Laman

new post

zzz

Minggu, 02 April 2017

tt2 a7e “Bertuturlah Lembut Jangan Teriak Kasar” QS. Luqman ayat 19

PENDIDIKAN KARAKTER RELIGIUS
“Bertuturlah Lembut Jangan Teriak Kasar”
QS. Luqman ayat 19

Ainuz Zulfa   2021115207
 Kelas A

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
INSTITUTE AGAMA ISLAM NEGERI PEKALONGAN
2017




KATA PENGANTAR

Alhamdulillah segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat serta hidayahNya sehingga pada kali ini penulis dapat menyelesaikan makalah ini untuk memenuhi tugas matakuliah Tafsir Tarbawi II yang berjudul “Bertuturlah Lembut Jangan Teriak Kasar”. Sholawat serta salam tetap tercurah keharibaan Nabi agung Nabi Muhammad Saw., yang telah membawa perubahan pada umat manusia dari masa jahilliyah ke masa yang penuh dengan ilmu pengetahuan ini, semoga kita tetap termasuk dalam umatnya hingga akhir nanti. Amin.
Dengan selesainya makalah ini, penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penulisan makalah ini. Pertama, penulis mengucapkan terimakasih kepada Bapak. Muhammad Hufron, M.S.I selaku dosen pengampu matakuliah Tafsir Tarbawi II. Kedua, penulis mengucapkan terimakasih kepada kedua orang tua yang telah mendukung penulis. Yang ketiga, kepada teman-teman sekalian yang telah meluangkan waktu, pikiran dan tenaga dalam membantu penulisan makalah ini. Dan tak lupa penulis ucapakan terimaksih kepada semua staff perpustakaan IAIN Pekalongan.
Penulis memohon maaf apabila dalam makalah ini, masih banyak akan kekurangan dan kesalahannya. Hal tersebut tidak lepas karena penulis hanyalah manusia biasa dan masih dalam tahap belajar. Dan penulis berharap dengan adanya kritik dan saran yang membangun, dapat membantu penulis dalam penulisan makalah yang lainnya dengan baik dan benar.
Pekalongan, 3 April 2017

Ainuz Zulfa
NIM. 2021115207


DAFTAR ISI

COVER                                                                                                                    1
KATA PENGANTAR                                                                                             2
DAFTAR ISI                                                                                                            3
BAB I PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang                                                                                              4
B.     Judul Makalah                                                                                               5
C.     Nash al-Qur’an                                                                                              5
D.    Arti Penting Pengkajian Materi                                                                    5
BAB II PEMBAHASAN
A.    Teori                                                                                                              6
B.     Tafsir QS. Luqman ayat 19
1.      Tafsir Al-Maragi                                                                                     6
2.      Tafsir Al-Qurthubi                                                                                  7
3.      Tafsir Al-Mishbah                                                                                   8
C.     Aplikasi Dalam Kehidupan                                                                          9
D.    Aspek Tarbawi                                                                                             9
BAB III PENUTUP
A.    Kesimpulan                                                                                                 10
DAFTAR PUSTAKA                                                                                            11
PROFIL PENULIS                                                                                               12






BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Pendidikan merupakan aktivitas untuk mengembangkan seluruh potensi serta aspek kepribadian manusia yang berjalan seumur hidup sepanjang kehidupan manusia. Dengan demikian pendidikan dimaksudkan bukan sekedar pendidikan yang berlangsung di dalam ruang dan waktu yang terbatas yang sering orang sebut dengan pendidikan formal. Akan tetapi ia mencakup seluruh kegiatan yang mengandung unsur pengembangan setiap potensi dasar yang dimiliki manusia kapan saja dan di mana saja ia lakukan. Karena itu pendidikan dikatan sebagai sarana utama untuk mengembangkan kepribadian manusia (Andre Rinanto, 1982: 11).
Oleh karena itu fungsi dan peran pendidikan agama tentu akan lebih dominan daripada pendidikan secara umum, hal itu dikarenakan pendidikan agama akan secara langsung menyentuh unsur pembentukan kepribadian manusia, sementara pendidikan secara umum tidak selalu demikian adanya. Untuk itu kualifikasi Islam untuk pendidikan memberikan kejelasan bentuk konseptualnya, dimana pembentukan kepribadian yang dimaksud sebagai hasil pendidikan adalah kepribadian muslim, dan kemajuan masyarakat dan budaya yang dituju adalah yang sesuai dengan ajaran al-Qur’an dan sunnah Rasul.
Berangkat dari hal di atas maka al-Qur’an melalui lisan Lukman al-Hakim telah menetapkan bahwa akidah tauhid harus dijadikan dasar yang melandasi tegaknya syari’ah dan akhlak agar pengetahuan manusia dapat memberi manfaat yang seluas-luasnya untuk kepentingan kehidupan manusia, karena hanya darI jiwa yang terpola dengan keimanan yang benarlah akan terlahir akhlak mulia (Ahmad Fuad al-Ahwani, 1919: 15).
B.     Judul Makalah
Sesuai dengan materi yang telah diberikan, makalah ini berjudul “Bertuturlah Lembut Jangan Teriak Kasar” penafsiran QS. Al-Luqman ayat 19.

C.    Nash al-Qur’an
وَٱقۡصِدۡ فِي مَشۡيِكَ وَٱغۡضُضۡ مِن صَوۡتِكَۚ إِنَّ أَنكَرَ ٱلۡأَصۡوَٰتِ لَصَوۡتُ ٱلۡحَمِيرِ ١٩
Artinya: “Dan sederhanalah kamu dalam berjalan dan lunakkanlah suaramu. Sesungguhnya seburuk-buruk suara ialah suara keledai”

D.    Arti Penting Pengkajian Materi
Ayat ini berisi nasehat Lukman yang ditujukan kepada anaknya, ayat ini penting untuk dikaji karena yang menjadi pokok dari kajian ayat ini adalah tentang dasar pendidikan anak tentang kesederhanaan yang menganjurkan agar bersikap sederhana dan bersahaja dalam berjalan dan bersuara. Muatan ayat ini mengandung makna bahwa, dalam berjalan dan berbicara tidak mengesankan kesombongan dan keangkuhan. Hal ini perlu dijadikan landasan dasar bagi para orang tua khususnya dan para pendidik pada umumnya dalam perjalanan panjangnya melakukan pendidikan pada anak-anaknya, demi terwujudnya cita-cita pendidikan Islam yaitu manusia yang beriman, berilmu, dan bertaqwa kepada Tuhan.









BAB II
PEMBAHASAN

A.    Teori
Gaya dan nada suara seseorang merupakan bagian dari identitas kedirian/kepribadiannya, karena dengan gaya dan penampilan serta nada suaranya orang akan diketahui corak  kepribadiannya. (Sayyid, Quth., 2782).
Ayat dari surat Luqman ini menjadi pokok dari kajian tentang dasar pendidikan anak yang berisi nasehat Lukman tentang kesederhanaan yang secara spesifik menganjurkan agar anaknya bersikap sederhana dan bersahaja dalam berjalan dan bersuara, maksudnya bahwa cara berjalan dan mengeluarkan pendapat/berbicara tidak mengesankan kesombongan dan keangkuhan, sehingga suara yang angkuh digambarkan sebagai suara himar yang memekik-mekik.
Sesungguhnya bukan hanya pada bagaimana orang berjalan dan bersuara yang sopan akan tetapi Islam telah mengajarkan kepada umatnya untuk tidak berlebihan dalam setiap tindakan yang dilakukan karena segala sesuatu yang berlebihan akan menjadi tidak baik. Karena itu menurut Islam sebaik-baik perkara adalah yang sedang-sedang saja.[1]

B.     Tafris QS. Luqman ayat 19
1.      Tafsir Al-Maragi
 (وَٱقۡصِدۡ فِي مَشۡيِكَ)
Dan berjalanlah dengan langkah yang sederhana, yakni tidak terlalu lambat juga tidak terlalu cepat, akan tetapi berjalanlah dengan wajar  tanpa dibuat-buat dan juga tanpa pamer menonjolkan sikap rendah diri atau sikap tawadhu’.
(وَٱغۡضُضۡ مِن صَوۡتِكَۚ)
Kurangilah tingkat kekerasan suaramu, dan perpendeklah cara bicaramu, janganlah kamu mengangkat suaramu bilamana tidak diperlukan sekali. Karena sesungguhnya sikap yang demikian itu lebih berwibawa bagi yang melakukannya, dan lebih mudah diterima oleh jiwa pendengarnya  serta lebih gampang untuk dimengerti.
(إِنَّ أَنكَرَ ٱلۡأَصۡوَٰتِ لَصَوۡتُ ٱلۡحَمِيرِ)
Sesungguhnya suara yang paling buruk dan paling jelek, karena ia  dikeraskan lebih dari pada apa yang diperlukan tanpa penyebab adalah suara keledai. Dengan kata lain, bahwa orang yang mengeraskan suaranya itu berarti suaranya mirip suara keledai. Dalam hal ini ketinggian nada dan kekerasan suara, dan suara yang seperti itu sangat dibenci oleh Allah SWT.[2]

2.      Tafsir Al-Qurthubi
Firman Allah SWT, وَٱقۡصِدۡ فِي مَشۡيِكَ“Dan sederhanalah kamu dalam berjalan”. Ketika Luqman melarang anaknya dari perilaku buruk, dia pun menjelaskan perilaku baik yang harus diterapkannya. Dia berkata, وَٱقۡصِدۡ فِي مَشۡيِكَ“Dan sederhanalah kamu dalam berjalan”, maksudnya adalah berjalanlah biasa-biasa saja. Kata القصدartinya berjalan antara cepat dan lambat. Artinya, janganlah kamu berjalan seperti orang lunglai dan janganlah pula seperti orang terlalu semangat.
Firman Allah SWT, وَٱغۡضُضۡ مِن صَوۡتِكَdan lunakkanlah suaramu”, maksudnya adalah rendahkan suaramu. Artinya, jangan berlebihan dengan meninggikan suara dan bersuaralah sesuai kebutuhan. Sebab, suara nyaring yang dikeluarkan melebihi dari yang dibutuhkan dapat membebani diri sendiri dan dapat mengganggu orang lain. Maksud keseluruhannya  adalah bersikap tawadhu’.
Firman Allah SWT, إِنَّ أَنكَرَ ٱلۡأَصۡوَٰتِ لَصَوۡتُ ٱلۡحَمِيرِSesungguhnya seburuk-buruk suara ialah suara keledai”. Lafazh أَنكَرَberarti paling buruk dan paling jelek. Contoh lain adalahأتانا بو جه منكر(dia datang menemui kami dengan wajah yang sangat buruk). Keledai adalah perumpamaan dalam mencela dan memaki. Begitu juga dengan suaranya.[3]

3.      Tafsir Al-Mishbah
Dan bila engkau melangkah, janganlah berjalan di muka bumi dengan angkuh, tetapi berjalanlah dengan lemah lembut penuh wibawa. Sesungguhnya Allah tidak menyukai yakni tidak melimpahkan anugerah kasih sayang-Nya kepada orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri. Dan bersikap sederhanalah dalam berjalanmu, yakni jangan membusungkan dada dan jangan juga merunduk bagaikan orang sakit. Jangan lari tergesa-gesa dan jangan juga sangat perlahan menghabiskan waktu. Dan lunakkanlah suaramu sehingga tidak terdengar bagaikan teriakan keledai. Sesungguhnya seburuk-buruknya suara ialah suara keledai karena awalnya siulan yang tidak menarik dan akhirnya tarikan nafas yang buruk.[4]
C.    Aplikasi Dalam Kehidupan
1.      Hendaknya berjalanlah dengan lemah lembut penuh wibawa.
2.      Berjalanlah dengan wajar tanpa dibuat-buat dan juga tanpa pamer menonjolkan sikap rendah diri atau sikap tawadhu’.
3.      Hendaknya dalam berbicara rendahkanlah tingkat kekerasan suaranya, janganlah mengangkat suara bila tidak diperlukan sekali.
4.      Hendaknya berbicara dengan nada yang lemah lembut penuh dengan adab sopan santun.

D.    Aspek Tarbawi
1.      Bersikap sederhana atau tawadhu’.
2.      Tidak mengeraskan suara di hadapan orang-orang karena meremehkan mereka.
3.      Seburuk-buruk suara adalah suara keledai, oleh karena itu berbicara yang lemah lembut; dikeraskan hanya jika diperlukan.











BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Ayat ini mengandung wasiat Luqman, yang mana dapat kita ambil kesimpulan bahwa ayat ini mengandung dasar-dasar pokok pendidikan bagi seorang Muslim. Ayat ini pun memberi pimpinan bagi kita agar bersikap halus, bersuara lemahlembut, sehingga bunyi suara itu pun menarik orang untuk memperhatikan apa yang dikatakan. Sebab itu tidak ada salahnya jika orang bercakap yang lemah lembut, dikeraskan  hanyalah ketika dipakai hendak mengerahkan orang banyak kepada suatu pekerjaan besar. Atau seumpama seorang komandan peperangan ketika mengerahkan perajuritnya tampil ke medan perang.Seperti halnya dengan orang tua dan para pendidik dalam mendidik anak-anaknya. Supaya menciptakan generasi emas yang berakhlakuk karimah.










DAFTAR PUSTAKA

Al Maragi, Ahmad Mustafa. 1992.Tafsir Al-Maragi. Semarang: PT. Karya Toha     Putra Semarang.
Al Qurthubi, Syaikh Imam. 2009. Tafsir Al Qurthubi. Jakarta: Pustaka Azzam.
Juwariyah. 2010. Dasar-Dasar Pendidikan Anak Dalam Al-Qur’an. Yogyakarta:   Teras.
Shihab, M. Quraish. 2002.Tafsir Al-Mishbah: pesan, kesan dan keserasian Al          Qur’an. Jakarta: Lentera Hati











PROFIL PENULIS

Nama : Ainuz Zulfa
Tempat, tanggal lahir : Batang, 7 Agustus 1996
Alamat : Jl. Kramat, Kedungrejo rt06/rw05, Proyonanggan Selatan, Batang
Riwayat Pendidikan :
1.      TK. Masyitoh, Bogoran
2.      SD N Proyonanggan 11 Batang
3.      SMP N 1 Batang
4.      SMK N 1 Batang
5.      IAIN Pekalongan (masih dalam proses)







[1] Juwariyah, Dasar-Dasar Pendidikan Anak Dalam Al-Qur’an, (Yogyakarta: Teras, 2010), hlm. 57
[2] Ahmad Mustafa Al Maragi, Tafsir Al-Maragi (Semarang: PT. Karya Toha Putra Semarang, 1992), hlm. 162-163.
[3] Syaikh Imam Al Qurthubi, Tafsir Al Qurthubi (Jakarta: Pustaka Azzam, 2009), hlm. 169-170.

[4] M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Mishbah: pesan, kesan dan keserasian Al-Qur’an (Jakarta: Lentera Hati, 2002), hlm. 139.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar