Laman

new post

zzz

Minggu, 02 April 2017

tt2 b7a (Awali Aktivitas dengan Nama Tuhan) Qs. Al-alaq ayat 1

“PENDIDIKAN KARAKTER RELIGIUS”
(Awali Aktivitas dengan Nama Tuhan)
Qs. Al-alaq ayat 1

M. KHAFIFUDIN (2021115147) 
Kelas B

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) PEKALONGAN
2017




KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT , karena dengan Rahmat, karunia, serta Taufik dan hidayah-Nya saya dapat menyelesaikan makalah tentang “AWALI AKTIVITAS DENGAN NAMA TUHAN” . Kami sangat berterima kasih kepada bapak Muhammad Ghufron, M.S.I selaku Dosen mata kuliah tafsir tarbawi II di IAIN pekalongan yang telah membimbing saya untuk menyelesaikan tugas ini.
            Saya sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai ibadah kepada Allah, saya menyadari sepenuhnya bahwa di makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, saya berharap adanya kritik saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah saya buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa adanya saran yang membangun.
 Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya, sebelumnya saya memohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan saya memohon kritik dan saran yang membangun dari Bapak dosen dan para pembaca yang budiman demi perbaikan makalah ini di waktu yang akan datang.





                                                                                    Pekalongan, 1 April 2017

                                                                                                Penulis



BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Dalam keseharian kita tentunya selalu melakukan kegiatan dan aktivitas, tanpa kegiatan dan aktivitas kehidupan kita akan hampa, hambar dan tidak produktif. Kegiatan tersebut bisa dilakukan dimana saja, di rumah, di kantor, di jalan, di warung, di pasar, di sekolah dan ditempat-tempat lainnya. Dan bagi orang beriman kegiatan atau aktivitas adalah sarana menebar kebajikan, baik kata maupun perbuatan selalu meberikan kebaikan pada dirinya dan orang lain. Bukankah Rasulullah SAW mengumpamakan jati diri seorang muslim seperti ekor lebah. Makanan yang dimakan adalah baik dan yang dikeluarkan pun baik, lebah hinggap atau tinggal tidak pernah merusak yang lainnya. Namun kadangkala kebanyakan dari kita tidak sadar memulai segala aktivitas atau kegiatan tanpa menucapkan membaca kalimat bismillah, padahal diterima atau tidak amal perbuatan seseorang bergantung pada kalimat tersebut.

B.    Nash dan Arti Q.S Al-Alaq ayat 1
اقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِي خَلَقَ
“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang Menciptakan”

C.    Judul Makalah
Judul yang akan saya bahas disini adalah tentang “AWALI AKTIVITAS DENGAN NAMA TUHAN”





D.    Arti Penting Mengkaji
Pentingnya mengkaji ayat ini adalah agar setiap aktivitas yang kita lakukan di awali atas nama Allah karena jika seseorang memulai suatu pekerjaan dengan nama Allah, maka pekerjaan tersebut akan menjadi baik atau paling tidak akan terhindar dari godaan nafsu, dorongan ambisi atau kepentingan pribadi. Dengan menyebut nama Allah diharapkan suatu amal akan bernilai abadi dan pelakunya akan mampu mencontoh Tuhan dalam sifat-sifatNya sesuai dengan kemampuan dirinya sebagai makhluk.























BAB II
PEMBAHASAN

A.    Teori aktivitas dan bismillah
1.     Pengertian Aktivitas
              Aktivitas  dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah keaktifan, kegiatan-kegiatan, kesibukan atau salah satu kegiatan kerja yang dilaksanakan tiap bagian dalam tiap suatu organisasi atau lembaga (Dep.Pendidikan dan Kebudayaan, 2005: 23). Dalam kehidupan sehari-hari banyak sekali aktivitas, kegiatan, atau kesibukan yang dilakukan manusia. Berarti atau tidaknya kegiatan tersebut tergantung pada individu tersebut. Menurut Samuel Soeitoe dalam bukunya Psikologi Pendidikan II mengatakan bahwa aktivitas tidak hanya sekedar kegiatan, tetapi aktivitas dipandang sebagai usaha mencapai atau memenuhi kebutuhan (Samuel, 1982: 52).[1]
2.     Pengertian Bismillah
            Kata Bismillah yang umumnya diartikan “Dengan nama Allah” selalu kita ucapkan di kala kita melakukan sholat atau sebelum kita melakukan suatu pekerjaan. Banyak sekali hadis yang menganjurkan kita kita untuk selalu mengucapkan kata Bismillah sebelum kita melakukan suatu pekerjaan. Seperti diriwayatkan oleh Muslim dalam sahihnya bahwa Rasullullah SAW pernah berkata kepada Umar bin Abu Salamah ketika ia masih diasuh Rasullullah SAW di masa kecilnya, “Ucapkanlah Bismillah, makanlah dengan tangan kananmu dan makanlah apa yang berada di dekatmu”. Bahkan ulama mewajibkan kita untuk membaca Bismillah sebelum makan.
        Dalam kitab tafsir Mariful Qur’an, Mufti Shafi Usmani RA memberikan analisa secara bahasa tentang makna kata bismillah. Menurut beliau kata bismillah terdiri dari 3 suku kata ba, ism dan Allah. Kata ba memiliki 3 konotasi dalam bahasa Arab:
1.     Mengekspresikan kedekatan antara dua benda yang satu dengan lainnya hampir tidak memiliki jarak.
2.     Mencari pertolongan dari seseorang atau sesuatu
3.     Mencari berkah dari seseorang atau sesuatu
       Kata ism secara sederhana diartikan sebagai nama. Sedangkan kata Allah merupakan gabungan dari kata Al dan Ilah. Kata Al mempunya fungsi definitif dalam bahasa Arab yaitu untuk menunjukkan sesuatu yang khusus sedangkan kata Ilah mengandung arti sesuatu yang disembah. Kata Allah juga mengacu kepada suatu zat atau esensi yang tidak bisa dinisbahkan kepada yang lain melainkan hanya kepada Allah sendiri. Kata Allah juga merupakan bentuk tunggal yang tidak mempunyai bentuk dual atau jamak hal ini untuk menguatkan makna keesaan pada Allah. Singkatnya kata Allah mengandung atribute atribute kesempurnaan.[2]
B.    Tafsir Surat Al-Alaq ayat 1
1.     Tafsir Al-Qurthubi
Mengenai ayat ini  hanya dibahas satu masalah saja yaitu :
Firman Allah SWT    اقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ  “Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu.” Yakni, bacalah ayat-ayat Al-Qur’an yang diturunkan kepadamu dan awali bacaan itu dengan menyebut nama Tuhanmu, yakni dengan menyebut bismillah pada setiap permulaan surat.
Oleh karena itu huruf ba’ pada kata     بِاسْمِ       dianggap menempati tempat nashab karena berposisi sebagai keterangan.
Namun ada juga yang berpendapat bahwa huruf ba’ tersebut bermakna ‘ala (atas), yakni atas nama Tuhanmu. Kedua kata bantu tersebut (huruf ba’ dan kata ‘ala) bermakna hampir sama, terkadang dapat dibaca dengan bi ismillah, atau terkadang dapat juga dibaca dengan ‘ala ismillah.
Dengan prediksi seperti ini maka maf’ul kalimat tersebut tidak disebutkan, seharusnya adalah : iqra’ Al Qur’an bismi rabbika (bacalah Al Qur’an, dan awalilah bacaan itu dengan menyebut nama Tuhanmu).
Lalu ada juga yang berpendapat bahwa yang dimaksud dari kalimat ismu rabbika pada ayat di atas adalah Al-Qur’an. Yakni : iqra’ isma rabbika atau iqra’ Al Qur’an (bacalah Al-Qur’an).
Dengan demikian maka huruf ba’ pada kata  بِاسْمِ  sebagai kata tambahan saja, seperti huruf ba’ yang terdapat pada firman Allah SWT,                         “yang menghasilkan minyak”.
Ada juga yang berpendapat bahwa makna dari firman Allah SWT,              “bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu.” Adalah : sebutlah nama Allah. Yakni, Nabi SAW siperintahkan unutk mulai membaca dengan menyebut nama Allah.[3]
2.     Tafsir Al-Qur’an Al-Karim
Didalam Al Qur’an, kata qara’a disebutkan sebanyak tiga kali, masing-masing pada surat ke-17 ayat 14 dan surat ke-96 ayat 1 dan 3. Sedang dari kata tersebut lahir berbagai bentuk yang keseluruhannya tertular sebanyak 17 kali, di luar kata Al Qur’an yang terulang sebanyak 70 kali. Jika diamati, objek kata kerja “membaca” pada ayat-ayat yang menggunakan akar kata qara’a terkadang berupa bacaan yang bersumber dari Tuhan, seperti Al Qur’an dan kitab suci sebelumnya.
Di lain segi dapat dikemukakan suatu kaidah bahwa : “apabila suatu kata kerja yang membutuhkan objek tetapi tidak disebutkan objeknya, maka objek yang dimaksud bersifat umum, mencakup segala sesuatu yang dapat dijangkau oleh kata tersebut. “ dari sini dapat ditarik kesimpulan bahwa karena kata iqra’ digunakan dalam arti membaca, menelaah, menhyampaikan dan sebagainya, dan karena objeknya dalam ayat ini tidak di sebut sehingga ia bersifat umum, maka objek kata tersebut mencakup segala yang dapat terjangkau, baik ia merupakan bacaan suci yang bersumber dari Tuhan maupun yang bukan, baik ia menyangkut ayat-ayat yang tertulis maupun yang tidak tertulis. Alhasil, perintah iqra’ mencakup telaah terhadap alam raya, masyarakat dan diri sendiri, serta bacaan tertulis, baik suci maupun tidak.
Perintah membaca, menelaah, meneliti, menghimpun dan sebagainya dikaitkan dengan bi ismi rabbika yang berarti “dengan nama Tuhanmu”. Untuk memahami maksud pengaitan tersebut perlu terlebih dahulu dipahami arti bi yang biasanya diterjemahkan “dengan”. Dalam hal ini ditemukan sekian banyak pendapat antara lain :
1.     Huruf ba’ yang dibaca bi tersebut adalah sisipan yang tidak menambah suatu makna tertentu melainkan hanya sekadar memberi tekanan kepada perintah tersebut. Pendapat ini menjadikan kata ismi sebagai objek dari perintah iqra’ seperti yang dikemukakan di atas.
2.     Huruf ba’ tersebut mengandung arti “penyertaan” atau mulasabah sehingga ayat tersebut berarti “bacalah disertai dengan Nama Tuhanmu!”
Bismi Rabbika adalah satu ungkapan. Sudah menjadi kebiasaan orang Arab sejak zaman dahulu (bahkan hingga kini) mengaitkan suatu pekerjaan yang mereka lakukan dengan nama sesuatu yang mereka muliakan. Ini dimaksudkan untuk memberikan kesan yang baik atau katakanlah “berkat” terhadap pekerjaan tersebut, juga untuk menunjkan bahwa pekerjaan tadi dilakukan semata-mata demi “dia” yang namanya disebutkan itu. Dahulu, misalnya sebelum turunnya Al Qur’an, kaum musyrikin sering berkata “bismi al-lata” dengan maksud bahwa apa yang mereka lakukan tidak lain kecuali demi berhala a;-lata itu, dan bahwa mereka mengharapkan “anugerah dan berkat” dari berhala tersebut.
Jadi kembali kepada ayat tersebut : mengaitkan pekerjaan membaca dengan nama Allah mengantarkan pelakunya untuk tidak melakukannya kecuali karena Allah dan hal ini akan menghasilkan keabadian karena hanya Allah yang kekal abadi dan hanya aktivitas yang dilakukan secara ikhlas yang akan di terima-Nya. Tanpa keikhlasan, semua aktivitas akan berakhir dengan kegagalan dan kepunahan.[4]
3.     Tafsir Al-Azhar
“Bacalah  dengan menyubut  nama Tuhanmu yang telah menciptakan”. (ayat 1). Dalam suku pertama saja, yaitu “bacalah”, telah terbuka kepentingan pertama di dalam perkembangan agama ini selanjutnya. Nabi SAW disuruh membaca wahyu akan diturunkan kepada beliau itu diatas nama Allah, Tuhan yang telah mencipta. Yaitu Menciptakan manusia dari segumpal darah”
Nabi bukanalah seorang yang  pandai membaca. Beliau adalah ummi, uang boleh diartikan buta huruf, tidak pandai menulis dan tidak pula pandai membaca yang tertulis. Tetapi Jibril mendesaknya juga sampai tiga kali supaya dia membaca. Meskipun dia tidak pandai menulis, namun ayat-ayat itu akan dibawa langsung oleh jibril kepadanya, diajarka, sehingga dia dapat menghafalnya di luar kepala, sebab itu akan dapatlah dia membacanya. Allah yang menciptakan semuanya. Rasul yang tak pandai menulis dan membaca itu akan pandai kelak membaca ayat-ayat yang diturunkan kepadanya. Sehingga bilamana wahyu-wahyu itu telah turun kelak, dia akan diberi nama Al-Qur’an. Dan Al-Qur’an itu pun artinya ialah bacaan. Seakan-akan Tuhan berfirman: “Bacalah, atas qudratKu dan iradatKu”.[5]

C.    Implikasi/ Aplikasi dalam kehidupan
Dari Q.S Al Alaq ayat 1 “bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu yang menciptakan” sudah sangat jelas  bahwasannya dalam aplikasi kehidupan, seseorang harus melakukan segala aktivitas di awali dengan nama Allah (bismillah) seperti kegiatan membaca, karena sebagai seorang muslim di anjurkan untuk menuntut ilmu serta kewajiban membaca dalam segala bidang ilmu seperti ilmu agama atau ilmu umum, sesungguhnya ilmu itu pada hakikatnya milik Allah dan harus senantiasa untuk ikhlas mengharap ridha-Nya. Bacalah alam atau Al-Qur’an dengan nama Allah SWT niscaya akan menemukan rahasia-rahasia baru.



D.    Aspek Tarbawi
1.     Membaca yang merupakan perintah Allah yang pertama adalah kunci keberhasilan hidup duniawi dan ukhrawi. Selama itu dilakukan demi karena Allah SWT yakni demi kebaikan dan kesejahteraan makhluk.
2.     Dengan memulai aktivitas menyebutkan atas nama Allah akan terjalin hubungan yang erat antara si pembaca/pengucap dengan Allah SWT.
3.     Segala aktivitas yang dilakukan menjadi ibadah apabila di mulai dengan nama Allah.
4.     Keberkahan akan mengaliri jika melakukan aktivitas menyebut nama Allah
5.     Bertambahnya keimanan seseorang karena selalu mengingat Allah dalam segala aktivitasnya
6.     Senantiasa selalu bersyukur kepada Allah SWT

BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Allah memulai kitabNya dengan basmallah dan memerintahkan Nabi-Nya sejak dini, yakni dalam wahyu pertama, untuk melakukan pembacaan dan melakukan segala aktivitas dengan nama Allah SWT, iqra’ bismi rabbika, maka tidak keliru jika dikatakan bahwa basmallah merupakan pesan pertama Allah SWT kepada manusia agar memulai segala aktivitas dengan menyebut nama Allah AWT.
Membaca adalah sarana untuk belajar dan kunci ilmu pengetahuan. Belajar merupakan suatu aktivitas yang dilakukan seseorang dimana aktivitas itu membuatnya memperoleh ilmu. Sumber belajar, secara umum  Al-Qur’an menggambarkan dua sumber belajar bagi manusia, yaitu wahyu dan alam.
















DAFTAR PUSTAKA

http://eprints.walisongo.ac.id/3514/3/101211079_Bab2.pdf (diakses pada tanggal 1 April 2017 20:00)
Imam Syaikh. 2009. tafsir Al Qurthuby. Jakarta: Pustaka Azzam
Shihab, M. Quraisy. 1997. Tafsir Al Qur’an Al-Karim. Bandung: Pustaka Hidayah
Dr. Hamka. 1982. Tafsir Al Azhar juz xxx, Jakarta: Pustaka Panjimas.    






















Biodata Penulis

Nama                          : Muhammad Khafifudin
Tempat tanggal lahir  : Batang, 11 Juni 1996
Alamat                                    : Desa Binangun, Rt 06/01 Kec. Bandar  Kab. Batang
Riwayat Pendidikan   :
       
·        SD Negeri 02 Binangun                                       (lulus tahun 2006)
·        SMP Negeri 04 Bandar                                        (lulus tahun 2010)
·        MA Sunan Kalijaga Bawang                                (lulus tahun 2014)
·        S1 Fakultas Tarbiyah IAIN PEKALONGAN       (sedang ditempuh)

Riwayat Organisai      :

·        KARANG TARUNA
·       PC. IPNU BATANG
·       PMII PEKALONGAN
·       UKM LPTQ IAIN PEKALONGAN
                                                                                 
Moto Hidup                : “khoirunnas anfa’uhum linnas”





[1]             http://eprints.walisongo.ac.id/3514/3/101211079_Bab2.pdf (diakses pada tanggal 25 maret 2017 8:03)
[2]             http://www.dakwatuna.com/2013/07/22/37080/memahami-makna-bismillah/ (diakses pada tanggal 25 maret 2017 8:20)
[3]             Syaikh Imam, tafsir Al Qurthuby (Jakarta: Pustaka Azzam, 2009) hlm. 546-547
[4]             M. Quraisy Shihab, Tafsir Al Qur’an Al-Karim ( Bandung : Pustaka Hidayah, 1997) hlm.  78-81
[5]              Dr. Hamka, Tafsir Al Azhar juz xxx, (Pustaka Panjimas: Jakarta, 1982), hlm 215

Tidak ada komentar:

Posting Komentar