PERKEMBANGAN ULUMUL QUR’AN
NIM. 2318012
Kelas D
JURUSAN
PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS
TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
IAIN PEKALONGAN
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT. yang telah memberikan kekuatan dan
kemampuan, sehingga dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “PERKEMBANGAN
ULUMUL QUR’AN” sesuai rencana. Sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan
kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, para sahabat, serta orang-orang yang
mau mengikuti sunnah-sunnah beliau, amiin.
Saya ucapkan terimakasih kepada Bapak M. Hufron, M.Si.,
selaku dosen mata kuliah Ulumul Qur’an atas tugas yang diberikan sehingga menambah
wawasan tentang Perkembangan Ulumul Qur’an. Dan kepada semua pihak yang
terlibat dalam pembuatan makalah ini. semoga bantuan dari berbagai pihak
terkait mendapat balasan dari Allah SWT. dengan pahala yang berlipat ganda,
aamiin.
Makalah ini tentu
tidak terlepas dari kekurangan dan kesalahan. Oleh karena itu, dengan senang
hati menerima saran dan kritik konstruktif dari pembaca guna penyempurnaan
penulisan makalah ini. Akhirnya, semoga makalah ini menambah khasanah keilmuan
dan bermanfaat bagi mahasiswa. Aamiin yaa robbal ‘alamin.
Pekalongan, 16
Februari 2019
Penulis
DAFTAR
ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................ i
KATA PENGANTAR.............................................................................. ii
DAFTAR ISI.............................................................................................. iii
BABI...... PENDAHULUAN..................................................................... 1
A.
Latar Belakang Masalah........................................................ 1
B.
Tema...................................................................................... 1
C.
Sub Tema............................................................................... 1
BAB II... PEMBAHASAN........................................................................ 2
A.
Pengertian Ulumul Qur’an..................................................... 2
B.
Ruang Lingkup Ulumul Qur’an............................................. 3
C.
Perkembangan Ulumul Qur’an.............................................. 3
BAB III . PENUTUP................................................................................. 7
A.
Kesimpulan............................................................................ 7
DAFTAR PUSTAKA............................................................................... 8
PROFIL PEMAKALAH.......................................................................... 9
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Ulum al-Qur’an adalah ilmu yang berisi
pembahasan mengenai segala macam ilmu yang ada hubungannya dengan al-Qur’an,
baik berupa ilmu-ilmu agama seperti halnya Ilmu tafsir maupun ilmu-ilmu Bahasa
Arab seperti Ilmu I’rab al-Qur’an atau bahkan Ilmu Gharib al-Qur’an dan lain
sebagainya.
Dengan demikian, ulum al-Qur’an berbeda dengan cabang ilmu lainnya yang hanya
merupakan cabang daripadanya. Artinya, bahwa semua pembahasan yang ada
relevansinya dengan al-Qur’an disebut ulum
al-Qur’an . atas dasar itulah, semua ilmu yang terkait dengan al-Qur’an,
baik dalam scope yang luas maupun yang sempit tanpa terkecuali termasuk bagian
daripadanya. Karena itulah, ilmu ini diberi nama ulum al-Qur’an (dengan bentuk jamak).
B.
Tema
Tema yang digunakan dalah menyusun
makalah ini adalah “Hakikat Ulumul Qur’an dan Perkembangannya”. Tema ini sangat
penting dibahas karena mempelajari Ulumul Quer’an dipastikan merupakan suatu
usaha yang sangat penting dan terpuji bagin siapa saja yang berkeinginan dan
terutama yang berkemauan untuk membedah lebih jauh isi kandungan Al-Qur’an.
C.
Sub Tema
Sub tema yang dibahas dalam makalah ini
adalah “Perkembangan Ulumul Qur’an” yang mana meliputi :
1. Pengertian Ulumul Qur’an
2. Ruang lingkup Ulumul Qur’an
3. Perkembangan Ulumul Qur’an
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Ulumul Qur’an
Secara
etimologi, kata ‘ulumul qur’an berasal dari bahas Arab yang terdiri dari dua
kata, yaitu Ulum dan al-Qur’an. Kata Ulum merupakan bentuk jama’(plural) dari
kata tunggal (mufrad) ‘ilmu yang
secara harfiah berarti ilmu. Al-Qur’an adalah nama bagi kitab Allah SWT yang
diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW. Al-Qur’an adalah kalam Allah SWT yang
berupa mukjizat.
Berdasarkan hal tersebut, maka secara
harfiah kata ‘ulumul Qur’an dapat
diartikan sebagai ilmu-ilmu al-Qur’an atau ilmu-ilmu yang membahas hal-hal yang
berhubungan dengan al-Qur’an, baik dari segi keberadaannya sebagai al-Qur’an
maupun aspek pemahaman kandungannya sebagai pedoman dan petunjuk bagi manusia
atau ilmu-ilmu yang berhubungan dengan berbagai aspek yang terkait dengan
keperluan membahas Al-Qur’an.
Penggunaan kata jamak pada Ulumul
Qur’an, tidak dengan kata mufrad yakni Ilmu Qur’an, mengandung maksud bahwa
istilah Ulumul Qur’an tidak ditunjukkan kepada satu (cabang) ilmu pengetahuan
yang berkaitan dengan al-Qur’an, akan tetapi mencakup semua ilmu yang mengabdi
kepada al-Qur’an atau memiliki sandaran (rujukan) kepada al-Qur’an.[1]
Ulum al-Qur’an ialah ilmu yang berisi
pembahasan mengenai segala macam ilmu yang ada hubungannya dengan al-Qur’an,
baik berupa ilmu agama seperti halnya ilmu Tafsir maupun ilmu-ilmu bahasa arab
seperti ilmu I’rab al-Qur’an atau
bahkan ilmu Gharib al-Qur’an dan lain
sebagainya.[2]
Jadi yang dimaksud dengan Ulumul Qur’an ialah ilmu yang membahas
masalah-masalah yang berhubungan dengan Qur’an dari segi azbabun muzul,
“sebab-sebab turunnya Qur’an”, pengumpulan dan penertiban Al-Qur’an,
pengetahuan tentang surah-surah Mekah dan Madinah, an-nasikh wal mansukh,
al-muhkam wal mutasybih dan lain sebagainya yang berhubungan dengan Qur’an. [3]
B.
Ruang Lingkup Ulumul Qur’an
Ruang lingkup pembahasan Ulumul Qur’an
sangat banyak karena segala aspek yang berkaitan dengan Al-Qur’an, baik berupa
ilmu agama seperti tafsir, i’jaz dan qira’ah, maupun ilmu-ilmu bahasa Arab
seperti balaghah dan ilmu i’rab Al-Qur’an adalah bagian dari ulum al-Qur’an.
Menurut Hasbi ash-Shidqie (1904-1975 M),
berbagai macam pembahasan Ulumul Qur’an tersebut pada dasarnya dapat
dikembalikan kepada beberapa pokok bahasan saja, antara lain :
1. Nuzul, pembahasan ini menyangkut tempat
dan waktu turunnya ayat atau surat Al-Qur’an. Selain itu, juga mambahas hal
yang menyangkut ashbab an-nuzul dan sebagainya.
2. Sanad, pembahasan ini meliputi hal-hal
yang menyangkut sanad yang mutawattir,
ahad, syadz, bentuk-bentuk qira’at (bacaan) Nabi, para periwayat dan para
penghafal Al-Qur’an dan cara tahammul (penerimaan riwayat).
3. Ada al-Qira’ah, pembahasan ini
menyangkut tata cara membaca Al-Qur’an.
4. Pembahasan yang menyangkut lafazh
Al-Qur’an
5. Pembahasan makna Al-Qur’an yang
berhubungan dengan hukum.
6. Pembahasan makna Al-Qur’an yang
berhubungan dengan lafazh yaitu fashl,
washl, ijaz,musawah, dan qashr.[4]
C.
Perkembangan Ulumul Qur’an
Begitu akrabnya istilah Ulumul Qur’an
dikalangan masyaarakat Islam termasuk Indonesia sampai-sampai istilah ulumul
qur’an tidak hanya dijadikan nama sebuah disiplin ilmu, tetapi juga nama-nama
lembaga pendidikan tinggi semisal Akademik Ilmu Al-Qur’an, Institut Ilmu
Al-Qur’an(IIQ), dan Institut Perguruan Tinggi Ilmu Al-Qur’an (Institut PTIQ),
nama sebuah majalah Ulumul Qur’an yang diterbitkan oleh Lembaga Studi Agama dan
filsafat (LSAF) dijakarta, bahkan sebuah lembaga yang didirikan oleh Pemerintah
Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta diberi nama Lembaga Bahasa dan Ilmu Al-Qur’an
(LBIQ) yang salah satu program kegiatannya adalah Terjemah dan Kajian
Al-Qur’an.[5]
Sebagai ilmu pengetahuan yang berdiri
sendiri, ulum al-Qur’an tidak lahir sekaligus, melainkan melalui proses
pertumbuhan dan perkembangan. Istilah ulum al-Qur’an itu sendiri tidak dikenal
pada masa awal pertumbuhan Isam. Istilah ini baru muncul pada abad ke 3, tapi
sebagaian ulama berpandangan bahwa istilah ini lahir sebagai ilmu yang berdiri
sendiri pada abad ke 5. Karena ulumul Qur’an dalam arti, sejumlah ilmu yang
membahas tentang Al-Qur’an, baru muncul dalam karya Ali bin Ibrahim al-Hufiy
(w.340), yang berjudul al-Burhan fiy Ulum al-Quran (Al Zarqaniy :35).[6]
Sejarah Ulumul Qur’an, sebagaimana
rumusan az-Zarqani, dapat diklasifikasikan menjadi tiga tahap perjalanan
sebagai berikut :
1. Sebelum Masa Kodifikasi
Dimasa
Rasul SAW. dan para sahabat, Ulumul
Qur’an belum dikenal sebagai sebuah ilmu yang berdiri sendiri dan tertulis.
Para sahabat adalah orang-orang Arab asli yang dapat merasakan struktur bahasa
arab yang tinggi dan memahami apa yang diturunkan kepada Rasul, dan bila
menemukan kesulitan dalam memahami ayat-ayat tertentu, mereka adapat
menanyakanya langsung kepada Rasul SAW.
Pada
masa Nabi dan Sahabat Ulumul Qur’an belum dikodifikasikan karena, antara lain :
1) Pada umumnya para sahabat adalah ummi
(tidak dapat membaca dan menulis), bahkan kurang mengenal adanya bacaan dan
tulisan.
2) Alat-alat tulis tidak banyak terdapat
dikalangan mereka sehingga mereka menulis pada pelepah kurma, tulang belulang,
kulit binatang, dan semacamnya. Karena itu tidak mudah bagi mereka untuk
membukukan atau mengkodifikasi apa yang mereka dengar dari Rasul Saw.
3) Mereka dilarang menulis sesuatu selain
Al-Qur’an karena dikhawatirkan tercampur aduk dengannya.
4) Sahabat adalah orang Arab asli, sehingga
mereka dapat menikmati Al-Qur’an secara langsung dengan ketulusan jiwa, juga
dapat menerima, menyerap dan menyampaikan Al-Qur’an dengan cepat.
Karena beberapa sebab itulah,
ulumul qur’an pada masa ini tidak ditulis. Kondisi seperti ini berlangsung
selama sekitar dua masa kepemimpinan khalifah rasyidah, Abu Bakar ash-Shiddiq
dan Umar bin Khattab. Kendati demikian, sahabat adalah generasi Islam pertama
yang memiliki andil cukup signifikan dalam proses penyebaran ajaran Islam,
termasuk di dalamnya ulumul qur’an, secara talaqqi dan syafawi, bukan tadwini
dan kitabah (kodifikasi).
2. Permulaan Masa Kodifikasi
Pada
era Khalifah Utsman bin Affan, wilayah Islam semakin meluas sehingga terjadi
pembauran antara orang Arab dan bangsa-bangsa yang tidak mengetahui bahasa
Arab. Keadaan demikian menimbulkan kekhawatiran sebagian sahabat akan
terecemarnya keistimewaan bahasa Arab. Untuk mencegah kekhawatiran itu,
disalinlah dari tulisan-tulisan aslinya sebuah Al-Qur’an yang kemudian dikenal
dengan mushaf imam. Proses penyalinan Al-Qur’an yangb kemudian dikenal dengan
tulisan ar-rasm al-utsmani. Model
penulisan inilah yang disinyalir oleh sebagian Ulama sebagai dasar atau tonggak
awal munculnya ulumul Qur’an.
Lalu
pada masa Khalifah Ali bin Abi Thalib,
lahn (kerancuan) dalam bahasa dan berbahasa arab semakin tajam. Untuk
membentengi bahasa arab dan tentunya Al-Qur’an dari berbagai kesalahan bacaan,
maka Ali memerintahkan Abu al-Aswad ad Du’ali untuk membuat kaidah atau
gramatikal bahasa arab. Karena peristiwa ini, sebagian ahli kemudian menyebut
Ali sebagai pencetus ilmu Nahwu(gramatikal) atau ilmu i’rab al-Qur’an.
Dari
uraian diatas, secara garis besar dapat dikatakan bahwa, perhatian para sahabat
dan tabi’in waktu itu adalah menyebarkan ulumul qur’an secara riwayat dan
talqin (dari lisan ke lisan), bukan dengan tulisan atau tadwin (kodifikasi).
Kendati demikian, apa yang mereka lakukan dapat dikatakan sebagai permulaan
proses penulisan atau kodifikasi ulumul Qur’an.
3. Masa Kodifikasi
Kemudian
datanglah masa kodifikasi. Di era ini, berbagai kitab tentang ulumul Qur’an pun
ditulis dan dikofikasikan. Namun, poin yang menjadi prioritas pertama para
ulama kala itu adalah ilmu tafsir, karena fungsinya yang sangat fital dalam
proses pemahaman dan penjelasan isi Al-Qur’an.
Kemudian
pada abad ke-3 H muncul tokoh tafsir
pertama yang membentangkan berbagai pendapat dan mentarjih sebagainya. Ia
adalah Ibnu Jarir at-Thabari (310 H) dengan kitabnya Jami’ al-Bayin fi Tafsir Ayi al-Qur’an. Kemudian proses penulisan
tafsir ini terus berlangsung hingga era sekarang ini, tentu dengan karakter dan
model yang berbeda-beda antara satu masa dengan masa yang lainnya.
4. Munculnya Istilah Ulumul Qutr’an
Ulumul
Qur’an sebagai sebuah istilah atau disiplin ilmu tersendiri muncul pada
penghujung abad ke-4 atau permulaan abad ke-5 Hijriyah. Kemudian benih itu
tumbuh pada abad ke-6 dan ke-7 hijriyah ditangan Ibnu al-Jauzi, as-Sakhawi, dan
Abu Syamah, lalu berkembang lebih besar lagi pada abad ke-8 ditangan
Az-Zarkasyi. Ulumul Qur’an mencapai tingkat kedewasaan atau kemapanannya pada
abad ke-9 Hijriyah ditangan al-Kafyaji dan Jalaluddin al-Buqini, lalu disiplin
ilmu ini mengeluarkan sekian banyak cabang pada penghujung abad ke-9 dan
permulaan abad ke-10 Hijriyah ditangan Jalaludin as-Suyuthi. Setelah itu,
Ulumul Qur’an seakan mengalami kejumudan, kemudian bangkit dan berkembang
kembali sekitar abad kke-14 Hijriyah hingga era ini.[7]
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Dari pembahasan yang telah disebutkan di atas dapat
disimpulkan bahwa kata Ulumul Qur’an secara etimologi berasal dari bahasa Arab
yang terdiri dari dua kata, yaitu “ulum” dan “Al-Qur’an”. Kata ulum adalah
bentuk jama’ dari kata “ilmu” yang berarti ilmu-ilmu. Kata ulum yang disandarkan
kepada kata Al-Qur’an telah memberikan pengertian bahwa ilmu ini merupakan
kumpulan sejumlah ilmu yang berhubungan dengan Al-Qur’an, baik dari segi
keberadaanya sebagai Al-Qur’an maupun dari segi pemahaman terhadap petunjuk
yang terkandung di dalamnya. Sedangkan secara terminologi dapat disimpulkan
bahwa ulumul qur’an adalah ilmu yang membahas hal-hal yang berhubungan dengan
Al-Qur’an, baik dari aspek keberadaanya sebagai Al-Qur’an maupun aspek
pemahaman kandunganya sebagai pedoman dan petunjuk bagi manusia.
Ulumul Qur’an merupakan suatu ilmu yang mempunyai
ruang lingkup pembahasan yang luas. Ulumul Qur’an meliputi semua ilmu
yang ada kaitanya dengan Al-Qur’an, baik berupa ilmu-ilmu agama, seperti ilmu
tafsir maupun ilmu-ilmu bahasa Arab. Disamping itu, masih banyak lagi ilmu-ilmu
yang tercakup di dalamnya.
DAFTAR PUSTAKA
Nasrudin,
Moh.2018. Pengantar ILMU AL-QUR’AN Untuk Perguruan Tinggi. Pekalongan:PT.Nasya
Expanding Management
Usman.2009.
Ulumul Qur’an..yogyakarta:Teras
Anshor.2013. Ulumul Qur’an Kaidah-kaidah Memahami Firman
Tuhan.Jakarta:RajaGrafindo Persada
Suma,
Muhammad Amin.2013.Ulumul Qur’an.Jakarta:RajaGrafindo
Persada
Wahyudin dan
Saifulloh, “ULUM AL-QURAN, SEJARAH DAN PERKEMBANGANNYA” Jurnal
Sosial Humaniora, Vol 6 No.1, Juni 2013
Al-Qattan, Manna
Khalil.2015. Studi Ilmu-Ilmu Qur’an.Bogor:Pustaka
Litera Antar Nusa.
PROFIL
PENULIS
Nama
: Rizma Ayani
NIM :
2318012
Tempat/Tgl.Lahir :
Pekalongan 28 Januari 2001
Alamat : Penangkan RT:07 / RW:03, Kutosari Doro
Riwayat Pendidikan :
-
SDN Kutosari
-
SMPN 1 Kedungwuni
-
SMAN 1 Kedungwuni
[1] Moh. Nasrudin, Pengantar ILMU AL-QUR’AN Untuk Perguruan
Tinggi, (Pekalongan:PT.Nasya Expanding Management), hlm 1-8
[2] Usman, Ulumul Qur’an, (yogyakarta:Teras,2009),
Cet.1, hlm 4
[3] Manna’ Khalil al-Qattan,
Studi Ilmu-ilmu Qur’an, (Bogor:Pustaka
Litera Antar Nusa,2015), Cet.18, hlm 9
[4] Anshori, Ulumul Qur’an Kaidah-kaidah Memahami
Firman Tuhan, (Jakarta:RajaGrafindo Persada,2013), Cet.1, hlm4-5
[5] Muhammad Amin Suma, Ulumul Qur’an, (Jakarta:RajaGrafindo
Persada,2013), Cet.1, hlm 6
[6] Wahyudin dan Saifulloh, “ULUM AL-QURAN, SEJARAH DAN PERKEMBANGANNYA” Jurnal
Sosial Humaniora, Vol 6 No.1, Juni 2013,
hlm 25-26
[7] Op.cit hlm.6-14
Tidak ada komentar:
Posting Komentar