MAKALAH
HUBUNGAN MANUSIA DENGAN PENCIPTA
Disusun guna memenuhi tugas
Mata kuliyah : Hadits Tarbawi II
Dosen Pengampu : Muhammad Ghufron M, A.g.
Disusun Oleh :
Uyunul fauziyah
(2021110365)
Kelas : H
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
(STAIN) PEKALONGAN
2012
Bab I
PENDAHULUAN
Manusia dan alam semesta tidak diciptakan secara tidak sengaja atau kebetulan, tetapi menurut rencana Sang Pencipta,. Al-Qur’an menyatakan bahwa adalah tugas semua individu untuk belajar tentang Allah dan hidup menurut kehendak-Nya. Allah telah mengirim utusan dan nabi-nabi untuk membimbing kemanusiaan Semua individu ini dipilih telah membawa pesan yang sama dan telah menjabat sebagai contoh untuk orang-orang mereka tentang bagaimana Allah menginginkan semua manusia untuk hidup. Melalui orang-orang yang dipilih, kita telah diberi tahu mengapa manusia diciptakan, apa yang akan terjadi pada kita setelah kematian, dan apa yang Allah harapkan dari kita.
Dalam kehidupan tentunya manusia akan dihadapkan pada suatu masalah yang pada hakikatnya adalah sebuah ujian dari Nya.Dan dengan iman, islam, dan ikhsan ini merupakan salah satu jalan manusia untuk mendekatkan diri dan mengetahui sang pencipta untuk lebih bertaqwa kepaNya.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Hadits.
عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ كَا نَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بَارِزًا يَوْمًا لِلنَّاسِ فَاَتَاهُ جِبْرِيْلُ فَقَالَ مَالاِيْمَانُ. قَالَ الاِيْمَانُ اَنْ تُؤْمِنَ بِلبَعْثِ. قَالَ مَاالاِسْلاٰمُ. قَالَ الاِسْلاَمُ اَنْ تَعْبُدَ اللهَ وَلاٰ تُشْرِكَ بِهِ وَتُقِيْمَ الصَّلاَةَ وَتُؤَدِّى الزَكٰاةَ المَغْرُوْضَةَ وَتَصُوْمَ رَمَضَانَ. قَالَ مَاالاَحْسَانُ. قَلَ اَنْ تَعْبُدَ اللهَ كَاَنَّكَ تَرَاهُ فَاِنْ لَمْ تَكُنْ تَرَاهُ فَاِنَّهُ بَرَاكَ. قَالَ مَتَى السَّاعَةُ. قَالَ مَا المَسْئُوْلُ عَنْهٰا بِاَعْلَمَ مِنَ السَّائِلِ وَسَاُخْبِرُكَ عَنْ اَشْرَاطِهَا اِذَا وَلَدَتِ الاَمَةُ رَبَّهَا وَاِذَا تَطَاوَلَ رُعَاةُ البَهْمِ فِى البُنْيَانِِ فِى خَمْسِ لاَ يَعْلَمُهُنَّ اِلاَّ اللهَ ثُمَّ تَلاَ النَّبِيُّ صَلَّ اللهُ َلَيْهِ وَسَلَّمَ اِنَّ اللهَ عِنْدَهُ عِلْمَ السَّاعَةِ الاَية ثُمَّ اَدْبَرَ فَقَالَ رُدُّوْهُ فَلَمْ يَرُوْا شَيْئًا فَقَالَ هَذَا جِبْرِيْلُ جَاءَ يُعَلِّمُ النَّاسَ دِيْنَهُمْ.
B.Terjemahan Hadits.
Dari Abu Hurairah, katanya : Pada suatu hari Nabi Muhammad SAW tampak keluar dimuka orang banyak, kemudian didatangi Jibril AS, lalu Jibril AS berkata : “Apakah iman itu?” Nabi Muhammad menjawab : “Iman itu adalah anda yang wajib beriman kepada Allah, para malaikat-Nya, bertemu dengan Allah pada hari kiamat dan dengan demikian wajib beriman pula akan adanya hari akhir itu, juga beriman kepad para Rasul-Nya dan beriman pula dengan adanya ba’ats yaitu hidup sesudah mati pada hari kiamat lalu diadakan perhitungan amal dan akhirnya ada juga yang masuk surga dan ada yang masuk neraka .
Jibril a.s berkata pula : apakah islam itu ?’ Beliau saw .menjawab :”islam ialah anda wajib menyembah kepada Allah dan tidak mempersekutukan yakni menyamakan sesuatu denganNya, juga mendirikan sholat, menunaikan zakat yang diwajibkan seta berpuasa dalam bulan ramadhan,”
Jibril bertanya lagi : “apakah ihsan itu ? Beliau s.a.w. :”ihsan artinya berbuat kebaikan itu ialah hendaknya anda menyembah Allah seolah – olah anda dapat melihatNya, tetapi jikalau anda tidak dapat berbuat seolah – olah Allah melihatNya, maka anda wajib meyakinkan bahwasanya Allah itu selalu melihat perbuatan anda“.
Jibril bertanya sekali lagi : “kapan saat tibanya hari kiamat ?’’ Beliau bersabda : “orang yang ditanya mengenai itu yakni Nabi s.a.w. tidaklah lebih tau dari pada yang bertanya yakni jibril a.s. tetapi aku akan memberitahukan kepada anda mengenai tanda – tandanya, yaitu apabila seorang hamba sahaya wanita telah melahirkan tuanya sebab hamba sahaya wanita itu apabila dikawin oleh tuanya sendiri lalu melahirkan anak, maka anaknya menjadi merdeka dan hamba sahaya itupun merdeka pula setelah suaminya yang juga menjadi tuanya itu meninggal dunia, juga apabila para penggembala unta yang tidak pandai cakap- cakap saja bermegah- megahan didalam gedung besar.
Dalam lima perkara ini, tiada seorangpun yang dapat mengetahui kapan waktu tibanya, melainkan Allah sendiri , kemudian Nabi s.a.w. membacakan ayat yang artinya :’ sesungguhnya bagi Allah itu adalah pengetahuan saat tibanya hari kiamat”.sampai habisnya ayat.
Jibril kemudian berpaling maksudnya kembali. Beliau s.a.w. bersabda :” cobalah panggil kembali orang itu !” tetapi para sahabat sudah tidak melihat sesuatu apapun yakni orang itu tidak kelihatan dan bekas tumpahnyapun tidak ada . beliau s.a.w. lalu bersabda :” orang itu tadi adalah sebenarnya jibril. Ia datang untuk memberi pelajaran kepada seluruh umat manusia perihal agama mereka”.[1]
C. Mufrodat.
عَنْ اَبِيُ هُرَيْرَةْ dari abu hurairah :
اَلاِيْمَانُ iman :
اَلاِسْلاَمُ islam :
اَلاِحْسَانَ ihsan :
اَلسَّاعَةُ kiamat :
تَسُرِِكُ mempersekutukan :
تُقِيْمُ الصَّلاَةُ mendirikan sholat :
وَتُؤَدِى الزَكَاةَ zakat menunaikan :
صَوْمُ رَمَضَانَ puasa bulan ramadhan :
D. Biografi Perawi
Nama lengkap Abu Hurairah adalah ‘abd al-rahman ibn shark al- dausi al- alyaman. Pada masa sebelum islam, namanya adalah ‘abd syams,dan setelah islam, dinamai rosul dengan kuniyah-Nya yaitu Abu Hurairah. Gelar Abu Hurairah ‘tersebut berawal dari pengalamanya sebagaimana yang dikisahkanya langsung, yaitu bahwa suatu hari dia menemukan seekor kucing, lantas anak kucing itu dibawanya dengan cara memasukkanya kedalam lengan bajunya. Oleh karena itu dia digelari dengan Abu Hurairah, yang artinya “ayah kucing”.
Menurut ibn al-jauzi, ada sejumlah 5374 hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah yang terdapat di dalam Musnad Ibn Hambal. menurut Ahmad Syairk, jumlah hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah setelah dikeluarkan hadits- hadits yang berulang kali disebut adalah sejumlah 1579 hadits.Dari 5374 hadis yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah tersebut, 325 hadist terdapat pada shahih bukhari dan shahih muslim ; 93 hadist diriwayatkan oleh Bukhari saja dan 189 hadits diriwayatkan muslim saja.
Hadits – hadits yang diriwayatkan Abu Hurairah ada yang berasal langsung dari Nabi saw. Dan ada pula yang berasal dari Abu bakar, Umar ibn khathab,Utsman ibn Affan, Ubai ibn Ka’ab , Usman ibn zaid, A’isyah, Ka’ab al-Ahbar, dan lain-lain.
Abu Hurairah wafat pada tahun 59 H.tentang tahun wafatnya ini terdapat perbedaan pendapat dikalangan para ahli.Hisyam ibn ‘urwah mengatakan bahwa Abu Hurairah wafat pada tahun 57 H, pendapat ini diikuti oleh ‘Ali ibn al – madini, dan shubhi al shalih memandangnya sebagai pendapat yang rajah. Akan tetapi, Ajjaj al khatib memilih pendapat yang menyatakan tahun wafatnya adalah tahun 59 H. Kesimpulan tersebut diambilnya setelah dia mengutip pendapat Al- waqihi dan Abu Ubaid dan membandingkanya dengan komentar ibn Hajar, serta pertanyaan ibn Katsir yang menyatakan bahwa yang berpendapat bahwa tahun wafatnya Abu Hurairah adalah tahun 59 H. Azmi juga memilih pendapat yang menyatakan bahwa wafatnya adalah tahun 59 H.[2]
E. Keterangan Hadits
Hadits ini menerangkan tentang pertanyaan yang dilontarkan jibril a.s kepada Nabi Muhammad mengenai iman, islam, ihsan dan tentang hari kiamat, dimana hal ini bertujuan untuk memberi pelajaran seluruh umat manusia perihal agama mereka. Dan dalam konteks ini manusia dituntut untuk memahami agama mereka dengan iman dan islam yakni membenarkan dalam hati dan mengerjakan dengan anggota. Dengan kata lain, tidaklah syah pada syara’, seorang dihukumi mu’min sedang dia tidak muslim, sebagaimana tidaklah syah seorang dihukumi muslim, sedang dia tidak mukmin.demikianlah pengertian kesatuan iman dengan islam itu.[3] Dan ihsan sendiri yakni “berbuat kebaikan itu ialah hendaknya menyembah Allah seolah-olah melihatnya”[4]hamba yang shalih adalah orang yang selalu mengoreksi diri dan senantiasa memantau amal perbuatan maupun perkataanya, agar tetap dijalan yang lurus .Allah berfirman, “Allah ridho terhadap mereka dan merekapun ridha kepada-Nya. Yang demikian itu adalah (balasan) bagi yang takut kepada rabb-Nya.” (QS.bayyinah [98]:8)[5]. dan tentang hari akhir manusia, dalam hadits digambarka tanda-tandanya dimana manusia harus mempercayai adanya hari akhir nanti, Allah berfirman, “sesungguhnya bagi orang yang tidak beriman kepada kehidupan akhirat, kami sediakan bagi mereka adzab yang pedih ,(QS. Al isra’ [17]:10 )[6]
E. Aspek Tarbawi
a) Seorang muslim diwajibkan menerapkan dan memahami benar tentang iman dan islam pada dirinya.
b) Seorang muslim dalam beribadah kepada Allah hendaknya bersungguh – sungguh dan menjalankanya semata- mata hanya mencari ridho Allah terlebih dalam hal ibadah.
c) Mempercayai sebenar- benarnya akan datangnya hari akhir dan tanda- tanda kedatannganya , termasuk meyakini kematian dan kehidupan setelahnya.
PENUTUP
“Iman itu adalah anda yang wajib beriman kepada Allah, para malaikat-Nya, bertemu dengan Allah pada hari kiamat dan dengan demikian wajib beriman pula akan adanya hari akhir itu, juga beriman kepad para Rasul-Nya dan beriman pula dengan adanya ba’ats yaitu hidup sesudah mati pada hari kiamat lalu diadakan perhitungan amal dan akhirnya ada juga yang masuk surga dan ada yang masuk neraka .
:”islam ialah anda wajib menyembah kepada Allah dan tidak mempersekutukan yakni menyamakan sesuatu denganNya, juga mendirikan sholat, menunaikan zakat yang diwajibkan seta berpuasa dalam bulan ramadhan,”
:”ihsan artinya berbuat kebaikan itu ialah hendaknya anda menyembah Allah seolah – olah anda dapat melihatNya, tetapi jikalau anda tidak dapat berbuat seolah – olah Allah melihatNya, maka anda wajib meyakinkan bahwasanya Allah itu selalu melihat perbuatan anda “.
Dan gambaran hari akhir , dalam hadits digambarka tanda-tandanya dimana manusia harus mempercayai adanya hari akhir nanti, Allah berfirman, “sesungguhnya bagi orang yang tidak beriman kepada kehidupan akhirat, kami sediakan bagi mereka adzab yang pedih ,(QS. Al isra’ [17]:10 )[7]
DAFTAR PUSTAKA
Prof.Dr.T.M. HASBI ASH-SHIDIEQY,202 Mutiara Hadits : Bulan Bintang Jakarta.
Al- Bukhori,Al- Imam.1981. Shahih Bukhari : Al –asriyah surabaya.
Prof. Dr. H. M. A.Tihami.M.A, M.M,2010,ulumul hadits : Ghalia Indonesia.
Mu’tasim, Muhammad Khalis .laa tansa ya..muslimin. 2007:,ALIFBATA jakarta.
[1] Al- Imam Al- Bukhori,. Shahih Bukhari : ( Surabaya : Al –asriyah,1981)hlm 53
[2] Prof. Dr. H. M. A.Tihami.M.A, M.M, ulumul hadits : (Bogor : Ghalia Indonesia 2010)hlm . 215-217.
[3] Prof.Dr.T.M. HASBI ASH-SHIDIEQY, 2002 Mutiara Hadits ( jakarta : Bulan Bintang )hlm 48.
[4] Al- Imam Al- Bukhori,. Shahih Bukhari : ( Surabaya : Al –asriyah,1981)hlm 53
[5] Muhammad Khalis Mu’tasim, laa tansa ya..muslimin. ( jakarta : ALIFBATA,2007 )hlm. 21
[6] Ibid, hlm 13.
[7] Ibid, hlm 13.
Krisna Ayu Diana (2021110348)
BalasHapus1. Bagaimana jika hal yang memabukkan itu kita butuhkan untuk obat?
2. Apa yang harus kita lakukan jika kita dihadapkan pada suatu benda atau hal yang belum jelas apakah itu memabukkan atau tidak?
1. menurut saya tidak apa-apa.
Hapusapabila sesuatu yang memabukkan itu sangat dibutuhkan (obat). karena kita menggunakan prinsip kemadhorotan...
2. sebaiknya kita meninggalkan hal yang meragukan tersebut.
maaf,ralat...
Hapusyang saya maksud bukan prinsip kemadhorotan,tetapi yang saya maksud adalah prinsip darurat....
rohiman
BalasHapus2021110356
bagaimana pendapat pemakalah pada zaman sekarang minum minuman keras di kalangan anak remaja sudah menjadi trend tersendiri,,??
Agama tidak terpengaruh terhadap budaya, tren ataupun yang lainnya. Oleh sebab itu, walaupun minum minuman keras itu sudah menjadi tren, minum minuman keras tetap saja dihukumi haram
HapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
Hapusmuhammad rizqon 2021110369
BalasHapusjelaskan kembali maksud mereka menamakannya tidak dengan nama Khamr. Dinyanyikan diatas kepala mereka dengan nyanyian dan lagu – lagu ( nada – nada )!!!!!
ROUDLOTUL JANNAH 2021110381
BalasHapusBagaimana cara menyeimbangkan antara akal dan nafsu??agar kita tidak terjerumus kedalam hal-hal yang tidak diinginkan.
Nama:Nurul Khikmah
BalasHapusNIM :2021110355
Bagaimana menurut pemakalah dengan perkembangan zaman sekarang, banyak di restoran berbintang menyajikan makanan yang dalam proses pengolahannya ada yang menambahkan anggur putih (whine) dsb??? bagaimana hukumnya apakah anggur putih(whine)juga memabukkan?????????
Dalam aspek tarbawi point pertama seorang muslim diwajibkan menerapkan dan memahami benar tentang iman dan islam pada dirinya.
BalasHapusSeperti apa cara menerapkan pada dirinya dan orang lain, dan mana yang lebih penting yang harus didahului? realitanya yang kadang lebih mementingkan orang lain dari pada dirinya. bagaimana menyikapinya??
Claas H
• cara menerapkan iman dan islam pada diri dan orang lain.
HapusMengingat pengertian iman itu sendiri yaitu dan perbuatan. Ucapan hati dan lisan, dan amal hati, lisan dan anggota tubuh. Sebagai orang percaya, iman kita dibangun di atas fondasi keberadaaan Allah, dan perlakuanNya terhadap orang yang mencariNya berbeda dengan perlakuanNya terhadap orang yang tidak mencariNya. Segera setelah benar-benar mempercayai kedua hal itu, kita mulai menyenangkan Allah, karena kita segera mencariNya. Makna dari mencari Allah adalah (1) mempelajari kehendakNya, (2) menaatiNya, dan (3) percaya janji-janjiNya. Ketiga makna itu hendaknya menjadi komponen perjalanan kita sehari-hari dalam menerapkan iman , selain itu juga kita dapat lebih memahami mendalam tentang macam- macam rukun iman dimana seperti yang sudah kita ketahui bahwa rukun iman itu sendiri ada 6 yaitu :
1. Percaya kepada allah swt
2. Percaya kepada malaikat- malaikat allah
3. Percaya kepada nabi dan rosul allah
4. Percaya kepada kitab- kitab Allah
5. Percaya pada hari akhir
6. Percaya pada qadha dan qadhar.
Dan untuk penerapanya pada orang lain semisal kita terapkan pada seorang anak, kita bisa memberi pelajaran dan pengertian tentang apa iman itu dimulai dari hal- hal yang dasar.
• Pendahuluan antara iman dan islam ..
Antara iman dan islam menurut saya tidaklah ada kata untuk mana yang didahulukan antara keduanya karena pada dasarnya iman dan islam itu merupakan satu kesatuan seperti yang sudah disebutkan dlm keterangan hadits diatas bahwa “tidaklah syah pada syara’, seorang dihukumi mu’min sedang dia tidak muslim, sebagaimana tidaklah syah seorang dihukumi muslim.
kita tahu sendiri kalau bnyak aliran-aliran lain yang menyimpang dari aliran islam yang semestinya, atau bisa dikategorikan aliran sesat.
BalasHapusYang ingin saya tanyakan,bagaimana cara lebih meningkatkan iman kita agar tidak goyah dan terjerumus kedalam hal-hal yang menyimpang dari islam
1. Mempelajari ilmu syar’i
HapusKeutamaan mempelajari ilmu syar’i sangatlah banyak diantaranya adalah Allah akan mengangkat derajat seorang mu’min yang berilmu melebihi orang yang tidak memiliki ilmu. Sebagaiman yang Allah firmankan,
يَرْفَعِ اللَّهُ الَّذِينَ آَمَنُوا مِنْكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ
Artinya, “Allah akan mengangkat derajat orang-orang yang beriman diantara kalian dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat.” ( QS. Al-Mujadilah : 11 )
Apabila seseorang menguasai ilmi syar’I maka dia akan mengetahui hal-hal yang dicintai Allah dan yang dibenci Allah, dan mengetahui hal-hal yang dapat mendekatkan dia kepada Allah serta hal-hal yang dapat menambah keimanannya.
2. Memperbanyak membaca Alquran dan men-tadabburi-nya.
Allah menurunkan Alquran sebagai rahmat dan penerang untuk hamba-Nya. Allah berfirman,
كِتَابٌ أَنْزَلْنَاهُ إِلَيْكَ مُبَارَكٌ لِيَدَّبَّرُوا آَيَاتِهِ وَلِيَتَذَكَّرَ أُولُو الْأَلْبَابِ
Artinya: “Kitab Alquran yang kami turunkan kepadamu yang penuh berkah agar mereka menghayati ayat-ayatnya dan agar orang-orang yang memiliki akal dapat mengambil pelajaran.” (QS. Shad: 29 )
Barang siapa yang mentadabburi ayat-ayat Allah dia akan mengetahui besarnya kekuasaan dan keagungan Allah sehingga imannya pun akan bertambah.
3. Memahami nama-nama Allah dan sifat-sifatnya.
Jika seseorang memahami dengan benar indahnya nama-nama Allah dan sempurnanya sifat-sifat-Nya maka kecintaannya kepada Allah dan pengharapannya kepada-Nya akan bertambah, sehingga dia akan semakin khusyu’ dalam melaksanakan ibadah.
4. Bersemangat dalam mengamalkan amal-amal shalih dengan ikhlas.
Karena sesungguhnya setiap amal shalih yang dikerjakan oleh seorang mu’min dengan ikhlas akan menambah keimanannya, karena iman bertambah dengan banyaknya amal ketaatan yang dilakukan seorang mu’min.
Oleh karena itu, suatu keharusan bagi seorang mu’min untuk berusaha mengikhlaskan niatnya dan bersungguh sungguh dalam beramal.
5. Bergaul dengan orang-orang shalih.
Tidak diragukan lagi bahwa berteman dengan orang-orang yang shalih adalah sebab meningkatnya iman seseorang karena di dalam bergaul dengan mereka seseorang akan sering mendapatkan nasehat dan peringatan yang bermanfaat untuk dirinya.
" Bagaimana jika sesorang hanya sekedar menjalankan kewajiban sebagai seorang muslim tanpa di dasari pemahaman yang benar tentang iman yang sesungguhnya??"
BalasHapusFAJATWATI Y.R 2021110375 (*_^)
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
Hapus* seperti yang tadi sudah kita bicarakan, maksud dari seseorang disini adalah orang awam yaa mb fajar,,,???
BalasHapusemmmm mnurutt saya,,jika yang dimaksud mb fajar disini lebih mengacu pada dosa ato tidaknya orang tersebut masih bisa dimaafkan...
orang beribadah itu yang penting (karena ini ngomongin orang awam) ketulusan niatnya/ kesadaran beribadahnya terlebihdadulu.