METODE PENDIDIKAN SPESIAL
"METODE DIALOGIS"
QS. ASH-SHAFFAT AYAT
102
Ana Faikhana Nadia
NIM. (2117287)
Kelas: D
JURUSAN PENDIDIKAN
AGAMA ISLAM
FAKULTAS
TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT
AGAMA ISLAM NEGERI PEKALONGAN
2018
BAB
I
Pendahuluan
A. Latar Belakang
Semakin
berkembangnya dunia dari tahun-ketahun mengakibatkan banyak perubahan dalam
diri dunia islam. Baik dari segi agama, pendidikan, politik dan seterusnya. Pendidikan
adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan potensi Sumber Daya Manusia
melalui kegiatan pengajaran.
Mengajar merupakan istilah kunci yang
hampir tak pernah luput dari pembahasan mengenai pendidikan karena keeratan
hubungan antara keduanya. Metode mengajar dalam pendidikan perlu dimiliki oleh
pendidik, karena keberhasilan proses belajar mengajar bergantung pada cara
mengajar pendidik tersebut. Jika cara mengajar sipendidik baik menurut siswa,
maka siswa akan lebih tekun, rajin dan bersemangat, sehingga diharapkan akan
terjadi perubahan dan tingkah laku pada siswa baik tutur kata, sopan santun dan
gaya hidupnya.
B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi metode dan dialog?
2. Bagaimana dalil tentang metode dialog?
3. Bagaimana pengaplikasian metode dialog
dalam kehidupan?
4. Apa saja aspek-aspek tarbawinya?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi metode dan
dialog.
2. Untuk mengetahui dalil tentang metode
dialog.
3. Untuk mengetahui pengaplikasian metode
dialog dalam kehidupan.
4. Untuk mengetahui apa saja aspek-aspek
tarbawinya.
BAB
II
Pembahasan
A. Pengertian metode dialog
Kata metode berasal dari bahasa latin methodos yang berarti jalan yang harus dilalui. Dalam kamus bahasa
indonesia kontemporer disebutkan bahwa metode merupakan cara yang teratur dan
ilmiah dalam mencapai maksud untuk memperoleh ilmu atau juga merupakan cara
mendekati, mengamati, menganalisis dan menjelaskan suatu fenomena dengan
menggunakan landasan teori.[1]
Menurut Al-Nahlawi (2001: 206), dialog
adalah percakapan dua orang atau lebih, melalui tanya jawab, mengenai satu tema
atau tujuan. Mereka berdiskusi tentang permasalahan tertentu, kadang diperoleh
hasil, kadang satu sama lain tidak puas. Namun pendengar tetap mendapat
pelajaran.[2]
Dapat disimpulkan bahwa metode dialog
adalah metode yang disajikan dalam bentuk dialog atau percakapan antara dua
orang ahli atau lebih berdasarkan argumentasi-argumentasi yang bisa di
pertanggung jawabkan secara ilmiah.[3]
B. Dalil tentang metode dialog
QS.
Ash-Shaffat ayat 102
فَلَمَّا بَلَغَ
مَعَهُ ٱلسَّعۡيَ قَالَ
يَٰبُنَيَّ إِنِّيٓ أَرَىٰ
فِي ٱلۡمَنَامِ أَنِّيٓ
أَذۡبَحُكَ فَٱنظُرۡ مَاذَا
تَرَىٰۚ قَالَ يَٰٓأَبَتِ
ٱفۡعَلۡ مَا تُؤۡمَرُۖ
سَتَجِدُنِيٓ إِن شَآءَ
ٱللَّهُ مِنَ ٱلصَّٰبِرِينَ
Artinya
:
Maka tatkala ia telah mencapai usia berusaha bersamanya, ia
berkata: “Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku
menyembelihmu. Maka pikirkanlah apa pendapatmu!”Ia menjawab: “Hai bapakku,
laksanakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; engkau akan mendapatiku insya
Allah termasuk para penyabar.”
Tafsir Al-Azhar
Anak yang sudah dapat berjalan bersama ayahnya iyalah diantara usia 10
dengan 15 tahun. Keadaan itu di tonjolkan dalam ayat ini, untuk menunjukkan
betapa bertumpah nya kasih Ibrahim kepada anak itu. dikala anak berusia sekitar
10 sampai 15 tahun, memanglah seorang ayah bangga sekali jika dapat berjalan
bersama anaknya itu.
Suatu waktu di bawah lah ismail
oleh ibrahim berjalan bersama-sama.
Di tengah jalan “Berkatalah dia:”sesungguhnya aku
melihat dalam mimpi bahwasanya aku menyembelih engkau”. Dengan kata-kata yang halus mendalami ayah
berkata kepada si anak yaitu ayah yang telah tua,
berusia lebih dari 90 tahun. Dan anak yang dihadapi
adalah anak yang ber puluh tahun lamanya ditunggu-tunggu dan sangat diharapkan.
Dalam
pertanyaan ini tuhan telah membayangkan kepada kita bagaimana seorang manusia
yang terjadi dari daerah dan daging, sebab itu merasa juga
sedih dan rawan tetapi tidak sedikit juga ragu atau bimbang bahwa
dia adalah nabi.
Disuruhnya anaknya memikirkan mimpinya itu dan
kemudian diharap nya anaknya menyatakan pendapat. Tentu Ismail
sejak dari mulai tumbuh akal telah mendengar, baik dari ibunya sendiri Hajar atau dari orang lain di sekelilingnya, khadam-khadam dan
orang-orang yang mengelilingi ayahnya, sebab ayahnya pun seorang yang mampu, telah di
dengarnya jua siapa ayahnya. Tentu sudah di dengarnya bagaimana ayah itu
bersedia dibakar malahan dengan tidak merasa
ragu sedikit pun
dimasuki nya api yang sedang menyala itu, karena dia yakin bahwa pendirian yang
dipertahankan adalah benar. Demikian pula mata-mata rantai dari percobaan
hidup yang dihadapi oleh ayahnya, semuanya tentu sudah diketahuinya. Dan tentu
sudah di dengarnya juga bahwasanya mimpi ayahnya bukanlah semata-mata apa yang
disebut rasian, yaitu khayalan kacau tak tentu ujung pangkal
yang dialami orang sedang tidur. Oleh sebab itu
tidaklah lama Ismail
merenungkan dan tidaklah lama dia tertegun buat mengeluarkan pendapat.
“Berkata dia: yaitu ismail “Ya ayahku! berbuatlah apa yang diperintahkan kepada engkau. Akan engkau dapati aku insya Allah termasuk orang yang sabar.”[4]
C. Aplikasi dalam kehidupan
1. Mengarahkan anak pada jalan yang diridhoi
Allah.
2. Mendidik melalui pembiasaan anak untuk melakukan
kebaikan.
3. Mengajarkan pelajaran tauhid kepada anak
4. Mengajarkan kasih sayang dan menghormati
D. Aspek Tarbawi
1.
Memberikan
masukan kepada guru atau orang tua tentang bagaimana melakukan interaksi
pendidikan terhadap anaknya sesuai dengan tuntunan di dalam Al-Qur’an.
2.
Cara
dialog akan melatih berargumentasi, kesabaran dan ketangguhan sehingga akan
ditemukan kesamaan persepsi tentang visi misi pendidikan.
3.
Terciptanya
interaksi pendidikan yang harmonis.[5]
BAB
III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Metode dialog adalah metode yang disajikan
dalam bentuk dialog atau percakapan antara dua orang ahli atau lebih
berdasarkan argumentasi-argumentasi yang bisa di pertanggung jawabkan secara
ilmiah.
Ayat Al-Qur’an yang berkaitan dengan
metode dialog dalam belajar mengajar perspektif al_Qur’an salah satunya
terdapat pada surat Ash-Shaffat ayat 102, menerangkan metode dialog dengan
dialog antara nabi Ibrahim dan nabi Ismail.
Daftar
Pustaka
Liliweri. Alo. 2011. Komunikasi
serba ada serba makna, (Jakarta: Kencana)
https://www.duniapembelajaran.com/2014/12/metode-dialog-hiwar-dalam-islam.html?m=1
Malik. Abdul. 2005. Tafsir
Al-Azhar,( Jakarta: Pustaka Panjimas)
Suprihatiningrum. Jamil. 2013. Strategi
Pembelajaran Teori dan Aplikasi, (Jogjakarta: Ar-Ruz Media)
BIODATA
Nama
: Ana Faikhana Nadia
Nim
: 2117287
Tempat, Tanggal Lahir : Batang, 22
Juli 1999
Alamat : Dk. Kebonwaru, Ds. Pujut, RT/RW 05/01,
Kecamatan. Tersono, Kabupaten. Batang
Fakultas/Jurusan : FTIK/PAI
Status : Mahasiswa IAIN Pekalongan
Riwayat Pendidikan :
-
TK Siwi Bhakti Kebumen
-
SDN Pujut 02
-
SMP Pondok Modern Selamat Kendal
-
SMA Pondok Modern Selamat Kendal
[1] Alo Liliweri, Komunikasi
serba ada serba makna, (Jakarta: Kencana, 2011), hlm 106
[2]
https://www.duniapembelajaran.com/2014/12/metode-dialog-hiwar-dalam-islam.html?m=1
[3] Opcit, hlm 108
[4] Abdul Malik, Tafsir
Al-Azhar,( Jakarta: Pustaka Panjimas, 2005), hlm 143
[5] Jamil
Suprihatiningrum, Strategi Pembelajaran Teori dan Aplikasi, (Jogjakarta:
Ar-ruz Media, 2013), hlm 24-26
Tidak ada komentar:
Posting Komentar