Laman

new post

zzz

Jumat, 15 September 2017

SBM F 3-B “PEMBELAJAR”

KETRAMPILAN DASAR MENGAJAR
“PEMBELAJAR”

Isla Nur Sabilla
(2021115074)


Kelas : F (PAI)
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN/FTIK
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGRI (IAIN)
PEKALONGAN
2017



KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah atas segala kemudahan yang diberikan kepada penulis, sehingga dapat menyelesaikan makalah ini dengan waktu yang tepat. Tak lupa shalawat serta salam senantiasa tercurahkaan untuk baginda Nabi Muhammad SAW,yang kita nantikan syafaatnya di Yaumul Kiyamah.
Ucapan terimakasih pula penyusun sampaikan kepada :
1.      Ayah dan Ibu yang senantiasa memberikan dukungan moril dan materil kepada penulis.
2.      Bapak M. Hufron, M.si selaku dosen matakuliah strategi belajar mengajar, yang telah memberikan amanah untuk menyelesaikan tugas ini
3.      Teman-teman yang senantiasa memberikan masukan dalam penyusunan makalah ini.

Penulis menyadari , bahwa  makalah  ini masih jauh dari kata sempurna dan masih memiliki banyak kekurangan. Baik dari segi penyusunan dan pemilihan kata. Oleh karena itu, penulis mengharap saran dan kritik dari pembaca yang membangun,sebagai bahan evaluasi agar dalam tahap penyusunan lebih baik lagi.
Semoga makalah strategi belajar mengajarini bermanfaat bagi masyarakat luas pada umumnya, dan bagi para mahasiswa khususnya.




                                                                       Pemalang, 12 Setember 2017

                                                                                                Isla nur sabilla
                                                                                                (2021115074)



BAB I
PENDAHULUAN


A.    Tema   
Ketrampilan Dasar Mengajar”
B.     Sub Tema                               
Pembelajar
C.    Mengapa penting dikaji
Sub tema tentang pembelajar sangat penting untuk dikaji , karena pembelajar yang ideal yang terus belajar dan mengembangkan (upgrade) diri di setiap saat dan dimanapun. Pembelajar terus belajar dan mengembangkan diri, bukan untuk pemerintah atau kepala sekolah, tapi memang sejatinya setiap pendidik dan berkarya akan muncul generasi pembelajar sepanjang hayat yang terus menerus berkonstribusi pada masyarakat  dan lingkungannya. Dan pada umumnya tujuan yang ingin di capai oleh pembelajar adalah memperoleh manfaat yang diperoleh akan berdeda bentuk dan hasilnya.










BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pembelajar
Berasal dari kata dasar “ajar” yang imbuhannya pe dan be . imbuhan pe merupakan penrgasan makna dari kata dasar ajar yang telah di tambahkan imbuhan belajar yang berarti gemar atau suka ataupun rajin.
B.     Definisi Pembelajar
            Pembelajar adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses pendidikan.[1] Segala proses yang telah diprogramkan akan dilaksanakan dalam proses belajar mengajar, perubahan sebagai suatu proses hasil belajar dapat berbagai bentuk seperti kecakapan,kebiasaan,sikap dan lainnya meliputi dirinya,pengetahuan dan perbuatannya.
Menjadikan kegiatan belajar (proses mengubah tingkah laku menuju kondisi yang lebih baik) sebagai bagian dari kehidupan dan kebutuhan hidupnya. Manusia pembelajar belajar dari banyak hal, misalnya dari pengalaman keberhasilan atau kegagalan orang lain, pengalaman diri sendiri yang bersifat sukses atau yang bersifat gagal dari buku-buku, jurnal, majalah, koran, hasil-hasil penelitian, hasil observasi, hingga yang bersifat spontan.
C.    Ciri- ciri utama Pembelajar
Ada beberapa ciri utama yang mutlak ada untuk menjadi manusia pembelajar antara lain sebagai berikut :
1. Rasa ingin tahu. Ini merupakan awal seseorang menjadi manusia berpengetahuan. Manusia yang memiliki rasa ingin tahu yang tinggi adalah pembelajar sejati.
2.Optimisme Inilah modal dasar bagi seseorang untuk tidak mudah menyerah dengan aneka situasi. Adakalanya ketika orang pesimis tiba- tiba orang menghentikan usaha atau perjuangannya ketika sesungguhnya keberhasilan itu sudah amat dekat untuk dicapai.
3.   Keikhlasan. Orang orang yang ikhlas nyaris tidak mengenal lelah. Dia selal bergairah dalam setiap keadaan. Banyak siasat, srategi atau akal baru yang dihasilkannya ketika ia berpikir dan memutuskan untuk berbuat.
4.   Konsistensi. Begitu banyak orang yang bekerja dalam format “Keras kerak, yang tersiram air sedikit saja menjadi lembek”, “Tergoda dengan hal baru lalu meninggalkan keputusan yang telah dibuat dan telah dicoba dijalankan”, dan sebagainya. Disinilah pentingnya sikap konsistensi.
5.   Pandangan  visioner.  Pandangan jauh kedepan, melebihi batas-batas pemikiran orang kebanyakan. Mereka yang termasuk kelompok ini jarang sekali tergoda untuk melakukan apa saja untuk hasil yang instan, mengejar target jangka pendek dengan mengorbankan kepentingan jangka panjang.[2]

C.        Kedudukan Pembelajar dalam Ketrampilan Dasar Mengajar
Dalam pembelajaran Modern, istilah mengajar sering disatukan dengan belajar, sehingga sudah menjadi satu kalimat majemuk “Kegiatan Belajar mengajar” (KBM), Proses Belajar Mengajar (PBM) dan untuk menyebutkan kedua istilah tersebut, saat ini disatukan dengan “pembelajaran”. Dengan demikian jika disebut “pembelajaran” itu berarti menunjukkan proses kegiatan yang melibatkan unsur belajar dan mengajar.
Mengajar (teaching) memiliki banyak pengertian, mulai dari pengertian yang sudah lama (tradisional) sampai pada pengertian yang terbaru (kontemporer). Secara deskriptif mengajar diartikan sebagai proses menyampaikan informasi atau pengetahuan dari guru, dosen, instruktur kepada siswa. Merujuk pada pengertian mengajar tersebut, inti dari mengajar adalah proses menyampaikan (transfer) atau memindahkan. Memang dalam mengajar ada unsur menyampaikan atau transfer dari guru, dosen, instruktur kepada siswa. Akan tetapi pengertian memindahkan tersebut bukanseperti seorang memindahkan air minum dari satu cangkir ke cangkir yang lain. Air yang dipindahkan dari satu cangkir ke cangkir yang lain volumenya akan tetap sama bahkan karena mungkin terjadi proses penguapan,maka volume air yang dipindahkan itu akan semakin berkurang (menyusut) dari keadaan sebelumnya.2
Oleh karena itu mengajar yang diartikan proses menyampaikan (transfer). Dengan demikian dalam Ketrampilan Dasar Mengajar, aspek Pembelajar sangat penting, sebab Pembelajar dapat secara langsung maupun emosional mengetahui apa yang dirasakan oleh siswa. Seolah-olah Pendidik (Guru) ikut belajar dalam kegiatan belajar mengajar  baik di kelas maupun kegiatan belajar mengajar di luar kelas.
D.   Komponen  Ketrampilan Dasar Mengajar yang harus dimiliki oleh seorang Pembelajar
1.      Keterampilan membuka dan menutup pembelajaran (Set induction and closure skills)
Membuka pelajaran adalahusaha atau kegiatan yang dilakukan oleh guru dalam kegiatan pembelajaran untuk menciptakan pra kondisi bagi siswa agar mental maupun perhatiannya terusat pada apa yang akan dipelajarinya, sehingga usaha tersebut akan membarikan efek yang positif terhadap kegiatan belajar.
Kegiatan membuka pelajaran tidak hanya dilakukan guru pada awal waktu pelajaran, tetapi juga pada awal setiap penggal kegiatan inti pelajaran yang diberikan selama waktu pelajaran itu. Caranya: 1) mengemukakan tujuan yang akan dicapai, 2) menarik perhatian siswa, 3) memberikan acuan, dan 4) membuat kaitan antara materi pelajaran yang telah dikuasai siswa dan bahan yang akan dipelajari.
Menutup pelajaran adalah kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk mengahiri kegiatan pembelajaran.
Kegiatan ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran menyeluruh tentan apa yang telah dipelajari oleh siswa, mengetahui tingkat pencapaian siswa dan tingkat keberhasilan guru dalam proses pembelajaran.
2.      Komponen membuka dan menutup pembelajaran
Komponen membuka dan menutup pembelajaran sebagaimana dijelaskan M. Uzer Usman adalah sebagai berikut:
1.    Komponen membuka pembelajaran meliputi:
a.         Menarik perhatian siswa. Gaya mengajar, penggunaan media pembelajaran atau pola interaksi yang bervariasi. Menimbulkan motivasi, disertai kehangatan dan keantusiasan, menimbulkan rasa ingin tahu, mengemukakan ide yang bertentangan dan memperhatikan minat atau interest siswa.
b.        Memberi acuan melalui berbagai usaha, seperti mengemukakan tujuan pembelajaran dan batas-batas tugas, menyarankan langkah-langkah yang akan dilakukan, mengingatkan masalah pokok yang akan dibahas dan mengajukan beberapa pertanyaan.
c.         Memberikan Apersepsi (memberikan kaitan antara materi sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari) sehingga materi yang dipalajari merupakan satu-kesatuan yang utuh.
2.    Komponen menutup pembelajaran meliputi:
a.         Meninjau kembali penguasaan materi pokok dengan merangkum hasil pembelajaran.
b.        Melakukan evaluasi. Bentuk evaluasi yang dilakukan oleh guru antara lain adalah mendemonstrasikan keterampilan, mengaplikasikan ide baru pada situasi lain, mengeksplorasi pendapat siswa sendiri dan memberikan soal-soal tertulis.[3]
Dari komponen yang ada diharapkan terjadi perubahan dalam pola belajar yang dititikberatkan pada Seorang Pembelajar. Ciri-ciri dari sebuah perubahan tersebut antara lain:[4]
1. Perubahan yang terjadi berlangsung secara sadar, sekurang-kurangnya sadar bahwa pengetahuannya bertambah, sikapnya berubah, kecakapannya berkembang, dan lain-lain.
2. Perubahan dalam belajar bersifat kontinyu dan fungsional.
3. Perubahan belajar bersifat positif dan aktif.
4. Perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara.
5.  Perubahan belajar bertujuan dan terarah.
Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku, bukan bagian bagian tertentu secara parsial.
E.    Hubungan Pembelajar dengan pilar-pilar dalam Belajar
Secara ringkas UNESCO memberikan empat pilar belajar dalam ranah pembelajaran. Empat Pilar tersebut antara lain:
1.      Learning to know
Belajar untuk mengetahui, (learning to know), berkaitan dengan perolehan, penguasaan  dan pemanfaatan pengetahuan. Belajar untuk mengetahui oleh UNESCO dipahami sebagai cara dan tujuan dari eksistensi manusia. Hal ini sesuai  dengan penegasan Jacques Delors sebagai komisi ketua komisi penyusunan laporan Learning: The Treasure Within, yang menyatakan adanyya dua manfaat pengetahuan, yaitu pengetahuan sebagai cara, (means) dan pengetahuan sebagai hasil atau tujuan, (end, sebagai catra hidup, terkait keniscayaan bahwa manusia memang wajib memahami dunia disekelilingnya, minimal sesuai dengan pemenuhan kebutuhannya untuk menjadi makhluk yang berkehormatan dan memiliki percaya diri, mengembangkan keterampilan, serta berkomunikasi dengan orang lain.
2.      Learning to Do
Konsep learning to do ini terkait dengan pernyataan pokok, bagaimana kita mengadaptasikan pendidikan sehingga mampu membekali siswa bekerja untuk mengisi berbagai jenis lowongan pekerjaan di masa depan? Dalam hal ini pendidikan diharapkan mampu menyiapkan siswa berkaitan dengan dua hal.Pertama, berhubungan dengan ekonomi industry, di mana para pekerja memperoleh upah dari pekerjaannya.Kedua, yaitu suatu usaha yang kita kenal sebagai wirausaha, para lulusan sekolah menyiapkan jenis pekerjaannya sendiri dan menggaji dirinyasendiri(selfemplopment),dalam semangat entrepreneurship.
3.      Learning to Live Together
Belajar untuk hidup bersama, mengisyaratkan keniscayaan interaksi berbagai kelompok dan golongan dalam kehidupan global yang dirasakan semakin menyempit akibat kemajuan teknologi komunikasi dan informasi.
Agar dapat berinteraksi, berkomunikasi, saling berbagi, bekerja sama dan hidup bersama, saling menghargai dalam kesetaraan, sejak kecil anak-anak sudah harus dilatih, dibiasakan hidup berdampingan bersama, terlebih di negara indonesia yang multikultur.
4.      Learning to Be
Yakni belajar untuk menjadi manusia yang utuh, maka dari itu mengharuskan tujuan pembelajaran yang sedemikian rupa baik rancangan maupun mengimplementasikannya terhadap siswa sehingga dapat mencapai manusia yang utuh.
Manusia yang utuh adalah manusia yang seluruh aspek kepribadiannya berkembang secara optimal dan seimbang, baik aspek ketaqwaan terhadap Tuhan, intelektual, emosi, sosial, fisik, maupun moral.
Dalam melaksanakan Pembelajaran. Seorang pembelajar dalam hal ini adalah Pendidik harus mampu melaksanakan empat pilar diatas karena jika empat pilar tercapai maka secara tidak langsung Seorang Pembelajar itu telah selesai melaksnakan tugasnya dengan baik dan sukses.
F.    Urgensi Pembelajar dalam dunia Pendidikan
1.    Dapat menjadi pembaharu dalam dunia pendidikan karena lebih mengedepankan aspek Kedekatan Batin
2.    Menjadi tolak ukur dalam pelaksanaan Sistem Pembelajaran
3.    Mampu memperbaiki kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) baik secara Kognitif maupun Sikap
4.    Pembelajar mampu mengajarkan sebuah materi pembelajaran sekaligus bisa menimba ilmu lewat kegiatan Belajar-Mengajar tersebut
5.    Pembelajar bisa merasakan apa yang siswanya rasakan atau memiliki sifat Empati.[5]

BAB III
     PENUTUP
A.      Simpulan
Pembelajar adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses pendidikan. Segala proses yang telah diprogramkan akan dilaksanakan dalam proses belajar mengajar, perubahan sebagai suatu proses hasil belajar dapat berbagai bentuk seperti kecakapan,kebiasaan,sikap dan lainnya meliputi dirinya,pengetahuan dan perbuatannya. Menjadikan kegiatan belajar (proses mengubah tingkah laku menuju kondisi yang lebih baik) sebagai bagian dari kehidupan dan kebutuhan hidupnya.
Pembelajar bertujuan membantu siswa agar memperoleh berbagai pengetahuan dan dengan pengetahuan itu tingkah laku siswa yang meliputi pengetahuan , ketrampilan, dan nilai atau norma yang berfungsi sebagai pengendali sikap dan perilaku siwa menjadi tambah baik kuantitas maupun kualitasnya.









B.  Daftar Pustaka

 Nasution,M.A. 2002. Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar. Cet I. Jakarta : PT.Bumi Aksara.
Danim, sudirman. 2007. Menjadi Komunitas Pembelajar. cet I. Jakarta: PT.Bumi Aksara.
Usman usman,Moh. 1990. Menjadi Guru Profeional. Cet I. Bandung: Remaja Rosda karya.
Muntahibun Nafis Moh.2005. ilmu Pendidikan Islam. Cet I. jakarta: PT.Bumi Aksara.
Ramayulis.2012.Dasar-Dasar Kependidikan.cet I. Bandung : PT. Refika ditama.










                                                     PROFIL
            Nama : isla nur sabilla (202115074)
            Tempat Tanggal Lahir : Pemalang, 27  agustus 1996.
            Alamat : Sidorejo Comal Pemalang
            Riwayat Pendidikan :
1.      RA Ma’hadul Ma’hadul Muta’alliin Sidorejo Comal
2.      MI Ma’hadul Muta’alimin Sidorejo Comal
3.      Mts Ma’hadul Muta’alimin Sidorejo Comal
4.      Sma N 1 Wiradesa





    





[1]Prof.Dr.S.Nasution,M.A.Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar,(jakarta :Bumi Aksara,2002), hlm.95
[2]Sudarman Danim, Menjadi Komunitas Pembelajar, cet ke-2 (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2007), hlm. 6-7
[3]Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 1990), hlm. 65
[4]moh. Muntahibun Nafis,Ilmu Pendidikan Islam,(jakarta :PT.Bumi Akara, 2005), hlm 78
[5]Ramayulis ,Dasar-Dasar Kependidikan (Bandung: PT. Refika Aditama, 2012), hlm. 54

Tidak ada komentar:

Posting Komentar