KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR
“Pengajar”
Nurhayati (2021115105)
Kelas G
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
PEKALONGAN
2017
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah Strategi Belajar Mengajar yang bertemakan “Keterampilan Dasar Mengajar” dengan sub tema “Pengajar”
Dalam menyusun makalah ini tidak sedikit kesulitan dan hambatan yang penulis alami, namun berkat dukungan dan semnagat dari orang terdekat sehingga penulis mampu menyelesaikannya, oleh karena itu penulis pada kesempatan kali ini mengucapkan terimakasih kepada:
1. Allah SWT yang telah memberikan kelancaran dan kemudahan sehingga penulis dpat menyelesaikan makalah ini.
2. Orang tua yang telah memberikan dukungan secara moral maupun material sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini.
3. Bapak Muhammad Hufron M.S.I selaku dosen Strategi Belajar Mengajar yang telah menginspirasi penulis.
Semoga makalah yang bertema “Srategi Belajar Mengajar” dengan sub tema “Pengajar“ dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca.
Pekalongan, 17 September 2017
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam keseluruhan proses pendidikan, kegiatan belajar dan mengajar merupakan kegiatan yang paling pokok. Hal ini berarti berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan banyak bergantung kepada bagaimana proses belajar mengajar dirancang dan dijalankan secara professional. Mengajar merupakan suatu proses yang kompleks. Tidak hanya sekedar menyampaikan informasi dari guru kepada siswa. Banyak kegiatan maupun tindakan harus dilakukan, terutama bila diinginkan hasil belajar yang lebih baik pada seluruh siswa.
Pengajar atau guru mempunyai peran penting dalam proses pembelajaran. Untuk itu pengajar diharuskan mengusai keterampilan-keterampilan dasar mengajar agar bisa memberi pemahaman kepada siswa tentang apa yang kita sampaikan. Sebagai pengajar tentunya belum bisa dikatakan berhasil jika siswa belum paham atau belum mengerti apa yang sedang ia pelajari.
B. Tema “Keterampilan Dasar Mengajar”
Sub Tema “Pengajar”
C. Arti Penting Dikaji
Pengajar atau guru mempunyai peran yang sangat penting dalam proses pembelajaran. Guru dituntut untuk menciptakan pembelajaran yang efektif sehingga siswa dapat dengan mudah menerima dan memahami apa yang guru sampaikan. Dengan menguasai keterampilan dasar mengajar, seorang guru atau pengajar akan tahu apa yang harus dia lakukan dalam menghadapi berbagai situasi dikelas maupun diluar kelas.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengajar
Pengajar adalah tenaga pendidik yang
memberikan sejumlah ilmu pengetahuan kepada anak didik di sekolah (Saiful Bahri
Djamarah, 2002). Selain memberikan pengetahuan, membimbing, mengarahkan,
memotivasi dan mengembangkan potensi yang dimiliki.[1] Sedangkan aktivitas pengajar (guru) yang menyampaikan informasi
maupun ilmu pengetahuan kepada siswanya disebut mengajar.
Menurut Bohar Suharto (1997)
mendefinisikan, mengajar merupakan suatu aktivitas mengorganisasi atau mengatur
(mengelola) lingkungan sehingga tercipta suasana yang sebaik-baiknya dan
menghubungkannya dengan peserta didik sehingga terjadi proses belajar yang
menyenangkan. Sementara Oemar Hamalik (1992) mendefinisikan mengajar sebagai
proses menyampaikan pengetahuan dan kecakapan kepada siswa.[2] Mengajar sering diartikan sama dengan pengajaran, pengajaran
merupakan terjadinya dua aktivitas yang berbeda antara pihak guru dengan pihak siswa. Ukuran
keberhasilan pengaajaran adlah tercapainya komunikasi yang harmonis antara guru
dan siswa.[3]
B.
Mengajar
dan Mendidik
Mengajar dan mendidik adalah
kegiatan bersama guru dan peserta didik dalam interaksi pembelajaran, baik
dalam kelas maupun diluar kelas. Dapat dianalogikan bahwa pengajaran identik
dengan Ilmu hal dan pendidikan adalah Ilmu amal. Ilmu hal yaitu
ilmu yang terkait dengan perilaku sehari-hari sehingga dapat memperbaiki diri
dan lingkungan dalam bentuk perilaku yang positif. Sedangkan Ilmu amal adalah
ilmu yang dapat mengontrol atau menjaga perilaku tersebut. Dengan demikian dapat
dikatakan bahwa pendidikan adalah lebih luas ruang lingkupnya, atau pengajaran
adalah bagian dari kegiatan pendidikan.
Pengajaran dan pendidikan selalu
mengikat tiga unsur, yaitu guru, siswa, materi ajar. Dan yang terpenting lagi
adalah bagaimana guru bertindak dihadapan peserta didik ketika mengajar dan
mendidik. Artinya, mengajar bertitik tolak pada penyampaian materi dan mendidik
berorientasi pada penanaman nilai.[4]
C.
Kemampuan
Mengajar dan Kualitas Guru
Untuk menjadi guru yang baik dan
dapat melaksanakan pembelajaran dengan sebaik-baiknya, seorang guru dituntut
untuk memiliki kualitas: (1) Memliki kepribadian, (2) Memiliki pengetahuan dan
pemahaman profesi kependidikan, (3) memiliki pengetahuan dan pemaham tentang
bidan spesialisasi, (4) memiliki kemempuan dan keterampilan profesi. Disamping
itu, guru juga dituntut untuk memiliki beberapa kemampuan berikut:
1.
Kemampuan
penguasaan materi
Ketika kita melihat guru yang tidak bisa berbicara didepan kelas
atau berbicara tetapi hanya mengulang kata atau materi yang sudah diajarkannya,
hal ini mungkin bisa terjadi karena guru tidak mengetahui topic/ bahan
pelajaran yang akan dibicarakan. Bisa juga karena guru tidak menguasai materi
yang akan diajarkan.
Guru yang professional tidak akan mengalami hal seperti ini, sebab
sebelum mulai mengajar mereka telah benar-benar menyiapkan diri dengan
sebaik-baiknya dari segi administrasi, maupun
dari segi edukatif. Selain itu guru juga harus memiliki kemampuan untuk
memilih, menata, mengemas materi pengajaran kedalam cakupan dan kedalaman yang
sesuai dengan sasaran kurikuler, serta kemampuan daya tangkap sehingga mudah
dicerna oleh siswa.
2.
Kemampuan
dalam mengajar
Penguasaan keterampilan mengajar akan membantu meningkatkan
profesionalitas mengajar guru. Hal ini penting dilakukan karena profesi mengajar merupakan pekerjaan yang tidak mudah
dilakukan. Dalam mengajar terkandung kemampuan menganalisis kebutuhan siswa,
mengambil keputusan yang harus dilakukan, merancang pembelajaran secara efektif
dan efisien, mengaktifkan siswa melalui motivasi ekstrinsik dan intrinsic,
mengevaluasi hasil belajar, serta merevisi pembelajaran berikutnya agar lebih
efektif dan dapat meningkatkan prestasi siswa.
3.
Pengetahuan
dan pemahan tentang siswa
Seorang guru yang professional saat ini harus memiliki pengetahuan
mengenai karakteristik peserta didik, serta mampu menguasai psikologi
perkembangan anak. Dengan mampu mengenali dan mengidentifikasi berbagai macam
kemampuan, bakat, minat peserta didik, gaya dan tipe pembelajaran anak maka
potensi peserta didik akan mampu dikembangkan secara maksimal.
D.
Keterampilan
Dasar Mengajar Bagi Guru
Keterampilan dasar mengajar bagi
guru diperlukan agar guru dapat melaksanakan perannya dalam pengelolaan proses
pembelajaran, ssehingga pembelajaran dapat berjalan secara efektif dan efisien.
Beberapa keterampilan dasar tersebut adalah:
1.
Keterampilan
dasar bertanya
Keterampilan bertanya , bagi seorang guru merupakan keterampilan
yang sangat penting. Karena pembelajaran akan menjadi sangat membosankan
manakala selama berjam-jam guru menjelaskan materi pelajaran tanpa diselingi
dengan pertanyaan, baik pertanyaan pancingan atau pertanyaan mengajak siswa
berfikir. Menurut para ahli, pertanyaan yang baik memiliki damapak yang positif
terhadap siswa, diantaranya:
a.
Bisa
meningkatkan partisipasi siswa secara penuh dalam proses pembelajaran.
b.
Dapat
meningkatkan kemampuan berfikir siswa.
c.
Dapat
membangkitkan rasa ingin tahu siswa serta menuntun siswa untuk menentukan
jawaban.
d.
Memusatkan
siswa pada maslah yang sedang dibahas.
2.
Keterampilan
dasar memberikan reinforcemen
Keterampilan dasar penguatan (reinforcement) adalah segala bentuk
respons yang merupakan bagian dari modifikasi tringkah laku guru terhadap
tingkah laku siswa, yang bertujuan untuk memberikan informasi atau umpan balik
bagi siswa atas perbuatan atau responsnya yang diberikan sebagai suatu dorongan
atau koreksi. Ada 2 jenis penguatan, yaitu:
a.
Penguatan
verbal
Penguatan
verbal adalah penguatan yang diungkapkan dengan kata-kata, baik kata-kata
pujian dan pengharagaan atau kata-kata kosreksi.
b.
Penguatan
nonverbal
Penguatan
nonverbal adalah penguatan yang diungkapkan melalui bahasa isyarat.
3.
Keterampilan
variasi stimulus
Variasi
stimulus adalah ketermpilan guru untuk menjaga agar iklim pembelajaran tetap
menarik perhatian, tidak membosankan, sehingga siswa menunjukkan sikap antusias
dan ketekunan, penuh gairah, dan berpartisipasi aktif dalam setiap langkah
kegiatan pembelajaran. Ada 33 jenis variasi stimulus yang dapat dilakukan guru,
yaitu:
a.
Variasi
pada waktu bertatap muka atau melaksanakan proses pembelajaran.
b.
Variasai
dalam menggunakan media/alat bantu pelajaran.
c.
Variasi
dalam melakukan pola interaksi.
4.
Keterampilan
membuka dan menutup pelajaran
Membuka pelajaran atau set induction adalah usaha yang dilakukan
oleh guru dalam kegiatan pembelajaran untuk menciptakan prakondidi bagi siswa
agar mental maupun perhatian terpusat pada pengalaman belajar yang disajikan sehingga
akan mudah mencapai kompetensi yang diharapkan. Tujuan membuka pelajaran
adalah:
a.
Menarik
perhatian siswa
b.
Menumbuhkan
motivasi belajar siswa
c.
Memberikan
acuan atau rambu-rambu tentang pembelajaran yang akan dilakukan.
Menutup
pelajaran dapat diartikan sebagai kegiatan yang dilakukan guru untuk mengakhiri
pelajarn dengan maksud untuk memberikan gambaran menyeluruh tentang apa yang
telah dipelajari siswa serta keterkaitannya dengan pengalaman sebelumnya,
mengetahui tingkst keberhasilan siswa, serta keberhasilan guru dalam
pelaksanaan proses pembelajarn.
5.
Keterampilan
mengelola kelas
Pengelolaan kelas adalah keterampilan guru menciptakan dan
memelihara kondisi belajar yang optimal dan mengembalikannya manakala terjadi
hal-hal yang dapat mengganggu suasana pembelajaran.[5]
6.
Ketermpilan
menjelaskan
Ketermpilan menjelaskan penyajian informasi secara lisan yang
diorganisasikan secara sistematik untuk menunjukkan adanya hubungan yang satu
dengan yang lainnya. Penyampain informasi yang terncana dengan baik dan disajikan
dengan urutan yang cocok merupakan cirri utama kegiatan menjelaskan. Tujuan
memberikan penjelasan yaitu:
a.
Membimbing
murid agar mendapat atau memahami hokum, dalil, fakta, definisi, dan prinsip
secara obyektif dan bernalar.
b.
Melibatkan
murid untuk berfikir dengan memecahkan masalah atau pertanyaan.
c.
Untuk
mendapat feedback dari murid mengenai tingkst pemahamannya dan untuk mengatasi
keslahpahaman murid.
d.
Membimbing
murid untuk menghayati dan mendapat proses penalaran ddan mendapatkan
bukti-bukti dalam pemecahan masalah.
7.
Keterampilan
membimbing diskusi kelompok kecil
Diskusi kelompok adalah suatu proses yang teratur yang melibatkan
sekelompok orang dalam interaksi tatap muka yang informal dengan berbagai
pengalaman atau informasi, pengambilan kesimpulan atau pemecahan masalah.
Keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil bertujuan:
e.
Siswa
dapat saling member informasi atau pengalaman dalam menjelajahi gagassan baru
atau masalah yang harus dipecahkan mereka.
f.
Siswa
dapat mengembangkan pengetahuan dan kemampuan untuk berfikir dan berkomunikasi.
g.
Siswa
terlibat dalam perencanaan dan pengambilan keputusan (Mulyasa, Hasibuan dalam
Suwarna, 2006:80)
8.
Keterampilan
mengajar kelompok kecil dan perseorangan
Secara fisik bentuk pengajaran ini ialah berjumlah terbatas, yaitu
berkisar 3-8 orang untuk kelompok kecil, dan seorang untuk perseorangan.
Komponen keterampilan yang digunakan adlah keterampilan mengadakan pendekatan
secara pribadi, keterampialn mengorganisasi, keterampilan membimbing dan
memudahkan belajar dan keterampilan merencanakan dan melaksanakan kegiatan
belajar mengajar.[6]
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Pengajar adalah tenaga pendidik yang
memberikan sejumlah ilmu pengetahuan kepada anak didik di sekolah. Sedangkan
aktivitas pengajar (guru) yang menyampaikan informasi maupun ilmu pengetahuan
kepada siswanya disebut mengajar. Mengajar dan mendidik adalah kegiatan bersama
guru dan peserta didik dalam interaksi pembelajaran, baik dalam kelas maupun
diluar kelas. Pendidikan adalah lebih luas ruang lingkupnya, atau pengajaran
adalah bagian dari kegiatan pendidikan. Keterampilan dasar mengajar bagi guru
diperlukan agar guru dapat melaksanakan perannya dalam pengelolaan proses
pembelajaran, ssehingga pembelajaran dapat berjalan secara efektif dan efisien.
DAFTAR
PUSTAKA
Fathurrohman, Pupuh dan Sobry
Sutikno. 2009. Strategi Belajar Mengajar Melalui Penanaman Konsep Umum dan
Konsep Islami, Cet. Ke-3. Bandung: PT Refika Aditama
Majid, Abdul. 2013. Srategi Pembelajaran. Bandung: PT REMAJA
ROSDAKARYA
Mustakim, Zainal. 2009. Strategi
dan Metode Pembelajaran Buku I. Yogyakarta: Gama Media
Sanjaya, Wina. 2007. Strategi Pembelajran Berorientasi Standar
Proses Pendidikan Cet. Ke-3. Jakarta: Kencana Prenada Media Grup
Syah, Darwyan dkk. 2007. Perencanaan
Sistem Pengajaran Pendidikan Agama Islam. Jakarta: Gaung Persada Press
PROFIL
PENULIS
Nama : Nurhayati
TTL : Wonogiri, 27 Januari 1996
Alamat : Dsn. Posongan, Kel.
Purwoharjo Kec. Comal Kab. Pemalang
Cita-Cita : Guru
Riwayat Pendidikan:
SD N 01 Purwoharjo
Comal
SMP N 01 Comal
SMA N 01 Comal
[1] Pupuh
Fathurrohman dan Sobry Sutikno, Strategi Belajar Mengajar Melalui Penanaman
Konsep Umum dan Konsep Islami, Cet. Ke-3 (Bandung: PT Refika Aditama,
2009), hlm. 43
[2] Ibid.,
hlm. 7
[3] Darwyan Syah,
dkk, Perencanaan Sistem Pengajaran Pendidikan Agama Islam, (Jakarta:
Gaung Persada Press, 2007), hlm. 19
[4] Zainal
Mustakim, Strategi dan Metode Pembelajaran Buku I, (Yogyakarta: Gama
Media, 2009), hlm. 2-3
[5] Wina Sanjaya, Strategi
Pembelajran Berorientasi Standar Proses Pendidikan Cet. Ke-3, (Jakarta:
Kencana Prenada Media Grup, 2007), hlm. 33-44
[6] Abdul Majid, Srategi
Pembelajaran, (Bandung: PT REMAJA ROSDAKARYA, 2013), hlm. 250-251
Tidak ada komentar:
Posting Komentar