Laman

new post

zzz

Selasa, 02 Oktober 2018

SBM D E2 MODEL-MODEL PEMBELAJARAN (Student Center)


MODEL-MODEL PEMBELAJARAN
(Student Center)
Dhea Marhatus Sholekha
NIM. (2317083)
Kelas D

JURUSAN PGMI
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) PEKALONGAN
2018


KATA PENGANTAR

            Alhamdullilah, puji syukur ke hadirat Allah swt. atas segala nikmat dan karunia-Nya sehingga makalah yang berjudul “Model-model Pembelajaran (Student Center)” ini dapat diselesaikan. Salawat dan salam senantiasa tercurah kepada sebaik-baik manusia, nabi Muhammad saw., keluarganya, dan sahabatnya.
            Maksud tujuan dari penulisan makalah ini tidaklah lain tuk memenuhi tugas mata kuliah Strategi Belajar Mengajar . Makalah ini menjelaskan tentang model-model Pembelajaran Pada siswa.
            Makalah ini tentu tidak terlepas dari kekurangan dan kesalahan. Oleh karena itu, penulis dengan senang hati menerima saran dan kritik konstruktif dari pembaca guna penyempurnaan penulisan makalah ini. Akhirnya, semoga makalah ini menambah khasanah keilmuan dan bermanfaat bagi mahasiswa. Amin yaa robbal ‘alamin.

                                                                        Pekalongan, 09 April 2018
Penulis














DAFTAR ISI






BAB I

PENDAHULUAN

A.     Latar Belakang

Proses pembelajaran yang berpusat pada siswa, maka siswa memperoleh kesempatan dan fasilitas untuk membangun sendiri pengetahuannya sehingga mereka akan memperoleh pemahaman yang mendalam dan pada akhirnya dapat meningkatkan mutu kualitas siswa.
Peran guru dalam pembelajaran berpusat pada siswa adalah sebagai fasilitator yang dalam hal ini, guru memfasilitasi proses pembelajaran di kelas. Fasilitator adalah orang yang memberikan fasilitasi sehingga guru hanya memfasilitasi siswanya dalam proses kegiatan belajar mengajar.Pembelajaran yang inovatif dengan metode yang berpusat pada siswa memiliki keragaman model/metode pembelajaran yang menuntut partisipasi aktif dari siswa.
Disamping itu, Saat ini terdapat beragam inovasi baru di dalam dunia pendidikan terutama pada proses pembelajaran. Salah satu inovasi tersebut adalah konstruktivisme. Pemilihan pendekatan ini lebih dikarenakan agar pembelajaran membuat siswa antusias terhadap persoalan yang ada sehingga mereka mau mencoba memecahkan persoalannya.

B.     Rumusan Masalah

1.      Bagaimana Pengertian Model Pembelajaran?
2.      Apa Pengertian Student Center?
3.      Sebutkan Model- Model Pembelajaran pada siswa!

C.    Tujuan Masalah

1.      Untuk mengetahui Pengertian Model Pembelajaran
2.      Untuk mengetahui Pengertian Student Center
3.      Untuk mengetahui Model-model Pembelajaran pada siswa

BAB II

PEMBAHASAN

A.    Pengertian Model Pembelajaran

Model Pembelajaran merupakan rencana atau pola yang dapat digunakan untuk merancang materi pelajaran dan membantu proses pembelajaran.[1]
Model pembelajaran adalah suatu rancangan yang telah diprogram melalui media peraga dalam membantu untuk memvisualisasikan pesan yang terkandung didalamnya untuk mencapai tujuan belajar sebagai pegangan dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran.[2]

B.     Pengertian Student Center

Student Center Adalah pembelajaran yang menempatkan siswa sebagai subjek pembelajar yang bertugas mengeksplorasi materi dengan bantuan guru sebagai fasilitator.Artinya tugas guru hanyalah membimbing, mengarahkan, mengorganisasi kegiatan dan senantiasa memotivasi peserta didik  untuk selalu berperan aktif dalam setiap proses pembelajaran.[3] Dalam sebuah studi, presepsi murid terhadap lingkungan pembelajaran dan hubungan interpersonal dengan guru yang positif merupakan faktor paling penting yang memperkuat motivasi dan presentasi murid.[4]

C.    Model Model Pembelajaran Student Center

1.       INDEPENDENT / INDIVIDUAL
Independent atau Individual adalah pembelajaran yang menitikberatkan pada aktivitas individual peserta didik. Pada saat ini, pembelajaran individu tidak menjamin pembelajaran organisasi, tetapi pembelajaran organisasi tidak akan terjadi tanpa pembelajaran individu (Garvin, 2000; Kim, 1993).
Tujuan individual learning bagi para peserta didik adalah agar mereka secara mandiri dapat mengatur tujuan pembelajaran jangka pendek dan jangka panjang yang ingin dicapai, melacak kemajuan dan prestasi selama waktu periode tertentu. Manfaat sistem pembelajaran Independent ini mampu memenuhi kepentingan peserta didik secara individual.
Mercer (1989) menyatakan bahwa terdapat empat langkah penting dalam pelaksanaan individual learning , yaitu:
a.       Mengudentifikasi keterampilan yang di targetkan melalui assesment.
b.      Menentukan kondisi-kondisi dan faktor-faktor yang mungkin dapat memudahkan (memfasilitasi) pembelajaran.
c.       Merencanakan pembelajaran.
d.      Memulai pembelajaran yang mengatur data harian.
e.       Menentukan bagian dari proses belajar dinegosiasikan oleh peserta didik dan fasilitator atau dosen.
2.      COOPERATIVE
Cooperative learning merupakan strategi pembelajaran kelompok yang bakat meningkatkan prestasi belajar peserta didik, skaligus dapat meningkatkan kemampuan hubungan sosial, menumbuhkan sikap menerima kekurangan diri dan orang lain serta dapat meningkatkan harga diri.[5]
Prinsip pembelajaran cooperative adalah terjadi komunikasi antar peserta didik, tanggung jawab terhadap hak dan kewajibannya, saling menghargai antar peserta didik, dan setiap peserta mempunyai peran yang sama dalam menyelesaikan masalah.
Beberapa variasi dalam model pembelajaran kooperatif diantaranya sebagai berikut :
1.             Student Teams Achievement Division (STAD),
Pembelajaran kooperatif tipe STAD merupakan model pembelajaran dengan menggunakan kelompok-kelompok kecil dengan jumlah anggota tiap kelompok 4-5 orang siswa secara heterogen. Di awali dengan penyampaian tujuan pembelajaran, penyampaian materi, kegiatan kelompok, quis, dan penghargaan kelompok.
2.             Jigsaw
Model Pembelajaran kooperatif tipe jigsaw yang dikembangkan oleh Aronson dkk. Langkah-langkah dalam penerapan dalam penerapan jigsaw adalah sebagai berikut:
a.         Guru membagi suatu kelas menjadi beberapa kelompok dengan setiap kelompok terdiri dari 4-6 siswa dengan kemampuan yang berbeda-beda baik tingkat kemampuan tinggi,sedang, dan rendah.
b.        Kelompok ini disebut kelompok asal. Jumlah anggota dalam kelompok asal menyesuaikan dengan jumlah bagian materi pelajaran yang akan dipelajari siswa sesuai dengan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
c.         Dalam kelompok ahli siswa mendiskusikan bagian materi pembelajaran yang sama, serta menyusun rencana bagaimana menyampaikan kepada temannya jika kembali ke kelompok asal
d.        Perlu di perhatikan bahwa jika menggunakan jigsaw untuk belajar materi baru maka perlu dipersiapkan suatu tuntunan dan isi materi yang runtut serta cukup, sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai.[6]
3.        Think Pair Share (TPS)
Think Pair Share (TPS) atau berpikir berpasangan berbagi adalah jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa
Langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran tipe think pair share antara lain:
1)        Berfikir (thiking )
Siswa diminta untuk berfikir tentang materi atau permasalahan yang disampaikan guru.
2)        Berpasangan (Pairing)
Siswa diminta berpasangan dengan teman sebelahnya (kelompok dua orang) dan mengutarakan hasil pemikiran masing – masing.
3)        Berbagi (sharing)
Guru memimpin pleno kecil diskusi, tiap kelompok mengemukakan hasil diskusinya.[7]
4.             NHT (Number Heads Together)
Pada umumnya NHT digunakan untuk melibatkan siswa dalam penguatan pemahaman pembelajaran atau mengecek pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran.[8]
pembelajaran kooperatif tipe NHT di gunakan untuk melibatkan siswa dalam penguatan Pembelajaran atau mengecek pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran.
Penerapan pembelajaran kooperatif tipe NHT merujuk pada konsep Kagen dalam Ibrahim (2000: 29), dengan tiga langkah yaitu :
1)      Pembentukan kelompok;
2)      Diskusi masalah;
3)      Tukar jawaban antar kelompok[9]
3.       COLLABORATIVE
Collaborative learning pada dasarnya merupakan pembelajaran yang berdasarkan pengalaman peserta didik sebelumnya (prior knowledge) dan dilakukan secara berkelompok. Collaborative learning dilakukan dalam kelompok, seperti halnya pada pembelajaran kooperatif dan kompetitif, tetapi tidak diarahkan untuk berkompetisi dan tidak diarahkan hanya pada satu kesepakatan tertentu.
Collaborative learning mempunyai tujuan untuk memperluas perspektif atau wacana peserta didik,mengelola perbedaan dan konflik karena proses berpikir divergen, membangun kerjasama, toleransi, belajar menghargai pendapat orang lain, dan belajar mengemukakan pendapat. Manfaat yang diperoleh dalam pembelajaran collaborative learningadalah mengembangkan daya nalar berdasarkan pengetahuan/ pengalaman yang dimiliki dan sharing pengetahuan/pengalaman dari teman kelompoknya, memupuk rasa tenggang rasa, empati ,simpati dan mengharai pendapat orang lain, menambah pengetahuan secara kolektif, dan mendapatkan tambahan pengetahuan untuk dirinya sendiri.
4.       ACTIVE
Pembelajaran aktif adalah segala bentuk pembelajaran yang memungkinkan peserta didik berperan secara aktif dalam proses pembelajaran,baik dalam bentuk interaksi antar perserta didik ataupun peserta didik dengan guru dalam proses pembelajaran.[10]
Active learning mengacu pada teknik dimana peserta didik melakukan lebih banyak aktivitas dan bukan hanya mendengarkan fasilitator. Peserta didik melakukan beberapa hal termasuk menemukan, mengolah, dan menerapkan informasi. Active learning bertujuan untuk mengoptimalkan penggunaan semua potensi yang dimiliki oleh peserta didik, sehingga semua peserta didik dapat mencapai hasil belajar yang memuaskan sesuai dengan karakteristik pribadi mereka miliki.
Prosedur pelaksanaan active learning adalah :
a)      Penentuan kebutuhan untuk pembelajaran dan peserta didik
b)      Menyusun hasil pembelajaran (secara umum)
c)      Menetapkan tujuan pembelajaran
d)     Merancang aktifitas pembelajaran
e)      Rangkaian aktifitas pembelajaran
f)       Mengawali rencana secara terperinci
g)      Meninjau kembali rancangan secara rinci
h)      Mengevaluasi hasil keseluruhan.
5.       RESEARCH BASED
RBL merupakan model pembelajaran diskusi turorial kelompok kecil dengan menyajikan sejumlah masalah pada mahasiswa, masalah tersebut digunakan sebagai titik awal dalam meningkatkan kemampuan berfikir dan pemecahan masalah pada mahasiswa dengan tujuan dari masalah tersebut munculah pengetahuan baru melalui penyelesaian yang terstruktur.[11]
Research-based learning (RBL) adalah merupakan salah satu metode (SCL) yang mengintegrasikan penelitian di dalam proses pembelajaran. RBL memberi peluang/kesempatan kepada peserta didik untuk mencari informasi, menyusun hipotesis, mengumpulkan data, menganalisis data, dan membuat kesimpulan atas data yang sudah tersusun; dalam aktivitas ini berlaku pembelajaran dengan pendekatan “learning by doing”. (Jones, Rasmussen, & Moffitt, 1997; Thomas, Mergendoller, & Michaelson,1999, Thomas, 2000).
RBL bertujuan untuk menciptakan proses pembelajaran yang mengarah pada aktivitas analisis, sintesis, dan evaluasi serta meningkatkan kemampuan peserta didik dan dosen dalam hal asimilasi dan aplikasi pengetahuan. Dengan RBL maka peserta didik dapat memperoleh berbagai manfaat dalam konteks pengembangan metakognisi dan pencapaian kompetensi yang dapat dipetik selama menjalani proses pembelajaran.
6.       CASE BASED
Case-based learning (CBL) adalah pembelajaran berbasis kasus. Peserta didik disediakan kasus yang merupakan simulasi bagi mereka untuk melatih diri sebagai profesional yang sesunguhnya. CBL bertujuan untuk a)melatih mahasiswa belajar secara kontekstual, b) mengintegrasikan prior knowledge dengan permasalahan yang ada di dalam kasus dalam rangka belajar untuk mengambil keputusan secara profesional, dan c) mengenalkan tatacara pemecahan masalah dan pengambilan keputusan yang tepat atau rasional. CBL bermanfaat agar a) dosen menyiapkan dan menyediakan pokok bahasan yang sesuai dengan tujuan pembelajaran semester (RPKPS), b) bersama-sama peserta didik terlatih dan kemudian terbiasa untuk berpikir secara kritis ketika mengaktifkan dan menggunakan prior knpwledge mereka yang dirangsang oleh kasus yang sedang dibahas sesama.
7.       PROBLEM BASED LEARNING DENGAN METODE SEVEN JUMPS
Problem Based Learning (PBL) atau pembelajaran berbasis masalah adalah model pembelajaran yang melibatkan murid untuk memecahkan masalah melalui tahap tahap metode sehingga murid dapat mempelajari pengetahuan yang berhubungan dengan masalah tersebut dan sekaligus memiliki ketrampilan untuk memecahkan masalah itu. [12]
Seven Jumps (7 langkah) pada PBL :
1.       Menjelaskan istilah dan konsep
2.      Menetapkan kata kunci dan masalah
3.      Menganalisis masalah
4.      Menghubungkan atau menarik kesimpulan
5.      Merumuskan tujuan/sasaran pembelajaran
6.      Mengumpulkan informasi
7.      Mensintesis dan menguji informasi baru.
8.         DISCOVER LEARNING
Pada pembelajaran jenis inimurid menusun pemahaman sendiri, yakni dengan menemukan pemahaman itu sendiri. Modifikasi dari discovery Learning adalah guided discovery  yaitu penemuan dengan bimbingan. Pembelajaran ini dilakukan dengan pertanyaan pemandu dan pengarahan dari guru sehingga murid dapat menyusun sendiri pemahamannya.
9.         INQUIRY – BASED LEARNING
Pembelajaran ini harus di landasi oleh proses keingin tahuan yang kompleks dengan murid merumuskan pertanyaan : menyelidiki untuk menemukan jawaban membangun pemahaman, makna, dan pengetahuan baru: dan kemudia mengkomunikasikan pembelajaran mereka kepada orang lain. Guru yang menekankan pembelajaran berbasis inquiry melibatkan murid secara aktif untuk memecahkan persoalan keseharian (kehidupan nyata) mereka.[13]







BAB III

PENUTUP

Pembelajaran student centered learning (SCL) adalah model pembelajaran yang berfokus pada siswa sehingga peran pengajar hanya sebagai fasilitator dalam proses belajar. Model pembelajaran student centered learning (SCL), menjadikan siswa mampu untuk menjadi peserta didik yang aktif dan mandiri dalam proses belajarnya, yang bertanggungjawab dan memiliki inisiatif untuk mengenali kebutuhan belajarnya, yang menemukan sumber-sumber informasi untuk dapat menjawab pertanyaannya.
1.      Diharapkan kepada para pembaca agar memberikan kritikan dan saran terhadap makalah yang dibaca demi perbaikan selanjutnya.
2.      Diharapkan kepada para pembaca khususnya guru bisa menjadikan model pembelajaran ini (Student Centered Learning) sebagai salah satu alternatif dalam proses pembelajaran












DAFTAR PUSTAKA

Daryanto, 2012, Model Pembelajaran Inovatif. Yogyakarta:GAVA MEDIA.
Muhibbinsyah, psikologi Pendidikan, (Bandung:PT Remaja Rosdakarya, 2010), hlm.186
Mustakim, Zaenal, 2018  Strategi dan Metode pembelajaran. Pekalongan : Matagraf Yogyakarta.
Suherman Ayi, 2018, Kurikulum Pembelajaran Penjas. Sumedang: UPI Sumedang Press.
Suyadi. 2013, Strategi Pembelajaran Pendidikan Karakter. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Taniredja,Tukiran,dkk. 2011 Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Bandung: CV ALFABET
Yao Tung, Kohoe. 2015, Pembelajaran dan Perkembangan Belajar. Jakarta:PT Index.

















LAMPIRAN BUKU

                                                                                                       
                      






BIOGRAFI PENULIS

Nama                           : Dhea Marhatus Solekha
TTL                             : Tegal,10 desember 1999
Alamat                        : Jl. Cendrawasih Lontong 14 no 3a Kel. Randugunting                                             Kec.tegal selatan Kota Tegal
Hobi                            : Menyanyi
Cita-cita                      : Guru
Riwayat Pendidikan   :
1.      TK Pertiwi 1 Randugunting
2.      MI NURUL HIKMAH KRANDON
3.      Madrasah Tsanawiyah Negeri Kota Tegal
4.      Madrasah Aliyah Negeri Kota Tegal
Pengalaman Organisasi :
1.      Pramuka
Motto hidup                : “Jangan terlalu lama Bersedih dan jangan menyerah”


[1] Ayi suherman, Kurikulum Pembelajaran Penjas. (sumedang: UPI Sumedang Press, 2018), hlm. 24
[2] Muhibbinsyah, psikologi Pendidikan, (Bandung:PT Remaja Rosdakarya, 2010), hlm.186
[3]Zaenal Mustakim, Strategi dan Metode pembelajaran. (Pekalongan: Matagraf Yogyakarta, 2018), hlm 77.
[4] Kohoe yao tung, Pembelajaran dan Perkembangan Belajar.(Jakarta:PT Index, 2015) hlm 312
[5] Suyadi. 2013, Strategi Pembelajaran Pendidikan Karakter. Bandung: PT Remaja Rosdakarya,2013), hlm 62
[6] Daryanto, Model Pembelajaran Inovatif. (Yogyakarta:GAVA MEDIA, 2012), hlm. 243-245
[7] Taniredja,Tukiran,dkk. 2011 Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Bandung: CV ALFABET,2011), hlm.81-82.
[8] Daryanto, Model Pembelajaran Inovatif. Yogyakarta:GAVA MEDIA,2012) Hlm 244
[9] Ibid., hlm. 245.
[10] Suyadi, Strategi Pembelajaran Pendidikan Karakter. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2013), hlm 36.
[11] Student center learning hlm 10
[12] Kohoe yao tung, Pembelajaran dan Perkembangan Belajar.(Jakarta:PT Index, 2015) hlm 313
[13] Kohoe yao tung, Pembelajaran dan Perkembangan Belajar.(Jakarta:PT Index, 2015) hlm 314

Tidak ada komentar:

Posting Komentar