Laman

new post

zzz

Jumat, 26 Oktober 2018

SBM D H3 METODE PEMBELAJARAN (Macam-Macam Metode Pembelajaran)


(Macam-Macam Metode Pembelajaran)
Tri Santi
NIM. (2317169)
Kelas D

JURUSAN PGMI
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PEKALONGAN
2018


KATA PENGANTAR

            Alhamdullilah, puji syukur kehadirat Allah swt. atas segala nikmat dan karunia-Nya sehingga makalah yang berjudul ”Macam-Macam Metode Pembelajaran” ini dapat diselesaikan. Shalawat dan salam senantiasa tercurah kepada sebaik-baik manusia, Nabi Muhammad SAW, keluarganya, dan sahabatnya.
            Makalah ini menjelaskan Macam-Macam Metode Pembelajaran Konvensional dan Macam-Macam Metode Pembelajaran Inkonvensional.
            Makalah ini tentu tidak terlepas dari kekurangan dan kesalahan. Oleh karena itu, penulis dengan senang hati menerima saran dan kritik konstruktif dari pembaca guna penyempurnaan penulisan makalah ini. Akhirnya, semoga makalah ini menambah khasanah keilmuan dan bermanfaat bagi mahasiswa. Amin yaa robbal ‘alamin.

                                                                                    Pekalongan, 1 November 2018




Penulis






DAFTAR ISI

Kata pengantar i
Daftar isi ii
BAB I             PENDAHULUAN 4
A.    Latar Belakang 4
B.     Rumusan Masalah 5
C.     Tujuan Penulisan 5
BAB II            PEMBAHASAN 6
A.    Macam-Macam Metode Pembelajaran Konvensional 6
B.     Macam-Macam Metode Pembelajaran Inkonvensional 10
BAB III          PENUTUP 14
A.    Simpulan 14
DAFTAR PUSTAKA15






BAB I
PENDAHULUAN
A.       Latar Belakang
Metode adalah cara yang fungsinya sebagai alat untuk mencapai tujuan. Makin baik metode itu, makin efektif pula pencapaian tujuan. Dengan demikian tujuan merupakan faktor utama dalam menetapkan baik tidaknya penggunaan suatu metode.
Dalam hal metode mengajar, selain faktor tujuan, murid, situasi, fasilitas dan faktor guru turut menentukan efektif tidaknya penggunaan suatu metode. Karenanya metode mengajar itu banyak sekali dan sulit menggolong-golongkannya. Lebih sulit lagi menetapkan metode mana yang memiliki efektifitas paling tinggi. Sebab metode yang “kurang baik” di tangan seorang guru dapat menjadi metode yang “baik sekali” di tangan guru yang lain dan metode yang baik akan gagal di tangan guru yang tidak menguasai teknik pelaksanaannya.
Namun demikian, ada sifat-sifat umum yang terdapat pada metode yang satu tidak terdapat pada metode yang lain. Dengan mencari ciri-ciri umum itu, menjadi mungkinlah untuk mengenali berbagai macam metode yang lazim dan praktis untuk dilaksanakan dalam proses belajar mengajar.
Belajar mengajar merupakan kegiatan yang kompleks. Mengingat kegiatan belajar mengajar merupakan kegiatan yang kompleks, maka tidak mungkin menunjukan dan menyimpulkan bahwa suatu metode belajar mengajar tertentu lebih unggul dari pada metode belajar mengajar yang lainnya dalam usaha mencapai semua pelajaran, dalam situasi dan kondisi, dan untuk selamanya. Untuk itu berikut ini akan dibahas beberapa metode yang dimungkinkan dapat digunakan dalam pembelajaran pendidikan seperti metode ceramah, metode diskusi, metode kelompok dan metode campuran.


B. Rumusan Masalah
1. Apa saja metode-metode belajar mengajar konvensional?
2. Apa saja metode-metode belajar mengajar inkonvensional?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui metode-metode belajar mengajar konvensional
2. Untuk mengetahui metode-metode belajar mengajar inkonvensional















BAB II
PEMBAHASAN
A.  Metode Belajar Mengajar Konvensional
          Metode  mengajar konvensional adalah metode yang biasa dipakai guru pada umumnya yang mana pembelajarannya sebagian besar masih berpusat pada guru (teacher centered), metode ini sering dinamakan metode tradisional. Metode konvensional meliputi:
1.      Metode ceramah
       Metode ceramah adalah metode yang boleh dikatakan metode tradisional, karena sejak dulu metode ini dipergunakan dipergunakan sebagai alat komunikasi lisan guru dengan anak didik dalam proses belajar mengajar. Cara mengajar dengan ceramah dapat dikatakan juga sebagai teknik kuliah, merupakan suatu cara mengajar yang digunakan untuk menyampaikan keterangan atau informasi atau uraian tentang suatu pokok persoalan serta masalah secara lisan.
       Dengan demikian, dapat dipahami bahwa metode ceramah adalah cara penyajian pelajaran yang dilakukan guru dengan penuturan atau penjelasan lisan secara langsung terhadap siswa.[1]
       Untuk penggunaan metode ceramah secara baik perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut:
a.       Dalam menerangkan pelajaran hendaknya digunakan kata-kata yang sederhana, jelas, dan mudah dipahami oleh para siswa.
b.      Gunakan alat visualisasi, seperti penggunaan papan tulis atau media lainnya yang tersedia untuk menjelaskan pokok bahasan yang disampaikan.
c.       Mengulang kata atau istilah-istilah yang digunakan secara jelas, dapat membantu siswa yang kurang atau lambat kemampuan dan daya tangkapnya.
d.      Perinci bahan yang disampaikan, dengan memberikan ilustrasi, menghubungkan materi dengan contoh-contoh yang konkrit.
e.       Carilah umpan balik sebanyak mungkin sewaktu ceramah berlangsung.
f.       Adakan rekapitulasi dan ulang kembali rumusan-rumusan yang dianggap penting.[2]
2.        Metode Tanya Jawab
      Metode tanya jawab ialah penyampaian pesan pengajaran dengan cara mengajukan pertanyaan-pertanyaan dan siswa memberikan jawaban, atau sebaliknya siswa diberi kesempatan bertanya dan guru yang menjawab pertanyaan. Bilamana metode Tanya jawab ini dilakukan secara tepat akan dapat meningkatkan perhatian siswa untuk belajar secara aktif.
      Guru dapat menempuh berbagai teknik yang variasi dalam mengajukan pertanyaan antara lain:
a.       The mixed strategy, yakni mengkombinasikan berbagai tipe dan jenis pertanyaan.
b.      The speaks strategy, yakni mengajukan pertanyaan yang saling bertalian satu sama lainnya.
c.       The plateaus strategy, mengajukan pertanyaan yang sama jenisnya terhadap sejumlah siswa sebelum beralih kepada jenis pertanyaan yang lain.
d.      The inductive strategy, yakni dengan berbagai pertanyaan siswa didorong untuk dapat menarik generalisasi dari hal-hal khusus kepada hal-hal yang umum, atau dari berbagai fakta menuju hokum-hukum.
e.       The deductive strategy, yakni dari generalisasi yang dijadikan sebagai titik tolak, siswa diharapkan dapat menyatakan pendapatnya tentang berbagai kasus atau data yang ditanyakan (Hyman, Moedjiono, 1985:36).[3]
3.      Metode Diskusi
      Metode diskusi ialah suatu cara mempelajari materi pelajaran dengan memperdebatkan masalah yang timbul dan saling mengadu argumentasi secara rasional dan objektif. Cara ini menimbulkan perhatian dan perubahan tingkah laku anak dalam belajar. Metode diskusi juga dimaksudkan untuk dapat merangsang siswa dalam belajar dan berpikir secara kritis dan mengeluarkan pendapatnya secara rasional dan objektif dalam pemecahan suatu masalah.
4.        Metode Bercerita
      Metode bercerita ialah suatu cara pembelajaran dengan bercerita. Pada hakikatnya metode bercerita sama dengan metode ceramah, karena informasi disampaikan melalui penuturan atau penjelasan lisan dari seseorang kepada orang lain. Dalam metode bercerita, baik guru maupun peserta didik dapat berperan sebagai penutur. Guru dapat menugaskan salah seorang atau beberapa orang peserta didik untuk menceritakan sesuatu peristiwa atau topik. Salah satu metode bercerita adalah membaca cerita.[4]
5.      Metode Demonstrasi
       Metode demonstrasi adalah cara penyajian pelajaran dengan memeragakan atau mempertunjukkan kepada siswa suatu proses, situasi, atau benda tertentu yang sedang dipelajari, baik sebenarnya ataupun tiruan, yang sering disertai dengan penjelasan lisan. Dengan metode demonstrasi, proses penerimaan siswa terhadap pelajaran akan lebih berkesan secara mendalam, sehingga membentuk pengertian dengan baik dan sempurna.
6.      Metode Tugas atau Resitasi
       Metode resitasi (penugasan) adalah metode penyajian bahan dimana guru memberikan tugas tertentu agar siswa melakukan kegiatan belajar. Tugas atau resitasi merangsang anak untuk aktif belajar, baik secara individual maupun secara kelompok. Karena itu, tugas dapat diberikan secara individual, atau dapat pula secara kelompok.
7.      Metode Latihan
       Metode latihan disebut juga metode training, yaitu suatu cara pembelajaran untuk menanamkan kebiasaan-kebiasaan tertentu. Juga, sebagai sarana untuk memelihara kebiasaan-kebiasaan yang baik. Selain itu, metode ini dapat digunakan untuk memperoleh suatu ketangkasan, ketepatan, kecepatan, dan keterampilan tertentu.
8.      Metode Pembiasaan
       Metode ini mengutamakan proses untuk membuat seseorang menjadi terbiasa. Metode pembiasaan hendaknya diterapkan pada peserta didik sedini mungkin, sebab ia memiliki daya ingat yang kuat dan sikap yang belum matang, sehingga mudah mengikuti, meniru dan membiasakan aktivitasnya dalam kehidupan sehari-hari.
9.      Metode Keteladanan
       Metode ini digunakan untuk mewujudkan tujuan pengajaran dengan memberi keteladanan yang baik pada siswa agar dapat berkembang fisik, mental dan kepribadiannya secara benar.
10.  Metode Hukuman
       Metode ini mengedepankan kegembiraan dan positif thinking, yaitu memberikan hadiah pada anak didik, baik yang berprestasi akademik maupun yang berperilaku baik. Penghargaaan atau hadiah dianggap sebagai media pengajaran yang preventif dan representatif untuk membuat senang dan menjadi motivator belajar anak didik.[5]
11.  Metode Kerja Kelompok
       Metode kerja kelompok dilakukan atas dasar pandangan bahwa anak didik merupakan suatu kesatuan yang bisa dikelompokkan sesuai dengan kemampuan dan minatnya untuk mencapai suatu tujuan pengajaran tertentu dengan sistem gotong royong. Dalam prakteknya ada beberapa jenis kerja kelompok yang dapat dilaksanakan yang semua itu tergantung pada tujuan khusus yang dicapai, umur, dan kemampuan siswa, fasilitas dan media yang tersedia, dan sebagainya.[6]

B.     Metode Belajar Mengajar Inkonvensional
           Metode belajar mengajar inkonvensional adalah suatu metode mengajar yang disesuaikan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta cara pembelajarannya sebagian besar lebih berpusat pada siswa (student centered). Ada beberapa metode belajar mengajar inkonvensional, antara lain sebagai berikut:
1.      Metode Pengajaran Modul
       Modul adalah suatu proses pembelajaran mengenai suatu satuan bahasan tertentu yang disusun secara sistematis, operasional, dan terarah untuk digunakan oleh peserta didik, disertai dengan pedoman penggunaannya untuk para guru. Dalam formatnya modul meliputi: pendahuluan, tujuan pembelajaran, tes awal, pengalaman belajar, sumber belajar, dan tes akhir.
2.      Metode Pengajaran Berprogram
       Metode Pengajaran Berprogram adalah metode pengajaran yang memungkinkan siswa untuk mempelajari materi tertentu, terbagi atas bagian-bagian kecil yang dirangkaikan secara berurutan untuk mancapai tujuan tertentu pula. Sebagai contoh metode ini adalah pengajaran dengan menggunakan alat tape recorder, film, radio, komputer, internet dan lainnya.[7]
3.      Metode Karyawisata
       Metode karyawisata ialah metode pengajaran yang dilakukan dengan mengajak siswa ke luar kelas dan meninjau atau mengunjungi objek-objek lainnya sesuai dengan kepentingan pembelajaran.[8]
       Metode karyawisata diterapkan antara lain karena objek yang akan dipelajari hanya terdapat di tempat tertentu. Selain itu pengalaman langsung dapat membuat setiap peserta didik lebih tertarik kepada pelajaran yang disajikan sehingga peserta didik lebih ingin mendalami ikhwal yang diminati dengan mencari informasi dari buku-buku sumber lainnya serta menumbuhkan rasa cinta kepada alam sekitar sebagai ciptaan Tuhan. Metode karyawisata berfungsi pula memberikan hiburan kepada peserta didik dan rekreatif.[9]
4.      Metode Eksperimen
       Metode eksperimen adalah metode pengambilan kesempatan kepada anak didik perorangan atau kelompok, untuk dilatih melakukan suatu proses atau percobaan. Dengan metode ini anak didik diharapkan sepenuhnya terlibat merencanakan eksperimen, melakukan eksperimen, menemukan fakta, mengumpulkan data, mengendalikan variabel, dan memecahkan masalah yang dihadapinya secara nyata.
5.      Metode Problem Solving
       Metode problem solving (metode pemecahan masalah) bukan hanya sekedar metode mengajar, tetapi juga merupakan suatu metode berpikir, sebab dalam problem solving dapat menggunakan metode-metode lainnya yang dimulai dengan mencari data sampai kepada menarik kesimpulan.[10]
6.      Metode Sosiodrama
       Metode sosiodrama ialah cara pembelajaran dengan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk melakukan kegiatan memainkan peranan tertentu yang terdapat dalam kehidupan masyarakat (kehidupan sosial). Dalam metode sosiodrama peserta didik dibina agar terampil mendramatisasikan atau mengekspresikan sesuatu yang dihayati. Ketika sosiodrama berlangsung, penggunaan lembar pengamatan perlu diperhatikan untuk mengetahui pencapaian tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan.[11]
7.      Metode The Power of Two
       Metode belajar ini akan menunjukkan bahwa belajar secara berpasangan akan lebih baik hasilnya.
8.      Metode Info Search
       Metode belajar ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar di luar kelas bisa melalui perpustakaan, warnet, atau mencari informasi dari sumber belajar lainnya.
9.      Metode Point-Counterpoint
       Metode ini merupakan sebuah teknik hebat untuk merangsang diskusi dan mendapatkan pemahaman lebih mendalam tentang berbagai isu yang kompleks.
10.  Metode Student Questions Have
       Metode ini merupakan cara yang mudah untuk mempelajari tentang keinginan dan harapan siswa.
11.  Metode Kartu Sortir (Card Sort)
       Metode ini merupakan kegiatan kolaboratif yang bisa digunakan untuk mengajarkan konsep, penggolongan sifat, fakta tentang suatu objek atau mengulangi informasi. Gerakan fisik yang diutamakan dapat membantu untuk memberikan energi kepada kelas yang telah letih.
12.  Metode Tim Quiz (Team Quiz)
       Metode ini meningkatkan kemampuan tanggung jawab peserta didik untuk apa yang mereka pelajari melalui cara yang menyenangkan dan tidak menakutkan.
13.  Metode Jigso (Jigsaw Learning)
       Jigsaw learning merupakan sebuah metode yang dipakai secara luas yang memiliki kesamaan dengan teknik “pertukaran dari kelompok ke kelompok” (group-to-group exchange) dengan suatu perbedaan penting: Setiap peserta didik mengajarkan sesuatu. Ini adalah alternatif menarik, ketika ada materi yang dipelajari dapat disingkat atau dipotong dan di saat tidak ada bagian yang harus diajarkan sebelum yang lain-lain. Setiap peserta didik mempelajari suatu yang dikombinasikan dengan materi yang telah dipelajari oleh peserta didik lain, buatlah sebuah kumpulan pengetahuan yang bertalian atau keahlian.
14.  Metode Peta Pikiran (Mind Maps)
       Pemetaan pikiran adalah cara kreatif bagi peserta didik secara individual untuk menghasilkan ide-ide, mencatat pelajaran atau merencanakan penelitian baru. Dengan memerintahkan peserta didik membuat peta pikiran memudahkan mereka untuk mengidentifikasi secara jelas dan kreatif apa yang telah mereka pelajari dan apa yang sedang mereka rencanakan.[12]




                                                            BAB III                                 
PENUTUP

Kesimpulan
          Metode  mengajar konvensional adalah metode yang biasa dipakai guru pada umumnya yang mana pembelajarannya sebagian besar masih berpusat pada guru (teacher centered), metode ini sering dinamakan metode tradisional. Metode konvensional meliputi: metode ceramah, metode tanya jawab, metode diskusi, metode bercerita, metode demonstrasi, metode tugas atau resitasi, metode latihan, metode pembiasaan, metode keteladanan, metode hukuman, dan metode kerja kelompok.
          Metode belajar mengajar inkonvensional adalah suatu metode mengajar yang disesuaikan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta cara pembelajarannya sebagian besar lebih berpusat pada siswa (student centered). Metode inkonvensional meliputi: metode pengajaran modul, metode pengajaran modul, metode karyawisata, metode problem solving, metode sosiodrama, metode the power of two, metode info search, metode point-counterpoint, metode student questions have, metode kartu sortir (card sort), metode tim quiz (team quiz), metode jigso (jigsaw learning), dan metode peta pikiran (mind maps).






DAFTAR PUSTAKA

Dirman, dkk. 2014. Teori Belajar dan Prinsip-Prinsip Pembelajaran yang  
Mendidik. Jakarta: PT Rineka Cipta.
 Mustakim, Zaenal. 2018. Strategi dan Metode Pembelajaran. Pekalongan:
            IAIN Pekalongan Press.
Siregar, Eveline, dkk. 2010. Teori Belajar dan Pembelajaran. Bogor: Ghalia
Indonesia.
Usman, M. Basyiruddin. 2002. Metodologi Pembelajaran Agama Islam.
            Jakarta: Ciputat Pers.












BIODATA
Nama                           : Tri Santi
Nama panggilan          : Santi
TTL                             : Batang, 16 Juni 1999
Alamat                        : Ds. Siwatu Dk. Pompongan RT. 16 RW. 05 Wonotunggal, Batang.
Riwayat Pendidikan   : -SDN Siwatu 03
                                      -SMP Negeri 2Wonotunggal
                                                  -SMA Negeri 2 Batang



[1] Zaenal Mustakim, Strategi dan Metode Pembelajaran, (Pekalongan: IAIN Pekalongan Press, 2018), hlm 126.
[2] M. Basyiruddin Usman, Metodologi Pembelajaran Agama Islam, (Jakarta: Ciputat Pers, 2002), hlm 35.
[3] M. Basyiruddin Usman, Metodologi Pembelajaran Agama Islam, (Jakarta: Ciputat Pers, 2002), hlm 43.  
[4] Dirman dkk, Teori Belajar dan Prinsip-Prinsip Pembelajaran yang Mendidik, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2014), hlm 147.
[5] Zaenal Mustakim, Strategi dan Metode Pembelajaran, (Pekalongan: IAIN Pekalongan Press, 2018), hlm 132.
[6] M. Basyiruddin Usman, Metodologi Pembelajaran Agama Islam, (Jakarta: Ciputat Pers, 2002), hlm 49.

[7] Zaenal Mustakim, Strategi dan Metode Pembelajaran, (Pekalongan: IAIN Pekalongan
Press, 2018), hlm 138.

[8] Eveline Siregar, dkk, Teori Belajar dan Pembelajaran, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2010), hlm 81.
[9] Dirman dkk, Teori Belajar dan Prinsip-Prinsip Pembelajaran yang Mendidik, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2014), hlm 144.
[10] Zaenal Mustakim, Strategi dan Metode Pembelajaran, (Pekalongan: IAIN Pekalongan Press, 2018), hlm 141
[11] Dirman dkk, Teori Belajar dan Prinsip-Prinsip Pembelajaran yang Mendidik, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2014), hlm 142.
[12] Zaenal Mustakim, Strategi dan Metode Pembelajaran, (Pekalongan: IAIN Pekalongan Press, 2018), hlm 144.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar