(Macam-Macam
Metode Pembelajaran)
Tri Santi
NIM. (2317169)
Kelas D
JURUSAN PGMI
FAKULTAS TARBIYAH DAN
ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM
NEGERI PEKALONGAN
2018
KATA
PENGANTAR
Alhamdullilah, puji syukur kehadirat Allah swt. atas segala nikmat dan karunia-Nya sehingga makalah yang berjudul ”Macam-Macam Metode Pembelajaran” ini dapat diselesaikan.
Shalawat dan salam
senantiasa tercurah kepada sebaik-baik
manusia, Nabi Muhammad SAW, keluarganya, dan sahabatnya.
Makalah
ini menjelaskan Macam-Macam Metode Pembelajaran Konvensional dan
Macam-Macam Metode Pembelajaran Inkonvensional.
Makalah ini tentu tidak terlepas dari
kekurangan dan kesalahan. Oleh karena itu, penulis dengan senang hati menerima
saran dan kritik konstruktif dari pembaca guna penyempurnaan penulisan makalah
ini. Akhirnya, semoga makalah ini menambah khasanah keilmuan dan bermanfaat
bagi mahasiswa. Amin yaa robbal ‘alamin.
Pekalongan,
1 November 2018
Penulis
DAFTAR
ISI
Kata pengantar
i
Daftar isi
ii
BAB I PENDAHULUAN
4
A. Latar Belakang
4
B. Rumusan Masalah
5
C. Tujuan Penulisan
5
BAB II PEMBAHASAN
6
A. Macam-Macam Metode
Pembelajaran Konvensional
6
B. Macam-Macam Metode
Pembelajaran Inkonvensional
10
BAB III PENUTUP
14
A. Simpulan
14
DAFTAR PUSTAKA 15
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Metode adalah cara
yang fungsinya sebagai alat untuk mencapai tujuan. Makin baik metode itu, makin
efektif pula pencapaian tujuan. Dengan demikian tujuan merupakan faktor utama
dalam menetapkan baik tidaknya penggunaan suatu metode.
Dalam hal metode mengajar,
selain faktor tujuan, murid, situasi, fasilitas dan faktor guru turut
menentukan efektif tidaknya penggunaan suatu metode. Karenanya metode mengajar
itu banyak sekali dan sulit menggolong-golongkannya. Lebih sulit lagi
menetapkan metode mana yang memiliki efektifitas paling tinggi. Sebab metode
yang “kurang baik” di tangan seorang guru dapat menjadi metode yang “baik
sekali” di tangan guru yang lain dan metode yang baik akan gagal di tangan guru
yang tidak menguasai teknik pelaksanaannya.
Namun demikian,
ada sifat-sifat umum yang terdapat pada metode yang satu tidak terdapat pada
metode yang lain. Dengan mencari ciri-ciri umum itu, menjadi mungkinlah untuk
mengenali berbagai macam metode yang lazim dan praktis untuk dilaksanakan dalam
proses belajar mengajar.
Belajar mengajar
merupakan kegiatan yang kompleks. Mengingat kegiatan belajar mengajar merupakan
kegiatan yang kompleks, maka tidak mungkin menunjukan dan menyimpulkan bahwa
suatu metode belajar mengajar tertentu lebih unggul dari pada metode belajar
mengajar yang lainnya dalam usaha mencapai semua pelajaran, dalam situasi dan
kondisi, dan untuk selamanya. Untuk itu berikut ini akan dibahas beberapa
metode yang dimungkinkan dapat digunakan dalam pembelajaran pendidikan seperti
metode ceramah, metode diskusi, metode kelompok dan metode campuran.
B. Rumusan Masalah
1.
Apa saja metode-metode belajar mengajar konvensional?
2.
Apa saja metode-metode belajar mengajar inkonvensional?
C.
Tujuan Penulisan
1.
Untuk mengetahui metode-metode belajar mengajar konvensional
2.
Untuk mengetahui metode-metode belajar mengajar inkonvensional
BAB II
PEMBAHASAN
A. Metode Belajar Mengajar Konvensional
Metode mengajar konvensional adalah metode yang
biasa dipakai guru pada umumnya yang mana pembelajarannya sebagian besar masih
berpusat pada guru (teacher centered),
metode ini sering dinamakan metode tradisional. Metode konvensional meliputi:
1. Metode ceramah
Metode
ceramah adalah metode yang boleh dikatakan metode tradisional, karena sejak
dulu metode ini dipergunakan dipergunakan sebagai alat komunikasi lisan guru
dengan anak didik dalam proses belajar mengajar. Cara mengajar dengan ceramah dapat
dikatakan juga sebagai teknik kuliah, merupakan suatu cara mengajar yang
digunakan untuk menyampaikan keterangan atau informasi atau uraian tentang
suatu pokok persoalan serta masalah secara lisan.
Dengan
demikian, dapat dipahami bahwa metode ceramah adalah cara penyajian pelajaran
yang dilakukan guru dengan penuturan atau penjelasan lisan secara langsung
terhadap siswa.[1]
Untuk
penggunaan metode ceramah secara baik perlu diperhatikan hal-hal sebagai
berikut:
a. Dalam menerangkan
pelajaran hendaknya digunakan kata-kata yang sederhana, jelas, dan mudah
dipahami oleh para siswa.
b. Gunakan alat
visualisasi, seperti penggunaan papan tulis atau media lainnya yang tersedia
untuk menjelaskan pokok bahasan yang disampaikan.
c. Mengulang kata
atau istilah-istilah yang digunakan secara jelas, dapat membantu siswa yang
kurang atau lambat kemampuan dan daya tangkapnya.
d. Perinci bahan yang
disampaikan, dengan memberikan ilustrasi, menghubungkan materi dengan
contoh-contoh yang konkrit.
e. Carilah umpan
balik sebanyak mungkin sewaktu ceramah berlangsung.
f. Adakan
rekapitulasi dan ulang kembali rumusan-rumusan yang dianggap penting.[2]
2.
Metode Tanya Jawab
Metode
tanya jawab ialah penyampaian pesan pengajaran dengan cara mengajukan
pertanyaan-pertanyaan dan siswa memberikan jawaban, atau sebaliknya siswa
diberi kesempatan bertanya dan guru yang menjawab pertanyaan. Bilamana metode
Tanya jawab ini dilakukan secara tepat akan dapat meningkatkan perhatian siswa
untuk belajar secara aktif.
Guru dapat
menempuh berbagai teknik yang variasi dalam mengajukan pertanyaan antara lain:
a. The mixed strategy, yakni mengkombinasikan berbagai tipe dan jenis
pertanyaan.
b. The speaks strategy, yakni mengajukan pertanyaan yang saling bertalian satu
sama lainnya.
c. The plateaus strategy, mengajukan pertanyaan yang sama jenisnya terhadap
sejumlah siswa sebelum beralih kepada jenis pertanyaan yang lain.
d. The inductive strategy, yakni dengan berbagai pertanyaan siswa didorong untuk
dapat menarik generalisasi dari hal-hal khusus kepada hal-hal yang umum, atau
dari berbagai fakta menuju hokum-hukum.
e. The deductive strategy, yakni dari generalisasi yang dijadikan sebagai titik
tolak, siswa diharapkan dapat menyatakan pendapatnya tentang berbagai kasus
atau data yang ditanyakan (Hyman, Moedjiono, 1985:36).[3]
3. Metode Diskusi
Metode
diskusi ialah suatu cara mempelajari materi pelajaran dengan memperdebatkan
masalah yang timbul dan saling mengadu argumentasi secara rasional dan
objektif. Cara ini menimbulkan perhatian dan perubahan tingkah laku anak dalam
belajar. Metode diskusi juga dimaksudkan untuk dapat merangsang siswa dalam
belajar dan berpikir secara kritis dan mengeluarkan pendapatnya secara rasional
dan objektif dalam pemecahan suatu masalah.
4.
Metode Bercerita
Metode
bercerita ialah suatu cara pembelajaran dengan bercerita. Pada hakikatnya
metode bercerita sama dengan metode ceramah, karena informasi disampaikan
melalui penuturan atau penjelasan lisan dari seseorang kepada orang lain. Dalam
metode bercerita, baik guru maupun peserta didik dapat berperan sebagai
penutur. Guru dapat menugaskan salah seorang atau beberapa orang peserta didik
untuk menceritakan sesuatu peristiwa atau topik. Salah satu metode bercerita
adalah membaca cerita.[4]
5. Metode Demonstrasi
Metode
demonstrasi adalah cara penyajian pelajaran dengan memeragakan atau
mempertunjukkan kepada siswa suatu proses, situasi, atau benda tertentu yang
sedang dipelajari, baik sebenarnya ataupun tiruan, yang sering disertai dengan
penjelasan lisan. Dengan metode demonstrasi, proses penerimaan siswa terhadap
pelajaran akan lebih berkesan secara mendalam, sehingga membentuk pengertian
dengan baik dan sempurna.
6. Metode Tugas atau
Resitasi
Metode
resitasi (penugasan) adalah metode penyajian bahan dimana guru memberikan tugas
tertentu agar siswa melakukan kegiatan belajar. Tugas atau resitasi merangsang
anak untuk aktif belajar, baik secara individual maupun secara kelompok. Karena
itu, tugas dapat diberikan secara individual, atau dapat pula secara kelompok.
7. Metode Latihan
Metode
latihan disebut juga metode training,
yaitu suatu cara pembelajaran untuk menanamkan kebiasaan-kebiasaan tertentu.
Juga, sebagai sarana untuk memelihara kebiasaan-kebiasaan yang baik. Selain
itu, metode ini dapat digunakan untuk memperoleh suatu ketangkasan, ketepatan,
kecepatan, dan keterampilan tertentu.
8. Metode Pembiasaan
Metode ini
mengutamakan proses untuk membuat seseorang menjadi terbiasa. Metode pembiasaan
hendaknya diterapkan pada peserta didik sedini mungkin, sebab ia memiliki daya
ingat yang kuat dan sikap yang belum matang, sehingga mudah mengikuti, meniru
dan membiasakan aktivitasnya dalam kehidupan sehari-hari.
9. Metode Keteladanan
Metode ini
digunakan untuk mewujudkan tujuan pengajaran dengan memberi keteladanan yang
baik pada siswa agar dapat berkembang fisik, mental dan kepribadiannya secara
benar.
10. Metode Hukuman
Metode ini
mengedepankan kegembiraan dan positif thinking, yaitu memberikan hadiah pada
anak didik, baik yang berprestasi akademik maupun yang berperilaku baik.
Penghargaaan atau hadiah dianggap sebagai media pengajaran yang preventif dan
representatif untuk membuat senang dan menjadi motivator belajar anak didik.[5]
11. Metode Kerja
Kelompok
Metode
kerja kelompok dilakukan atas dasar pandangan bahwa anak didik merupakan suatu
kesatuan yang bisa dikelompokkan sesuai dengan kemampuan dan minatnya untuk
mencapai suatu tujuan pengajaran tertentu dengan sistem gotong royong. Dalam
prakteknya ada beberapa jenis kerja kelompok yang dapat dilaksanakan yang semua
itu tergantung pada tujuan khusus yang dicapai, umur, dan kemampuan siswa,
fasilitas dan media yang tersedia, dan sebagainya.[6]
B.
Metode Belajar Mengajar
Inkonvensional
Metode
belajar mengajar inkonvensional adalah suatu metode mengajar yang disesuaikan
dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta cara pembelajarannya sebagian
besar lebih berpusat pada siswa (student
centered). Ada beberapa metode belajar mengajar inkonvensional, antara lain
sebagai berikut:
1. Metode Pengajaran
Modul
Modul
adalah suatu proses pembelajaran mengenai suatu satuan bahasan tertentu yang
disusun secara sistematis, operasional, dan terarah untuk digunakan oleh
peserta didik, disertai dengan pedoman penggunaannya untuk para guru. Dalam
formatnya modul meliputi: pendahuluan, tujuan pembelajaran, tes awal,
pengalaman belajar, sumber belajar, dan tes akhir.
2. Metode Pengajaran
Berprogram
Metode
Pengajaran Berprogram adalah metode pengajaran yang memungkinkan siswa untuk
mempelajari materi tertentu, terbagi atas bagian-bagian kecil yang dirangkaikan
secara berurutan untuk mancapai tujuan tertentu pula. Sebagai contoh metode ini
adalah pengajaran dengan menggunakan alat tape recorder, film, radio, komputer,
internet dan lainnya.[7]
3. Metode Karyawisata
Metode
karyawisata ialah metode pengajaran yang dilakukan dengan mengajak siswa ke
luar kelas dan meninjau atau mengunjungi objek-objek lainnya sesuai dengan
kepentingan pembelajaran.[8]
Metode
karyawisata diterapkan antara lain karena objek yang akan dipelajari hanya
terdapat di tempat tertentu. Selain itu pengalaman langsung dapat membuat
setiap peserta didik lebih tertarik kepada pelajaran yang disajikan sehingga
peserta didik lebih ingin mendalami ikhwal yang diminati dengan mencari
informasi dari buku-buku sumber lainnya serta menumbuhkan rasa cinta kepada
alam sekitar sebagai ciptaan Tuhan. Metode karyawisata berfungsi pula
memberikan hiburan kepada peserta didik dan rekreatif.[9]
4. Metode Eksperimen
Metode
eksperimen adalah metode pengambilan kesempatan kepada anak didik perorangan
atau kelompok, untuk dilatih melakukan suatu proses atau percobaan. Dengan
metode ini anak didik diharapkan sepenuhnya terlibat merencanakan eksperimen, melakukan
eksperimen, menemukan fakta, mengumpulkan data, mengendalikan variabel, dan
memecahkan masalah yang dihadapinya secara nyata.
5. Metode Problem Solving
Metode
problem solving (metode pemecahan
masalah) bukan hanya sekedar metode mengajar, tetapi juga merupakan suatu
metode berpikir, sebab dalam problem
solving dapat menggunakan metode-metode lainnya yang dimulai dengan mencari
data sampai kepada menarik kesimpulan.[10]
6. Metode Sosiodrama
Metode
sosiodrama ialah cara pembelajaran dengan memberikan kesempatan kepada peserta
didik untuk melakukan kegiatan memainkan peranan tertentu yang terdapat dalam
kehidupan masyarakat (kehidupan sosial). Dalam metode sosiodrama peserta didik
dibina agar terampil mendramatisasikan atau mengekspresikan sesuatu yang
dihayati. Ketika sosiodrama berlangsung, penggunaan lembar pengamatan perlu
diperhatikan untuk mengetahui pencapaian tujuan pembelajaran yang telah
dirumuskan.[11]
7. Metode The Power of Two
Metode
belajar ini akan menunjukkan bahwa belajar secara berpasangan akan lebih baik
hasilnya.
8. Metode Info Search
Metode
belajar ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar di luar kelas bisa
melalui perpustakaan, warnet, atau mencari informasi dari sumber belajar
lainnya.
9. Metode Point-Counterpoint
Metode
ini merupakan sebuah teknik hebat untuk merangsang diskusi dan mendapatkan
pemahaman lebih mendalam tentang berbagai isu yang kompleks.
10. Metode Student Questions Have
Metode ini
merupakan cara yang mudah untuk mempelajari tentang keinginan dan harapan
siswa.
11. Metode Kartu
Sortir (Card Sort)
Metode ini
merupakan kegiatan kolaboratif yang bisa digunakan untuk mengajarkan konsep,
penggolongan sifat, fakta tentang suatu objek atau mengulangi informasi.
Gerakan fisik yang diutamakan dapat membantu untuk memberikan energi kepada
kelas yang telah letih.
12. Metode Tim Quiz (Team Quiz)
Metode ini
meningkatkan kemampuan tanggung jawab peserta didik untuk apa yang mereka
pelajari melalui cara yang menyenangkan dan tidak menakutkan.
13. Metode Jigso (Jigsaw Learning)
Jigsaw learning merupakan sebuah metode yang
dipakai secara luas yang memiliki kesamaan dengan teknik “pertukaran dari
kelompok ke kelompok” (group-to-group
exchange) dengan suatu perbedaan penting: Setiap peserta didik mengajarkan
sesuatu. Ini adalah alternatif menarik, ketika ada materi yang dipelajari dapat
disingkat atau dipotong dan di saat tidak ada bagian yang harus diajarkan
sebelum yang lain-lain. Setiap peserta didik mempelajari suatu yang
dikombinasikan dengan materi yang telah dipelajari oleh peserta didik lain,
buatlah sebuah kumpulan pengetahuan yang bertalian atau keahlian.
14. Metode Peta
Pikiran (Mind Maps)
Pemetaan
pikiran adalah cara kreatif bagi peserta didik secara individual untuk
menghasilkan ide-ide, mencatat pelajaran atau merencanakan penelitian baru.
Dengan memerintahkan peserta didik membuat peta pikiran memudahkan mereka untuk
mengidentifikasi secara jelas dan kreatif apa yang telah mereka pelajari dan
apa yang sedang mereka rencanakan.[12]
BAB
III
PENUTUP
Kesimpulan
Metode mengajar
konvensional adalah metode yang biasa dipakai guru pada umumnya yang mana
pembelajarannya sebagian besar masih berpusat pada guru (teacher centered), metode ini sering dinamakan metode tradisional.
Metode konvensional meliputi: metode ceramah, metode tanya jawab, metode diskusi,
metode bercerita, metode demonstrasi, metode tugas atau resitasi, metode
latihan, metode pembiasaan, metode keteladanan, metode hukuman, dan metode
kerja kelompok.
Metode belajar mengajar inkonvensional adalah suatu
metode mengajar yang disesuaikan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi serta cara pembelajarannya sebagian besar lebih berpusat pada siswa (student centered). Metode inkonvensional
meliputi: metode pengajaran modul, metode pengajaran modul, metode karyawisata,
metode problem solving, metode
sosiodrama, metode the power of two,
metode info search, metode point-counterpoint, metode student questions have, metode kartu
sortir (card sort), metode tim quiz (team quiz), metode jigso (jigsaw learning), dan metode peta
pikiran (mind maps).
DAFTAR PUSTAKA
Dirman, dkk. 2014. Teori
Belajar dan Prinsip-Prinsip Pembelajaran yang
Mendidik.
Jakarta: PT Rineka Cipta.
Mustakim,
Zaenal. 2018. Strategi dan Metode Pembelajaran. Pekalongan:
IAIN Pekalongan Press.
Siregar, Eveline,
dkk. 2010. Teori Belajar dan Pembelajaran.
Bogor: Ghalia
Indonesia.
Usman, M.
Basyiruddin. 2002. Metodologi
Pembelajaran Agama Islam.
Jakarta: Ciputat Pers.
BIODATA
Nama :
Tri Santi
Nama panggilan :
Santi
TTL :
Batang, 16 Juni 1999
Alamat :
Ds. Siwatu Dk. Pompongan RT. 16 RW. 05 Wonotunggal, Batang.
Riwayat Pendidikan : -SDN Siwatu 03
-SMP Negeri 2Wonotunggal
-SMA Negeri 2 Batang
[1] Zaenal
Mustakim, Strategi dan Metode
Pembelajaran, (Pekalongan: IAIN Pekalongan Press, 2018), hlm 126.
[2] M.
Basyiruddin Usman, Metodologi
Pembelajaran Agama Islam, (Jakarta: Ciputat Pers, 2002), hlm 35.
[3] M.
Basyiruddin Usman, Metodologi
Pembelajaran Agama Islam, (Jakarta: Ciputat Pers, 2002), hlm 43.
[4] Dirman dkk, Teori Belajar dan Prinsip-Prinsip Pembelajaran yang Mendidik,
(Jakarta: PT Rineka Cipta, 2014), hlm 147.
[5]
Zaenal Mustakim, Strategi dan
Metode Pembelajaran, (Pekalongan: IAIN Pekalongan Press, 2018), hlm 132.
[6] M.
Basyiruddin Usman, Metodologi
Pembelajaran Agama Islam, (Jakarta: Ciputat Pers, 2002), hlm 49.
Press, 2018),
hlm 138.
[9] Dirman dkk, Teori Belajar dan Prinsip-Prinsip Pembelajaran yang Mendidik,
(Jakarta: PT Rineka Cipta, 2014), hlm 144.
[10] Zaenal
Mustakim, Strategi dan Metode
Pembelajaran, (Pekalongan: IAIN Pekalongan Press, 2018), hlm 141
[11] Dirman dkk, Teori Belajar dan Prinsip-Prinsip Pembelajaran yang Mendidik,
(Jakarta: PT Rineka Cipta, 2014), hlm 142.
[12]
Zaenal Mustakim, Strategi dan
Metode Pembelajaran, (Pekalongan: IAIN Pekalongan Press, 2018), hlm 144.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar