METODE
PENDIDIKAN UNIVERSAL
“METODE
PERSUASIF"
(Qs.
Al Imran : 133)
Afrikhatul Ula
NIM. ( 2117336)
Kelas
: D
PENDIDIKAN
AGAMA ISLAM
FAKULTAS
TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT
AGAMA ISLAM NEGERI PEKALONGAN
2018
KATA
PENGANTAR
Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadiran Allah SWT, yang
telah memberikan taufiq serta
hidayahNya. Sehingga kami dapat menyusun makalah ini dengan judul
materi.........dalam surah ali imron ayat 133
Shalawat dan salam semoga selalu senantiasa tercurah kepada junjungan nabi besar Muhammad SAW.
Beserta sahabat, keluarga dan pengikut beliau hingga akhir zaman. Yang telah
membawa kita dari alam kebodohan menuju alam terang benderang bercahayakan
iman, islam dan ihsan.
Tak lupa kami ucapkan terima kasih sedalam-dalamnya kepada bapak
dosen Muhammad Ghufron, M.S.I selaku
dosen mata kuliah tafsir tarbawi yang telah mendukung hingga menyelesaikan
makalah ini.
Menyadari masih banyak kekurangan dalam pembuatan makalah ini,
sehingga apabila ada kekurangan dalam penulisan ini serta isi atau materi mohon
saran dan kritiknya secara langsung maupun tidak langsung. Untuk kesempurnaan
makalah ini.
Pekalongan, 23 November 2018
Afrikhatul ula
2117336
BAB I
PENDAHULUAN
A .
latar Belakang
Persuasi adalah komunikasi yang digunakan
untuk mempengaruhi dan meyakinkan orang lain. Melalui persuasi setiap
individu mencoba berusaha mempengaruhi kepercayaan dan harapan orang
lain. Persuasi pada prinsipnya merupakan upaya menyampaikan informasi dan
berinteraksi antar manusia dalam kondisi di
mana kedua belah pihak sama-sama memahami dan sepakat untuk melakukan sesuatu
yang penting bagi kedua belah pihak. Bila berkomunikasi dengan sesama,
setiap individu berharap pesan yang disampaikan
tersebut dapat dimengerti dan dipercayai. Persuasif merupakan salah
satu strategi yang dapat digunakan agar pesan yang ingin
disampaikan dimengerti dan dipercayai oleh orang lain.
B . Rumusan Masalah
1. Apa Hakikat metode persuasif ?
2. Apa Dalil metode filosofis berdasarkan Al-Quran ?
3. Bagaimana implementasi metode persuasif dalam pendidikan ?
C . Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui hakikat metode persuasif.
2. Untuk mengetahui metode filosofis berdasarkan al- quran.
3. Untuk mengetahui bagaimana implementasi persuasif dalam pendidikan.
BAB II
PENDAHULUAN
A. Pengertian Hakikat Metode
Persuasif
Secara etimologi Metode dalam
Bahasa Arab dikenal dengan istilah thariqah, yang berarti langkah-langkah
strategis yang dipersiapkan untuk melakukan suatu pekerjaan. Bila dihubungkan
dengan pendidikan, maka metode itu harus diwujudkan dalam proses
pendidikan, dalam rangka mengembangkan sikap mental dan kepribadian agar
peserta didik dapat menerima pelajaran dengan mudah, efektif, dan dapat dicerna
dengan baik.
Metode mengajar dapat diartikan
sebagi cara yang dipergunakan oleh guru dalam membelajrkan peserta didik saat
berlangsungnya proses pembelajaran.
Istilah persuasi (persuasion)
berasal dari perkataan latin persuasio. Kata kerjanya adalah persuadere yang
berarti membujuk, mengajak atau merayu. Komunikasi persuasif adalah komunikasi yang
bertujuan untuk merubah atau mempengaruhi kepercayaan, sikap, dan perilaku
seseorang sehingga bertindak sesuai dengan apa yang diharapkan oleh komunikator.
Jika dikaji menggunakan
pendekatan ilmu komunikasi, Al-Quran mengandung ajaran tentang prinsip-prinsip
komunikasi persuasif. Sinyalmen tersebut memerlukan pengamatan secara seksama
dan interpretasi dengan perspektif ilmu sosial khususnya komunikasi. Begitu
pula hadits Nabi Muhammad Karakteristik komunikasi persuasif yang
ditandai dengan unsur membujuk, mengajak, mempengaruhi dan meyakinkan, jika
dilihat dari perspektif Islam dapat dikategorikan pada dakwah Islam.
Unsur-unsur yang terkandung dalam komunikasi persuasif menjadi dasar kegiatan
dakwah karena dakwah secara etimologis berarti mengajak atau menyeru. Dakwah
merupakan bagian dari tugas setiap muslim, dalam beberapa ayat Al-Quran
disebutkan bahwa dakwah menuju jalan Allah SWT hukumnya wajib. Kewajiban ini
didasari perintah melaksanakan dakwah disampaikan dalam bentuk fiil amr,
yaitu perintah secara langsung sebagaimana yang terdapat dalam surat An-Nahl
ayat 125. dakwah yang dimasud dalam konteks yang relevan dengan komunikasi
persuasif adalah dakwah billisan atau dakwah dengan
menggunakan kata-kata atau lebih dikebal dengan tabligh. SAW
memuat prinsip-prinsip komunikasi. Term tersebut di dalam
konteks Agama Islam dapat pula dipahami dan dikategorikan sebagai bagian dari
ilmu dakwah.[1]
B . Dalil metode filosofis berdasarkan
Al-Quran
وَسَارِعُوٓا۟ إِلَىٰ مَغْفِرَةٍ مِّن رَّبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمٰوٰتُ وَالْأَرْضُ أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَ ﴿آل عمران:١٣٣﴾
Artinya
:“Dan
bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya
seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa,
1. Tafsir al azhar
“ Berlomba- lombalah kamu sekalian kepada
ampunan tuhan kamu.”(pangkal ayat 133) Tidak pandang kaya, tidak
pandang miskin. Tidak pandang kedudukan tinggi ataupun derajat rendah, semuanya
insyaf akan kekurangan diri. Perintah tuhan belum terlaksana semuanya, lalu
semuanya berlomba memohon ampunan, dengan mulut dan dengan perbuatan, semuanya
mencari rezeki yang halal. “Dan Syurga
yang(luasnya)seluas langit dan bumi yang di sediakan untuk orang-orang yang
bertakwa.”(ujung ayat 133).
Berlomba – lomba memohon
ampunan kepada allah, kaya dan miskin. Berlomba pula mengejar syurga dengan
berbuat amal, tolong-menolong bantu membantu sesama manusia dan taat menuruti
perinta Allah dan Rasul. Maka bahagialah hidup di dunia diliputi rahmat dan
tersedialah kelak syurga yang luas seluas langit dan bumi, untuk orang yang
bertakwa.[2]
2. Tafsir al- maraghi
Bersegeralah melakukan amala
yang dapat menyampaikan kepada ampunan tuhan atas dosa-dosa kalian, yang dapat
memasukan kalian ke surga yang luasnya di sediakan oleh Allah untuk orang yang
mau bertakwa, melaksanakan perintah- perintahnya-Nya serta menjauhi larangan-laranganya.
Untuk itu beramal baiklah dan bertaubatlah dari perbuatan dosa, seperti
melakukan riba dan sebagianya, dan bersedakalah kepada yang sengsara yang
membutuhkan pertolongan.
Diriwayatkan bahwa Heraclius,
raja romawi mengirim utusan kepada Nabi saw. Dengan membawa sepucuk surat dari
beliau yang di dalamnya tertera.” Engkau melalui surat mengajak kami ke surga
yang luasnya bagai langit dan bumi, lalu dimana neraka ? maka Rasulullah saw.
Bersabda, subhnallah(Maha Suci Allah), dimanakah malam hari bila siang hari
datang?.
Yang telah disediakan untuk
orang-orang yang bertakwa. Dalam ayat ini terdapat bukti yang menunjukkan bahwa
surga itu, sekarang telah diciptakan dan tempatnya berdada di luar jagad raya
ini. Sebab ayat ini telah membuktikan bhwa surga lebih besar di banding jagad
raya.[3]
3. Ibnu katsir
Al – Bazar meriwayatkan dari abu huairah, dia
berkata, seseorang datang kepada Rasulullah saw. Kemudian bertanya, bagaimana
pendapat engkau mengenai firman allah, ‘ surga yang luasnya seluas langit dan
bumi,? Lalu dimanakah neraka? Nabi saw bersabda,’ bagaimana menurutmu apabila
malam datang dan merambahi segala perkara , maka dimanakah siang, orang itu
menjawab, ‘ di tempat yang di kehendaki oleh Allah. Nabi bersabda demikian pula
neraka. Ia berada di tempat yang di kehendaki Allah ta’ala. Ini terlihat jelas
dalam hadist Abu Hurairah dari Al- Bazar.[4]
C .Aplikasi kehidupan
Meraih ampunan Allah, meraih
syurganya yang lebarnya selebar langit dan bumi, apalagi panjangnya !!! surga
Allah di sediakan bagi orang – orang yang bertakwa. Semoga Allah memudahkan
kita untuk masuk di dalamnya. Syaikhul islam ibnu Taimiyah mengatakan dalam
majmu fatawa (xx/132)bahwa takwa bukanlah meninggalkan maksiat namun takwa sebagaiman
di tafsirkan oleh ulam-ulama dahulu dan belakangan adalah melakukan apa yang
Allah larang. Di anatara bentuk ketakwaan adalah dimana menjaga shalat lima
waktu di mana Allah memerintahkan pada hal ini kepada kita semua.
BAB III
Penutup
A. Kesimpulan
Metode itu harus
diwujudkan dalam proses pendidikan, dalam rangka mengembangkan sikap
mental dan kepribadian agar peserta didik dapat menerima pelajaran dengan
mudah, efektif, dan dapat dicerna dengan baik. Metode mengajar dapat diartikan
sebagi cara yang dipergunakan oleh guru dalam membelajrkan peserta didik saat
berlangsungnya proses pembelajaran.
Pada ayat ini menganjurkan
kepada berlomba-lomba dalam kebaikan semuanya berlomba memohon ampunan, dengan
mulut dan dengan perbuatan, semuanya mencari rezeki yang halal.
B. Saran
Dengan menyusun makalah ini penulis
masih jauh dari kata sempurna kedepanya penulis akan lebih fokus dan details
dalam menjelaskan makalah. Untuk itu kepada para pembaca untuk memberikan
sumbangan saran.
DAFTAR PUSTAKA
http://altajdidstain.blogspot.com/2011/02/komunikasi-persuasif-menurut-al-quran_09.
Hamka.2011.tafsir al-azhar,pustaka panjimas, jakarta.
Abu bakar,bahrun.2008.tafsir
al-maraghi,karya putra toha,jakarta
Nasib muhammad.1999.tafsir ibnu
katsir,jakarta.
[1] http://altajdidstain.blogspot.com/2011/02/komunikasi-persuasif-menurut-al-quran_09.
[2] Hamka, tafsir al-azhar,(pustaka panjimas,jakarta2011)hal458
[3] Bahrun abu bakar,,tafsir al-maraghi(karya putra toha,semarang)hal258
[4] Muhammad nasib,tafsir ibnunkatsir (Gema insani,jakarta)hal479
Tidak ada komentar:
Posting Komentar