Pendekatan
Belajar-Mengajar
(Contoh-contoh Pendekatan Belajar Mengajar)
Fikriyatul Mufidah
NIM. (2317098)
Kelas
D
JURUSAN
PGMI
FAKULTAS TARBIYAH DAN
ILMU KEGURUAN
INSTITUT
AGAMA ISLAM NEGERI PEKALONGAN
2018
KATA PENGANTAR
Puji
syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya sehingga makalah ini
dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak
terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan
sumbangan baik materi maupun pikirannya. Dan harapan kami semoga makalah ini
dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya
dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik
lagi.
Karena
keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin masih banyak
kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran
dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Pekalongan, 4 Oktober 2018
Penulis
DAFTAR
ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................. 2
DAFTAR ISI.............................................................................................. 3
BAB I PENDAHULUAN..................................................................... 4
A. Latar Belakang
Masalah......................................................... 4
B. Rumusan Masalah................................................................... 4
C. Tujuan .................................................................................... 4
BAB II PEMBAHASAN........................................................................ 5
A. Pengertian Pendekatan
Belajar Mengajar............................. 5
B. Contoh-contoh
Pendekatan Belajar Mengajar..................... 5
BAB III PENUTUP................................................................................. 12
A.
Kesimpulan........................................................................... 12
B.
Saran..................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA............................................................................... 13
LAMPIRAN............................................................................................... 14
BIOGRAFI PENULIS.............................................................................. 16
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia
diciptakan untuk menjalin sebuah interaksi terhadap sesamanya. Hal tersebut
dilakukan untuk menyampaikan sebuah informasi yang ingin dikemukakan. Begitu
halnya dengan seorang guru. Guru membutuhkan suatu pendekatan tertentu dalam
pembelajaran agar dapat mencapai tujuan. Makalah ini membahas mengenai
bagaimana cara seorang guru untuk melakukan pendekatan pembelajaran terhadap
siswanya. Guru dituntut untuk memiliki kemampuan berinteraksi yang tepat agar
siswa dapat menangkap dengan mudah apa yang disampaikan dan siswa dapat
mengembangkan apa yang telah mereka peroleh dari interaksi pembelajaran
tersebut.
Berdasarkan
pandangan diatas, maka permasalahan yang muncul adalah bagaimana upaya guru
untuk meningkatkan prestasi peserta didik dengan pendekatan pembelajaran yang
tepat. Salah satu solusinya yaitu dengan mengembangkan suatu pendekatan
pembelajaran yang membuat peserta didik lebih senang dan lebih termotivasi
untuk belajar.
B. Rumusan masalah
1.
Apa pengertian pendekatan belajar mengajar?
2.
Bagaimana pembagian macam-macam pendekatan belajar
mengajar?
3.
Bagaimana contoh-contoh pendekatan belajar mengajar?
C. Tujuan
1.
Untuk mengetahui pengertian pendekatan belajar mengajar
2.
Untuk mengetahui pembagian pendekatan belajar mengajar
3.
Untuk mengetahui contoh-contoh pendekatan belajar
mengajar
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pendekatan
Belajar Mengajar
Pendekatan pembelajaran adalah titik tolak atau sudut
pandang kita yang kemudian dijadikan landasan dalam pengelolaan proses
pembelajaran.
B. Contoh-contoh
Pendekatan Belajar- Mengajar
Terdapat sejumlah klasifikasi pendekatan dalam
pembelajaran yang telah banyak disampaikan oleh para ahli. Apabila kita melihat
dari sudut pandang besar kecilnya peran guru atau murid sebagai pusat sumber
belajar dalam proses pembelajaran, maka secara umum pendekatan pembelajaran ini
dibagi menjadi dua yaitu:
1.
Teacher Centered Approach
Adalah pembelajaran yang menempatkan guru sebagai ahli
kontrol selam proses pembelajaran, baik organisasi, materi maupun waktu.
2.
Student Centered Approach
Adalah pembelajaran yang menempatkan siswa sebagai subjek
pembelajar yang bertugas mengeksplorasi meteri dengan bantuan guru sebagai
fasilitator.[1]
Sedangkan apabila kita melihat dari sudut pandang cara
mengorganisasi dan menyampaikan materi, maka pendekatan dalam pembelajaran
terbagi kedalam beberapa pendekatan berikut:
1.
Pendekatan Saintifik
Pendekatan saintifik adalah proses pembelajaran yang
dirancang sedemikian rupa agar peserta didik secara aktif mengostruk konsep,
hukum, atau prinsip melalui tahapan-tahapan mengamati, merumuskan masalah,
mengajukan atau merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai teknik,
menganalisa data, dan menarik kesimpulan.[2]
Pendekatan ilmiah atau pendekatan saintifik dimaksudkan
untuk memberikan pemahaman kepada peserta didik dalam mengenal, memahami
berbagai materi menggunakan pendekatan ilmiah, bahwa informasi bisa berasal
dari mana saja, kapan saja, tidak bergantung pada informasi searah dari guru.
Oleh karena itu, kondisi pembelajaran yang diharapkan yaitu tercipta untuk
mendorong peserta didik dalam mencari tahu dari berbagai sumber informasi.
Kondisi pembelajaran pada saat ini diharapkan agar
peserta didik mampu merumuskan masalah (dengan banyak menanya), bukan
menyelesaikan masalah dengan hanya menjawab saja. Selain itu, pesera didik
diarahkan untuk melatih berpikir analistik (mengambil keputusan) bukan berpikir
mekanistik (mendengar dan menghafal semata).
Penerapan pendekatan saintifik dalam pembelajaran harus
memenuhi tiga prinsip utama, yaitu:
a.
Belajar menjadi siswa aktif.
b.
Assessment atau pengukuran kemajuan belajar siswa.
c.
Keberagaman.[3]
2.
Pendekatan Keterampilan Proses
Pendekatan keterampilan proses merupakan pendekatan
pembelajaran yang menekankan pada proses belajar, aktivitas dan keterampilan,
nilai dan sikap, serta menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.[4]
Dengan kata lain, pendekatan keterampilan proses adalah pendekatan yang
berorientasi pada proses bukan hasil.
Jadi, peserta didik diharapkan benar-benar menguasai proses.
Sedangkan tugas guru disini bukanlah memberikan
pengetahuan, melainkan menyiapkan situasi yang menggiring anak untuk bertanya,
mengamati, mengadakan eksperimen, serta menemukan fakta dan konsep sendiri.
Karena jika peranan guru sangat dominan, maka anak akan sedikit sekali belajar,
anak tidak berminat, dan anak kehilangan motivasi.
Dengan mengembangkan keterampilan-keterampilan memproses
apa yang diperolehnya, anak akan mampu menemukan dan mengembangkan sendiri
fakta dan konsep serta menumbuhkan dan mengembangkan sikap dan nilai yang
dituntut. [5]
Pendekatan keterampilan proses ini bertolak dari suatu
pandangan bahwa setiap peserta didik memiliki potensi yang berbeda, dan dalam
situasi yang normal, mereka dapat mangembangkan potensinya secara optimal. Oleh
karena itu tugas guru adalah memberikan kemudahan kepada peserta didik dengan
menciptakan lingkungan yang kondusif agar semua peserta didik dapat berkembang
secara optimal.[6]
3.
Pendekatan Kontekstual
Pembelajaran kontekstual (Contextual Teaching and Learning) atau CTL merupakan suatu proses
pendidikan yang bertujuan memotivasi siswa untuk memahami makna materi
pelajaran yang dipelajarinya dengan mengaitkan materi tersebut dengan konteks
kehidupan mereka sehari-hari, sehingga siswa memiliki pengetahuan/keterampilan
yang secara fleksibel dapat diterapkan dari satu permasalahan kepermasalahan
lainnya.[7]
Pendekatan kontekstual merupakan konsep belajar yang
membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dalam
dunia nyata siswa, mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang
dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari, dengan
melibatkan tujuh komponen utama pembelajaran efektif, yakni : konstruktivisme (construstivisme), bertanya (questioning), menemukan (inquiri), masyarakat belajar (learning community), pemodelan (modelling), refleksi (reflection), dan penilaian sebenarnya (authentic assessment).[8]
Dengan konsep itu, hasil pembelajaran diharapkan lebih
bermakna bagi siswa. Proses pembelajaran berlangsung alamiah dalam bentuk
kegiatan siswa bekerja dan mengalami. Strategi pembelajaran ini lebih
dipentingkan daripada hasil. [9]
Dalam pembelajaran kontekstual tugas guru adalah
memberikan kemudahan belajar kepada peserta didik, dengan menyediakan berbagai
sarana dan sumber belajar yang memadai. Guru bukan hanya menyampaikan materi
pembelajaran yang berupa hafalan, tetapi mengatur lingkungan dan strategi
pembelajran yang memungkinkan peserta didik belajar.[10]
4.
Pendekatan Konstruktivistik
Teori belajar konstruktivistik berasal dari aliran
filsafat pengetahuan yang menekankan bahwa pengetahuan adalah konstruksi
(bentukan) sendiri. Pengetahuan merupakan hasil konstruksi setelah melakukan
kegiatan. Teori ini memandang bahwa pengetahuan itu ada dalam diri seseorang
yang sedang mengetahui. Pengetahuan tidak dapat dipindahkan begitu saja dari
otak guru ke murid. Murid sendirilah yang harus mengartikan apa yang telah
dipelajarinya dengan menyesuaikan terhadap pengalaman-pengalamannya.
Adapun hakikat dari pembelajaran dengan menggunakan
pendekatan konstruktivisme yakni pembentukan pengetahuan yang memandang subjek
aktif menciptakan struktur-struktur kognitif dalam interaksinya dengan
lingkungan.[11]
Tujuan pembelajaran konstruktivistik ini ditentukan pada
bagaimana belajar, yaitu menciptakan pemahaman baru yang menuntut aktivitas
kreatif produktif dalam konteks nyata yang mendorong si belajar untuk berpikir
dan berpikir ulang lalu mendemonstrasikan.
Peran guru disini adalah menyediakan suasana dimana pada
siswa mendesain dan mengarahkan kegiatan belajar itu lebih banyak daripada
menginginkan siswa benar-benar memahami
dan dapat menerapkan materi tersebut.
Sistem pendekatan konstruktivis dalam pengajaran lebih
menekankan pengajaran top down daripada
bottom up berati siswa memulai dengan masalah kompleks untuk
dipecahkan, kemudian menemukan keterampilan dasar yang diperlukan.[12]
5.
Pendekatan Kompetensi
Kompetensi menunjuk kepada kemampuan melaksanakan sesuatu
yang diperoleh melalui pembelajaran dan latihan, mulai dari menggosok gigi
sampai dengan melakukan operasi jantung. Dalam hubungannya proses pembelajaran,
kompetensi menunjuk kepada perbuatan yang bersifat rasional dan memenuhi
spesifikasi tertentu dalam proses belajar.
Paling tidak terdapat tiga landasan teoritis yang
mendasari pendidikan berdasarkan pendekatan kompetensi. Pertama, adanya pergeseran dari pembelajaran kelompok ke arah pembelajaran
individual. Melalui pembelajaran individu peserta didik diharapkan dapat
belajar sendiri, tidak bergantung orang lain. Kedua, pengembangan konsep belajar tuntas (mastery learning) adalah suatu falsafah tentang pembelajaran yang
mengatakan bahwa dengan sistem pembelajaran yang tepat semua peserta didik akan
dapat belajar dengan hasil yang baik dari seluruh bahan yang diberikan.
Sedangkan landasan teoritis ketiga bagi
pengembangan pendidikan berdasarkan kompetensi adalah usaha penyusunan kembali
definisi bakat. Carrol menyatakan bahwa dengan waktu yang cukup semua peserta
didik dapat mencapai penguasaan suatu tugas belajar.
Sukmadinata mengembangkan tiga tahap yang dilakukan guru
dalam proses pembelajaran yakni:
a.
Tahap Perencanaan
b.
Tahap Pelaksanaan Pembelajaran
c.
Tahap Evaluasi dan Penyempurnaan[13]
6.
Pendekatan Lingkungan
Pendekatan lingkungan merupakan suatu pendekatan
pembelajaran yang berusaha untuk meningkatkan keterlibatan peserta didik
melalui pendayagunaan lingkungan sebagai sumber belajar.
Belajar dengan pendekatan lingkungan berarti peserta
didik mendapatkan pengetahuan dan pemahaman dengan cara mengamati sendiri
apa-apa yang dilakukan sekitar, baik dilingkungan rumah maupun dilingkungan
sekolah. Dalam pada itu, peserta didik dapat menanyakan sesuatu yang ingin
diketahui kepada orang lain dilingkungan mereka yang dianggap tahu tentang
masalah yang dihadapi.
Pembelajaran berdasarkan pendekatan lingkungan dapat
dilakukan dengan dua cara:
a.
Membawa peserta didik ke lingkungan untuk kepentingan
pembelajaran. Hal ini bisa dilakukan dengan metode karyawisata, metode
pemberian tugas, dan lain-lain.
b.
Membawa sumber-sumber dari lingkungan ke sekolah (kelas) untuk
kepentingan pembelajaran. Sumber tersebut bisa sumber asli, seperti nara
sumber, bisa juga sumber tiruan, seperti model dan gambar. [14]
7.
Pendekatan Tematik (Thematic
Approach)
Pendekatan tematik merupakan salah satu pendekatan
pembelajaran yang digunakan dalam implementasi Kurikulum 2004, terutama di
Taman Kanak-Kanak dan Raudhatul Athfal (TK dan RA), serta pada kelas rendah di
Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtidayah (SD dan MI).
Pendekatan tematis atau pendekatan terpadu merupakan
suatu pendekatan pembelajaran yang menyatupadukan serangkaian pengalaman
belajar, sehingga terjadi saling berhubungan satu dengan yang lainnya, dan
berpusat pada sebuah pokok atau persoalan.
Pelaksanaan pendekatan tematik secara optimal perlu di
tunjang oleh kondisi sekolah, sebagai berikut.
a. Guru mesti berpatisipasi dalam sebuah tim serta
mempunyai tanggung jawab untuk menyukseskan tujuan tim
b. Guru harus mempunyai kemampuan untuk mengembangkan
program pembelajaran tematis pada jadwal yang telah di tentukan.
c. Peralatan yang diperlukan untuk pelaksanaan pendekatan
tematik harus tersedia, baik di lingkungan sekolah maupun berupa pinjaman dari
luar.
d. Pelaksanaan pendekatan tematik harus ada dalam
struktur sekolah, sehingga guru dapat menggunakan berbagai sarana sekolah yang
diperlukan.[15]
8. Pendekatan Sains Teknologi dan Masyarakat (STM)
Pembelajaran sains dengan pendekatan STM mempunyai
beberapa perbedaan jika dibandingkan dengan cara biasa. Perbedaan tersebut ada
pada aspek: kaitan dan aplikasi bahan pelajaran, kreativitas, sikap, proses,
dan konsep pengetahuan. Melalui pendekatan STM ini, guru dianggap sebagai
fasilitator dan informasi yang diterima siswa akan lebih lama diingat.
Sebenarnya dalam pembelajaran dengan menggunakan pendekatan STM ini tercakup
juga adanya pemecahan masalah, tetapi masalah itu ditekankan pada masalah yang
ditemukan sehari-hari, yang dalam pemecahannya menggunakan langkah-langkah
ilmiah.[16]
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pendekatan pembelajaran adalah titik tolak atau sudut
pandang kita yang kemudian dijadikan landasan dalam pengelolaan proses
pembelajaran.
Terdapat sejumlah klasifikasi pendekatan dalam pembelajaran
yang telah banyak disampaikan oleh para ahli. Apabila kita melihat dari sudut
pandang besar kecilnya peran guru atau murid sebagai pusat sumber belajar dalam
proses pembelajaran, maka secara umum pendekatan pembelajaran ini dibagi
menjadi dua yaitu: Teacher Centered Approach dan Student Centered Approach.
Sedangkan apabila kita melihat dari sudut pandang cara
mengorganisasi dan menyampaikan materi, maka pendekatan dalam pembelajaran
terbagi kedalam beberapa pendekatan, seperti : Pendekatan Saintifik, Pendekatan
Keterampilan Proses, Pendekatan Kontekstual, Pendekatan Konstruktivistik,
Pendekatan Kompetensi, Pendekatan Lingkungan, dan Pendekatan Sains Teknologi
dan Masyarakat (STM)
B. Saran
Semoga makalah ini dapat dijadikan sebagai rujukan dalam memahami pendekatan belajar mengajar dan macam-macamnya, dan
semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk kita semua. Aamiin.
Daftar Pustaka
E Mulyasa. 2007. Menjadi
Guru Profesional. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Hosnan,
M. 2014. Pendekatan Saintifik dan Kontekstual
dalam Pembelajaran abad 2. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Majid,
Abdul dan Chaerul Rochman. 2014. Pendekatan
Ilmiah dalam Implementasi Kurikulum 2013. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Mustakim, Zaenal. 2018. Strategi dan Metode Pembelajaran. Pekalongan: IAIN Pekalongan
Press.
Semiawan, Conny dkk. 1985. Pendekatan Keterampilan Proses- Bagaimana Mengaktifkan Siswa belajar?.
Jakarta: PT Gramedia.
Komalasari,
Kokom. 2010. Pembelajaran Kontekstual.
Bandung: PT Refika Aditama.
Riyanto, Yatim. 2009. Paradigma
Baru Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Lampiran
BIOGRAFI PENULIS
Nama : Fikriyatul Mufidah
Fakultas/ Jurusan : FTIK/ PGMI
TTL : Batang, 27 Desember 1997
Alamat : Jl. RE Martadinata Gg. Kakap No. 3 RT
01/ RW 04
Ngara’an
Karangasem Utara Batang
Hobi : Membaca, Menyanyi
Cita-cita : Guru
Riwayat Pendidikan
:
1.
TK Aisyah Bustanul Athfal Karangasem Utara Batang
2.
SD Negeri Krangasem 03 Batang
3.
SMP Negeri 2 Batang
4.
SMA Negeri 1 Batang
Motto hidup : “Berani untuk Mencoba”
[1] Zaenal
Mustakim, Strategi dan Metode
Pembelajaran, (Pekalongan, IAIN Pekalongan Press, 2018), hlm.76-77
[3] Abdul Majid dan Chaerul Rochman, Pendekatan Ilmiah dalam Implementasi Kurikulum 2013, ( Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 2014), hlm.70-71
[5] Conny Semiawan, dkk., Pendekatan
Keterampilan Proses- Bagaimana mengaktifkan Siswa belajar?, (Jakarta: PT
Gramedia, 1985), hlm. 15
[9] Yatim Riyanto,
Paradigma Baru Pembelajaran,
(Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2009), hlm. 159-160
Tidak ada komentar:
Posting Komentar