KETRAMPILAN DASAR
MENGAJAR
“PEMBELAJAR”
Isla
Nur Sabilla
(2021115074)
Kelas
: F (PAI)
FAKULTAS TARBIYAH DAN
ILMU KEGURUAN/FTIK
INSTITUT AGAMA ISLAM
NEGRI (IAIN)
PEKALONGAN
2017
KATA PENGANTAR
Puji syukur
kehadirat Allah atas segala kemudahan yang diberikan kepada penulis, sehingga
dapat menyelesaikan makalah ini dengan waktu yang tepat. Tak lupa shalawat
serta salam senantiasa tercurahkaan untuk baginda Nabi Muhammad SAW,yang kita
nantikan syafaatnya di Yaumul Kiyamah.
Ucapan
terimakasih pula penyusun sampaikan kepada :
1.
Ayah dan Ibu
yang senantiasa memberikan dukungan moril dan materil kepada penulis.
2.
Bapak M.
Hufron, M.si selaku dosen matakuliah strategi belajar mengajar, yang telah
memberikan amanah untuk menyelesaikan tugas ini
3.
Teman-teman
yang senantiasa memberikan masukan dalam penyusunan makalah ini.
Penulis
menyadari , bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
memiliki banyak kekurangan. Baik dari segi penyusunan dan pemilihan kata. Oleh
karena itu, penulis mengharap saran dan kritik dari pembaca yang membangun,sebagai
bahan evaluasi agar dalam tahap penyusunan lebih baik lagi.
Semoga makalah
strategi belajar mengajarini bermanfaat bagi masyarakat luas pada umumnya, dan
bagi para mahasiswa khususnya.
Pemalang, 12 Setember 2017
Isla
nur sabilla
(2021115074)
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Tema
“Ketrampilan
Dasar Mengajar”
B.
Sub Tema
“ Pembelajar”
C.
Mengapa penting dikaji
Sub tema tentang pembelajar sangat
penting untuk dikaji , karena pembelajar yang ideal yang terus belajar dan
mengembangkan (upgrade) diri di setiap saat dan dimanapun. Pembelajar terus
belajar dan mengembangkan diri, bukan untuk pemerintah atau kepala sekolah,
tapi memang sejatinya setiap pendidik dan berkarya akan muncul generasi
pembelajar sepanjang hayat yang terus menerus berkonstribusi pada masyarakat dan lingkungannya. Dan pada umumnya tujuan
yang ingin di capai oleh pembelajar adalah memperoleh manfaat yang diperoleh
akan berdeda bentuk dan hasilnya.
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Pembelajar
Berasal dari kata dasar “ajar” yang imbuhannya pe dan be . imbuhan pe
merupakan penrgasan makna dari kata dasar ajar yang telah di tambahkan imbuhan
belajar yang berarti gemar atau suka ataupun rajin.
B. Definisi Pembelajar
Pembelajar
adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui
proses pendidikan.[1]
Segala proses yang telah diprogramkan akan dilaksanakan dalam proses belajar
mengajar, perubahan sebagai suatu proses hasil belajar dapat berbagai bentuk
seperti kecakapan,kebiasaan,sikap dan lainnya meliputi dirinya,pengetahuan dan
perbuatannya.
Menjadikan kegiatan belajar (proses mengubah tingkah laku
menuju kondisi yang lebih baik) sebagai bagian dari kehidupan dan kebutuhan
hidupnya. Manusia pembelajar belajar dari banyak hal, misalnya dari pengalaman
keberhasilan atau kegagalan orang lain, pengalaman diri sendiri yang bersifat
sukses atau yang bersifat gagal dari buku-buku, jurnal, majalah, koran,
hasil-hasil penelitian, hasil observasi, hingga yang bersifat spontan.
C. Ciri-
ciri utama Pembelajar
Ada beberapa ciri utama yang mutlak
ada untuk menjadi manusia pembelajar antara lain sebagai berikut :
1.
Rasa ingin tahu. Ini merupakan awal seseorang menjadi manusia berpengetahuan.
Manusia yang memiliki rasa ingin tahu yang tinggi adalah pembelajar sejati.
2.Optimisme
Inilah modal dasar bagi seseorang untuk tidak mudah menyerah dengan aneka
situasi. Adakalanya ketika orang pesimis tiba- tiba orang menghentikan usaha
atau perjuangannya ketika sesungguhnya keberhasilan itu sudah amat dekat untuk
dicapai.
3.
Keikhlasan. Orang orang yang ikhlas nyaris tidak mengenal lelah. Dia selal
bergairah dalam setiap keadaan. Banyak siasat, srategi atau akal baru yang
dihasilkannya ketika ia berpikir dan memutuskan untuk berbuat.
4.
Konsistensi. Begitu banyak orang yang bekerja dalam format “Keras kerak, yang
tersiram air sedikit saja menjadi lembek”, “Tergoda dengan hal baru lalu
meninggalkan keputusan yang telah dibuat dan telah dicoba dijalankan”, dan
sebagainya. Disinilah pentingnya sikap konsistensi.
5.
Pandangan visioner. Pandangan jauh kedepan, melebihi batas-batas
pemikiran orang kebanyakan. Mereka yang termasuk kelompok ini jarang sekali
tergoda untuk melakukan apa saja untuk hasil yang instan, mengejar target
jangka pendek dengan mengorbankan kepentingan jangka panjang.[2]
C. Kedudukan
Pembelajar dalam Ketrampilan Dasar Mengajar
Dalam pembelajaran Modern, istilah
mengajar sering disatukan dengan belajar, sehingga sudah menjadi satu kalimat
majemuk “Kegiatan Belajar mengajar” (KBM), Proses Belajar Mengajar (PBM) dan
untuk menyebutkan kedua istilah tersebut, saat ini disatukan dengan
“pembelajaran”. Dengan demikian jika disebut “pembelajaran” itu berarti
menunjukkan proses kegiatan yang melibatkan unsur belajar dan mengajar.
Mengajar
(teaching) memiliki banyak pengertian, mulai dari pengertian yang sudah lama
(tradisional) sampai pada pengertian yang terbaru (kontemporer). Secara
deskriptif mengajar diartikan sebagai proses menyampaikan informasi atau
pengetahuan dari guru, dosen, instruktur kepada siswa. Merujuk pada pengertian
mengajar tersebut, inti dari mengajar adalah proses menyampaikan (transfer)
atau memindahkan. Memang dalam mengajar ada unsur menyampaikan atau transfer
dari guru, dosen, instruktur kepada siswa. Akan tetapi pengertian memindahkan
tersebut bukanseperti seorang memindahkan air minum dari satu cangkir ke
cangkir yang lain. Air yang dipindahkan dari satu cangkir ke cangkir yang lain
volumenya akan tetap sama bahkan karena mungkin terjadi proses penguapan,maka
volume air yang dipindahkan itu akan semakin berkurang (menyusut) dari keadaan
sebelumnya.2
Oleh
karena itu mengajar yang diartikan proses menyampaikan (transfer). Dengan
demikian dalam Ketrampilan Dasar Mengajar, aspek Pembelajar sangat penting,
sebab Pembelajar dapat secara langsung maupun emosional mengetahui apa yang
dirasakan oleh siswa. Seolah-olah Pendidik (Guru) ikut belajar dalam kegiatan
belajar mengajar baik di kelas maupun
kegiatan belajar mengajar di luar kelas.
D. Komponen Ketrampilan Dasar Mengajar yang harus
dimiliki oleh seorang Pembelajar
1.
Keterampilan membuka dan menutup
pembelajaran (Set induction and closure skills)
Membuka pelajaran adalahusaha atau
kegiatan yang dilakukan oleh guru dalam kegiatan pembelajaran untuk menciptakan
pra kondisi bagi siswa agar mental maupun perhatiannya terusat pada apa yang akan
dipelajarinya, sehingga usaha tersebut akan membarikan efek yang positif
terhadap kegiatan belajar.
Kegiatan membuka pelajaran tidak
hanya dilakukan guru pada awal waktu pelajaran, tetapi juga pada awal setiap
penggal kegiatan inti pelajaran yang diberikan selama waktu pelajaran itu.
Caranya: 1) mengemukakan tujuan yang akan dicapai, 2) menarik perhatian siswa,
3) memberikan acuan, dan 4) membuat kaitan antara materi pelajaran yang telah
dikuasai siswa dan bahan yang akan dipelajari.
Menutup pelajaran adalah kegiatan
yang dilakukan oleh guru untuk mengahiri kegiatan pembelajaran.
Kegiatan ini dimaksudkan untuk
memberikan gambaran menyeluruh tentan apa yang telah dipelajari oleh siswa,
mengetahui tingkat pencapaian siswa dan tingkat keberhasilan guru dalam proses
pembelajaran.
2. Komponen
membuka dan menutup pembelajaran
Komponen membuka dan menutup
pembelajaran sebagaimana dijelaskan M. Uzer Usman adalah sebagai berikut:
1.
Komponen membuka pembelajaran
meliputi:
a.
Menarik perhatian siswa. Gaya
mengajar, penggunaan media pembelajaran atau pola interaksi yang bervariasi.
Menimbulkan motivasi, disertai kehangatan dan keantusiasan, menimbulkan rasa
ingin tahu, mengemukakan ide yang bertentangan dan memperhatikan minat atau
interest siswa.
b.
Memberi acuan melalui berbagai
usaha, seperti mengemukakan tujuan pembelajaran dan batas-batas tugas,
menyarankan langkah-langkah yang akan dilakukan, mengingatkan masalah pokok
yang akan dibahas dan mengajukan beberapa pertanyaan.
c.
Memberikan Apersepsi
(memberikan kaitan antara materi sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari)
sehingga materi yang dipalajari merupakan satu-kesatuan yang utuh.
2.
Komponen menutup pembelajaran
meliputi:
a.
Meninjau kembali penguasaan materi
pokok dengan merangkum hasil pembelajaran.
b.
Melakukan evaluasi. Bentuk evaluasi
yang dilakukan oleh guru antara lain adalah mendemonstrasikan keterampilan,
mengaplikasikan ide baru pada situasi lain, mengeksplorasi pendapat siswa
sendiri dan memberikan soal-soal tertulis.[3]
Dari komponen yang ada diharapkan
terjadi perubahan dalam pola belajar yang dititikberatkan pada Seorang
Pembelajar. Ciri-ciri dari sebuah perubahan tersebut antara lain:[4]
1. Perubahan yang terjadi
berlangsung secara sadar, sekurang-kurangnya sadar bahwa pengetahuannya
bertambah, sikapnya berubah, kecakapannya berkembang, dan lain-lain.
2.
Perubahan dalam belajar bersifat kontinyu dan fungsional.
3.
Perubahan belajar bersifat positif dan aktif.
4.
Perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara.
5. Perubahan belajar bertujuan dan terarah.
Perubahan mencakup seluruh aspek
tingkah laku, bukan bagian bagian tertentu secara parsial.
E. Hubungan
Pembelajar dengan pilar-pilar dalam Belajar
Secara ringkas UNESCO memberikan
empat pilar belajar dalam ranah pembelajaran. Empat Pilar tersebut antara lain:
1. Learning to know
Belajar untuk mengetahui, (learning to know), berkaitan dengan
perolehan, penguasaan dan pemanfaatan
pengetahuan. Belajar untuk mengetahui oleh UNESCO dipahami sebagai cara dan tujuan
dari eksistensi manusia. Hal ini sesuai
dengan penegasan Jacques Delors sebagai komisi ketua komisi penyusunan
laporan Learning: The Treasure Within, yang menyatakan adanyya dua
manfaat pengetahuan, yaitu pengetahuan sebagai cara, (means) dan pengetahuan
sebagai hasil atau tujuan, (end, sebagai catra hidup, terkait
keniscayaan bahwa manusia memang wajib memahami dunia disekelilingnya, minimal
sesuai dengan pemenuhan kebutuhannya untuk menjadi makhluk yang berkehormatan
dan memiliki percaya diri, mengembangkan keterampilan, serta berkomunikasi
dengan orang lain.
2. Learning to Do
Konsep
learning to do ini terkait dengan pernyataan pokok, bagaimana kita
mengadaptasikan pendidikan sehingga mampu membekali siswa bekerja untuk mengisi
berbagai jenis lowongan pekerjaan di masa depan? Dalam hal ini pendidikan
diharapkan mampu menyiapkan siswa berkaitan dengan dua hal.Pertama,
berhubungan dengan ekonomi industry, di mana para pekerja memperoleh upah dari
pekerjaannya.Kedua, yaitu suatu usaha yang kita kenal sebagai wirausaha,
para lulusan sekolah menyiapkan jenis pekerjaannya sendiri dan menggaji
dirinyasendiri(selfemplopment),dalam semangat entrepreneurship.
3. Learning to Live Together
Belajar untuk hidup bersama,
mengisyaratkan keniscayaan interaksi berbagai kelompok dan golongan dalam
kehidupan global yang dirasakan semakin menyempit akibat kemajuan teknologi
komunikasi dan informasi.
Agar dapat berinteraksi,
berkomunikasi, saling berbagi, bekerja sama dan hidup bersama, saling
menghargai dalam kesetaraan, sejak kecil anak-anak sudah harus dilatih,
dibiasakan hidup berdampingan bersama, terlebih di negara indonesia yang
multikultur.
4. Learning to Be
Yakni belajar untuk menjadi manusia
yang utuh, maka dari itu mengharuskan tujuan pembelajaran yang sedemikian rupa
baik rancangan maupun mengimplementasikannya terhadap siswa sehingga dapat
mencapai manusia yang utuh.
Manusia yang utuh adalah manusia
yang seluruh aspek kepribadiannya berkembang secara optimal dan seimbang, baik
aspek ketaqwaan terhadap Tuhan, intelektual, emosi, sosial, fisik, maupun
moral.
Dalam melaksanakan Pembelajaran.
Seorang pembelajar dalam hal ini adalah Pendidik harus mampu melaksanakan empat
pilar diatas karena jika empat pilar tercapai maka secara tidak langsung
Seorang Pembelajar itu telah selesai melaksnakan tugasnya dengan baik dan
sukses.
F. Urgensi
Pembelajar dalam dunia Pendidikan
1. Dapat
menjadi pembaharu dalam dunia pendidikan karena lebih mengedepankan aspek
Kedekatan Batin
2. Menjadi
tolak ukur dalam pelaksanaan Sistem Pembelajaran
3. Mampu
memperbaiki kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) baik secara Kognitif maupun
Sikap
4. Pembelajar
mampu mengajarkan sebuah materi pembelajaran sekaligus bisa menimba ilmu lewat
kegiatan Belajar-Mengajar tersebut
5. Pembelajar
bisa merasakan apa yang siswanya rasakan atau memiliki sifat Empati.[5]
BAB III
PENUTUP
A.
Simpulan
Pembelajar adalah anggota masyarakat
yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses pendidikan. Segala
proses yang telah diprogramkan akan dilaksanakan dalam proses belajar mengajar,
perubahan sebagai suatu proses hasil belajar dapat berbagai bentuk seperti
kecakapan,kebiasaan,sikap dan lainnya meliputi dirinya,pengetahuan dan
perbuatannya. Menjadikan kegiatan belajar (proses mengubah tingkah laku menuju
kondisi yang lebih baik) sebagai bagian dari kehidupan dan kebutuhan hidupnya.
Pembelajar bertujuan membantu siswa
agar memperoleh berbagai pengetahuan dan dengan pengetahuan itu tingkah laku
siswa yang meliputi pengetahuan , ketrampilan, dan nilai atau norma yang
berfungsi sebagai pengendali sikap dan perilaku siwa menjadi tambah baik
kuantitas maupun kualitasnya.
B.
Daftar
Pustaka
Nasution,M.A. 2002. Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar. Cet I.
Jakarta : PT.Bumi Aksara.
Danim, sudirman. 2007. Menjadi Komunitas Pembelajar. cet I.
Jakarta: PT.Bumi Aksara.
Usman usman,Moh. 1990. Menjadi Guru Profeional. Cet I. Bandung:
Remaja Rosda karya.
Muntahibun Nafis Moh.2005. ilmu Pendidikan Islam. Cet I. jakarta:
PT.Bumi Aksara.
Ramayulis.2012.Dasar-Dasar Kependidikan.cet I. Bandung : PT. Refika ditama.
PROFIL
Nama
: isla nur sabilla (202115074)
Tempat
Tanggal Lahir : Pemalang, 27 agustus
1996.
Alamat
: Sidorejo Comal Pemalang
Riwayat
Pendidikan :
1.
RA Ma’hadul Ma’hadul Muta’alliin Sidorejo
Comal
2.
MI Ma’hadul Muta’alimin Sidorejo
Comal
3.
Mts Ma’hadul Muta’alimin Sidorejo
Comal
4.
Sma N 1 Wiradesa
[1]Prof.Dr.S.Nasution,M.A.Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan
Mengajar,(jakarta :Bumi Aksara,2002), hlm.95
[2]Sudarman Danim, Menjadi Komunitas
Pembelajar, cet ke-2 (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2007), hlm. 6-7
[4]moh.
Muntahibun Nafis,Ilmu Pendidikan Islam,(jakarta
:PT.Bumi Akara, 2005), hlm 78
[5]Ramayulis ,Dasar-Dasar Kependidikan (Bandung: PT.
Refika Aditama, 2012), hlm. 54
Tidak ada komentar:
Posting Komentar