PENDIDIKAN PENGETAHUAN DASAR
“PENA DAN KARYA ANGKAT BUDI MULYA”
Q.S AL-QALAM
; 1 dan 2.”
Wasilatul
Anisah 2021115169
Kelas:
C
JURUSAN TARBIYAH/PAI
INSTITUT AGAMA ISLAM
NEGERI (IAIN) PEKALONGAN
2017
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah Yang Maha Esa
Tuhan Seluruh alam. Shalawat serta salam semoga dilimpahkan kepada Rasulullah
SAW. Puji syukur kepada illahi Rabbi yang telah memberikan penulis kemudahan
dalam menyelesaikan makalah Tafsir Tarbawi II ini dengan judul “Pena
dan Karya Angkat Budi Mulya Q.S Al-qalam :1 dan 2.”
Untuk itu penulis menyampaikan terima kasih
sedalam-dalamnya kepada :
1. Bapak Muhammad Ghufron, M.S.I
selaku dosen pengampu mata kuliah Tafsir Tarbawi II.
2. Bapak dan Ibu atas semua
doa dan bantuan untuk menyelesaikan makalah ini.
3. Serta semua pihak yang telah
berkontibusi dalam pembuatan makalah ini.
Oleh karena itu penulis menyadari bahwa
dalam makalah ini masih terdapat kekurangan dan kesalahan.
Penulis mengharapkan saran dan kritik yang
membangun kepada para pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Demikian kami ucapkan terimakasih.
Penulis berharap semoga makalah “Pena dan Karya Angkat Budi Mulya Q.S Al-qalam :1
dan 2”dapat bermanfaat bagi
pembacanya.
Pekalongan,
30 Maret 2017
Wasilatul Anisah
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Al-Qalam adalah surat
ke-68, diturunkan di Mekah pada awal kenabian, pada urutan ke-2, setelah surat
al-Alaq dan sebelum surat al-Muzammil. Sebagian ulama berpendapat urutannya
terbalik, surat al-Muzammil pada urutan ke-2 dan al-Qalam sesudahnya. Nama
surat ini al-Qalam atau pena, mengingatkan pada surat sebelumnya, surat
al-Alaq, yang menyatakan bahwa Tuhan mengajarkan manusia dengan pena. Menarik
bahwa kedua surat paling awal ini menyinggung peranan pena sebagai alat belajar
mengajar. Bahkan, surat ini diberi nama al-Qalam, pena. Sebuah isyarat agar
kaum muslimin manjadi umat terdidik. Surat ini diawali dengan huruf “nuun” disusul dengan sumpah pena. Huruf “nuun” oleh sebagian ulama melambangkan tinta
atau tempat tinta sebagai pasangan pena.
B. judul
Judul
Makalah ini adalah “Pendidikan
Pengetahuan Dasar”, dan dengan sub judul “Pena
dan Karya Angkat Budi Mulya Q.S Al-qalam ; 1 dan 2.”
C.
Nash
(2) مَا أَنتَ بِنِعْمَةِ رَبِّكَ بِمَجْنُونٍ (1) ن وَالْقَلَمِ وَمَا يَسْطُرُونَ
1. Nun[1], demi qalam
dan apa yang mereka tulis.
2. Berkat nikmat Tuhanmu
kamu (Muhammad) sekali-kali bukan orang gila.
D. Arti Penting
Surat al-Qalam atau
pena, menyatakan bahwa Tuhan mengajarkan manusia dengan pena. Menarik bahwa
surat paling awal ini menyinggung peranan pena sebagai alat belajar mengajar.
Bahkan, surat ini diberi nama al-Qalam, pena. Sebuah isyarat agar kaum muslimin
manjadi umat terdidik.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Teori
Menurut
Al-Asfahani berarti potongan dari suatu yang agak keras seperti kuku dan kayu,
serta secara khusus digunakan untuk menulis (pena). Sedangkan menurut tafsir
Al-Maraghi ayat tersebut menjelaskan bahwa Dia-lah Allah yang menjadikan kalam
sebagai media yang digunakan manusia untuk memahami sesuatu, sebagaimana mereka
memahaminya melalui ucapan.
Lebih jelas, beliau menjelaskan bahwa al-qalam itu adalah alat yang keras
dan tidak mengandung unsur kehidupan alias benda mati, dan tidak pula
mengandung unsur pemahaman. Namun digunakannya al-qalam untuk memahami sesuatu
bagi Allah bukanlah masalah yang sulit. Dan dengan bantuan al-qalam ini pula
manusia dapat memahami masalah yang sulit. Allah memiliki kekuasaan untuk
menjadikan seseorang sebagai pembaca yang baik. Penghubung yang memiliki
pengetahuan sehingga ia menjadi manusia yang sempurna. Pada perkembangan
selanjutnya, pengertian al-qalam ini tidak terbatas hanya pada alat tulis yang
hanya bisa digunakan oleh masyarakat tradisional di pesantren-pesantren. Namun
secara subtansial al-qalam ini dapat menampung seluruh pengertian yang
berkaitan dengan segala sesuatu sebagai alat pentimpan, merekam, syuting film
dan sebagainya. Dalam kaitan ini maka al-qalam dapat mencakup alat pemotret
berupa kamera, alat perekam berupa recording, alat penyimpan data berupa
komputer, video campact disc (VCD). Berbagai peralatan ini selanjutnya terkait
dengan bidang teknologi pendidikan.[1]
Budi Mulya adalah kedudukan baik, yang akan diberikan
oleh Allah terhadap orang yang selalu berusaha dan tawakal kepadanya. Melalui
pena dan kaya Allah akan meninggikan derajat sesorang tersebut. Bukan hanya
Allah sesama manusia pun juga akan mengangkat derajat seseorang yang memliki
karya. Ia akan dihormati, disanjung, dan di berikan kedudukan yang baik dalam
masyarakat.
B. Tafsir
a. Tafsir Al-Maraghi
(نَ) Telah kita jelaskan
berulang kali bahwa pendapat terkuat tantang makna huruf-huruf terpotong yang
terdapat pada awal surat adalah huruf-huruf tanbih
(penarik perhatian). Seperti halnya ala
dan ama.
(نوَالْقَلَمِ وَمَا يَسْطُرُو) Aku bersumpah demi
nama kalam dan kitab yang ditulis dengan kalam itu. Kemudian dia menjelaskan musam ‘alaih (isi sumpah) :
(مَا أَنتَ بِنِعْمَةِ رَبِّكَ بِمَجْنُونٍ) Sesungguhnya
engkau tidak gila seperti apa yang mereka sangkakan. Allah telah mengkaruniakan
kepadaMu kenabian. Keistimewaan akal dan kemuliaan akhlak.[2]
b. Tafsir Al-Misbah
Allah berfirman: Nun,
demi qolam yakni demi pena yang biasa digunakan untuk menulis oleh malaikat
atau oleh siapapun dan juga demi apa yang mereka tulis. Bukanlah engkau wahai
Nabi Muhammad disebabkan nikmat Tuhan
Pemalihara dan Pembimbing mu
semata. Seorang gila sebagaimana dituduhkan oleh para pendurhaka. Dan
sesungguhnya untukmu secara khusus atas jerih payah dan kesungguhan mu
menyampaikan dan mengajarkan wahyu Ilahi benar-benar telah tersedia pahala ynag
besar dan yang tidak putus-putusnya. Dan sesungguhnya engkau benar-benar berada
diatas budi pekerti yang agung.
Kata Qolam/pena ada
yang memahaminya dalam arti sempit yakni pena tertentu, ada juga yang
memahaminya secara umum yakni alat tulis apapun termasuk computer tercanggih sekalipun. Yang memahaminya dalam arti
sempit ada yang memahaminya pena yang digunakan malaikat untuk menulis takdir
baik dan buruk serta segala kejadian dan makhluk yang kesemuanya tercatat dalam
Lauh Mahfuzh, atau pena yang digunakan malaikat menulis amal-amal baik dan
buruk setiap manusia, atau pena sahabat Nabi menulis ayat-ayat al-Qur’an.[3]
c. Tafsir Al-Azhar
Di antara
Qalam dalam Surat Al-‘Alaq sebagai ayat yang mula-mula turun dan “Qalam” di
Surat ini, dan keduanya sama-sama turun di Mekah, memam ada pertalian yang
patut menjadi perhatian. Tentang pentingnya qalam atau pena dalam hidup manusia
di atas permukaan bumi. Dengan qalamlah ilmu pengetahuan dicatat. Bahkan
kitab-kitab suci yang diturunkan Allah Ta’ala kepada para nabi-nabi sebagai
tercatat di dalam kumpulan “Perjanjian Lama”, barulah menjadi dokumentasi agama
setelah semuanya dicatat.
Banyaklah
bertemu catatan demikian, bekas dari Qalam dan apa yang dituliskan oleh orang
yang ahli menulis. Baik qalam itu berupa sagar dari pohon kayu atau dari ujung
rotan. Semuanya telah memperkuat tafsir dari ayat 1 surat al-Qalam: “Nun, demi qalam dan apa yang mereka tulis.”
“Berkat nikmat Tuhanmu
kamu (Muhammad) sekali-kali bukan orang gila.” (ayat 2). Ayat ini adalah satu
bujukan atau hiburan yang amat halus penuh kasih sayang dari Tuhan kepada
RosulNya, Nabi Muhammad saw. Setelah Rosulullah menyampaikan da’wahnya
mengajarkan Tauhid dan Ma’rifat ke pada Tuhan Yang Maha Esa dan Maha Kuasa dan
mencela segala perbuatan jahiliyyah, terutama mempersekutukan yang lain dengan
Allah, sangatlah besar reaksi daripada kaumnya. Macam-macam tuduhan yang
dilontarkan kepada diri beliau. Satu diantara tuduhan itu ialah bahwa ia gila![4]
C. Aplikasi dalam Kehidupan
Dalam surat al-Qalam Allah memerintahkan untuk
mengikat ilmu dengan menulis dan mencari ilmu dengan informasi yang benar atau
shahih. Di antaranya dapat dengan cara sebagai berikut:
1. Mengajarkan Ilmu
Ketika kita ingin mengajak orang kepada
kebaikan, tentunya kita harus memiliki ilmu untuk meyakinkan argumentsi kita.
Agar memperhatikan ilmu dan menuliskannya dalam rangka menyebarkanluaskan ilmu
sehingga bermanfaat tidak hanya pada masa sekarang tapi juga di masa yang akan
datang.
2.
Ilmu Sebagai Amal Jariyah
Ketika kita
mengamalkan ilmu seperti apa yang diajarkan Rasulullah SAW, kita tentu akan
mendapat pahala atas amal yang kita kerjakan. Inilah yang dinamakan amal
jariyah, yang tiada terputus meskipun kita telah tiada.
3.
Menjaga Akhlak / Budi Pekerti
Dalam
mengajarkan ilmu pasti ada saja rintangannya, diantaranya mendapat peserta
didik yang sulit diatur, nakal, maka kita mesti bersabar, menasehatinya dengan
cara yang lembut. Meneladani sikap Rasulullah saat dahulu menyebarkan agama
Islam mendapat hinaan, cacian, Rasulullah menghadapinya dengan santun dan
akhlak yang agung. Meski mendapat siksa, intimidasi, boikot dan segala bentuk
upaya untuk menghentikan dakwah Rasulullah bersama para sahabatnya tetap tegar.
D.
Aspek tarbawi
Ø
Belajar
adalah proses eksplorasi potensi diri menjadi aktual. Selain itu, belajar juga
merupakan proses untuk mengetahui.
Ø
Mengajarkan
ilmu yang kita punya bisa dalam bentuk tulisan.
Ø
Allah
menjanjikan pahala yang tiada putusnya untuk orang yang mengamalkan ilmunya.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Q.S. Al-‘Alaq ini kata ( القلم) menurut Al-Asfahani berarti
potongan dari suatu yang agak keras seperti kuku dan kayu, serta secara khusus
digunakan untuk menulis (pena). Ilmu adalah sesuatu yang bisa membuka/menemukan perkara yang dicari dengan
sempurna.
Ayat pertama, sangatlah relevan dengan kemajuan peradaban umat manusia,
bahwa perintah membaca yang diwahyukan pada surat al-‘Alaq yang mendahului
surat ini, disambut dengan pena serta apa yang dituliskan.
Ayat kedua, setelah
bersumpah dengan nun dan Qalam, Allah kemudian menyampaikan sebuah bujukan
penyejuk hati bagi Muhammad bin Abdullah, lelaki pilihan yang telah ditetapkan
sebagai utusan-Nya.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad Musthafa Al-Maraghi,1987,Tafsir Al-Maraghi,Bandung: CV Rosda.
Hamka,2004, Tafsir Al-Azhar Juz XXIX,Jakarta: PT.
Citra Serumpun Padi.
http://www.dakwatuna.com/2011/10/24/15583/bekal-aktivis-dakwah-dalam-surat-al-qalam.html, diakses pada hari rabu, 05 april 2017. Pada
jam 19:09 wib
M. Quraish Shihab,2002, Tafsir Al-Misbah,Jakarta: Lentera Hati.
Biodata
Nama
: Wasilatul Anisah
Tempat, tanggal lahir : Pekalongan, 05 Oktober 1997
Alamat : Ds. Bligo Rt/Rw : 12/04
: Kec. Buaran Kab. Pekalongan.
Asal sekolah
: MIS Bligo
: MTsS Simbang Kulon II
: MAS Simbang Kulon II
[1] http://www.dakwatuna.com/2011/10/24/15583/bekal-aktivis-dakwah-dalam-surat-al-qalam.html, diakses pada hari rabu, 05 april 2017. Pada jam 19:09 wib
[2]Ahmad Musthafa
Al-Maraghi, Tafsir Al-Maraghi, (Bandung:
CV Rosda, 1987),hlm.48
[3]M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah, (Jakarta: Lentera
Hati, 2002),hlm.378-379
[4]Hamka, Tafsir Al-Azhar Juz XXIX, (Jakarta: PT.
Citra Serumpun Padi, 2004),hlm.44
Tidak ada komentar:
Posting Komentar