PENDEKATAN
BELAJAR MENGAJAR
“HAKIKAT
PENDEKATAN”
Nur Atho’illah
(2023116080)
KELAS
A
JURUSAN PGMI
FAKULTAS
TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT
AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) PEKALONGAN
2017
KATA
PENGANTAR
Alhamdulilah puji syukur saya
panjatkan kepada Allah SWT karena berkat rahmat dan hidayahNya makalah ini
dapat terselesaikan tepat waktu yang berjudul “Pendekatan Belajar
Mengajar” dengan sub tema ”Hakikat
Pendekatan”. Sholawat dan salam semoga selalu tercurah kepada junjungan kita
Nabi Muhammad SAW. dalam
penyusunan makalah ini tidak lepas dari bantuan beberapa pihak. Oleh karena
itu, saya mengucapkan terimakasih kepada Bapak Hufron,MSI selaku dosen mata
kuliah Strategi Belajar Mengajar, tak lupa orangtua dan teman teman .
Semoga dengan makalah ini, kita
sebagai calon guru bisa mengetahui model-model pembelajaran agar
proses pembelajaran bisa berjalan dengan baik dan lancar sesuai apa yang
telah direncanakan. Saya menyadari bahwa makalah ini masih terdapat banyak
kekurangan, maka dari itu saya meminta
kritik dan saran yang membangun dari para pembaca. semoga makalah ini
bermanfaat untuk teman teman semua dan pembaca pada umumya.
Pekalongan,
September 2017
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Belajar
mengajar adalah suatu kegiatan yang bernilai edukatif. Nilai edukatif mewarnai
interaksi yang terjadi antara guru dengan anak didik. Guru dituntut agar bisa
memberi bahan pelajaran yang dapat dikuasai oleh anak didik secra tuntas. Ini
merupakan masalah yang cukup sulit bagi guru. Kesulitan itu dikarenakan anak
didik bukan hanya sebagai individu dengan segala keunikannya, tetapi mereka
juga sebagai makhluk sosial dengan latar belakang yang berlainan. Paling
sedikit ada tiga aspek yang membedakan anak didik yang satu dengan yang lain
yatitu aspek intelektual, psikologis, dan biologis. Dalam kegiatan
pembelajaran, ternyata tidak semudah yang dibayangkan. Kalau kita beranggapan
bahawa tugas guru adalah Cuma ceramah, menyampaikan materi terus salam dan
pergi, adalah suatu hal yang sangat keliru.
Pembelajaran
bukanlah sekedar transfer of knowledge yang tidak memperhatikan kondisi
yang dialami oleh murid. Manusia bukanlah robot yang bisa kita atur semau kita,
manusia juga bukan binatang yang dapat disuruh-suruh. Manusia adalah makhluk
yang unik. Keunikan yang hanya dimiliki oleh manusia, karena ia dikaruniai
akal, yang dengan akal tersebut manusia dapat berpikir, mana yang tidak boleh
untuk dilakukan, dll.
Setiap manusia
pun mempunyai masalah sendiri-sendiri, yang mana cara dan penanganannya
memerlukan pembedaan antara masing-masing individu. Dibutuhkan suatu keahlian
khusus bagi seorang guru untuk memahami segala situasi yang terjadi pada para
muridnya. Untuk itulah pendekatan dalam pembelajaran harus dipelajari oleh
masing-masing guru, agar proses pembelajaran menjadi lancar dan sukses.
Strategi dalam pembelajaran yang digunakan oleh guru sangat menentukan hasil
dari sebuah pembelajaran tersebut.
A.
Tema
Pendekatan
Belajar Pembelajaran
B.
Sub Tema
Hakikat
Pembelajaran
C.
Penting Dikaji
Penelitian ini
dikaji karena dalam sebuah pembelajaran harus terlebih dahulu melakukan
pendekatan, dengan pendekatan tersebut guru lebih mudah mengenali siswanya dan
juga bertujuan agar guru mengetahui cara pendekatan pembelajaran sehingga lebih
cepat dipahami siswanya dan proses pembelajaran akan lebih efektif dan
kondusif.
Oleh karena
itu, makalah ini penting dikaji karena untuk mengetahui apa itu pendekatan dan
macam-macamnya.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Hakikat belajar mengajar
Dalam kegiatan
belajar mengajar, anak adalah sebagai subjek dan sebagai objek dari kegiatan
pengajaran. Karena itu inti proses pengajaran tidak lain adalah kegiatan
belajar anak didik dalam mencapai suatu tujuan pengajaran. Tujuan pengajaran
tentu saja akan dapat tercapai jika anak didik berusaha secara aktif untuk
mencapainya.[1]
Keaktifan anak didik tidak hanya dituntut dari segi fisik, tetapijuga dari segi
kejiwaan. Bila hanya fisik anak yang aktif, tetapi pikiran dan mentalnya kurang
aktif , maka kemungkinan besar tujuan pembelajaran tidak tercapai. Ini sama
halnya anak didik tidak belajar, karena anak didik tidak merasakan perubahan
didalam dirinya. Padahal belajar pada hakikatnya adalah “perubahan” yang
terjadi didalam diri seseorang setelah berakhirnya melakukan aktivitas belajar.
Walaupun pada kenyataannya tidak semua perubahan termasuk kategori belajar.
Misalnya, perubahan fisik,mabuk,gila,dan sebagainya.[2]
B.
Hakikat Pendekatan Belajar Mengajar
Pendekatan
berasal dari kata “dekat” yang mempunyai arti pendek, tidak jauh, hampir, akran
dan menjelang. Sementara pengertian pendekatan secara bahasa mempunyai arti
proses, cara, perbuatan mendekati.
Ada beberapa
pendekatan menurut para ahli diantaranya:
1.
Menurut Wahjoedi perngertian pendekatan adalah cara mengelola
kegiatan belajar dan perilaku siswa agar ia dapat aktif melakukan tugas belajar
sehingga dapat memperoleh hasil belajar secara optimal.
2.
Menurut syaifuddin Sagala pengertian pendekatan adalah jalan yang
ditempuh oleh guru dan siswa dalam mencapai tujuan instruksional untuk suatu
satuan instruksional tertentu.[3]
3.
Menurut Syaiful bahwa pendekatan adalah suatu pandangan guru
terhadap siswa dalam menilai , menentukan sikap dan perbuatan yang dihadapi
dengan harapan dapat memecahkan masalah dalam mengelola kelas yang nyaman dan
menyenangkan dalam proses pembelajaran.
4.
Nurma mempertegas bahwa pengertian pendekatan adalah pendekatan
lebih menekankan pada strategi dan perencanaan .
Kemudian dapat
disimpulkan Pendekatan pembelajaran diartikan sebagai titik tolak atau sudut
pandang kita terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang
terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum, didalamnya mewadahi,
menginspirasi , menguatkan dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan
teoritis tertentu.[4]
Pada dasarnya
pendekatan pembelajaran berbeda dengan metode pembelajaran. Pendekatan lebih
menekankan pada strategi dalam perencanaan, sedangkan metode lebih menekankan
pada teknik pelaksanaannya. Satu pendekatan direncanakan untuk satu
pembelajaran, mungkin dalam pelaksanaan proses tersebut digunakan beberapa
metode . sebagai contoh, dalam pembelajaran Pencemaran Lingkungan. Pendekatan
yang digunakan dalam pembelajaran tersebut dapat dipilih dari beberapa
pendekatan yang sesuai antara lain pendekatan lingkungan. Ketika proses
pembelajaran Pencemaran Lingkungan dilaksanakan dengan pendekatan lingkungan,
maka dapat digunakan beberapa metode, misalnya observasi, metode diskusi dan
metodeceramah.[5]
C.
Macam-macam pendekatan dalam belajar mengajar
Menurut Bruced
Joyce , pendekatan mengajar dibagi menjadi empat kategori yaitu sebagai
berikut:
1.
Pendekatan Ekspoiteri atau model Informasi
Pendekatan ini mengemukakan bahwa tingkah laku kelas dan penyebaran
pengetahuan dikontrol oleh guru/pengajar. Hakikat pengaajar menurut pandangan
ini adalah menyampaikan ilmu pengetahuan kepada siswa. Sisw dipandang sebagai
objek yang menerima apa yang diberikan guru. Biasanya guru menyampaikan
informasi mengenai bahan pengajaran dalam bentuk penjelasan atau dengan lisan
dikenal dengan istilah ceramah. Dalam pendekatan ini siswa diharapkan dapat
menangkap dan mengingat informasi yang telah dimilikinya melalui respon yang ia
berikan pada saat diberikan pada saat diberikan pertanyaan oleh guru.[6]
2.
Pendekatan Inquiry/ Discovery
Pendekatan ini menganggap bahwa siswa sebagai subjek dan objek
dalam belajar, mempunyai kemampuan –kemampuan dasar untuk berkembang secara
optimal sesuai dengan kemapuan yang dimilikinya.. pendekatan ini merupakan
pendekatan kognitif dalam pembelajaran, yang mana guru menciptakan situasi
sehingga siswa dapat belajarb sendiri. Siswa didorong agar mempunyai pengalaman
dan melakukan percpbaan yang memungkinkan mereka menemukan prinsip-prinsip atau
pengetahuan bagi dirinya.[7]
3.
Pendekatan Interaksi Sosial
Pendekatan ini menekankan terbentuknya hubungan antara individu /
siswa yang satu dengan yang lainnya sehingga dalam konteks yang lebih luas
terjadi hubungan sosial individu dengan masyarakat. Oleh sebab itu proses
belajar mengajar hendaknya mengembangkan kemampuan dan kesanggupan siswa untuk
mengadakan hubungan dengan siswa lain/orang lain , mengembangkan sikap dan
perilaku yang demokratis, serta menumbuhkan produktifitas kegiatan belajar siswa.
Metode-metode mengajar yang paling
diutamakan dalam pendekatan ini antara lain diskusi, problem solving, metode
simulasi, bekerja kelompok, dan metode lain yang menunjang berkembangnya
hubungan sosial siswa.
4.
Pendekatan Tingkah Laku
Pendekatan
ini menekankan kepada tingkah laku siswanya dan pada dasarnya dikontrol oleh
stimulus dan respon yang diberikan individu. Dalam pendekatan ini langkah guru
mengajar adalah sebagai berikut.
a.
Guru menyajikan stimulus belajar kepada siswa.
Mengamati
tingkah laku siswa dalam menanggapi stimulus yang diberikan(respon siswa)
b.
Menyediakan atau memberikan latihan-latihan kepada siswa dalam
memberikan respon terhadap stimulus
c.
Memperkuat respon siswa yang dipandang paling tepat sebagai jawaban
terhadap stimulus.
Secara umum
macam-macam pendekatan dibagi menjadi 7 yaitu sebagai berikut.
1.
Pendekatan Individual
Di kelas ada sekelompok anak didik. Mereka duduk dikursi
masing-masing. Mereka belajar dengan cara yang berbeda-beda, perilakunya juga
bermacam-macam. Perbedaan individual anak didik tersebut memberikan wawasan
kepada guru bahwa strategi pengajaran harus memperhatikan perbedaan anak didik
pada aspek individual ini. Dengan kata lain, guru harus melakukan pendekatan
individual dalam strategi belajar mengajarnya. Bila tidak, maka strategi
belajar tuntas atau mastery learning yang menuntut penguasaan penuh
kepada anak didik tidak akan pernah menjadi kenyataan. Paling tidak dengan
pendekatan individual dapat diharapkan kepada anak didik dengan tingkat
penguasaan optimal.[8]
2.
Pendekatan kelompok
Pendekatan kelompok memang suatu waktu diperlukan dan perlu
digunakan untuk membina dan mengembangkan sikap sosial anak didik. Hal ini
disadari bahwa anak didik adalah sejenis makhluk homo socius, yakni
makhluk yang berkecenderungan untuk hidup bersama.
Anak didik dibiasakan hidup bersama , bekerja sama dalam kelompok,
akan menyadari bahwa dirinya ada kekurangan dan kelebihan. Yang mempunyai
kelebihan dengan ikhlas mau membantu mereka yang mempunyai kekurangan.
Sebaliknya, mereka yang mempunyai kekurangan dengan rela hati mau belajar dari
mereka yang mempunyai kelebihan, tanpa ada rasa minder. Persaingan yang positif
pun terjadi dikelas dalam rangka untuk mencapai prestasi belajar dengan
optimal. Inilah yang diharapkan, yakni anak didik yang aktif, kreatif, dan
mandiri.
3.
Pendekatan Bervariasi
Ketika guru dihadapkan kepada permasalahan anak didik yang
bermasalah, maka guru akan berhadapan dengan permasalahan anak didik yang
bervariasi. Setiap masalah yang dihadapi oleh anak didik tidak terlalu sama, terkadang
ada perbedaan.
Dalam mengajar, guru yang hanya mnggunakan satu metode biasanya
sukar menciptakan suasana kelas yang kondusif dalam waktu yang relatif lama. Bila
terjadi perubahan suasana kelas, sulit menormalkannya kembali. Ini sebagai
tanda adanya gangguan dalam proses belajar mengajar. Akibatnya, jalannya
pelajaran menjadi kurang efektif. Efesiensi
dan efektivitas pencapaian tujuan pun jadi terganggu, disebabkan anak
didik kurang mampu berkonsentrasi.
Permasalahan yang dihadapi oleh setiap anak didik biasanya
bervariasi, maka pendekatan yang digunakan pun akan lebih tepat dengan
pendekatan bervariasi pula. Misalnya, anak didik yang disiplin dan anak didik
yang suka berbicara akan berbeda pemecahannya dan menghendaki pendekatan yang
berbeda-beda pula.[9]
4.
Pendekatan Edukatif
Cukup banyak sikap dan perbuatan yang harus guru lakukan untuk
menanamkan nilai-nilai kebaikan kepada anak didik. Salah satu contohnya,
misalnya, ketika lonceng tanda masuk berbunyi , anak-anak jangan dibiarkan
masuk dulu, tetapi suruhlah mereka berbaris didepan pintu masuk dan
perintahkanlah ketua kelas untuk mengatur barisan. Semua anak perempuan berbaris dalam kelompok
sejenisnya. Demikian juga semua anak laki-laki berbaris dalam kelompok
sejenisnya. Setelah mereka berbaris dengan rapi lalu guru mempersilahkan anak
didik masuk satu persatu dengan menyalami dan mencium tangan guru sebelum
dilepas. Akhirnya semua anak masuk dan pelajaran dimulai.
Contoh diatas menggambarkan pendekatan edukatif dimana guru telah
meletakkan tujuan untuk membina watak anak didik dengan pendidikan akhlak yang
mulia. Guru telah membimbing anak didik, bagaimana cara memimpin kawan-kawannya
dan anak-anak lainnya.
Guru yang hanya mengajar di kelas, belum dapat menjamin
terbentuknya kepribadian anak didik yang berakhlak mulia. Demikian juga halnya
dengan guru yang mengambil jarak dengan anak didik. Kerawanan hubungan guru
dengan anak didik disebabkan komunikasi antara guru dengan anak didik kurang
berjalan harmonis. Kerawanan hubungan ini menjadi kendala bagi guru untuk
melakukan pendekatan edukatif kepada anak didik yang bermasalah.
5.
Pemdekatan pengalaman
Experience is the best teacher, pengalaman adalah guru yang baik. Belajar dari pengalaman adalah
lebih baik daripada sekedar bicara, dan tidak pernah berbuat sama sekali.
Meskipun pengalaman diperlukan dan selalu dicari selama hidup, namun tidak
semua pengalaman dapat bersifat mendidik. Suatu pengalaman dikatakan
tidak mendidik, jika guru itu tidak membawa anak kearah tujuan pendidikan, akan
tetapi menyelewengkan dari tujuan itu, misalnya “mendidik anak menjadi
pencopet”
Betapa tingginya nilai suatu
pengalaman, maka disadari akan pentingnya pengalaman itu bagi perkembangan
anak. Sehingga dijadikan lah pengalaman sebagai suatu pendekatan. Maka jadilah
“pendekatan pengalaman” sebagai frase yang baku dan diakui pemakaiannya dalam
pendidikan.
6.
Pendekatan Pembiasaan
Pembiasaan adalah alat pendidikan. Bagi anak yang masih kecil,
pembiasaan ini sangat penting. Karena dengan pembiasaan itulah akhirnya suatu
aktivitas akan menjadi milik anak dikemudian hari. Anak kecil tidak seperti
orang dewasa yang dapat berpikir abstrak. Anak kecil hanya berpikir konkret. Anak
kecil yang belum kuat ingatannya akan lekas melupakan apa saja yang sudah
terjadi. Perhatian mereka dengan mudah beralih pada hal-hal yang disukainya..[10]
Menanamkan kebiasaan yang baik memang tidak mudah dan kadang-kadang
makn waktu yang lama. Tetapi sesuatu yang sudah menjadi kebiasaan sukar pula
untuk mengubahnya. Maka sangatlah penting menananmkan kebiasaan yang baik dan
jangan sekali-kali mendidik anak berdusta, tidak disiplin, suka berkelahi dan
sebagainya.tetapi tanamkanlah kebiasaan seperti ikhlas melakukan puasa, gemar
menolong, suka membantu fakir miskin, gemar melakukan sholat lima waktu, aktif
berpartisipasi dalam kegiatanyang baik-baik dan sebagainya. Namun pendekatan
pembiasaan yang dimaksutkan disini yaitu dengan memberi kesempatan kepada siswa
untuk senantiasa mengamalkan ajaran yang
telah dipelajarinya.
BAB III
A.
Kesimpulan
Pendekatan
pembelajaran dapat berarti titik tolak atau sudut pandang terhadap proses
pembelajaran atau merupakan gambaran pola umum perbuatan guru dan peserta didik
didalam perwujudan kegiatan pembelajaran , yang berusaha meningkatakan
kemampuan-kemapuan kognitif, afektif,
dan psikomotoriksiswa dalam pengolahan pesan sehingga tercapai sasaran
belajar.
Dalam kegiatan
belajar mengajar yang berlangsung telah terjadi interaksi yang bertujuan. Guru
dan anak didiklah yang menggerakkannya. Ketika kegiatan belajar mengajar itu
berproses, guru harus dengan ikhlas dalam bersikap dan berbuat, serta mau
memahami anak didiknya dengan segala konsekuensinya. Hal ini akan mempengaruhi
pendekatan yang guru ambil dalam pengajaran. Pendekatan yang dekat maka akan
berlangsung belajar mengajar yang menyenangkan.
B.
Saran
Saya selaku
penyusun menyarankan agar para calon maupun guru dapat memilih pendekatan
pembelajaran yang sesuai , karena setiap pendekatan mempunyai kelemahan dan
keunggulan masing-masing.
DAFTAR PUSTAKA
Djamarah Syaiful Bahri dan Aswan Zain,2013. Strategi Belajar Mengajar.Jakarta: PT RINEKA CIPTA
Mustakim Zaenal. 2011.Strategi & Metode Pembelajaran.
Pekalongan:STAIN Press
Mustakim, Zaenal. 2017. Strategi dan
Metode Pembelajaran Edisi Revisi. Pekalongan: IAIN Pekalongan Press
Mohamad & Hamzah.2012. Belajar dengan Pendekatan PAILKEM. Jakarta:
PT Bumi Aksara
Purwanto, M. Ngalim.1991. Ilmu Pendidikan Teoritis Dan Praktis.
Bandung: Remaja Rosda Karya
Sagala, Syaiful. 2009. Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga
Kependidikan. Bandung: Alfabeta, cv
Suyadi. 2013. Strategi pembelajaran pendidikan karakter. Bandung:
PT. Remaja Rosdakarya
Sabri, Ahmad. 2005. Strategi belajar mengajar dan micro teaching.
Ciputat: PT. Ciputat Press
PROFIL
Nur Atho’illah, lahir di Pekalongan Jawa Tengah pada tanggal 17 April 1998. Pendidikan dimulai dari
TK ia tempuh di TK Pertiwi Salakbrojo.
Kemudian ia menempuh sekolah dasar di SDN Salakbrojo, ia sempat aktif dalam
extrakulikuler tilawatil qur’an, dari mulai kelas 3 setiap tahunnya pasti
mengikuti lomba. Pada Tahun 2010 ia masuk ke MTs. Al-Hikmah proto, ia aktif
dalam beroganisasi. Dan pada tahun 2013 ia masuk ke MASS Proto, saat di MA
nakalpun mulai merajalela karena ia sebernanya tidak ingin sekolah disana, tapi
setelah beberapa bulan-bulan disana , juga semenjak ia punya pacar, ia mulai
aktif di bidang PMR dan juga aktif dalam diskusi dikelas, suka berkerja
kelompok. Kemudian pada tahun 2016 ia masuk ke IAIN Pekalongan jurusan PGMI
jenjang S-1, lagi-lagi ia bersekolah tidak sesuai dengan keinginannya karena
sebenarnya ia memiliki cita-cita menjadi Sekretaris Perusahaan. Tapi karena
sudah kuliah dijurusan PGMI ia sekarang mulai menekuni trik-trik jadi guru yang
berkualitas demi menciptakan anak bangga yang berprestasi dan juga
membahagiakan kedua orangtua.
[1] Hamzah dan Muhammad, belajar dengan pendekatan PAIKEM,cet.ke-2(Jakarta:
PT Bumi Aksara.2012)hlm.36
[3] Syaiful, Sagala, kemapuan profesional guru dan tenaga
kependidikan,cet,ke-2(Bandung: ALFABETA,cv 2009)hlm.68
[4] Zaenal Mustakim.
Strategi dan Metode Pembelajaran Edisi Revisi. (Pekalongan: IAIN Pekalongan
Press.2017)hlm.131
[5]Zaenal
Mustakim, Strategi & Metode Pembelajaran,cet.ke-2(Yogyakarta:STAIN
Press)hlm.72
[6] Sabri Ahmad, stategi
belajar mengajar dan micro teaching,(Ciputat: PT CIPUTAT PRESS.2005)hlm.10
[7] Suyadi, strategi
pembelajaran pendidikan karakter(Bandung: PT REMAJA ROSDAKARYA.2013)hlm.162
[8] Op.Cit, hlm.62
[9] Op.Cit.hlm.66
[10] M.ngalim Purwanto, ilmu pendidikan teoritis dan praktis (Bandung:
Remaja Rosda Karya,1991)hlm.36
Tidak ada komentar:
Posting Komentar