Laman

new post

zzz

Selasa, 26 September 2017

TT1 L 3-c KEWAJIBAN BELAJAR (GLOBAL) PEGANG KEBENARAN, TEGAKKAN KEADILAN (Q.S AL – A’RAF : 181)

KEWAJIBAN BELAJAR (GLOBAL)
PEGANG KEBENARAN, TEGAKKAN KEADILAN
(Q.S AL – A’RAF : 181)



Imro’atul Azizah
2021216013
PAI L (Reguler Sore)
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) PEKALONGAN
2017





KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, Syukur kehadirat Allah SWT atas karunia dan hidayah-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Kewajiban Belajar (Global) ; Pegang Kebenaran, Tegakkan Keadilan (Q.S Al – A’raf : 181)” ini dengan baik dan tepat waktu. Tak lupa shalawat serta salam senantiasa tercurah kepada Baginda Nabi Muhammad SAW. Semoga kita termasuk umat Beliau yang mendapat syafaat baik di dunia maupun akhirat. Aamiin.
Terima kasih penyusun ucapkan kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini, khususnya kepada Bapak Muhammad Hufron, M.Si. selaku dosen pengampu mata kuliah Tafsir Tarbawi.
Penyusun menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna,  kritik dan saran yang membangun penyusun harapkan dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini. Akhirnya, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca pada umumnya, dan bagi penyusun pada khususnya.

Pekalongan,       September 2017


Penyusun











DAFTAR ISI

Halaman Judul  i
Kata Pengantar   ii
Daftar Isi   iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah 1
B. Rumusan Masalah 2
C. Maksud dan Tujuan Penyusunan Makalah 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Q.S Al – A’raf : 181 dan Terjemah 3
B. Kebenaran dan Keadilan 3
C. Penafsiran Q.S Al – A’raf : 181 4
D. Pembahasan 7
BAB III ANALISA TARBAWI
A. Analisis Tarbawi 9
B. Aspek Tarbawi 10
BAB IV PENUTUP
A. Simpulan 11
B. Saran 11
DAFTAR PUSTAKA 12


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Keadilan dapat diartikan sebagai pembagian yang sama rata, seimbang, sesuai dengan situasi dan kondisi yag ada. Dalam hal ini orang tidak boleh bersifat netral apabila terjadi sesuatu hal yang tidak adil. Dengan keadilan akan tercapai kebenaran yang sesungguhnya. Keadilan pada umumnya menunjuk pada pertimbangan nilai yang sangat subjektif.
Dalam makalah ini penulis akan mengkaji QS Al-Araf ayat 181 tentang Pegang Kebenaran Tegakkan Keadilan. Harapan penyusun setelah mengkaji makalah ini adalah dapat menambah pengetahuan, menambah iman serta taqwa kita terhadap tanda-tanda kekuasaan Allah SWT.
Kaitannya dengan pendidikan nilai kebenaran dan keadilan ini sangat berperan penting dan tidak dapat dipisahkan dari nilai – nilai didalamnya. Dewasa ini perkembangan zaman berkembang dengan cepat. Nilai keadilan sering di kesampingkan dan banyak hal yang tidak sesuai dengan nilai – nilai kebenaran yang seharusnya.
Q.S Al – A’raf : 181 menjelaskan bahwa Allah juga menciptakan suatu umat yang besar jumlahnya untuk menempati surga dari sekian umat yang diciptakan. Mereka terdiri atas umat-umat yang berjuang untuk membimbing manusia ke jalan yang benar serta mendidik mereka untuk dapat berpendirian teguh. Dalam hal ini pembahasannya menunjuk pada  pendidik dan peserta didik yang harus mampu berpegang pada kebenran dan senantiasa mnegakkan keadilan. Mereka menegakkan keadilan dan kebenaran yang telah ditetapkan Allah swt. dan tidak ada pilihan lain bagi mereka kecuali jalan Allah itu.



QS. Al-A’raaf : 181 merupakan bagian terpenting yang harus dikaji karena pada dasarnya nilai tersebut sesuai ajaran islam dan berfungsi menjadi fondasi bagi setiap insan untuk menjalani kehidupan. Karena ketika kebenaran dipegang teguh dengan sendirinya keadilan akan menyertainya.

B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penyusunan makalah ini adalah :
1. Apakah yang dimaksud dengan keadilan dan kebenaran?
2. Bagaimana penafsiran Q.S Al-A’raf : 181 ?
3. Bagaimana Aplikasi Q.S Al – A’raf : 181 dalam kehidupan sehari-hari?
4. Bagaimana analisis dan aspek tarbawi yang dapat dipetik dari Q.S. Al-A’raf : 181 ?

C. Maksud dan Tujuan Penyusunan Makalah
Dari rumusan masalah di atas, maka maksud dan tujuan dari penyusunan makalah ini adalah :
1. Dapat memahami dan mengerti arti tentang keadilan dan kebenaran,
2. Dapat memahami penafsiran Q.S Al-A’raf : 181 dari berbagai ahli tafsir,
3. Dapat menjelaskan dan memahami Aplikasi Q.S Al – A’raf : 181 dalam kehidupan sehari-hari
4. Dapat mengambil aspek tarbawi dari Q.S. Al-A’raf : 181








BAB II
PEMBAHASAN

A. Q.S Al – A’raf : 181 dan Terjemah

وَمِمَّنْ خَلَقْنَا أُمَّةٌ يَهْدُونَ بِالْحَقِّ وَبِهِ يَعْدِلُونَ
Artinya:
 “ Dan di antara orang-orang yang Kami ciptakan ada umat yang memberi petunjuk dengan hak, dan dengan yang hak itu (pula) mereka menjalankan keadilan”.

B. Kebenaran dan Keadilan
Keadilan berasal dari bahasa Arab, adil  yang artinya tengah. Keadilan berarti menempatkan sesuatu di tengah-tengah, tidak berat sebelah atau dengan kata lain keadilan berarti menempatkan sesuatu pada tempatnya.
Menurut kamus Bahasa Indonesia susunan W.J.S. Poerwadarminta,  kata keadilan berarti tidak berat sebelah atau tidak memihak ataupun tidak sewenang-wenang. Dengan demikian keadilan mengandung pengertian berbagai hal yang tidak berat sebelah atau tidak memihak atau tidak sewenang-wenang.
Benar ialah memberikan berita yang sebenarnya, tidak melebihi pula mengurangi. Memberi berita itu tidak saja dengan mulut dan perkataan. Gerak tangan, anggukkan kepala dan lain-lain yang mengandung arti membenarkan atau tidak menyetujui suatu kejadian atau perbuatan itu masuk berita juga. Benar sifat yang terpuji, menjadi hiasan diri. Menambah terhormat dan tinggi martabat.



C. Penafsiran Q.S Al – A’raf : 181
1. Tafsir Ibnu Katsier
Mu’awiyyah bin Abi Sufya berkata, “Rasulullah saw, bersabda: Selalu akan ada dari ummatku golongan yang berpegang dan mempertahankan hak, tiada menghirauan kepada siapa yang menghina atau menyalahi mereka sehingga tiba-tiba hari kiamat (Bukhari, Muslim)”. Diriwayat lain: Sehingga tiba ketentuan Allah dan mereka tetap mempertahankan kebenaran itu. Dilain riwayat: Dan mereka berada di Syam. 
2. Tafsir Al-Lubab
Melalui ayat 181 ini, ditegaskan bahwa diantara makhluk-makhluk ciptaaan Allah swt, ada kelompok yang ditumpu dan diteladani, yang memeberi petunjuk dengan kebenaran yang sempurna (haq) dan dengan yang haq itu pula mereka senantiasa berlaku adil, tidak menyimpang. Mereka itulah penghuni surga. Sedangkan mereka yang mendustakan ayat-ayat Allah swt., baik ayat-ayat Al-Qur’an maupu bukti-bukti keesaan dan kekuasaan Allah swt. yang terhampar. 
3. Tafsir Al-Maraghi
Dan sebagian dari manusia yang kami ciptakan ada segolongan besar, terdiri dari banyak bangsa dan suku-suku, yang memberi petunjuk dengan kebenaran dan membimbing orang lain untuk berlaku lurus, dan dengan kebenaran itu mereka mengatur pemerintahan-pemerintahan yang berlaku sesama mereka tanpa tindak sewenang-wenang. Jadi, jalan yang mereka tempuh hanya satu, tidak banyak. Dan mereka itulah ummat Nabi Muhammad saw.
Ibnu Jarir, Ibnu ‘I-Mundzir, dan Abu Syaikh meriwayatkan dari Ibnu Juraij, mengenai firman Allah Ta’ala:
Ia mengatakan diceritakan kepada kami bahwa Nabi bersabda:
هَذِهِ أُمَّتِي يَحْكُمُوْنَ وَ يَقْضُوْنَ، وَيَأْخُذُوْنَ وَيُعْطُوْنَ
Inilah ummatku, dengan kebenaran mereka mengatur pemerintahan dan memutuskan perkara, mengambil, dan berberi.
Demikian pula ‘Abd Ibnu bin  Hamid dan Ibnu I’Mundzir mengeluarkan riwayat dari Qatadah mengenai ayat diatas. Katanya, itu: “Ayat ini ditunjukkan kepada kamu, sedang ummat sebelum kamu juga telah diberi ayat yang serupa, yaitu:
“Dan diantara kaum Musa itu terdapat suatu ummat yang memberi petunjuk (kepada manusia) dengan hak, dan dengan yang hak itulah mereka menjalankan keadilan. (Al’Araf,7:159)
Kemudian, Abu ‘Asy-Syaikh meriwayatkan pula dari Ali bin abi Thalib. Ia mengatakan, “Sesungguhnya benar-benar akan terpecah-pecah umat ini menjadi tujuh puluh tiga golongan, semuanya masuk nerakan, kecuali satu golongan saja”, Allah berfirman:
وَمِمَّنْ خَلَقْنَا أُمَّةٌ يَهْدُنَ بِا لْحَقِّ وَبِهِ يَعْدِلُوْنَ
Kata Ali, “Umat tersebut pada ayat inilah yang bakal selamat diantara semua ummat ini” 
4. Tafsir Al-Qurtubhi
Dalam sebuah hadits, disebutkan bahwa Nabi SAW pernah bersabda:
“Mereka (umat yang dimaksud oleh ayat ini) adalah umat ini (umat akhir zaman)”
Ayat ini menunjukkan bahwa Allah SWT tidak pernah mengosongkan dunia ini pada satu masa pun dari pendakwah, atau juru dakwah, atau siapa pun yang mengajak kepada jalan kebenaran.
5. Tafsir Al-Azhar
“Dan diantara yang telah kami jadikan itu” (pangkal ayat 181). Artinya, diantara berbagi ummat yang telah dijadikan oleh Allah. “Ada ummat yang memberi petunjuk dengan kebenaran”. Artinya bahwa ummat itu telah menyediakan diri menjadi pelopor memberikan petunjuk kepada kebenaran. Mengadakan amar ma’ruf nahi munkar. “Dan dengan dia,” yaitu dengan kebenaran itu, “mereka berlaku adil” (ujung ayat 181).
Di dalam ayat ini tegas Allah menyatakan bahwasanya di dalam ummat-ummat dan bangsa-bangsa yang telah dijadikan dan diciptakan oleh Allah, diapun memilih suatu ummat yang telah menyediakan diri menegakkan keadilan.
Tersebut didalam petunjuk-petunjuk yang ditinggakan Rasulullah, bahwa yang dimaksud oleh saat ini ialah ummat Nabi Muhammad s.a.w bahwa beliau pernah berkata: “Sampai kepada saya berita dari Nabi s.a.w bahwa beliau pernah berkata: ”Yang dimaksud oleh ayat ini ialah kamu (ummat Muhammad), dan untuk kaum itu (Bani Israel) dahulu dari kamu telah pernah ada pula tugas ini diberikan!” (Lalu beliau baca ayat 159 dari Surat Al’Araf ini, yang telah terdahulu pula tafsirnya yaitu ayat yang berbunyi: “Dan dari kaum Musa ada ummat yang yang memberi petunjuk dengan kebenaran dan dengan dia pula mereka berlaku adil”).”
Menurut riwayat Abusy-Syaikh dan Ibnu Jarir dan Ibnu Munzir, yang mereka terima dari Ibnu Juraij, Nabipun pernah bersabda tentang siapa yang dimaksud dengan ayat ini. Beliau bersabda:
“Yang dimaksud dengan ayat ini menurut Ibnu Katsir ialah ummat Muhammad. Dengan kebenaran mereka menghukum dan memutuskan, dan (dengan kebenaran pula) mereka mengambil dan memberi”.
Dan beliau bersabda pula didalam sebuah Hadis Shahih yang dirawikan oleh Bukhari dan Muslim daripada Mu’awiyyah bin Abu Sufyan, begini bunyinya
لاَ تَزَالُ طَائِفَةٌ مِنْ اُمًّتِى ظَاهِرِيْنَ عَلَى الْحَقِّ لاَيَضُرُّ هُمْ مَنْ خَالَفَهُمْ حَتًّى تَقُوْمُ السَّاعَةُ
“Akan senantiasa ada suatu golongan daripada ummatku, yang bersikap terang-terangan dalam kebenaran. Mereka tidak terpengaruh oleh orang-orang yang berusaha menggagalkan mereka dan tidak pula oleh orang yang menentang mereka, sampai berdiri hari kiamat”
Dan tamabahan pada riwayat lain: “Sehingga telah datang perintah Allah (kiamat), namun mereka tetap atas pendirian demikian.”
Dengan sabda-sabda Nabi ini jelaslah bahwa membela kebenaran dan tegakkan keadilan adalah sifat dari Ummat Muhammad yang sejati. Menjadi Ummat Muhammad padahal tidak berani menegakkan keadilan dan kebenaran, artinya telah menghilangkan tugas yang diistimewakan buat mereka. Sampai tidak ada lagi, tidak ada pula ada artinya lagi mereka menyebut diri Ummat Muhammad. Orang yang mencoba menggagalkan dan merintangi sudah pasti ada sampai hari kiamat. Oleh sebab itu kaum muslimin bergerak, lalu mengeluh menerima halangan dan rintangan itulah orang yang tidak tahu akan hakikat dirinya. Agama ini tidak akan hidup, kalau tidak atas jihad. 

D. Pembahasan
Keadilan dan kebijaksanaan Allah SWT. Ialah bahwa Dia tidak akan mempersamakan antara orang yangberbakti dan taat dengan orang kafir dan durhaka, antara orang mukmin dan orang musyrik, juga orang yang berbuat baik dan orang yang berbuat buruk dan demikian seterusnya.
Keadilan dapat diartikan sebagai prinsip sama rata atau memberikan hak yang sama kepada orang-orang atau kelompok dengan status yang sama. Misal semua pegawai dengan kompetensi akademis dan pengalaman kerja yang sama berhak mendapatkan gaji dan tunjangan yang sama. Semua warga negara, sekalipun dengan status sosial – ekonomi – politik yang berbeda-beda akan mendapatkan perlakuan yang sama dimata hukum.
Pada umumnya, manusia mendambakan akan adanya suatu keadilan dalam kehidupannya. Baik adil secara individual maupun secara sosial. Sebagian manusia mendambakan suatu keadilan secara berlebihan.Buktinya ketika seseorang telah mendapatkan bagian dari haknya, mereka masih berusaha untuk yang lebih dari yang mereka dapatkan.
Pengaplikasian Q.S Al – A’raf harus senantiasa kita pegang teguh karena membawa pada kemaslahatan yang sangat luar biasa bahkan Allah akan memasukkan golongan ini ke surga. Ayat ini menunjukkan bahwa di setiap masa sampai hari kemudian pasti ada saja kelompok orang sedikit atau banyak yang menganjurkan kebenaran dan melaksanakan keadilan.
Ayat ini menunjukkan bahwa di setiap masa sampai hari kemudian pasti ada saja kelompok orang sedikit atau banyak yang menganjurkan kebenaran dan melaksanakan keadilan.















BAB III
ANALISA TARBAWI

A. Analisis Tarbawi
Orang yang bersikap Adil akan mendapat ampunan dan pahala di sisi Allah, sedangkan orang yang tidak besikap Adil akan menjadi penghuni neraka. Rasulullah SAW memberikan contoh bagaimana metode terbaik untuk menegur sekaligus memuji kapasitas para sahabat secara wajar dan proporsional. Memuji secara berlebihan berpotensi membuat anak didik menjadi tinggi hati. Sebaliknya, teguran yang berlebihan justru akan membuat anak didik makin berani melakukan tindakan keburukan dan hal-hal tercela.
Di sinilah guru harus bersikap adil dalam mengatasi persoalan anak didik yang beragam dan kompleks. Anak didik yang berperilaku tercela mesti ditegur sesekali saja. Cara menegur didasari rasa kasih sayang dan lemah lembut, bukan didorong rasa amarah akibat hawa nafsu yang tak terkendali.
Rasulullah SAW memilih sikap tidak banyak melakukan teguran dan tidak banyak pula mencela sikap anak. Hal itu dilakukan beliau untuk menanamkan rasa malu serta menumbuhkan keutamaan sikap mawas diri di dalam jiwa anak.
Keadilan guru tampak dari kesabarannya saat dia punya kewenangan. Guru tak boleh sewenang-wenang. Ujian terbesar seorang guru adalah bisa tulus ikhlas menyayangi anak didiknya, sama seperti menyayangi anaknya sendiri. Guru harus menciptakan interaksi yang enyenangkan dan komunikasi yang baik dengan peserta didik. Hal ini sangat perlu dimiliki oleh seorang guru agar peserta didik dapat menerima pelajaran dengan rela hati dan senang.  

B. Aspek Tarbawi
Aspek tarbawi yang dapat dipetik dari Q.S al – A’raf adalah sebagai berikut :
1. Islam memberikan kesempatan kepada setiap orang untuk memperoleh pendidikan dan pengajaran
2. Umat Nabi Muhammad yang termasuk dalam golongan menegakkan kebenaran dan keadilan akan mendapat pahala surga
3. Dalam kehidupan sebagai umat muslim hendaknya menciptakan kebenaran dengan selalu menegakkan keadilan
4. Hendaklah kita berlaku adil baik terhadap diri sendiri, keluarga maupun orang lain
5. Selalu melakukan perbuatan yang dianjurkan dan meninggalkan segala larangan dari Allah SWT dimulai dari diri sendiri, yang kemudin mengamalkan dan mengajarkan kepada orang lain 
6. Pendidik sebagai panutan dan orang yang dijadikan kepercayaan harusnya bersikap adil kepada para peserta didiknya
7. Menjauhi sifat pilih kasih terhadap peserta didik.














BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kebenaran merupakan suatu nilai utama di dalam kehidupan manusia. Nilai ini menjadi fungsi rohani manusia, karena pada dasarnya sifat manusiawi atau martabat kemanusiaan selalu berusaha berpegang pada suatu kebenaran. Sedangkan Keadilan adalah pengakuan dan perlakuan yang seimbang antara hak dan kewajiban.
Membela kebenaran dan tegakkan keadilan adalah sifat dari Ummat Muhammad yang sejati. Menjadi Ummat Muhammad padahal tidak berani menegakkan keadilan dan kebenaran, artinya telah menghilangkan tugas yang diistimewakan buat mereka. Sampai tidak ada lagi, tidak ada pula ada artinya lagi mereka menyebut diri Ummat Muhammad. Orang yang mencoba menggagalkan dan merintangi sudah pasti ada sampai hari kiamat. Oleh sebab itu kaum muslimin bergerak, lalu mengeluh menerima halangan dan rintangan itulah orang yang tidak tahu akan hakikat dirinya. Agama ini tidak akan hidup, kalau tidak atas jihad
Kita harus memegang kebenaran dengan menyatakan benar untuk perbuatan yang benar dan meyatakan yang tidak benar untuk perbuatan yang memang salah. Dan adapun menegakkan keadilan dimanapundan dalam bidang apapun.

B. Saran
Demikian makalah ini penyusun sajikan, mohon maaf apabila ada kesalahan baik dalam penulisan maupun isinya. Harapan penyusun adalah semoga dalam menuntut dan mengamalkan ilmu pengetahuan kita selalu didasari dengan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah swt. sehingga dapat memberikan jaminan kemaslahatan bagi kehidupan serta lingkungan sekitar kita. Akhirnya, kritik dan saran dari pembaca kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.

DAFTAR PUSTAKA

_______1986. Terjemah Singkat Tafsir Ibnu Katsier. Surabaya: PT Bina Ilmu.
Al – Quranul Karim.
Ahmad Mustofa 1999. Ilmu Budaya DasarBandung: CV Pustaka Setia.
Al-Maraghi, Mustafa Ahmad. 1994. Terjemah Tafsir Al-Maraghi Juz Ix. Semarang: CV. Toha Putra.

Bakry, Oemar. 1993. Akhlak Mulia. Bandung: ANGKASA.
Hamka. 2005. TAFSIR AL-AZHAR JUZ IX. Jakarta: PUSTAKA PANJIMAS.

Ilyas, Yunahar. 2010. Kuliah aqidah Islam. Yogyakarta : LPPI.
Shihab, M. Quraish. 2012. AL-LUBAB: Makna,Tujuan, Dan Pelajaran Dari Surah-Surah Al-Qur’an. Tangerang: Lentera Hati.

Yusuf, Kadar M. 2013. Tafsir Tarbawi  : Pesan – Pesan Al – Quran tentang Pendidikan. Jakarta : AMZAH.
























PROFIL



Nama Penyusun adalah Imro’atul Azizah. Lahir di Pekalongan, 6 Juli 1997 dari Ayah bernama Triyanto dan Ibu bernama Pariyah. Alamat tempat tinggal adalah di Dukuh Mlaten III RT/RW 03/05 Desa Karangsari Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Pekalongan.Semasih menjai mahasiswi IAIN Pekalongan Semester 3 Jurusan Pendidikan Agama Islam.Riwayat Pendidikan formal adalah di SMK 1 Kedungwuni, lulus tahun 2014, Selanjutnya Mts Ma’arif Karanganyar lulus tahun 2011 dan SD N 02 Karangsari, lulus tahun 2008. Adapun untuk pendidikan non formal adalah di TPQ 2 Al – Asyari Karanganyar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar