METODE
TAFSIR / TA’WIL AL-QUR’AN DAN HERMENEUTIKA AL-QUR’AN
DIAN
ZULHA RAHMAWATI
NIM. (2318050)
Kelas A
JURUSAN PENDIDIKAN GURU
MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS
TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
IAIN PEKALONGAN
2019
KATA
PENGANTAR
Alhamdullilah
Teriring rasa syukur ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Makalah
ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai
pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi
dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas
dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari
segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan
terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat
memperbaiki makalah ini.
Akhir
kata kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat dan memberikan inpirasi
terhadap pembaca. Amin yaa robbal ‘alamin.
Pekalongan, Maret
2019
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN
JUDUL ........................................................................................................ i
KATA
PENGANTAR ................................................................................................... ii
DAFTAR
ISI ..................................................................................................................... iii
BAB
I PENDAHULUAN ................................................................................................. 1
A.
Latar belakang ................................................................................................. 1
B.
Rumusan masalah .............................................................................................. 1
C.
Ruang lingkup ..................................................................................................... 1
D.
Tujuan penulisan ............................................................................................... 1
BAB
II PEMBAHASAN ................................................................................................ 2
A.
Pengertian tafsir Bi al – Ma’Isur dan Tafsir bi al-Ra’yi ................................... 2
B.
Pertemuan antara tafsir Bi Al Ma’Isur dan Bi Al – Ra’yi ................................. 2
C.
Kaidah – kaidah Tafsir ........................................................................................ 2
D.
Pengertian Ta’wil .............................................................................................. 3
E.
Pengertian Hermeneutika Al Qur’an .................................................................... 4
BAB
III PENUTUP ....................................................................................................... 5
A.
Kesimpulan ........................................................................................................... 5
B. Saran ...................................................................................................................... 5
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Pembuatan makalah ini
dilatar belakangi oleh keingintahuan kami sebagai mahluk ciptaan tuhan yang
diberi akal dan pikiran sehingga menurut kami untuk mencari tahu segala sesuatu
yang telah diciptakannya. Dari sekian banyak penciptaan Allah SWT, salah
satunya adalah adanya ilmu Tafsir, Tawi’l dan hermeneutika yang mempunyai arti
masing-masing secara etimologi dan termonologi. Ilmu Tafsir danTawi’l memiliki
banyak perbedaan menurut para ulama yang sedangkan Ilmu Tafsir danTawi’l
hermeneutika selain memiliki perbedaan kedua ilmu ini juga memiliki persamaan
dan menyusun makalah ini juga didasarkan akan tugas kelompok yang harus
diselesaikan.
B. Rumusan
Masalah
Makalah tentang ilmu
Tafsir, Tawi’l dan hermeneutika ini
mencakup beberapa masalah yaitu :
1. Apa
pengertian ilmu tafsir?
2. Apa
pengertian ilmu ilmu ta’wil?
3. Apa
itu hermeneutika Al-Qur’an?
C. Ruang
Lingkup
1. Menjelaskan tentang pengertian Ilmu
Tafsir ?
2. Menjelaskan tentang pengertian Ilmu
Ta’wil?
3. Menjelaskan tentang pengertian ilmu
Hermeneutika?
D. Tujuan
Penulisan
1. Untuk memenuhi tugas Kelompok?
2. Untuk mengetahui ilmu Tafsir, Ta’wil dan
Hermeneutika?
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Tafsir Bi al-Ma’tsur dan Tafsir bi al-Ra’yi
Istilah
tafsir bi al-ma’tsur merupakan gabungan dari tiga buah kata; tafsir,bi,dan
al-ma’tsur. Tafsir secara leksikal berarti mengungkap atau menyingkap. Bi
secara leksikal berarti “dengan”. Al-ma’tsur berarti ungkapan yang dinukil
khalaf dari salaf. Dengan demikian secara etimologis tafsir bi al-ma’tsur
berarti menyingkap isi kandungan Al-Qur’an dengan penjelasan yang dinukil oleh
khalaf dari salaf. Adapun secara terminologi tafsir bi al-ma’tsur adalah
penafsiran al-Qur’an dengan al-Qur’an,atau hadist,atau pendapat sahabat,atau
tabi’in.
Istilah
tafsir bi al-ra’yi juga merupakan gabungan dari tiga buah kata yakni; tafsir,
bi dan al-ra’yi. Secara sematik al-ra’yi berarti keyakin,pengaturan dan akal.
Al-ra’yi juga identik dengan ijtihad. Berdasarkan pengertian sematik ini para
pakar ilmu tafsir menyatakan bahwa yang dimaksud dengan tasfir dengan tasfir bi
al-ra’yi adalah menyingkap isi kandungan al-Qur’an dengan ijtihad yang
dilakukan oleh akal.[1]
B. Pertemuan
Antara Tafsir Bi al-Ma;tsur dan Tafsir Bi al-Ra’yi
Bila
yang menjadi menjadi ruh tafsir bi al-ma’tsur adalah istidlal,dan demikian pula
dengan tafsir bi al-ra’yi al-mahmud,maka secara teoritis kedua macam tafsir
tersebut telah menemukan titik temu. Artinya, tafsir bi al-ma’tsur sejauh yang
berkaitan dengan isridlal identic dengan tafsir bi al-ra’yi al-mahmud. Demikian
pula sebaliknya, tafsir bi al-ra’yi al-mahmud sejauh ia mendasarkan penafsirnya
pada dalil-dalil yang berasal dari al-Qur’an dan riwayat maka ia identic dengan
tafsir bi al-ma’tsur.
C. Kaidah-Kaidah
Tafsir
1. Kaidah-kaidah
Khas Tafsir
Sebelum tafsir bi al-mar’tsur menemukan
konsep istidlal,penafsirannya bertumpu pada riwayat. Ini berarti kaidah pertama
yang harus dipegang adalah bahwa untuk memperoleh penafsiran yang benar, maka
riwayat yang dinukil pun harus benar cara untuk menentukan mana riwayat yang
benar dan mana yang tidak telah dibahas secara teliti oleh ilmu hadist diyarah.
Masalahmya isi kitab-kitab bi al-ma’tsur ternyata banyak dipenuhi oleh
riwayat-riwayat yang tidak memenuhi kriteria ke-sa’ian. Menerapkan kriteria
tersebut secara ketat berarti membuang sebagian besar isi kitab-kitab bi
al-ma’tsur.
Untuk memecahkan masalah tersebut
diperlukan standar yang lebih ringan dari apa yang telah ditetapkan oleh ilmu
hadist dirayah, namun tetap dapat dipertanggungjawabkan. Salah satu kaidahnya
menurut Ibn Taymiyah yaitu riwayat israiliyat
yang tidak ada manfaatnya tidak perlu diperbincangkan lebih jauh,kecuali
bila ada hujjah yang mendukung.[2]
2. Kaidah-kaidah
Khas Tafsir Bi al-Ra’yi
a.
Tafsir harus
relevan dengan ayat yang ditafsirkan, tidak dikurang atau ditambah oleh
penjelasan yang tidak proposional.
b.
Memilah dengan
teliti kapan harus menafsirkan ungkapan suatu ayat secara hakiki dan kapan pula
menafsirkannya secara majazi
c.
Memperhatikan
dengan sesama konteks kalimat dan jaringan kata-kata dari ayat-ayat al-Qur’an.
d.
Memperhatikan
munasabah antara satu ayat al-Qur’an dengan ayat lainnya.
e.
Memperhatikan
asbab an-nuzul.
f.
Membahas
ayat-ayat al-Qur’an secara seksama mulai dari unit yang terkecil yaitu
mufradat-nya, lalu tarkib-nya, lalu balagh-nya, lalu isi kandungannya dan
terakhir kesimpulan yang dapat diambil dari ayat-ayat tersebut.
g.
Tidak
berpendapat atau berkeyakinan bahwa dalam al-Qur’an ada pengulangan kata-kata
atau ungkapan yang sia-sia.
h.
Mampu mentarjih
berbagai pendapat yang berbeda sehimgga menjadi satu kesatuan yang harmonis.[3]
D. Pengertian
Ta’wil
Secara etimologi, menurut sebagian
ulama, kata ta’wil memiliki makna yang sama dengan kata tafsir, yakni
“menerangkan” dan “menjelaskan”. Ta’wil berasal dari kata “aul”. Kata tersebut
dapat berarti: pertama, al-ruju (kembali,mengembalikan) yakni, mengembalikan
makna pada proposi yang sesungguhnya, kedua, al-sharf (memalingkan) yakni
memalingkan suatu lafal yang mempunyai sifat khusus dari makna lahir kepda
makna batin lafal itu sendiri karena ada ketetapan atau kecocokan dan
keserasian dengan maksud yang dituju. Ketiga, al-siyasah (menasihati).[4]
Secara terminologi para ulama juga
berbeda-beda pendapat mengenai ta’wil, dapat dilihat dalam narasi berikut:
1. Tafsir
menurut ulama salaf mempunyai dua penegertian
a. Menafsirkan
kalimat dan menerangkan maknanya, baik sesuai dengan bentuk asli kalimat itu
atau tidak. Tafsir dan ta’wil dalam pengertian ini sama dan searti.
b. Keterangan
yang dimuat dalam kalimat dan realisasinya. Maka ta’wilnya ialah perbuatan yang
yang diperintahkan.
2. Tafsir
menurut istilah ulama khalaf dari para ahli fiqh, ahli kalam,ahli hadist,dan
ahli tasawuf,diartikan sebagai memalingkan lafadz dari arti yang kuat ke arti
yang tidak kuat, karena ada dalil yang melandasinya. Dua syarat yang harus dipenuhi
oleh seorang muawwil yaitu, pertama
harus menerangkan kemungkinan makna lain sebagaimana menerangka alasan atas
pilihan makna yang dipilihnya. Kedua, menerangkan argumentasi yang membawa
kepada pemalingan lafadz dan pentarjihan.[5]
E. Pengertian
Hermeneutika Al-Qur’an
Hermeneutika
dalam konteks ke-islaman merupakan sekumpulan metode dan teori yang difokuskan
pada problrm pemahaman sebuah teks, salah satunya adalah teks-teks Al-Qur’an.
Dalam tradisi hermeneutika islam, terdapat tiga tren utama dalam teori
hermeneutika terutama yang diterapkan terhadap pembaca al-Qur’an kontemporer.
Pertama, teori yang berpusat pada pengarang (author), yaitu bahwa makna teks
adalah yang dimaksudkan oleh pengarang. Dalam konteks al-Qur’an , yang paling
banyak mengetahui maksud pengarang adalah Nabi Muhammad SAW, sahabat, tabi’in,
dan para ulama berikutnya. Kedua teori yang berpusat pada teks, yakni bahwa
makna suatu teks ada pada teks itu sendiri. Ketiga, teori yang berpusat pada
penafsir atau pembaca (reader), yakni bahwa teks tergantung pada apa yang
diterima dan didiproduksi oleh penafsirnya sehingga teks bisa biasfsirkan kea
rah yang difungsikan oleh pembaca.[6]
BAB
III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari
pembahasan diatas kita tahu bahwa terdapat dua metode tafsir, yaitu tafsir bi
al-ma’tsur merupakan gabungan dari tiga buah kata; tafsir,bi,dan al-ma’tsur dan
tafsir bi al-ra’yi merupakan gabungan dari tiga buah kata yakni; tafsir, bi dan
al-ra’yi. Secara sematik al-ra’yi berarti keyakin,pengaturan dan akal. Al-ra’yi
juga identik dengan ijtihad. Berdasarkan pengertian sematik.
B. Saran
Dalam
penulisan makalah ini terdapat beberapa kekurangan dan kesalahan, baik dari
segi penulisan mapun dari segi penyusunankalimatnya dan dari segi isi masih
banyak yang kurang. Oleh karena itu, saya sangat mengharapkan kepada para
pembaca maupun dosen pengampu agar memberikan masukan-masukan yang bersifat
menmbangun
dan
tidak mengandung unsur sara.
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah,Mawardi.2011.Ulumul
Qur’an.Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Usman.2009.Ulumul
Qur’an.Yogyakarta: Teras
Zayyadi,Ahmad.2017.Hermeneutika
Al-Qur’an Kontemporer Nashr Hamid Abu Zaid.vol.2 No.1
[1]
Mawardi Abdullah, ulumul qur’an,(Yogyakarta:Pustaka Pelajar),hlm.154-155
[2]
Mawardi Abdullah,ulumul qur’an,(Yogyakarta:Pustaka Pelajar),hlm.160-161
[3]
Ibid,hlm.162
[4]
Usman,ulumul qur’an,(Yogyakarta:Teras),hlm.317
[5]
Mawardi Abdullah,ulumul qur’an,(Yogyakarta: pustaka pelajar),hlm.144
[6]
Ahmad Zayyadi,2017,”Pendekatan Hermeunatika Al-Qur’an Kontemporer Nashr Hamid
Abu Zaid”,maghza,vol,2 No.1
AJOQQ menyediakan 8 permainan yang terdiri dari :
BalasHapusPoker,Domino99 ,BandarQ,BandarPoker,Capsa,AduQ,Sakong,Bandar66 ( NEW GAME )
Ayo segera bergabung bersama kami di AJOQQ :)
Bonus : Rollingan 0.3% dan Referral 20% :)
Bagus,semoga ber manfaat
BalasHapusDo you understand there's a 12 word phrase you can say to your crush... that will induce intense feelings of love and instinctual attractiveness to you buried inside his heart?
BalasHapusBecause deep inside these 12 words is a "secret signal" that triggers a man's impulse to love, worship and guard you with all his heart...
12 Words Will Trigger A Man's Love Impulse
This impulse is so hardwired into a man's genetics that it will make him try better than ever before to build your relationship stronger.
In fact, triggering this powerful impulse is so essential to having the best possible relationship with your man that as soon as you send your man a "Secret Signal"...
...You'll instantly find him open his soul and mind to you in a way he never experienced before and he will distinguish you as the one and only woman in the universe who has ever truly tempted him.