1998.Tafsir Al-Maraghi Juz XV.Semarang:PT.Karya
Toha Putra
PROFIL
Nama : Irtifa’ul
Izza
Nim : 2021115152
TTL : Pekalongan,
25 Mei 1997
Alamat : Wiradesa
RT 15/RW 03 No.7 Kec. Wiradesa Kab.Pekalongan
Riwayat
Pendidikan:
· SD N 02
Wiradesa Lulus 2009
· SMP N 1
Wiradesa Lulus 2012
· MAS Simbang
Kulon Lulus
2015
· IAIN Pekalongan
2015-sekarang masih
berjuang .
[1] Prof.Dr.Hamka,Tafsir
Al-Azhar Juz XV,(Surabaya:Yayasan Latimojong,1982),hlm.26
[2] http://googleweblight.com/?lite_url=http://sikmanjutakinka.blogspot.com/ diakses pd tgl
15 Maret 2017 Pukul 11.54 Wib.
[3] Ika Rochdjatun
Sastrahidayat,Membangun Etos Kerja dan Logika Berpikir Islami,(Malang:UIN
Malang Press,2009),hlm.9
[4] http://indonesian.irib.ir/islam/al-quran/item/87959-tafsir-al-quran diakses pd tgl
15 Maret 2017 Pukul 12.01 Wib.
[5]Prof.Dr.Hamka,Op.cit.
hlm.26-27
[6]M.Quraish
Shihab,Tafsir Al-Mishbah Juz XV,(Jakarta Lentera Hati,2002),hlm.415
[7]Ahmad Mustofa
Al-Maraghi,Tafsir Al-Maraghi Juz XV,(Semarang:PT.Karya Toha Putra,1998
[8] http://imronmahmud.com/memancarkan-energi-positif-dengan-amal-shalih/ diakses pd tgl
15 Maret 2017 Pukul 11.49 Wib.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar