Laman

new post

zzz

Kamis, 12 April 2012

A9-57 Rizqon Budi S.


MAKALAH

“Bijak mengkonsumsi dan Mengelola Harta”

Disusun guna memenuhi tugas:
Mata kuliah: Hadits Tarbawi II
Dosen pengampu: Muhamad Hufron, M.S.I


Disusun Oleh :

RIZQON BUDI SANTOSO
202 111 0033



KELAS A

JURUSAN TARBIYAH
EKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
(STAIN) PEKALONGAN
2012
     PENDAHULUAN


Islam tidak membatasi kehendak seseorang dalam mencari dan memperoleh harta, bila harta tersebut telah di peroleh maka untuk selanjutnya mereka berhak untuk memakan dan memanfaatkanya. Tujuan utama dari harta itu di ciptakan oleh Allah adalah untuk menunjang kehidupan manusia, seperti makanan, pakaian, perumahan. Namun demikian memanfaatkan hasil usaha itu ada beberapa hal yang dilarang untuk dilakukan oleh setiap muslim yaitu isrof (berlebih-lebihan dalam memanfaatkan harta), tabzir atau boros dan lain lain.
Di dalam makalah ini akan menjelaskan suatu hadits tentang bijak dalam mengkonsumsi dan mengelola harta.























PEMBAHASAN



Hadits tentang Bijak mengkonsumsi dan
Mengelola Harta

A. Hadits

عن عمرو بن شعيب عن ابيه عن جده قل قل رسول الله صلي الله عليه وسلم كلوا وتصدقوا والبسوا في غيراسرا ف ولامخيلة
(ر و ا ه ا لنسا ئ في ا لسنن, كتا ب ا لز كا ة, با ب ا لأ ختيا ل في الصد قة)

B.tarjamah
Dari Amr ibnu syu’aib dari ayahnya dari kakeknya ra. berkata rasulullah saw bersabda  “ makanlah kamu dan bersedaklah serta berpakaianlah dengan tidak berlebih-lebihan dan tidak sombong”.[1]
C. Mufrodat (kata-kata penting0

كلو ا                  :Makanlah

تصد قو               :Bersedekahlah

البسو                  :Berpakaian

ااسرف               :Berlebih-lebihan

مخيلة                 : Somb
D. Biografi Rowi
            ‘Amr ibn  Syu’aib memiliki nama lengkap ‘Amr Ibn Syu’aib Ibn muhamad Ibn Abdullah Ibn ‘Amr Ibn al-‘Ash. Amr Ibn Syu’aib wafat tahun 118H di Thaif. Ia meriwayatkan hadits dari ayahnya, Syuaib Ibn Muhamad, Ummu Kurz al khuza’ah, Sulaiman Ibn Yasar dan lain-lain yang brjumlah 22 orang dan ia mempunyai murid berjumlah 51 orang.
            Syu’aib Ibn Muhamad adalah ayah dari ‘Amr Ibn  Syu’aib dan kakeknya yakni Abdullah Ibn ‘amr Ibn ‘Ash, tercatat sebagaisalah satu diantara enam orang guru yang meriwayatkan hadits kepadanya. Abdullah Ibn ‘Ash memiliki nama lengkap ibn al-Ash Ibn Waki’il Ibn hasyim Ibn Su”aid Ibn Sa’d Ibn Sham Ibn ‘Amr  Ibn Mushais Ibn Ka’ab Ibn Ghalib al Qurasyi, gelarnya adalah Abu Muhamad. Nama Abdullah sebenarnya merupakan nama pemberian Nabi, yang sebelum masuk islam ia bernama al-‘Ash. Abdullah merupakan salah seorang sahabat nabi yang menurut Abu Hurairoh paling banyak meriwayatkan hadits.[2]
E. keterangan Hadits
Makan dan minum, adalah kebutuhan manusia hidup yang mesti dipenuhi, namun apabila dilakukan dengan berlebihan tiadalah arti sama sekali nikmat yang dirasakan, kenikmatan makan dan minum hanya berada di urat leher saja (tenggorokan), selepas itu. Itulah sebabnya Rasulullah mencontohkan kepada kita agar kita makan di kala lapar, dan sewaktu makan berhenti sebelum kenyang, ini mendidik kita agar selalu sehat, sebab perut itu hakekatnya sarang penyakit bermacam-macam.
  Agama Islam slam menganjurkan kepada umatnya untuk bersedekah, meringankan penderitaan orang lain dan menanamkan jiwa-jiwa sosial serta menjauhkan diri dari  sifat sombong oleh karena itu bersedekah harus didasari dengan niatan yan ikhlas. Jangan bersedekah kita dilakukan dengan riya', pamer kepada manusia, atau sedekah yang diikuti dengan cercaan dan yang menyakiti hati orang lain.
 Berpakaian merupakan kebutuhan yang setiap saat mengikuti mode. Cukup kiranya kalau sekedar dapat menutup aurat dan memenuhi keindahan tubuh , tidak perlu yang berlebihan, sehingga menimbulkan iri hati orang lain, padahal tindakannya itu suatu israf dan tabdzir (berlebihan dan mubadzir) sedangkan orang mubadzir adalah kawan syetan.
Islam teramat mengajarkan kesederhanaan dan mengecam atas kesombongan, adapun kesombongan yang dimana definisi yang benar bukanlah berpakaian bagus lagi menarik melainkan sombong adalah menolak kebenaran serta meremehkan orang lain..[3]
F. Aspek Tarbawi
v  Hendaknya kita hidup sederhana tanpa meninggalkan dunia. Maksudnya adalah ketika kita mendapatkan nikmat dari Allah, kita gunakan nikmat itu untuk taat kepada Allah. Seperti halnya sedekah dan menginfakkan harta di jalan Allah dengan berbagai cara selama dengan cara yang makruf dan tidak melanggar syariat.
v  Hidup sederhana lebih banyak manfaatnya dari pada hidup berlebih-lebihan. Sebagaimana dilakukan oleh ibunda Aisyah, yang memilih menginfakan hartanya pada fakir miskin ketimbang dirinya pribadi.
v  Hidup sederhana mampu menjauhkan kita dari nafsu syaiton, karena syaiton senantiasa membisikan hidup mewah dan boros. Sedang boros itu adalah ajaran syaitan. Dan lawan dari boros adalah hidup secukupnya atau sederhana.
v  Kesederhanaan atau tidak berlebih-lebihan akan memunculkan sikap qona’ah dan boros akan menimbulkan sikap rasa tidak puas diri atau enggan bersyukur.

PENUTUP

Dalam mengkonsumsi dan mengelola harta tidaklah seorang itu sombong dan berlaku isrof yaitu berlebih-lebihan dalam memanfaatkanya seprti dalam mengkonsumsi makanan, cara berpakaian dan membelanjakan harta. Hendaknya berlaku sederhana dan mengeluarkan sebagian harta kita untuk bersedekah kepada fakir miskin, Islam sangat menganjurkan untuk bersedekah dan mengecam atas kesombongan, adapun kesombongan yang dimana definisi yang benar bukanlah berpakaian bagus lagi menarik melainkan sombong adalah menolak kebenaran serta meremehkan orang lain.
DAFTAR PUSTAKA


Arifin, Al ustadz Bey. Dkk. 1993. Tarjamah Sunan An-Nasa’iy. Semarang; Cv As-syifa

Sumbulah, Ummi. 2008. Kritik Hadits. Malang: sukses offset

E-Book ; Himpunan Syarah Hadits Tarbawi, Muhammad Fachmi al Ghomawangiy, Maktab al Fachmi. Pekalongan



[1] Al ustadz Bey Arifin,. Dkk.. Tarjamah Sunan An-Nasa’iy.(Semarang; Cv As-syifa1993), hlm. 88

[2] Ummi Sumbulah,.. Kritik Hadits.(Malang: sukses offset 2008), hlm. 220-223

[3] E-Book ; Himpunan Syarah Hadits Tarbawi, Muhammad Fachmi al Ghomawangiy, Maktab al Fachmi. Pekalongan

28 komentar:

  1. Nama : Irma Hardika Saputri
    NIM : 2021110010
    Kelas: A

    assalamualaikum wr. wb.
    Dalam makalah dijelaskan tentang larangan untuk hidup berlebih lebihan dan anjuran untuk hidup sederhana, yang ingin saya tanyakan batasan hidup mewah itu yang bagaimana, terus menurut anda hidup yang sederhana itu yang bagaimana ??

    BalasHapus
    Balasan
    1. menurut saya batasan dari hidup mewah adalah perilaku isrof atau berlebih-lebihan, ketika seorang mengelola hartanya dengan baik, secukupnya dan tidak berlebihan itu bisa dikatakn sederhana dan sebaliknya.
      sederhana bukan berarti tidak diperkenankan memiliki kekayaan. Namun dalam dalam memiliki kebendaan atau harta lainnya sesuai keperluan tanpa berlebihan.Hidup sederhana adalah ada sifat qana’ah dan senantiasa berlaku adil serta mensyukuri nikmat yang diberikan oleh Allah SWT. Hidup sederhana juga merupakan sikap secara proposional, menempatkan sesuatu pada tempatnya.mengunakan harta yang dimiliknya untuk kepentingan dan kemaslahatan umat senantiasa berinfak dan mengeluarkan zakat

      Hapus
  2. Risqiyani Sakinah
    2021110044
    A

    Bagaimana cara mengatur hidup hemat??

    BalasHapus
    Balasan
    1. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

      Hapus
    2. Agar keberkahan dapat kita wujudkan pada rezeki kita ialah dengan menempuh hidup hemat dan sederhana. Kita membelanjakan harta kekayaan dengan penuh tanggung jawab. Dengan demikian, tidak ada sedikitpun dari harta kita yang dibelanjakan dalam hal yang kurang berguna atau sia-sia, apalagi diharamkan.
      selain itu jg idak membelanjakan dalam jumlah yang banyak, tidak larut dalam kenikmatan, bila mereka makan, maka mereka makan sekadarnya, dan dengan agar kuat dalam menjalankan ibadah, dan bila mereka berpakaian, maka sekadar untuk menutup auratnya, sebagaimana yang dilakukan oleh sahabat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.

      Hapus
  3. Risqiyani Sakinah
    2021110044
    A

    Bagaimana cara mengatur hidup hemat??

    BalasHapus
    Balasan
    1. Agar keberkahan dapat kita wujudkan pada rezeki kita ialah dengan menempuh hidup hemat dan sederhana. Kita membelanjakan harta kekayaan dengan penuh tanggung jawab. Dengan demikian, tidak ada sedikitpun dari harta kita yang dibelanjakan dalam hal yang kurang berguna atau sia-sia, apalagi diharamkan.
      selain itu jg idak membelanjakan dalam jumlah yang banyak, tidak larut dalam kenikmatan, bila mereka makan, maka mereka makan sekadarnya, dan dengan agar kuat dalam menjalankan ibadah, dan bila mereka berpakaian, maka sekadar untuk menutup auratnya, sebagaimana yang dilakukan oleh sahabat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.

      Hapus
  4. nuning p.a
    2021110021
    A

    bagaimana cara mengkonsmsi harta yg bijak berdasarkan syari'at islam?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

      Hapus
    2. mengkonsumsi harta yang bijak menurut islam yaitu tidak mubazir (berlebihan) dalam membelanjakan harta sehingga melebihi kebutuhan, dan juga tidak kikir,tetapi mereka (bersikap) adil (seimbang) serta dengan menggunakannya untuk hal-hal yang baik dan diridhai oleh Allah, karena pada hari kiamat nanti manusia akan dimintai pertanggungjawaban tentang harta yang mereka belanjakan sewaktu di dunia.
      Rasulullah bersabda:

      “Tidak akan bergeser dua telapak kaki seorang hamba pada hari kiamat sampai dia ditanya (dimintai pertanggungjawaban) tentang umurnya kemana dihabiskannya, tentang ilmunya bagaimana dia mengamalkannya, tentang hartanya; dari mana diperolehnya dan ke mana dibelanjakannya, serta tentang tubuhnya untuk apa digunakannya”

      Hapus
  5. nailu zulfa chusna
    2021110017

    apa yang diharapkan dari pengelolaan harta yang bijak?

    BalasHapus
    Balasan
    1. yang diharapkan dari pengelola harta yang bijak adalah sebagai upaya pendekatan diri kepada Allah. Karena mengelola harta dengan bijak atau tidak berlebihan merupakan perintah Allah, maka jika terbiasa dengan pola hidup hemat, sebenarnya kita tengah melakukan pendekatan diri dan melaksanakan perintahNya.

      Hapus
  6. Bagaimana argumen anda,mengenai realitas sekarang banyak kaum wanita yang selalu ingin membeli sesuatu yang tidak dibutuhkan,hanya sekedar mengikuti trend,dan ingin menyandang status sosial GAUL..????????

    BalasHapus
    Balasan
    1. Membeli sesuatu yang tidak di butuhkan itu termasuk tabzir atau pemborosan.
      Dunia anak muda sekarang seringkali di dominasi oleh persaingan antar pemuda, kalau persaingan itu berdampak positif tentu tidak jadi persoalan, umpamanya persaingan dalam merebutkan prestasi tertentu. Sebab, kompetisi yang menjurus pada kebaikan tidaklah dilarang, bahkan dianjurkan oleh agama.
      Sebaliknya, apabila persaingan itu menjurus kepada hal hal yang negatif, umpamanya persaingan untuk bermegah-megahan mengikuti trend dan lain sebagainya, tentu dilarang oleh agama.

      Hapus
  7. apa yang menjadi faktor sifat boros dan sombong dari setiap diri seseorang?

    BalasHapus
    Balasan
    1. safat boros identiknya degan penggunaan secara berlebihan dan penuh degan kemewahan, hidup boros degan kemewahan cenderung menimbulkan sikap yang arogan, sombong, individualistik, menimbulkan kecemburuan sosial, lupa diri jauh dari nilai2 ketuhanan, yang berujung pada kehancuran secara moral dan harta tidak bernilai ibadah sedikitpun
      menurut saya ada 2 faktor timbulnya sifat boros pada diri seseorang yaitu
      1.faktor internal
      yaitu timbul dari diri seseorang yang tidak dapat membedakan antara kebutuhan dan keinginan.
      2.faktor exsternal
      yaitu dari lingkungan, keluarga, dan masyarakat yang mana ketika dari keluarga terbiasa boros dalam membelanjakan harta maka itu dapat mempengaruhi seorang anak, begitu pula masyarakat tempat seseorang itu bergaul, ketika orang tersebut bergaul dengan teman yang cenderung bersifat boros maka itu njuga dapat mempengaruhi.
      Seorang tidak akan sombong kecuali yang suka memuliakan diri. Dan seseorang tidak akan memuliakan dirinya sendiri kecuali meyakini bahwa ia memiliki sifat-sifat yang sempurna. Semua itu berkaitan dengan urusan agama dan dunia. Yang berkaitan dengan agama, yaitu amal dan perbuatan. Sedangkan yang berkaitan dengan dunia, yaitu keturunan (nasab), kecantikan, kekuatan, harta, dan banyak teman. Tujuh faktor ini merupakan sebab timbulnya sifat sombong

      Hapus
  8. hai rizqon....

    Berdasarkan hadis yang telah kamu paparkan, menurut kamu gimana cie caranya menjadi seorang wanita yang bijak agar kelak ktika aq menjadi ibu rumah tangga aq bsa mnjga harta suami dan mampu memanag uang sesuai dg kebutuhan????
    Mkciiih

    BalasHapus
    Balasan
    1. sebagaai pemimipin di dalam rumah tangga suami seorang istri muslimah harus pandai mengurus segala urusan rumah tangganya, termasuk di dalamnya mengatur ekonomi keluarga.seorang istri muslimah mesti pandai-pandai mensyukuri pemberian nafkah suami. pandai menjaga keluarganya, pandai membelanjakan harta keluarga sesuai dengan urutan kebutuhan yang paling mendesak dan selalu berpegang pada pola hidup sederhana. sehingga nafkah yang ia terima dari suami dapat diatur sedemikian rupa agar suami dan anggota keluarganya tersejahterakan secara maksimal.
      menjaga harta suami atau menjaga harta keluarga keluarga, tentu saja tidak hanya menjaga keamananya belaka, lebih dari itu seorang istri muslimah mesti ikut mewaspadai perolehan harta yang tidak halal dan membelanjakan harta hanya pada jalan yang benar.
      seorang istri harus pandai dalam memilah-milah antara kebutuhan mana yang paling mendesak dan harus di dahulukan pemenuhanya.

      Hapus
  9. Ikrimah 2021110045

    trik - trik apa saja yang bisa kita lakukan agar kita tetap eksis mengikuti trend mode yang ada tapi kita masih bisa disebut sebagai seorang yang bijak mengkonsumsi dan mengelola harta..?

    BalasHapus
    Balasan
    1. islam tidak menutup keindahan (estetika) dan rasa seni seseorang, Berpakaian merupakan kebutuhan yang setiap saat mengikuti mode. Cukup kiranya kalau sekedar dapat menutup aurat dan memenuhi keindahan tubuh, tidak perlu yang berlebihan, sehingga menimbulkan iri hati orang lain, padahal tindakannya itu suatu israf dan tabdzir (berlebihan dan mubadzir) sedangkan orang mubadzir adalah kawan syetan.
      kita boleh mengikuti trend yang baru btetapi kita harus pandai-pandai dalam memilih pakaian yang sesuai dan menutup aurat, terutama seorang wanita. tidak diperbolehkan berpakaian dengan kain yang tipis karana akan terlihat warna kulit pemakai dan tidak boleh memakai pakaian yang ketat sehingga terlihat lekuk tubuh dari pemakainya serta tidak berlebihan dalam berpakaian/ berhias.
      rasulullah bersabda
      “Dua (jenis manusia) dari ahli neraka yang aku belum melihatnya sekarang yaitu ; kaum yang membawa cemeti-cemeti seperti ekor sapi, mereka memukul manusia dengannya, dan wanita-wanita yang berpakaian tetapi talanjang, berjalan dengan menggoyang-goyang pundaknya dan berlenggak lenggok, kepala mereka seperti punuk onta yang condong. Mereka tidak akan masuk surga bahkan tidak akan mendapat wanginya, dan sungguh wangi surga telah tercium dari jarak perjalanan sekian dan sekian” (HR Muslim : 3/1680).

      Hapus
  10. ubay 2021110012

    mengapa nabi menyuruh umatnya agar bersedaklah dan berpakaianlah dengan tidak berlebih-lebihan dan tidak sombong

    BalasHapus
    Balasan
    1. Agama Islam slam menganjurkan kepada umatnya untuk bersedekah, meringankan penderitaan orang lain dan menanamkan jiwa-jiwa sosial serta menjauhkan diri dari sifat sombong.
      pada hakikatnyasemua anugerah yang dimiliki seseorang itu adalah amanah dari Allah untuk ditasharufkan sesuai dengan kehendak_Nya, dimana di dalam harta orang kaya terletak hak orang miskin yang harus diberikan kepada mereka.
      Berlebihan adalah hal yang dilarang oleh islam, baik berlebihan dalam makan, berpakaian dan membelanjakan harta. seperti hadits yang diterangkan di atas.
      Satu sifat yang paling dibenci oleh Allah SWT adalah sombong. Sombong adalah menganggap dirinya besar dan memandang orang lain hina/rendah. Allah melarang kita untuk sombong:

      ”Dan janganlah kamu berjalan di muka bumi ini dengan sombong, karena sesungguhnya kamu sekali-kali tidak dapat menembus bumi dan sekali-kali kamu tidak akan sampai setinggi gunung.” [Al Israa’:37]

      Hapus
  11. shofiyatul inayah 232108104

    tolong jelaskan orang yang sombong dan tidak bijak menurut syariat itu yang bagaimana dan apa yang harus kita lakukan jika kita terkena firus sombong krena hal itu bisa terjadi tampa kita sadari karena kita bukan makluk sempurna bagaimana memperbaikinya agar tidak terkena firus itu.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nabi telah menjelaskan Al-kibru (kesombongan) itu adalah:

      الْكِبْرُ بَطْرُ الْحَقِّ وَغَمْطُ النَّاسِ

      “Menolak kebenaran dan merendahkan manusia”. Adapun batharul haq artinya mengingkari kebenaran dan menolaknya. Sedang ghomthunaas artinya meremehkan mereka (manusia).

      Maka orang yang sombong, selalu berambisi untuk meninggikan dirinya di hadapan Allah Ta’ala dengan cara menolak syariat dan ajaran agama. Padahal perkataan yang benar adalah dari Kitabullah dan Sunnah rasul-Nya Shallallahu’alaihi wasallam dan dia meninggikan dirinya di hadapan manusia sehingga mengolok-olok, meremehkan serta menjelek-jelekan mereka.Orang yg sombong adalah orang yang membandingkan antara kelebihan
      dengan kekurangan orang lain.

      sekurang-kurangnya ada tiga upaya untuk menghilangkan sifat sombong
      ->yang pertama; dengan menyadari jeleknya sifat sombong dan mengetahui akibatnya yang amat buruk dan menyengsarakan,baik didunia maupun diakhirat.
      ->upaya kedua yang kita lakukan untuk menghilangkan sifat sombong adalah dengan mengenal hakikat diri kita yang lemah,karena dengan merasakan betapa banyaknya kekurangan di diri kita insya Allah sifat sombong itu akan hilang.
      ->dan upaya yang terakhir dengan selalu berusaha mendekatkan diri kepada Allah.
      tidak bijak dalam mengkonsumsi hata rmenurut syariat islam berarti bersikap israf atau berlebihan, membeli sesuatu yang tidak bermanfaat serta bakhil.

      Hapus
  12. Memang dalam hidup dianjurkan untuk bijak mengkonsumsi dan mengelola harta, Hidup sederhana dari pada hidup berlebih-lebihan.
    truss...
    Bagaimana tanggapan anda mengenai gaya hidup hedonisme yang akhir-akhir ini sedang hangat diperbincangkan terutama di kalangan remaja yang justru sikap orang tua mereka tidak mempersoalkan hal tersebut???
    Mohon penjelasannya,,terima kasih...

    Nama : Nurul Maulidah
    NIM : 2021110039_A

    BalasHapus
    Balasan
    1. Remaja saat ini masih banyak yang terpengaruh gaya hidup liberal dan hedonis. Ini menjauhkan dan mengeluarkan mereka dari gaya hidup yang beradab, yaitu dari hukum Allah yang menciptakan manusia.
      tantangan terbesar bagi remaja muslim saat ini adalah budaya hedonisme (kesenangan adalah hal yang paling penting dalam hidup) yang seolah sudah mengurat nadi. Budaya yang bertentangan dengan ajaran islam ini digemari dan dijadikan sebagai gaya hidup (life style) kawula muda masa kini, kaya atau miskin, ningrat atau jelata, sarjana atau kaum proletar, di desa ataupun di kota seolah sepakat menjadikan hedonisme yang sejatinya kebiasaan hidup orang barat ini sebagai “tauladan” dalam pergaulannya. Firman Allah SWT, “…dan orang-orang yang zalim hanya mementingkan kenikmatan yang mewah yang ada pada mereka, dan mereka adalah orang-orang yang berdosa.” (QS. Huud: 116). Bahkan yang lebih meresahkan lagi budaya hedonisme seolah telah menjadi ideologi bagi kaum muda yang tidak tabu lagi untuk dilakukan. mengenai orang tua yang justru membiarkan hal tersebut terjadi mungkin Orang tua lalai untuk mewarisi anak dengan norma dan gaya hidup timur yang punya spiritual. Orang tua tidak banyak mencampurtangankan anak tentang hal spiritual. Sebagian orang tua jarang yang ambil pusing apakah anak sudah melakukan sholat atau belum, apakah lidahnya masih terbata- bata membaca alif –ba-ta, dan tidak sedih melihat remaja mereka kalau tidak mengerti dengan nilai puasa.

      Hapus
  13. assalamu'alaikum..
    ketika seseorang mendapat rejeki berupa uang, orang tersbt selalu menggunakan uangnya untuk membeli sesuatu yang kemudian diberikan kepada keluarga atau saudaranya. menurut pemakalah,realitas tersebut apakah merupakan bentuk pemborosan???

    syarifatul aini (2021110043)

    BalasHapus
    Balasan
    1. waalaikumsalam...
      menurut saya hal tersebut bukan termasuk pemborosan, walaupun kita mengeluarkan harta atau uang yang banyak tetapi yang kita belanjakan itu bermanfaat atau tidak mubazir itu bukan termasuk pemborosan, sebaliknya walaupun tidak banyak kita mengeluarkan uang tetapi yang kita belanjakan tidak bermanfaat(membelanjakan sesuatu barang yang tidak dibutuhkan)serta berlebih-lebihan itu baru termasuk pemborosan

      Hapus