“BERTANYALAH
SUATU MASALAH KEPADA AHLINYA”
QS.
AN-NAHL AYAT 43
Laily Rahmawati (2021115253)
Kelas
B
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN/PAI
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) PEKALONGAN
2017
KATA
PENGANTAR
Puji
dan syukur saya panjatkan kehadirat
Allah SWT, berkat rahmat dan bimbinga-Nya saya dapat menyelesaikan
makalah dengan judul pendidikan
pengetahuan dasar “Bertanyalah suatu masalah kepada ahlinya”. Makalah ini merupakan salah satu syarat untuk
memenuhi tugas akhir mata kuliah Tafsir Tarbawi,pada Program Studi Pendidikan
Agama Islam di Institut Agama Islam Negeri
Pekalongan ( IAIN Pekalongan ).
Penulis
mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah berkenan membantu dalam
pembuatan makalah ini, terimakasih penulis sampaikan kepada:
1. Bapak. Muhammad
Ghufron. MSI. selaku dosen pengampu mata kuliahtafsirtarbawi
2. Ibu
khusnul petugas perpustakaan
3. Ibu
Warni’ah, selaku orang tua sayayang selalu memberikan saya motivasi.
4. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan
satu persatu atas bantuan yang
telah diberikan yang telah membantu penyelesaian
proposal ini.
Saya
sebagai penulis meminta maaf atas segala kesalahan dan kekurangan dalam
penulisan makalah ini.Dan semoga dengan makalah ini pembaca mendapatkan ilmu
yang bermanfaat.Saya sebagai penulis menerima kritik dan saran yang bersifat
membangun.Semoga Allah SWT senantiasa memudahkan setiap langkah-langkah kita
menuju kebaikan dan selalu melimpahkan kasih sayang-Nya untuk kita semua.Amin.
Pekalongan, 3 april 2017
Laily
Rahmawati
BAB I
PEMDAHULUAN
1.
Latar
Belakang
Alquran adalah
kalamullah yang diturunkan melalui malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad Saw.,
sebagai pedoman bagi kehidupan manusia (way of life). Alquran mengandung
beberapa aspek yang terkait dengan pandangan hidup yang dapat membawa manusia
ke jalan yang benar dan menuju kepada kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.
Dari beberapa aspek tersebut, secara global terkandung materi tentang kegiatan
belajar-mengajar atau pendidikan yang tentunya membutuhkan komponen-komponen
pendidikan, diantaranya yaitu pendidik dan peserta didik.
2. Judul
Judul makalah yang bertema “Objek Pendidikan Tidak Langsung
“Bertanyalah suatu masalah kepada ahlinya”
3. Nash
وَمَا أَرْسَلْنَا مِنْ قَبْلِكَ
إِلَّا رِجَالًا نُوحِي إِلَيْهِمْ ۚ فَاسْأَلُوا أَهْلَ الذِّكْرِ إِنْ كُنْتُمْ
لَا تَعْلَمُون
Artinya:“Dan Kami
tidak mengutus sebelum kamu, kecuali orang-orang lelaki yang Kami beri wahyu
kepada mereka, maka bertanyalah kepada ahl adz-Dzikr jika kamu tidak
mengetahui.”
4.
Arti
penting dikaji
quran surat An-Nahl ayat 43, mengapa penting
untuk dikaji? Karena bahwa Allah SWT.
mengutus nabi Muhammad sebagai rosul, akan tetapi banyak orang-orang Arab yang
tidak mau menerima kenyataan itu, dalam hubugannya dengan peristiwa tersebut,
bahwa Allah mengajarkan kita untuk bertanya suatu masalah kepada ahlinya.
BAB
II
PEMBAHASAN
1.
Teori
Ø Pengertian
Profesi dan Profesional
Kecenderungan saat ini sesuai
dengan dinamika bidang dan jenis pekerjaan, seperti jasa konsultan, aktivitas
bisnis, artis, seniman, wartaman, dokter, hukm, politik, komunikator (juru
bicara), dan tokoh spiritual atau kegiatan keagamaan menurut
perkembangankemajuan informs dan teknologi canggih di era globalisasi ini,
semakin banyak muncul kelompok atau individu yang mengidentifikasikan dirinya
sebagai penyandang suatu profesi tertentu atau mangaku seorang professional.
Namun,
pada praktinya seorang professional belum tetntu termasuk dalam pengertian
profesi. Kata profesi berasal dari bahasa latin, yaitu professues yang
artinya “suatu pekerjaan atau pekerjaan yang semula dihubungkan dengan sumpah
dan janaji bersifat religious”. Dapat ditarik kesimpulan bahwa secara historis
berarti memiliki ikatan batin dengan pekerjaannya.
Selanjutnya,
perkembangan istilah profesi menjadi ketrampilan atau keahlian khusus seseoramh
sebagai suatu pekerjaan atau kegiatan utama yang diperolehnya dari jalur
pendidikan atau pengalaman, dan dilaksanakan secara terus menerus, serius yang
merupakan sumber utama bagi nafkah hidupnya. Dilapangan praktik dikenal dua
jenis bidang profesi sebagai berikut:
a.
Profesi khusus
Ialah yang professional yang
melaksanakan profesi secara khusus untuk mendapatkan nafkah atau penghasilan
tertentu sebagai pokoknya. Misalnya profesi dibudang ekonomi, politik,
kedoktern, pendidikan, teknik, humas (public relations) dan sebagai
konsultan.
b.
Profesi Luhur
Ialah profesinal yang melaksanakan
profesinya, tidak lago untuk mendapatakan nafkah sebagai tujuan utamanya,
tetapi sudah merupakan dedikasi atau jiwa pengabduannya semata-mata. Misalnya
kegiatan prefesi di bidang keagamaan, pendidikan, sosial, budaya, dan seni.
Definidi
profesi menurut Howard Stephen-Son, dalam buku Handbook of Public Relations
(1971) adalah The practice of skilled
art service based on training, a body of knowledge, and adberence to agree on
standard of ethics. Artinya, bahwa yang dapat dinilai sebagai suatu
profesi, dalam praktiknya, merupakan seni ketrampilan atau memberikan pelayanan
tertentu berdasarkan kualifikasi pendidikan dan penelitian secara memiliki
pengetahuan memadai yang harus sesuai dengan standar etika profesi.
Sedangkan
menurut rumusan A. Sonny Karaf, dosen salah satu perguruan tinggi swasta (PTS)
dan kini menjabat sebagai menteri
Negra Lingkungan Hidup, “profesi adalah pekerjan yang dilakukan sebagai kegiatan
pokok untuk menghasilkan nafkah hidup dan yang mempunyai profesi dalam
pengertian tesebut adalah orang yang melakukan suatau pekerjaan purnawaktu dan hidup dari pekerjaan itu
dengan mengandalkan keahlian tinggi.[1]
Ø Perilku
dan sifat-sifat utama sebagai pekerja sosial
ü Kualitas
pribadi, pekerja sosial hendaknya memiliki standar tingkah laku pribadi yang
tinggi dalam kapasitasnya sebagai pekerja sosial.
ü Pengaembangan
kompetensi profesional, pekerja sosial hendaknya terus berjuang untuk tetap
profesien didalam praktek profesionalnya dan dalam penampilan fungus-fungsi
profesionalnya.
ü Pelayanan,
pekerja sosial hendaknya melayani sebagai kewajiban utama bagi profesi
pekerjaan sosial.
ü Integritas,
pekerja sosial hendaknys bertindak secara selaras dan serasi dengan integritas
profesionalnya yang tertinggi.
ü Belajar
dab meneliti, pekerja sosial yang melibatan diri dalam studi dan penelitian
berpedoman kepada konvensi-konvesi penelitian ilmiah yang lazim dipergunakan
orang atau kalangan ilmiah.[2]
2.
Tafsir
dari buku
a.
Tafsir
Al-Lubab
Ayat 43 mengingatkan lagi Nabi
Muhammad saw. bahwa Allah swt. tidak
mengutus sebelum Beliau kepada umat manusia kapan dan di mana pun, kecuali
lelaki-lelaki, yakni jenis manusia pilihan, bukan malaikat. Semua utusan di
beri-Nya wahyu, maka lanjut ayat ini: “wahai orang-orang yang ragu atau tidak
tahu, bertanyalah kepada yang berpengetahuan jika kamu tidak mengetahui”.[3]
b.
Tafsir
Al-Misbah
Ayat 43
وَمَا
أَرْسَلْنَا مِنْ قَبْلِكَ إِلَّا رِجَالًا نُوحِي إِلَيْهِمْ ۚ فَاسْأَلُوا
أَهْلَ الذِّكْرِ إِنْ كُنْتُمْ لَا تَعْلَمُون
Artinya:
“Dan Kami tidak mengutus sebelum
kamu, kecuali orang-orang lelaki yang Kami beri wahyu kepada mereka, maka
bertanyalah kepada ahl adz-Dzikr jika kamu tidak mengetahui.”
Ayat-ayat
yang lalu menguraikan keburukan ucapan dan perbuatan keniscayaan hari kemudian
dan kerasulan Nabi Muhammad saw. demikian juga penolakan mereka terhadap apa yang diturunkan Allah swt. itu
semua telah dibantah. Kini ayat ini dan ayat-ayat berikut kembali menguraikan
kesesatan pandangan mereka menyangkut kerasulan Nabi Muhammad saw. dalam
penolakan itu mereka selalu berkata bahwa manusia tidak wajar menjadi utusan
Allah swt, atau paling tidak Dia harus disertai oleh malaikat. Nah ayat ini
menegaskan bahwa: Dan kami tidak mengutus sebelum kamu kepada umat
manusia kapan dan di nama pun, kecuali orang-orang lelaki, yakni jenis manusia pilihan, bukan malaikat yang
Kami bri wahyu kepada mereka antara lain melalui malaikat jibril: maka wahai orang-orang yang ragu atau
tidak tahu bertanyalah kepada ahl adz
dzikr, yakni orang-orang yang berpengetahuan jika kamu tidak mengetahui
Para ulama
menjadikan kata ( الرجل) rijal pada ayat ini sebagai alasan untuk menyatakan bahwa
semua manusia yang diangkat Allah sebagai rosul adalah pria, dan tidak satupun
yang wanita. Memang, dari segi bahasa kata rijal yang merupakan bentuk
jamak dari kata (الرجل) rajul sering kali dipahami dalam arti lelaki. Namun
demikian, terdapat ayat-ayat al-Quran yang mengesankan bahwa kata tersebut
tidak selalu dalam arti jenis kelamin lelaki. Ia digunakan juga untuk
menunjukan manusia yang memiliki keistimewaan atau ketokohan, atau cirri
tertentu yang membedakan mereka dari yang lain. bacalah missal firman Allah
swt. (qs.al-jinn 72:6)
وَأَنَّهُ كَانَ رِجَالٌ مِنَ
الْإِنْسِ يَعُوذُونَ بِرِجَالٍ مِنَ الْجِنِّ فَزَادُوهُمْ رَهَقًا
Artinya:
Dan
bahwasanya ada beberapa orang laki-laki di antara manusia meminta perlindungan
kepada beberapa laki-laki di antara jin, maka jin-jin itu menambah bagi mereka
dosa dan kesalahan.
Atau firman-Nya
dalam QS. Al-A’raf 7:48 yang berbicara tentang lelaki yang berada di
al-a’raf. Tentu saja yang dimaksud di sini bukan hanya lelaki, tetapi juga
perempuan.
Kata ahl
adz-dzikr pada ayat ini dipahami oleh banyak ulama agama Yahudi dan Nasrani.
Mereka wajar ditanyai karena mereka tidak dapat dituduh berpihak pada informasi
al-Quran sebab mereka juga termasuk yang tidak mempercayainya, kedati demikian
persoalan kemanusiaan para rasul mereka akui.
Kata ان)) in/jika
pada ayat di atas yang biasanya digunakan menyangkut sesuatu yang tidak pasti
atau diragukan, mengisyaratkan bahwa persoalan yang dipaparkan oleh Nabi
saw. dan al-Quran sudah demikian jelas,
sehingga diragukan adanya ketidaktahuan, dan dengan demikian penolakan yang
dilakukan kaum musyrikin itu bukan lahir dari ketidaktahuan, tetapi dari sikap
keras kepala.
Disisi lain
pemerintah juga bertanya kepada ahl al-kitab yang dalam ayat ini mereka
digelari ahl adz-Dzikr menyangkut apa yang tidak diketahui, selama
mereka dinilai berpengetahuan dan objektif, menunjukan betapa islam sangat
terbuka dalam perolehan pengetahuan. Memang seperti sabda Nabi saw. : “Hikmah
adalah sesuatu yang didambakan seorang mu’min, dimana pun dia menemukannya,
maka dia lebih wajar mengambilnya.” Demikian juga dengan ungkapan yang popular
dinilai sebagai sabda Nabi saw. walaupun
bukan, yaitu: “Tuntutlah ilmu walaupun di negeri Cina”. Itu semua merupakan
landasan untuk menyatakan bahwa ilmu dalam pandangan islam bersifat universal,
terbuka, serta manusiawi dalam arti harus dimanfaatkan oleh dan untuk
kemaslahatan seluruh manusia.[4]
c.
Tafsir
Ibnu Katsier
Diriwayatkan
oleh adh-Dhahhak bahwa ibnu abbas bercerita mengenai ayat ini, bahwa tatkala
Allah swt. mengutus Muhammad sebagai
Rasul, banyak diantara orang-orang arab yang tidak mau menerima kenyataan itu
dan beranggapan bahwa lebih agung untuk mengutus seorang manusia sebagai
Rasu-Nya, maka turulah ayat:
اكان للنا س عجبا ان اوحيناالي رجل منهم ان انذرالناس
Artinya:
Apakah merupakan keanehan dan keajaiban bagi
manusia, bahwa kami mewahyukan risalah kepada seorang pria diantara mereka
untuk member peringatan kepada umat manusia?”.
Dan
dalam ayat diatas Allah swt. berfirman:
Dan kami tidak mengutus sebelum kamu melainkan seorang laki-laki yang kami beri
wahyu kedapanya sebagai Rasul, maka jika kamu tidak mengetahui tanyalah kepada
orang-orang yang mengetahui, yaitu ahli-ahli kitab, apakah Rasul-rasul yang
kami utus kepada mereka itu malaikat atau manusia biasa?.
Jika
Rasul-rasul yang Kami utus sebelum kamu itu melaikat, maka patut kamu
mengingkari kenabian Muhammad adalah benar-benar seorang Rasul yang Kami utus.
Allah berfirman:
قل سبحان ربى هل كنت الابشرارسو لا
Artinya:
Katakanlah wahai Muhammad,
“ Maha suci Tuhanku, tidakkah aku ini hanya seorang manusia yang diutus sebagai
Rasul?”.
Dan dalam ayat lain:
قل انما انا بشر مثلكم يوحى الي
Artinya:
“Katakanlah
wahai Muhammad, “sesungguhnya aku ini hanya seorang manusia seperti kamu yang
kepadaku diberi wahyu”.[5]
d.
Implementasi
a.
Mengajarkan
manusia untuk saling tolong menolong dalam hal kebaikan
b.
Menganjurkan
kita untuk bertanya apabila kita tidak tahu.
c.
Melatih manusia
untuk selalu bersikap professional dalam bekerja.
d.
Senantiasa
membantu orang lain jika mengalami kesulitan.
e.
Apabila kita
mempunyai ilmu sebaiknya ajarkan kepada orang lain.
e.
Aspek
tarbawi
a.
bahwa Allah SWT. mengutus nabi Muhammad sebagai
rosul, akan tetapi banyak orang-orang Arab yang tidak mau menerima kenyataan
itu, dalam hubugannya dengan peristiwa tersebut, bahwa Allah mengajarkan kita
untuk bertanya suatu masalah kepada ahlinya.
b.
Kebodohan akan
dihilangkan jika kita terus belajar kepada ahlinya
c.
Bahwasanya orang
yang selalu bertanya akan mendapatkan pengetahuan.
DAFTAR PUSTAKA
Rosady Ruslan, Rosady. 2001.Etika Kehumasan Konsep &
Aplikasi. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.
Salam, Burhanudin. 1997. Etika
sosial Asas Moral Dalam Kehidupan
Manusia. Jakarta: PT
Rineka Cipta.
Salim
Bahreisy, Salim. 1988. Terjemah Singkat Tafsir Ibnu Katsier,. Surabaya:
PT Bina Ilmu.
Shihab, Quraish. 2002. Tafsir Al-Misbah. Jakarta: Penerbit
Lentera Hati.
Shihab,Quraish. 2012. Al-Lubab. Tanggerang: Penerbit Lentera Hati.
[1]Rosady Ruslan, Etika
Kehumasan Konsep & Aplikasi, ( Jakarta: PT Rajagrafindo Persada, 2001),
hlm. 49-51
[2] Burhanudin
salam, Etika sosial Asas Moral Dalam Kehidupan Manusia, (Jakarta: PT Rineka
Cipta, 1997), hlm. 156
[3] Quraish
Shihab, Al-Lubab (Tanggerang: Penerbit
Lentera Hati, 2012), hlm., 162
[4] Quraish
Shihab, Tafsir Al-Misbah (Jakarta: Penerbit Lentera Hati, 2002), hlm.,
232-235
[5]Salim Bahreisy,
Terjemah Singkat Tafsir Ibnu Katsier, (Surabaya: PT Bina Ilmu, 1988), hlm.
563-564
Tidak ada komentar:
Posting Komentar