METODE
PENDIDIKAN UNIVERSAL
(METODE
TABLIGH)
QS.
AL-MAIDAH AYAT 67
HAJAH
JUBAIDAH
NIM. (2117295)
Kelas
: D
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS
TARBIYAH & ILMU KEGURUAN
INSTITUT
AGAMA ISLAM NEGERI PEKALONGAN
2018
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur atas ke hadirat Allah Swt. Atas izinnya
makalah yang berjudul “Metode Pendidikan Universal dengan Metode Tabligh” ini
dapat diselesaikan. Sholawat serta salam semoga tercurahkan kepada baginda Nabi
Muhaammad Saw, sahabatnya, keluarganya dan umatnya hingga akhir zaman.
Maklah ini dibuaat
untuk memenuhi tugas mata kuliah Tafsir Tarbaawi. Makalah ini menjelaskan
tentang metode pendidikan uniersal dengan metode tabligh, kami berharap
maakalah ini dapat berguna dalam menambah wawasan serta pengetahuan kita.
Makalah ini kami buat berdasarkan referensi yang kami temukan dari berbagai
sumber yang ada.
Penulis sudah
berusaha untuk menyusun makalah ini selengkap mungkin. Penulis juga
menggucapkan terimakasih kepada bapak Muhammad Ghufron, M.S.I yang telah
membimbing kami dalam pembuatan makalah ini. Penulis juga menerima saran daan
kritik dari pembaca guna penyempurnaan penulisan makalah mendatang.
Pekalongan, 17 November 2018
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar belakang Masalah
Allah Swt telah
memerintahkaan kepada hambanya yang beriman agar berpegang teguh pada tali
Allah, dan mengingatkan mereka akan kenikmatan yang telah dilimpahkan kepada
mereka untuk merukunkan hati mereka pada ukhuwah islamiyah. Dengan tetap
mengikuti apa yang telah diwahyukan Allah melalui nabi Muhammad Saw beserta
pengikutnya dan umatnya. Meskipun penyampaiannya berupa satu ayat, tetapi
jangan sampaai kita menyembunyikan sekecil apapun ayat karena sama sajaa kita
tidak menjaga amanatnya.
Dan Allah
mengancam mereka bila tidak mengamalkannya dengan dibiarkannya dia tersesat
dalam dunia ini. Tetapi mereka tidak marasakan karena mereka ditipu daya oleh
setan. Dalam penyampin Rasulullah juga memiliki makna yang sangat dalam memiliki bermacam-macam metode seperti
ceramah, keteladannya.
B.
Rumusan Masalah
1.
Apa Pengertian Metode Tabligh ?
2.
Bagaimaana Dalil Para Rasul dengan Metode Tabligh?
3.
Bagaimana Implementsi Metode Tabligh dalam Pendidikan?
C.
Tujuan Penulisan Makalah
1.
Mengetahui Pengertian Metode Tabligh
2.
Mengetaahui Dalil Para Rasul dengan Metode Tabligh
3.
Mengetahui Implementsi Metode Tabligh dalam Pendidikan
BAB II
PEMBAHAASAN
A.
Hakikat Metode Tabligh
Tabligh
secara bahasa, berasal dari kata balagha, yuballighu ,teblighan yang berarti
menyampaikan. Tabligh adalah kata kerja tanstif, yang berarti membuat seseorang
sampai menyampaikan atau melaporkan dalam arti menyampaikan sesuatu kepada
orang lain. Dalam bahasa Arab, orang yang menyampaikan disebut Mubaligh.
Menurut
Dr. Ibrahim, Tabligh adalah memberikan informasi yang benar, pengetahuan
factual, dan harkat pasti yang bisa menolong dan membantu manusia untuk
membentuk pendapat yang tepat dalam suatu kejadian atau dari berbagai
kesulitan. Dalam kosep islam, Tabligh merupakan salah satu perintah yang
dibebankan kepada para utusan-Nya. Nabi Muhammad sebagai utusan Allah beliau
menerima risalah dan diperintahkan untuk menyampaikannya kepada seluruh umat manusia,
yang selanjutnya tugas ini diteruskan oleh pengikut dan umatnya.
Dari segi bahasa metode berasal dari dua kata
“meta” (melalui) dan “hodos” (jalan, cara).
Dengan demikian kita dapat artikan bahwa metode adalah cara atau jalan yang
harus dilalui untuk mencapai suatu tujuan. metode Tabligh adalah cara-cara
tertentu yang dilakukan oleh seorang Da’i kepada Mad’u untuk mencapai suatu
tujuan atas dasar hikmah dan kasih sayang. [1]
B.
Dalil Para Rasul dengan Metoode Tabligh
QS.Al-Maidah 5:67
۞ يَا أَيُّهَا الرَّسُولُ بَلِّغْ مَا أُنْزِلَ إِلَيْكَ مِنْ
رَبِّكَ ۖ وَإِنْ لَمْ تَفْعَلْ فَمَا بَلَّغْتَ رِسَالَتَهُ ۚ وَاللَّهُ
يَعْصِمُكَ مِنَ النَّاسِ ۗ إِنَّ اللَّهَ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الْكَافِرِينَ
Artinya : Hai Rasul, sampaikanlah apa
yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu. Dan jika tidak kamu kerjakan (apa yang
diperintahkan itu, berarti) kamu tidak menyampaikan amanat-Nya. Allah
memelihara kamu dari (gangguan) manusia. Sesungguhnya Allah tidak memberi
petunjuk kepada orang-orang yang kafir.
1. Tafsir Al-Maraghi
Hai rasul sampaikanlah kepada semua
orang segala yang telah diturunkan kepadamu dari tuhanmu yang memiliki
perkaramu, dan menyampaikan kamu pada kesempurnaan, dan janganlah kamu khawatir
dalam menyampaikan itu terhadap seorangpun, dan jangaan takut kamu ditimpa
bahaya karenanya.
Dan kalau kamu tidak melaksanakan apa
yang telah diturunkan kepadamu, umpamanya kamu sembbunyikan, sekalipun hanya
untuk sementara, karena takut disakiti orang,baik dengan perkataan atau
perbuatan, maka sudah cukup merupakan dosa bagimu bila tidak menyampaikan
risalaah dan tidak melaksanakan apa yang karenanya kamu diutus. Yaitu
menyampaikan kepada umat manusia apa yang telah diturunkan kepada mereka dari
tuhan mereka, sebagaimana firman Allah Ta’ala :
Kewajibanmu tidak lain adalah
menyampaikan ((risalah). (QS.Asy-Syura 42:48)
Adapun hikmah dari ditegaskannya
perintah dan penegasan (tabligh) dengan menganggap bahwa menyembunnyikan
selurunya, sekalipun sudah maklum bahwa para Rasul adalah terpelihara dari
menyembunyikan sesuatu yang diperintahkan Allah untuk menyampaikannya yang
kalau tidak maka batalah hikmah risalah karena hilangnya kepercayaan manusia
terhadap penyampaian itu. Hikmah dari penegasan itu tadi, bagi rasul sendiri
adalah pemberitahuan untuknya bahwa tabligh itu menjadi kewajiban yang tidak
bisa ditawar-tawar dan tidak boleh menyembunyikan apa yang wajib disampaikan
dalam keadaan apapun. Sedang bagi manusia yang mendengarkan tabligh, hikmahnya
supaya mereka mengerti fakta ini dengan adaanya nas tersebut. Manusia yang
dimaksuad adalah orang kafir yang dalaam menyamnpaikan wahyu itu memuat
keterangaan tentaang kekafiran dan kesesatan mereka.[2]
2. Tafsir Jalalain
يَا أَيُّهَا الرَّسُولُ بَلِّْ ( hai rasul, sampaikanlah) semua
مَا أُنْزِلَ
إِلَيْكَ مِنْ رَبِّكَ yang diturunkan kepadamu dan tuhanmu) dan janganlah kamu
sembunyikan sesuatu pun dari padanya karena takut akan mendapatkan hal-hal yang
tidak di inginkan - وَإِنْ لَمْ تَفْعَلْ (dan jika tidak kamu lakukan) tidak kamu sampaikan semua yang
diturunkan padamu itu - فَمَا بَلَّغْتَ رِسَالَتَهُ ( berarti kamu tidak
menyampaikan risalah-Nya). “Risalat” dengan tunggal atau jamak, karena
menyembunyikan sebagian berarti menyembunyikan semuanya. وَاللَّهُ يَعْصِمُكَ مِنَ
النَّاسِ ۗ ( Dan Allah memelihara kamu dari manusia ) agar tidak sampai
membunuhmu. Pada mulanya Rasulullah saw itu dikawal sampai turun ayat ini lalu
sabdanya , “ pergilah karena sesungguhnya Allah memeliharaku” Riwayat hakim. إِنَّ اللَّهَ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الْكَافِرِينَ (sesungguhnya Allah tidak memberikan bimbingan kepada kaum yang
kafir)[3]
3.
Tafsir al- Mishbah
Thahir Ibn Asyur menilai penempatan ayat
ini merupakan sesuatu yang musykil karena surat al-maidah salah satu
surat terakhir yang turun, sedangkan saat itu rasul telah menyampaikan seluruh
ajaran agama yang turun hingga ketika itu. Seandaainya ayaat ini turun padaa
saat masa awal kenabian, maka apa yang diperintahkan disini dapat dimengerti
dan dipahami sebagai mengukuhkan Nabi saw dan meringankan beban mental beliau.
Tetapi, karena surat ini merupakan surat terakhir yang turundan beliau sudah
melaksanakan tugas penyampaian risalah, agamapun telah disempurnakan. Oleh
karena itu ada kemungkinan yang dapat
dikemukakan menyangkut penempatan ayat ini dalam surat ini dan sesudah
uraian ayat-ayat sebelumnya. [4]
C.
Implementasi Metode Tabligh dalam Pendidikan
Dalam hubungannya dengan profesi
guru, sifat tabligh dapat diartikan komunikaatif dan argumentatif. Seorang guru
yaang tabligh akaan menyampaaikan informasi (ilmu pengetahuan) dengan benar
daan dengan tutur kata yang yang tepat. Jadi intinya sifat tabligh adalah sifat
yang selalu menyampaikan informasi kepada siapa saja yaang selayaknya harus
menerima. Seoraang guru tentunya menyampaikan informasi atau ilmu pengetahuan
kepada muridnya. Dalam konteks ini sifat tabligh bisa kita sesuaikan dengan
kompentensi profesional guru. Seorang guru ketika menyampaikaan materi perlu
menggunakan metode pembelajaran dengan tepat. Sama dengan Nabi Muhammad Saw
menggunakan metode yang berbeda dalam dalam menyampaikan setiap wahyu dan
perintaah Allah Swt.begitu juga guru, ia dituntut memiliki kemampuan dalam
perencanaan dan pelaksanaan proses pembelaajaaran. Ia mempunyai tugas
mengarahkan kegiatan belajar siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran. Sehingga
guru dituntut mampu menyampaikan bahan pembelajaran. Untuk itu guru harus
selalu meng-update dan menguasai materi pelajaraan yang disajikan. Persiapan
diri tentang materi diusahakn dengn jalan mencari informasi melalui berbagai
sumber.
Dalam mendidik manusia Allah
menggunakan perumpamaan. Metode perumpamaan ini juga baik digunakan oleh para
guru dalam mengajari peserta didiknya terutama dalam menanamkan budi pekerti
dan kisah kepada mereka. Cara menggunakan metode ini hampir sama dengan metode
kisah, yaitu dengan ceramah. Hal ini merupakan hal yang lebih efektif dan
efisien. Karena peserta didik pada umumnya cenderung meneladani guru atau
pendidiknya. Karena secara psikologis, siswa memang senang meniru, tidak saja
yang baik, bahkan terkadang yang jeleknya juga.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Berdasarkan
pemaparan mengenai surat Al-Maidah ayat 67 diatas dapat ditarik kesimpulan
bahwa pada haakikatnya kita disuruh untuk menyampaikaan sesuatu yang telah
allah firmankan kepada nabi muhammad meskipun ayat itu hanya satu ayaat, dan
jangaan sekali-kali kita menyembunyikan ayat-nya meskipun sedikit. Itu sama
saja dengan kita tidak menjaga amanahnya. Dalam penyampaian suaatu informasi
seorang guru juga harus selalu meng-update materi yang akan diajarkaann kepada
anak didiknya. Serta menggunakan metode yang berbeda dengaan penyaampaian yang
jelas.
DAFTAR PUSTAKA
Imam
Jalaluddin Al-Manhalli, Tafsir Jalalain (Bandung:Sinar Baru
Algensido,2004)
M.Quraish Shihab, Tafsir Al-Mishbah ( Jakarta: Lentera Hati.2006)
Ahmad
Mushtafa al-Maraghi, Terjemah Tafsir Al-Maraghi (Semarang:PT Karya Toha
Semarang, 1993)
BIODATA
DIRI MAHAASISWI PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
PEKALONGAN
Nama
: HAJAH JUBAIDAH
NIM : 2117295
Tempat/tanggal lahir :PEKALONGAN,08 DESEMBER 1998
Jenis Kelamin
:PEREMPUAN
Alamat
:DS.SUKOREJO DK. KEMARON KEC.KESESI KAB.PKL
RT/RW
:08/04
Agama
:ISLAM
Pekerjaan
:MAHAASISWA
Kewarganegaraan
:INDONESIA
Riwayat Pendidikan :
1.
TK PERTIWI SUKOREJO
2.
SDN 02 SUKOREJO
3.
MTs N KESESI
4.
SMA N 1 KESESI
5.
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PEKALONGAN
Hobi :
Memasak, Mendengarkan muratal, bermain musik
Citacita :
Pengusaha Rumah makan dan pendidik yang baik
LAMPIRA
REFERENSI
[1] https://dark5ne55.blogspot.com/2017/02/makalah-metode-tabligh.html
[2] Ahmad Mushtafa al-Maraghi, Terjemah Tafsir Al-Maraghi (Semarang:PT
Karya Toha Semarang, 1993)hlm.289-293.
[3]. Imam Jalaluddin Al-Manhalli, Tafsir Jalalain (Bandung:Sinar Baru
Algensido,2004)hlm.482.
[4]. M.Quraish Shihab, Tafsir Al-Mishbah ( Jakarta: Lentera
Hati.2006)hlm.150
Tidak ada komentar:
Posting Komentar