Laman

new post

zzz

Jumat, 07 April 2017

tt2 b8c “BERTANYALAH SUATU MASALAH KEPADA AHLINYA” QS. AN-NAHL AYAT 43

PENDIDIKAN PENGETAHUAN  DASAR
“BERTANYALAH SUATU MASALAH KEPADA AHLINYA”
QS. AN-NAHL AYAT 43

Laily Rahmawati  (2021115253)
Kelas B
 JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN/PAI
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) PEKALONGAN
2017


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat  Allah SWT, berkat rahmat dan bimbinga-Nya saya dapat menyelesaikan makalah dengan judul pendidikan pengetahuan dasar “Bertanyalah suatu masalah kepada ahlinya”.  Makalah ini merupakan salah satu syarat untuk memenuhi tugas akhir mata kuliah Tafsir Tarbawi,pada Program Studi Pendidikan Agama Islam di Institut Agama Islam Negeri  Pekalongan ( IAIN Pekalongan ).
Penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah berkenan membantu dalam pembuatan makalah ini, terimakasih penulis sampaikan kepada:
1.     Bapak. Muhammad Ghufron. MSI. selaku dosen pengampu mata kuliahtafsirtarbawi
2.    Ibu khusnul petugas perpustakaan
3.    Ibu Warni’ah, selaku orang tua sayayang selalu memberikan saya motivasi.
4.    Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu atas bantuan yang
telah diberikan yang telah membantu penyelesaian proposal ini.
Saya sebagai penulis meminta maaf atas segala kesalahan dan kekurangan dalam penulisan makalah ini.Dan semoga dengan makalah ini pembaca mendapatkan ilmu yang bermanfaat.Saya sebagai penulis menerima kritik dan saran yang bersifat membangun.Semoga Allah SWT senantiasa memudahkan setiap langkah-langkah kita menuju kebaikan dan selalu melimpahkan kasih sayang-Nya untuk kita semua.Amin.


Pekalongan, 3 april 2017

                        Laily Rahmawati
                                                                                   


BAB I
PEMDAHULUAN

1.      Latar Belakang
Alquran adalah kalamullah yang diturunkan melalui malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad Saw., sebagai pedoman bagi kehidupan manusia (way of life). Alquran mengandung beberapa aspek yang terkait dengan pandangan hidup yang dapat membawa manusia ke jalan yang benar dan menuju kepada kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat. Dari beberapa aspek tersebut, secara global terkandung materi tentang kegiatan belajar-mengajar atau pendidikan yang tentunya membutuhkan komponen-komponen pendidikan, diantaranya yaitu pendidik dan peserta didik.

2.      Judul
Judul makalah yang bertema Objek Pendidikan Tidak Langsung “Bertanyalah suatu masalah kepada ahlinya”
3.      Nash
وَمَا أَرْسَلْنَا مِنْ قَبْلِكَ إِلَّا رِجَالًا نُوحِي إِلَيْهِمْ ۚ فَاسْأَلُوا أَهْلَ الذِّكْرِ إِنْ كُنْتُمْ لَا تَعْلَمُون

Artinya:Dan Kami tidak mengutus sebelum kamu, kecuali orang-orang lelaki yang Kami beri wahyu kepada mereka, maka bertanyalah kepada ahl adz-Dzikr jika kamu tidak mengetahui.”
4.      Arti penting dikaji
 quran surat An-Nahl ayat 43, mengapa penting untuk dikaji? Karena bahwa  Allah SWT. mengutus nabi Muhammad sebagai rosul, akan tetapi banyak orang-orang Arab yang tidak mau menerima kenyataan itu, dalam hubugannya dengan peristiwa tersebut, bahwa Allah mengajarkan kita untuk bertanya suatu masalah kepada ahlinya.



BAB II
PEMBAHASAN

1.        Teori
Ø  Pengertian Profesi dan Profesional
Kecenderungan saat ini sesuai dengan dinamika bidang dan jenis pekerjaan, seperti jasa konsultan, aktivitas bisnis, artis, seniman, wartaman, dokter, hukm, politik, komunikator (juru bicara), dan tokoh spiritual atau kegiatan keagamaan menurut perkembangankemajuan informs dan teknologi canggih di era globalisasi ini, semakin banyak muncul kelompok atau individu yang mengidentifikasikan dirinya sebagai penyandang suatu profesi tertentu atau mangaku seorang professional.
                        Namun, pada praktinya seorang professional belum tetntu termasuk dalam pengertian profesi. Kata profesi berasal dari bahasa latin, yaitu professues yang artinya “suatu pekerjaan atau pekerjaan yang semula dihubungkan dengan sumpah dan janaji bersifat religious”. Dapat ditarik kesimpulan bahwa secara historis berarti memiliki ikatan batin dengan pekerjaannya.
                        Selanjutnya, perkembangan istilah profesi menjadi ketrampilan atau keahlian khusus seseoramh sebagai suatu pekerjaan atau kegiatan utama yang diperolehnya dari jalur pendidikan atau pengalaman, dan dilaksanakan secara terus menerus, serius yang merupakan sumber utama bagi nafkah hidupnya. Dilapangan praktik dikenal dua jenis bidang profesi sebagai berikut:
a.         Profesi khusus
Ialah yang professional yang melaksanakan profesi secara khusus untuk mendapatkan nafkah atau penghasilan tertentu sebagai pokoknya. Misalnya profesi dibudang ekonomi, politik, kedoktern, pendidikan, teknik, humas (public relations) dan sebagai konsultan.
b.        Profesi Luhur
Ialah profesinal yang melaksanakan profesinya, tidak lago untuk mendapatakan nafkah sebagai tujuan utamanya, tetapi sudah merupakan dedikasi atau jiwa pengabduannya semata-mata. Misalnya kegiatan prefesi di bidang keagamaan, pendidikan, sosial, budaya, dan seni.
            Definidi profesi menurut Howard Stephen-Son, dalam buku Handbook of Public Relations (1971) adalah  The practice of skilled art service based on training, a body of knowledge, and adberence to agree on standard of ethics. Artinya, bahwa yang dapat dinilai sebagai suatu profesi, dalam praktiknya, merupakan seni ketrampilan atau memberikan pelayanan tertentu berdasarkan kualifikasi pendidikan dan penelitian secara memiliki pengetahuan memadai yang harus sesuai dengan standar etika profesi.
            Sedangkan menurut rumusan A. Sonny Karaf, dosen salah satu perguruan tinggi swasta (PTS) dan kini menjabat sebagai  menteri Negra Lingkungan Hidup, “profesi adalah pekerjan yang dilakukan sebagai kegiatan pokok untuk menghasilkan nafkah hidup dan yang mempunyai profesi dalam pengertian tesebut adalah orang yang melakukan suatau pekerjaan  purnawaktu dan hidup dari pekerjaan itu dengan mengandalkan keahlian tinggi.[1]
Ø Perilku dan sifat-sifat utama sebagai pekerja sosial
ü  Kualitas pribadi, pekerja sosial hendaknya memiliki standar tingkah laku pribadi yang tinggi dalam kapasitasnya sebagai pekerja sosial.
ü  Pengaembangan kompetensi profesional, pekerja sosial hendaknya terus berjuang untuk tetap profesien didalam praktek profesionalnya dan dalam penampilan fungus-fungsi profesionalnya.
ü  Pelayanan, pekerja sosial hendaknya melayani sebagai kewajiban utama bagi profesi pekerjaan sosial.
ü  Integritas, pekerja sosial hendaknys bertindak secara selaras dan serasi dengan integritas profesionalnya yang tertinggi.
ü  Belajar dab meneliti, pekerja sosial yang melibatan diri dalam studi dan penelitian berpedoman kepada konvensi-konvesi penelitian ilmiah yang lazim dipergunakan orang atau kalangan ilmiah.[2]

2.        Tafsir dari buku
a.         Tafsir Al-Lubab
Ayat 43 mengingatkan lagi Nabi Muhammad saw.  bahwa Allah swt. tidak mengutus sebelum Beliau kepada umat manusia kapan dan di mana pun, kecuali lelaki-lelaki, yakni jenis manusia pilihan, bukan malaikat. Semua utusan di beri-Nya wahyu, maka lanjut ayat ini: “wahai orang-orang yang ragu atau tidak tahu, bertanyalah kepada yang berpengetahuan jika kamu tidak mengetahui”.[3]

b.        Tafsir Al-Misbah
Ayat 43

وَمَا أَرْسَلْنَا مِنْ قَبْلِكَ إِلَّا رِجَالًا نُوحِي إِلَيْهِمْ ۚ فَاسْأَلُوا أَهْلَ الذِّكْرِ إِنْ كُنْتُمْ لَا تَعْلَمُون
Artinya:
Dan Kami tidak mengutus sebelum kamu, kecuali orang-orang lelaki yang Kami beri wahyu kepada mereka, maka bertanyalah kepada ahl adz-Dzikr jika kamu tidak mengetahui.”


            Ayat-ayat yang lalu menguraikan keburukan ucapan dan perbuatan keniscayaan hari kemudian dan kerasulan Nabi Muhammad saw. demikian juga penolakan mereka  terhadap apa yang diturunkan Allah swt. itu semua telah dibantah. Kini ayat ini dan ayat-ayat berikut kembali menguraikan kesesatan pandangan mereka menyangkut kerasulan Nabi Muhammad saw. dalam penolakan itu mereka selalu berkata bahwa manusia tidak wajar menjadi utusan Allah swt, atau paling tidak Dia harus disertai oleh malaikat. Nah ayat ini menegaskan bahwa: Dan kami tidak mengutus sebelum kamu kepada umat manusia kapan dan di nama pun, kecuali orang-orang lelaki,  yakni jenis manusia pilihan, bukan malaikat yang Kami bri wahyu kepada mereka antara lain melalui malaikat jibril:  maka wahai orang-orang yang ragu atau tidak tahu  bertanyalah kepada ahl adz dzikr, yakni orang-orang yang berpengetahuan jika kamu tidak mengetahui
Para ulama menjadikan kata (  الرجل) rijal pada ayat ini sebagai alasan untuk menyatakan bahwa semua manusia yang diangkat Allah sebagai rosul adalah pria, dan tidak satupun yang wanita. Memang, dari segi bahasa kata rijal yang merupakan bentuk jamak dari kata (الرجل) rajul sering kali dipahami dalam arti lelaki. Namun demikian, terdapat ayat-ayat al-Quran yang mengesankan bahwa kata tersebut tidak selalu dalam arti jenis kelamin lelaki. Ia digunakan juga untuk menunjukan manusia yang memiliki keistimewaan atau ketokohan, atau cirri tertentu yang membedakan mereka dari yang lain. bacalah missal firman Allah swt. (qs.al-jinn 72:6)
وَأَنَّهُ كَانَ رِجَالٌ مِنَ الْإِنْسِ يَعُوذُونَ بِرِجَالٍ مِنَ الْجِنِّ فَزَادُوهُمْ رَهَقًا

Artinya:
Dan bahwasanya ada beberapa orang laki-laki di antara manusia meminta perlindungan kepada beberapa laki-laki di antara jin, maka jin-jin itu menambah bagi mereka dosa dan kesalahan.
Atau firman-Nya dalam QS. Al-A’raf 7:48 yang berbicara tentang lelaki yang berada di al-a’raf. Tentu saja yang dimaksud di sini bukan hanya lelaki, tetapi juga perempuan.
Kata ahl adz-dzikr pada ayat ini dipahami oleh banyak ulama agama Yahudi dan Nasrani. Mereka wajar ditanyai karena mereka tidak dapat dituduh berpihak pada informasi al-Quran sebab mereka juga termasuk yang tidak mempercayainya, kedati demikian persoalan kemanusiaan para rasul mereka akui.
Kata ان)) in/jika pada ayat di atas yang biasanya digunakan menyangkut sesuatu yang tidak pasti atau diragukan, mengisyaratkan bahwa persoalan yang dipaparkan oleh Nabi saw.  dan al-Quran sudah demikian jelas, sehingga diragukan adanya ketidaktahuan, dan dengan demikian penolakan yang dilakukan kaum musyrikin itu bukan lahir dari ketidaktahuan, tetapi dari sikap keras kepala.
Disisi lain pemerintah juga bertanya kepada ahl al-kitab yang dalam ayat ini mereka digelari ahl adz-Dzikr menyangkut apa yang tidak diketahui, selama mereka dinilai berpengetahuan dan objektif, menunjukan betapa islam sangat terbuka dalam perolehan pengetahuan. Memang seperti sabda Nabi saw. : “Hikmah adalah sesuatu yang didambakan seorang mu’min, dimana pun dia menemukannya, maka dia lebih wajar mengambilnya.” Demikian juga dengan ungkapan yang popular dinilai sebagai sabda Nabi saw.  walaupun bukan, yaitu: “Tuntutlah ilmu walaupun di negeri Cina”. Itu semua merupakan landasan untuk menyatakan bahwa ilmu dalam pandangan islam bersifat universal, terbuka, serta manusiawi dalam arti harus dimanfaatkan oleh dan untuk kemaslahatan seluruh manusia.[4]

c.         Tafsir Ibnu Katsier
Diriwayatkan oleh adh-Dhahhak bahwa ibnu abbas bercerita mengenai ayat ini, bahwa tatkala Allah swt.  mengutus Muhammad sebagai Rasul, banyak diantara orang-orang arab yang tidak mau menerima kenyataan itu dan beranggapan bahwa lebih agung untuk mengutus seorang manusia sebagai Rasu-Nya, maka turulah ayat:

اكان للنا س عجبا ان اوحيناالي رجل منهم ان انذرالناس
Artinya:
 Apakah merupakan keanehan dan keajaiban bagi manusia, bahwa kami mewahyukan risalah kepada seorang pria diantara mereka untuk member peringatan kepada umat manusia?”.
            Dan dalam ayat diatas Allah swt.  berfirman: Dan kami tidak mengutus sebelum kamu melainkan seorang laki-laki yang kami beri wahyu kedapanya sebagai Rasul, maka jika kamu tidak mengetahui tanyalah kepada orang-orang yang mengetahui, yaitu ahli-ahli kitab, apakah Rasul-rasul yang kami utus kepada mereka itu malaikat atau manusia biasa?.
            Jika Rasul-rasul yang Kami utus sebelum kamu itu melaikat, maka patut kamu mengingkari kenabian Muhammad adalah benar-benar seorang Rasul yang Kami utus. Allah berfirman:
قل سبحان ربى هل كنت الابشرارسو لا
Artinya:
 Katakanlah wahai Muhammad, “ Maha suci Tuhanku, tidakkah aku ini hanya seorang manusia yang diutus sebagai Rasul?”.

Dan dalam ayat lain:
قل انما انا بشر مثلكم يوحى الي

Artinya:
“Katakanlah wahai Muhammad, “sesungguhnya aku ini hanya seorang manusia seperti kamu yang kepadaku diberi wahyu”.[5]

d.   Implementasi
a.    Mengajarkan manusia untuk saling tolong menolong dalam hal kebaikan
b.    Menganjurkan kita untuk bertanya apabila kita tidak tahu.
c.    Melatih manusia untuk selalu bersikap professional dalam bekerja.
d.   Senantiasa membantu orang lain jika mengalami kesulitan.
e.    Apabila kita mempunyai ilmu sebaiknya ajarkan kepada orang lain.

e.    Aspek tarbawi
a.    bahwa  Allah SWT. mengutus nabi Muhammad sebagai rosul, akan tetapi banyak orang-orang Arab yang tidak mau menerima kenyataan itu, dalam hubugannya dengan peristiwa tersebut, bahwa Allah mengajarkan kita untuk bertanya suatu masalah kepada ahlinya.
b.    Kebodohan akan dihilangkan jika kita terus belajar kepada ahlinya
c.    Bahwasanya orang yang selalu bertanya akan mendapatkan pengetahuan.



























DAFTAR PUSTAKA

Rosady Ruslan, Rosady. 2001.Etika Kehumasan Konsep & Aplikasi. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.
Salam, Burhanudin. 1997. Etika sosial Asas Moral Dalam Kehidupan   Manusia.  Jakarta: PT Rineka Cipta.
Salim Bahreisy, Salim. 1988. Terjemah Singkat Tafsir Ibnu Katsier,. Surabaya: PT Bina Ilmu.
Shihab, Quraish. 2002. Tafsir Al-Misbah. Jakarta: Penerbit Lentera Hati.
Shihab,Quraish. 2012. Al-Lubab. Tanggerang: Penerbit  Lentera Hati.

















[1]Rosady Ruslan, Etika Kehumasan Konsep & Aplikasi, ( Jakarta: PT Rajagrafindo Persada, 2001), hlm. 49-51
[2] Burhanudin salam, Etika sosial Asas Moral Dalam Kehidupan Manusia, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 1997), hlm. 156
[3] Quraish Shihab, Al-Lubab (Tanggerang: Penerbit  Lentera Hati, 2012), hlm., 162
[4] Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah (Jakarta: Penerbit Lentera Hati, 2002), hlm., 232-235
[5]Salim Bahreisy, Terjemah Singkat Tafsir Ibnu Katsier, (Surabaya: PT Bina Ilmu, 1988), hlm. 563-564 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar