Bertutur Lembut Jangan Teriak Kasar
Q.S Lukman:19
M Rizqi Ma’ruf 2021115243
Kelas B
FTIK - PRODI PAI
IAIN PEKALONGAN
2017
KATA
PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim…
Puji syukur penulis panjatkan
kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan taufiq, hidayah dan inayah-Nya,
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Bertutur Lembut
Jangan Teriak Kasar.Tafsir Q.S Lukman:19 .Shalawat dan
salam senantiasa dilimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW, sahabatnya, keluarganya,
serta segala umatnya hingga yaumil akhir.
Makalah ini disusun
guna menambah wawasan pengetahuan mengenai berbagai hal tentang . Makalah ini
sebagai bahan materi dalam diskusi mata Tafsir Tarbawi II IAIN Pekalongan.
Penulis menyadari bahwa
kemampuan dalam penulisan makalah ini jauh dari kata sempurna. Penulis sudah
berusaha dan mencoba mengembangkan dari beberapa reverensi mengenaitafsir
Alquran serta buku mengenai pendidikan keimanan dan amal shalih. Apabila dalam
penulisan makalah ini ada kekurangan dan kesalahan baik dalam penulisan dan
pembahasannya maka penulis dengan senang hati menerima kritik dan saran dari
pembaca.
Akhir kata, semoga
makalah yang sederhana ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca yang
budiman. Amin yaa robbal ‘alamin. Dan tidak lupa saya ucapkan terima kasih.
Pekalongan,30
Maret 2017
Penulis,
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Beakang Masalah
Semakin maju zaman, semakin manusia menjauh
dari akhlaq yang mulia. Perangai jahiliyah dan kekasaran masih meliputi
sebagian kaum muslimin. Padahal Islam mencontohkan agar umatnya berakhlaq
mulia, di antaranya adalah dengan bertutur kata yang baik. Akhlaq ini semakin
membuat orang tertarik pada Islam dan dapat dengan mudah menerima ajakan.
Semoga Allah menganugerahkan kepada kita perangai yang mulia ini
Melalui Makalah yang berjudul “Bertutur Lembut Jangan Teriak Kasar.”dengan tafsir Q.S Lukman:19 akan mencoba menjawab permasalahan diatas agar
permasalahan diatas.Dengan berlandaskan Al-Quran agar terselesaikan sebagai
mana mestinya
B. Judul Makalah
Makalah
ini berjudul “Pendidikan Karakter-Religius” dengan sub tema “Bertutur Lembut
Jangan Teriak Kasar” yang menjadi tugas saya dengan tafsir Q.S Lukman 31:19
C. Nash dan Terjemahan
وَاقْصِدْ فِي مَشْيِكَ وَاغْضُضْ
مِنْ صَوْتِكَ ۚ إِنَّ أَنْكَرَ الْأَصْوَاتِ لَصَوْتُ الْحَمِيرِ
Artinya:“Dan
sederhanalah kamu dalam berjalan dan lunakkanlah suaramu. Sesungguhnya
seburuk-buruk suara ialah suara keledai.”(Q.S Lukman 31:19)
D.
Arti Penting
Ayat
Nasihat Lukman pada anaknya yang
selanjutnya adalah Tetapi tampillah kepada setiap
orang dengan wajah berseri penuh rendah hati. Dan bila engkau melangkah,
janganlah berjalan di muka bumi dengan angkuh, tetapi berjalanlah dengan lemah
lembut penuh wibawa. Sesungguhnya Allah tidak menyukai yakni tidak melimpahkan
anugerah kasih sayangNya kepada orang orang yang sombong lagi membanggakan
diri.
Dan bersikap
sederhanalah dalam berjalanmu, yakni jangan membusungkan dada dan jangan juga
merunduk bagaikan orang sakit. Jangan berlari tergesa-gesa dan jangan juga
sangat perlahan menghabiskan waktu. Dan lunakkanlah suaramu sehingga tidak
terdengar kasar bagaikan teriakan keledai. Sesungguhnya seburuk-buruk suara ialah
suara keledai karena awalnya siulan yang tidak menarik dan akhirnya tarikan
nafas yang buruk.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Teori
1.
Pengertian
Berbicara
Para ahli
memberikan definisi yang berbeda-beda mengenai pengertian berbicara.Tarigan
menyebutkan bahwa berbica ra adalah kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi
artikulasi atau kata-kata untuk mengekspresikan, menyatakan, serta
menyampaikan pikiran, gagasan, dan perasaan
Batasan berbicara yang hampir sama dengan Tarigan
dikemukakan oleh Kartini yang mengungkapkan bahwa berbicara merupakan
suatu peristiwa penyampaian maksud, gagasan, pikiran, perasaan seseorang kepada
orang lain dengan menggunakan bahasa lisan, sehingga maksud tersebut dipahami
oleh orang lain.
Sementara Akhmadi
memberikan pengertian berbicara sebagai suatu keterampilan memproduksikan arus
sistem bunyi artikulasi untuk menyampaikan kehendak, kebutuhan, perasaan dan
keingingan kepada orang lain.
Jadi dapat disimpulkan bahwa Berbicara
merupakan peristiwa penyampaian maksud, gagasan, pikiran, perasaan seseorang
kepada orang lain secara jernih, logis, terarah dan sistematis dengan
menggunakan bahasa lisan, sehingga maksud tersebut dipahami orang lain[1]
2. Arti kelembutan
Kelemah lembutan adalah akhlak mulia. Ia berada diantara
dua akhlak yang rendah dan jelek, yaitu kemarahan dan kebodohan. Bila seorang
hamba menghadapi masalah hidupnya degan kemarahan dan emosional, akan
tertutuplah akal dan pikirannya yang akhirnya menimbulkan perkara-perkara yang
tidak diridhoi Allah Subhanahu Wa Ta Ala dan Rasul-Nya. Dan jika hamba tersebut
menyelesaikan masalahnya dengan kebodohan dirinya, niscaya ia akan dihinakan
manusia. Namun jika dihadapi dengan ilmu dan kelemahlembutan, ia akan mulia di
sisi Allah Subhanahu Wa Ta Ala dan makhluk-makhluknya.
Orang yang memiliki akhlak lemah
lembut, insya Allah akan dapat menyelesaikan problema hidupnya tanpa harus
merugikan orang lain dan dirinya sendiri.[2]
Manusia
harus bertutur kata yang lembut karna dalam hidup sosial agar tidak saling
menyinggung perasaan satu sama sama lain.Setelah hal tersebut dilakukan maka
akan tercipta sebuah kesantunan
Karna
kesantunan adalah satu kata sederhana yang
memiliki arti banyak dan dalam, berisi nilai-nilai positif yang dicerminkan
dalam perilaku dan perbuatan positif. Perilaku positif lebih dikenal dengan
santun yang dapat diimplementasikan pada cara berbicara, cara berpakaian, cara memperlakukan
orang lain, cara mengekspresikan diri dimanapun dan kapan pun. Santun yang
tercermin dalaman perilaku bangsa Indonesia ini tidak tumbuh dengan sendirinya
namung juga merupakan suatu proses yang tidak bisa dilepaskan dari sejarah
bangsa yang luhur[3]
B. Tafsir
1.
Ibnu Katsier
Berkata
Lukman kepada naknya:”Hai anakku,kebijakan itu menududukkan kaum miskin di
majel;is para raja.hai anakku,Jika kamu mendatangi suatu perkumpulan
manusia,lepaskanlah kepada mereka panah islam,yaitu salam.kemudian duduklah disisi
mereka.Janganlah kamu berbicara hingga mereka selesai berbicara.Jika mereka
tercurah ke dalam dzikrullah,tahanlah panahmu bersama mereka.Jika mereka
tercurah kepada selain itu maka pindahlah dari mereka dari kaum yang lain.
“Berbahagialah
orang-orang yang bertaqwa lagi kaya raya.Bila mereka hadir maka tidak dikenali
dan bila tiada maka orang lain tidak merasakan mala petaka yang besar (debu
kegelapan)[4]
2.
Al-Qurthubi
Firman
Allah SWT yang pertama atau diawali dengan yang artinya janganlah kamu berjalan
seperrti orang lunglai dan janganlah pula seperti orang terlalu
semangat.artinya dalam berjalan harus dengan kesederhanaan
Ayat
ini merupakan pelajaran sopan santun dari Allah SWT,yakni tidak berteriak
dihadapan orang karena meremehkan mereka atau tidak berteriak kapanpun dan
dimanapun.Orang arab biaanya merasa bangga dengan suara nyaring.Oleh karna
itu,siapa diantara mereka yang lebih nyaring suaranya,Maka dia lebih dianggap
terhormat dan siapa yang lebih pelan suaranya,maka dia dianggap lebih terhina.Hal
ini sampai-sampai membuat seorang penyair mengungkapkan.[5]
3.
Al-Misbah
Mata
dapat memandang ke kanan dan ke kiri secara bebas dengan perintah gbadbdb Jika ditunjukkan kepada mata
maka kemampuan itu hendaknya dibatasi dan tidak digunakan secara maksimal.Demikian
juga suara dengan erinah diatas sesorang diminta unmtuk tidak berteriak sekuat
kemampuannya,tetapi dengan suara pelan namun tidak berbisik.
Demikian
Lukman al-hakim mengakhiri nasihat yang mencakup pokok tuntunan agama disana
ada Aqidah,Syariat dan Akhlak.3 Unsur ajaran Al-Quran.Disana ada akhlak
terhadap Allah terhadap pihak lain dan terhadap diri sendiri.Ada juga perintah
moderasi yang merupakan ciri dari segala macam kebajikan,Serta perintah
bersabar,yang meruakan syarat mutlak meraih sukses,duniawi dan ukhrawi.Demikian
Lukman Al-hakim mendidik anaknya bahkan memberi tuntunan siapapun yang ingin
menelusuri jalan kebajikan [6]
C. Aplikasi Dalam
Kehidupan
1.
Menjalani hidup harus secara sederhana jangan
berlebihan
2.
Janganlah berteriak-teriak dan berkatalah yang
lembut
3.
Selalu menebarkan kebajikan
4.
Janganlah merasa bahwa berbicara dengan keras itu
kebanggan
D. Aspek Tarbawi
1.
Hidup sederhana selain perintah Allah SWT juga termasuk bagian dai sikap
positif yaitui Rendah hati
2.
Ungkapan yang lembut wujud sikap keimanan dan sikap karakter yang terpuji
3.
Menebar kebajikan akan menui hasilnya
4.
Berbicara dengan keras sama halnya manusia yang tidak mempunyai budi
pekerti baik karna tidak punya kesopanan
BAB III
KESIMPULAN
Jadi dapat disimpulkan bahwa:
1.
Berbicara
merupakan peristiwa penyampaian maksud, gagasan, pikiran, perasaan seseorang
kepada orang lain secara jernih, logis, terarah dan sistematis dengan
menggunakan bahasa lisan, sehingga maksud tersebut dipahami orang lain dan orang yang dapat berbicara dengan lembut dia mempunyai akhlak
terpuji
2.
Berbicara dengan lembut termasuk dalam sikap
sopan santun
3.
Dalam makalah ini terdapat 3 Tafsir yaitu tafsir
Ibnu katsier,al-Qurtubi dan Al-Misbah
4.
Dalam makalah ini bisa diaplikasikan dalam
kehidupan antara lain:
a. Menjalani hidup harus secara sederhana jangan
berlebihan
b. Janganlah berteriak-teriak dan berkatalah
yang lembut
c. Selalu menebarkan kebajikan
d. Janganlah merasa bahwa berbicara dengan keras
itu kebanggaan
5.Aspek Tarbawinya
antara lain:
a.
Hidup sederhana selain perintah Allah SWT juga termasuk bagian dai sikap
positif yaitu Rendah hati
b.
Ungkapan yang lembut wujud sikap keimanan dan sikap karakter yang terpuji
c.
Menebar kebajikan akan menui hasilnya
d.
Berbicara dengan keras sama halnya manusia yang tidak mempunyai budi
pekerti baik karna tidak punya kesopanan
DAFTAR PUSTAKA
Al-Qurthubi,
Syaikh Imam, 2009, Tafsir Al-Qurthubi, Jakarta: Pustaka Azzam
Ar-rifa’i,
Muhammad Nasib, 2006, Taisiru al-Alliyul Qadir li Ikhtishari Tafsir Ibnu
Katsir,Jilid 3, Jakarta: GEMA INSANI
http://infodanpengertian.blogspot.co.id/2016/02/pengertian-berbicara-menurut-para-ahli.html
Nawawi, Imam. 2015. Ensiklopedia Mukjizat Al Qur’an dan Hadis. Tangerang: PT Kamil Pustaka
Shihab, M.Quraish. 2002, Tafsir Al-Misbah. Jakarta: Lentera Hati
Suharto, Toto. 2012. Pendidikan
Berbasis Masyarakat Yogyakarta: LKIS Yogyakarta
BIODATA DIRI
Nama : M Rizqi Ma’ruf
NIM : 2021115243
Alamat :
Kalipucang kulon,Batang
Sedang di Jurusan
PAI,Fakultas Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan
[1] http://infodanpengertian.blogspot.co.id/2016/02/pengertian-berbicara-menurut-para-ahli.html. Diakses pada tanggal 29 Maret 2017 Pukul 14.00 WIB
[2] Imam
Nawawi, Ensiklopedia Mukjizat Al
Qur’an dan Hadis.
(Tangerang: PT Kamil Pustaka, 2015) hlm. 123
[4] Muhammad Nasib ar-rifa’i, Taisiru
al-Alliyul Qadir li Ikhtishari Tafsir Ibnu Katsir,jilid 3, (Jakarta: GEMA
INSANI, 2006) hlm 795
Tidak ada komentar:
Posting Komentar