Laman

new post

zzz

Jumat, 13 April 2012

D8-45 Nur Salam

MAKALAH
MENUJU PERILAKU POLITIK YANG BERTANGGUNG JAWAB
PENYELEWENGAN TUGAS PENYEBAB RUSAKNYA TATANAN

Di susun Guna Memenuhi Tugas:
Mata Kuliah  Hadits Tarbawi



Dosen Pengampu: Muhammad Hufron, M.S.I
Disusun Oleh:
Muhammad Nur Salam (2021110182)
Kelas D
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
PEKALONGAN
2012


PENDAHULUAN
Dari sekian banyak para pemimpin yang mempunyai kharisma dan berpegang teguh pada prinsip-prinsip kepimpinan yang meraka jalani, ternyata ada juga beberapa “pemimpin” yang menyalahgunakan sebutn pemimpin kepada mereka. Karena mereka menganggap suatu sebutan “pemimpin” itu merupakan suatu jabatan tertinggi, sehingga semua aturan dan perintah mereka harus dilaksanakan, baik yang berkenan maupun tidak berkenan oleh para bawahan. Dari zaman dahulu juga telah ada penyalahgunaan jabatan pemimpin ini. Mungkin kita telah mengetahui, bahwa dulu ada sebuah bentuk pemerintahan yang bersifat aristokrasi dan monarkhi. Bentuk pemerintahan aristokrasi merupakan suatu bentuk pemerintahan yang hanya untuk kaum tertentu saja, dengan kata lain suatu bentuk pemerintahan yang dipimpin oleh beberapa kaum bangsawan saja, dan demi kepentingan kaum golongan mereka (bangsawan) saja, sehingga kaum-kaum masyarakat biasa akan tidak dipedulikan. Sedangkan bentuk pemerintahan monarkhi adalah suatu bentuk pemerintahan yang dipimpin oleh satu orang demi kepentingan seluruh rakyat. Dari segi kuantitas, memang bentuk kepemimpinan pemerintahan ini terlihat ideal, tetapi dalam pelaksanaannya ternyata sering bersifat tirani (diktator), yaitu pemerintahan yang dipimpin oleh satu orang demi kepentingan diri sendiri, dan tirani merupakan suatu pemerosotan dari pemerintahan monarkhi.
Seorang pemimpin harus bertanggung jawab terhadap rakyatnya, karena seorang pemimpin telah diberi amanat dan tanggung jawab oleh Allah SWT, apabila disia-siakan itu termasuk dosa besar, lebih-lebih apabila seorang pemimpin menghianati rakyat itu termasuk penipu terhadap kaum Muslimin, dan itu termasuk dosa besar yang bias menjauhkan dari surga




A.Materi hadits

Pemimpin Yang Menipu Rakyatnya Berhak Mendapatkan Neraka

حَدَّثَنَا شَيْبَانُ بْنُ فَرُّوخَ حَدَّثَنَا أَبُو الْأَشْهَبِ عَنْ الْحَسَنِ قَالَ عَادَ عُبَيْدُ اللَّهِ بْنُ زِيَادٍ مَعْقِلَ بْنَ يَسَارٍ الْمُزنِيَّ فِي مَرَضِهِ الَّذِي مَاتَ فِيهِ قَالَ مَعْقِلٌ إِنِّي مُحَدِّثُكَ حَدِيثًا سَمِعْتُهُ مِنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَوْ عَلِمْتُ أَنَّ لِي حَيَاةً مَا حَدَّثْتُكَ إِنِّي سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ مَا مِنْ عَبْدٍ يَسْتَرْعِيهِ اللَّهُ رَعِيَّةً يَمُوتُ يَوْمَ يَمُوتُ وَهُوَ غَاشٌّ لِرَعِيَّتِهِ إِلَّا حَرَّمَ اللَّهُ عَلَيْهِ الْجَنَّةَ


B.Tarjamah Hadits
Telah menceritakan kepada kami Syaiban bin Farrukh telah menceritakan kepada kami Abu al-Asyhab dari al-Hasan dia berkata, “Ubaidullah bin Ziyad mengunjungi Ma’qil bin Yasar al-Muzani yang sedang sakit dan menyebabkan kematiannya. Ma’qil lalu berkata, ‘Sungguh, aku ingin menceritakan kepadamu sebuah hadits yang aku pernah mendengarnya dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, sekiranya aku mengetahui bahwa aku (masih) memiliki kehidupan, niscaya aku tidak akan menceritakannya. Sesunguhnya aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: ‘Barangsiapa diberi beban oleh Allah untuk memimpin rakyatnya lalu mati dalam keadaan menipu rakyat, niscaya Allah mengharamkan Surga atasnya’.”

C.Mufrodat
عَادَ عُبَيْدُ اللَّهِ بْنُ زِيَادٍ                             Ubaidullah bin Ziyad mengunjungi
مَعْقِلَ بْنَ يَسَارٍ الْمُزنِيَّ فِي مَرَضِهِ   Ma’qil bin Yasar al-Muzani yang sedang sakit
الَّذِي مَاتَ فِيهِ                                       dan menyebabkan kematiannya.
قَالَ مَعْقِلٌ إِنِّي مُحَدِّثُكَ حَدِيثًا                          Ma’qil lalu berkata, ‘Sungguh,
                                                     aku ingin menceritakan kepadamu sebuah hadits

سَمِعْتُهُ مِنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ        yang aku pernah mendengarnya
                                                                                                           dari Rasulullah
لَوْ عَلِمْتُ أَنَّ لِي حَيَاةً                sekiranya aku mengetahui bahwa aku (masih)
                                                                                                    memiliki kehidupan
مَا حَدَّثْتُكَ                                  niscaya aku tidak akan menceritakannya
إِنِّي سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ           Sesunguhnya aku mendengar
                                                                                                           Rasulullah SAW
يَقُولُ مَا مِنْ عَبْدٍ يَسْتَرْعِيهِ اللَّهُ رَعِيَّةً          bersabda: ‘Barangsiapa diberi beban
                                                                      oleh Allah untuk memimpin rakyatnya
يَمُوتُ يَوْمَ يَمُوتُ وَهُوَ غَاشٌّ لِرَعِيَّتِهِ      lalu mati dalam keadaan menipu rakyat,
إِلَّا حَرَّمَ اللَّهُ عَلَيْهِ الْجَنَّةَ              niscaya Allah mengharamkan Surga atasnya’.”

D.Biogafi perowi
 Ma’qal bi Yasar nama lengkapnya adalah Ma’qal Ibn Mu;ir al-Mujni AbuAli. Dikatakan bahwa dia adalah Abu Ali, ada yang mengatakannya sebagai AbuYasar; serta ada pula yang mengatakan bahwa dia adalah Abdullah al-Bashry.
Ia meriwayatkan hadits dari Rasulullah saw. dan termasuk salah seorangsahabat yang hadir pada bai’at di bawah pohon(bai’ah al-ridwan). Ia jugameriwayatkan hadits dari Nu’man Ibn Maqran.
Orang-orang yang meriwayatkan hadits darinya, antara lain Imran bin al-Hushain, Mu’awiyah Ibn Qarrah, Alqamah ibn Abdullah, Hakm ibn al-A’raj, Amr ibn Samrah, Hasan al-Bashri, Nafi’ ibn ibn Nafi’ atau Abu Abu al-Malih ibnUsamah, Muslim ibn Mahraf, Iyad Abu Khalid, dan lain-lain.
Al-Azaly berkata, “Ia diberi kunyahAbu Ali, tetapi di kalangan sahabattidak diketahui siapa yang memberi kunyah dengan Abu Ali tersebut.” Dikatakan bahwa ia meninggal di Basrah pada akhir kekhalifahan Mu’awiyah. Namunmenurut sebagia ulama, ia meninggal pada masa kekhalifahan Abu Yazid. AbuHajar al-Asqalani bekata bahwa pernyataan tersebut sesuai dengan pendapat al-Bukhari dalam kitab al-Ausath pasal “Orang-orang yang meninggal antara tahun60 dan 70 H.”
E.Keterangan Hadits

Dalam riwayat yang lain:
)مَا مِنْ أَمِير يَلِي أَمْر الْمُسْلِمِينَ ثُمَّ لَا يَجْهَد لَهُمْ وَيَنْصَح إِلَّا لَمْ يَدْخُل مَعَهُمْ الْجَنَّة ) أَمَّا فِقْه الْحَدِيث فَقَوْله صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ :  حَرَّمَ اللَّه عَلَيْهِ الْجَنَّة  فِيهِ التَّأْوِيلَانِ الْمُتَقَدِّمَانِ فِي نَظَائِره أَحَدهمَا أَنَّهُ مَحْمُول عَلَى الْمُسْتَحِلّ ، وَالثَّانِي حَرَّمَ عَلَيْهِ دُخُولهَا مَعَ الْفَائِزِينَ السَّابِقِينَ وَمَعْنَى التَّحْرِيم هُنَا الْمَنْع . قَالَ الْقَاضِي عِيَاض رَحِمَهُ اللَّه : مَعْنَاهُ بَيِّن فِي التَّحْذِير مِنْ غِشّ الْمُسْلِمِينَ لِمَنْ قَلَّدَهُ اللَّه تَعَالَى شَيْئًا مِنْ أَمْرهمْ وَاسْتَرْعَاهُ عَلَيْهِمْ وَنَصَبَهُ لِمَصْلَحَتِهِمْ فِي دِينهمْ أَوْ دُنْيَاهُمْ ، فَإِذَا خَانَ فِيمَا اُؤْتُمِنَ عَلَيْهِ فَلَمْ يَنْصَح فِيمَا قُلِّدَهُ إِمَّا بِتَضْيِيعِهِ تَعْرِيفهمْ مَا يَلْزَمهُمْ مِنْ دِينهمْ ، وَأَخْذهمْ بِهِ ، وَإِمَّا بِالْقِيَامِ بِمَا يَتَعَيَّن عَلَيْهِ مِنْ حِفْظ شَرَائِعهمْ وَالذَّبّ عَنْهَا لِكُلِّ مُتَصَدٍّ لِإِدْخَالِ دَاخِلَة فِيهَا أَوْ تَحْرِيف لِمَعَانِيهَا أَوْ إِهْمَال حُدُودهمْ ، أَوْ تَضْيِيع حُقُوقهمْ ، أَوْ تَرْك حِمَايَة حَوْزَتهمْ ، وَمُجَاهَدَة عَدُوّهِمْ ، أَوْ تَرْك سِيرَة الْعَدْل فِيهِمْ ، فَقَدْ غَشَّهُمْ قَالَ الْقَاضِي : وَقَدْ نَبَّهَ صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَى أَنَّ ذَلِكَ مِنْ الْكَبَائِر الْمُوبِقَة الْمُبْعِدَة عَنْ الْجَنَّة . وَاَللَّه أَعْلَم .
وَأَمَّا قَوْل مَعْقِل رَضِيَ اللَّه عَنْهُ لِعُبَيْدِ اللَّه بْن زِيَاد : ( لَوْ عَلِمْت أَنَّ لِي حَيَاة مَا حَدَّثْتُك )


حَرَّمَ اللَّه عَلَيْهِ الْجَنَّة kata       Mempunyai dua fersi, yang pertama, mustahil masuk surga, yang kedua haram masuk surga bersama orang-orng yang beruntung yang dahulu (mungkin masuk surga tapi tidak bersama orang-orang yang beruntung) menurut Qodhiat hadits tersebut merupakan peringtan dari penipu kaum muslimin bagi orang yang diamanati urusan mereka dan mengatur kemaslahatan mereka dalam masalah agama atau dunia.
Apabila orang itu menghianati apa yang menjadi amanatnya bisa dengan menyia-nyiakan apa yang menjadi ketetapan kaum muslimin dari agamanya atau berubah makna-makna syariat atau menyia-nyiakan had-had mereka atau menyia-nyiakan hak-hak mereka atau meninggalkan keadilan maka itu termasuk penipun terhadap kaum muslimin dan itu termasuk dosa besar yang menjauhkan dari surga.
Ma’qil tidak akan menceritakan kalau dia akan hidup karena dia tahu bahwa tidak akan bermanfaat mauidhoh tentang hal tersebut, tetapi Ma’qil takut kalau termasuk orang yang menyembunyikan hadits[1].  


F.Aspek tarbawi
Dari hadits diatas dapat kita ambil pelajaran bahwa seorang pemimpin itu harus berfikir dan berjuang bersungguh-sungguh untuk rakyat. Seorang pemimpin yang benar-benar tanpa mengharapkan suatu imbalan merupakan pemimpin yang pemimpin bertanggung jawab untuk bekerja dengan orang lain[2]
Apabila seorang pemimpin menyia-nyiakan apa yang menjadi amanatnya, maka pemimpin itu adalah seorang yang penipu terhadap kaum Muslimin, dan itu dosa besar yang menjauhkan dari surga .
Seorang pemimpin yang seperti itu tidak akan masuk surga bersama orang-orang yang beruntung.


      10 Hal yang dimiliki pemimpin yang baik:
  1. Visioner:
Pemimpin punya pemahaman yang jelas tentang mau dibawa ke mana perusahaan/organisasinya dan memiliki strategi yang jelas untuk mencapainya.
  1. Berkomunikasi dengan baik
Pemimpin yang baik bisa memastikan pesan yang disampaikannya diterima oleh setiap orang dalam organisasi dengan persepsi yang sama dan jelas.
  1. Bersahabat dan membumi
Kemampuan seseorang untuk menjadi teman yang menyenangkan akan membantu seorang pemimpin untuk membangun relasi dan mengembangkan semangat tim yang baik.
  1. Membuat orang lain melakukannya
Disebut pemimpin karena dia memimpin, dan pekerja disebut demikian karena dia bekerja. Pemimpin yang baik mampu mendorong orang lain untuk melakukan tugasnya, dan bukan melakukan sendiri semua tugas-tugas itu.
  1. Paham tentang bidang yang digeluti
Tidak hanya sekedar visioner dengan strategi dan arah yang jelas, pemimpin yang baik paham benar seluk beluk, kekurangan dan kelebihan, risiko serta segala hal tentang bidang yang digeluti.
  1. Jadi panutan
Pemimpin berada di garis depan dan memberikan pengaruh yang baik bagi perusahaan dan bawahannya. Dalam segala hal dirinya mampu menjadi teladan.
  1. Mudah untuk dinilai
Berubah-ubah sikap untuk menyamarkan citra diri yang sesungguhnya, ini bukan sikap pemimpin yang baik. Seorang pemimpin mengambil sikap yang jelas tentang bagaimana dia akan mendengarkan, menyampaikan sesuatu, melihat dan menilai sesuatu, serta konsisten dengan sikapnya itu.
  1. Memiliki kharisma
Beriringan dengan citra dan kemampuan berkomunikasi yang baik, pemimpin yang baik memiliki sesuatu yang istimewa di dalam dirinya yang membuat orang lain pun merasakannya.
  1. Sangat tekun
Tidak cukup hanya punya skill, pemimpin yang baik sangat tekun dalam pencapaian tujuan dan visi yang telah ditetapkan. Pemimpin bisa sangat kejam untuk itu, namun pemimpin yang baik melakukannya dengan cara yang sangat bersahabat.
  1. Penuh semangat
Pemimpin yang baik membawa energi yang sangat besar bagi bawahannya, dan selalu ada semangat yang dikobarkan dalam setiap tugas yang diberikan, dalam setiap bidang yang ditangani.










PENUTUP
     seorang pemimpin itu harus berfikir dan berjuang bersungguh-sungguh untuk rakyat. Seorang pemimpin yang benar-benar tanpa mengharapkan suatu imbalan merupakan pemimpin yang pemimpin bertanggung jawab untuk bekerja dengan orang lain.[3]
      10 Hal yang dimiliki pemimpin yang baik:
  1. Visioner
  2. Berkomunikasi dengan baik
  3. Bersahabat dan membumi
  4. Membuat orang lain melakukannya
  5. Paham tentang bidang yang digeluti
  6. Jadi panutan
  7. Mudah untuk dinilai
  8. Memiliki kharisma
  9. Sangat tekun
  10. Penuh semangat





















DAFTAR PUSTAKA
v Syaikh Nawawi, syarah sohih muslim

16 komentar:

  1. Nama : Taufiq Kurniawan
    NIM : 2021110181
    kelas: D
    pertanyaan:

    apakah faktor penyebab rusaknya tatanan kenegaraan hanya dipengaruhi oleh penyelewengan tugas pemimpin semata???
    dan seperti apakah contoh dari penyelewengan tugas yang bisa merusak tatanan kenegaraan???


    terimakasih

    BalasHapus
    Balasan
    1. penyebab rusaknya tatanan kenegaraan bukan serta merta karena penyelewengan "pemimpin"(secara khusus),tetapi pemimpin dalam arti luas.yakni pemimpin bagi tugasnya, seperti halnya seorang guru juga merupakan pemimpin bagi anak didiknya.Jika guru menyeleweng dalam melaksanakan tugasnya sebagai seorang guru, maka juga rusaklah tatanan kenegaraan.

      Hapus
  2. nama : nisa'ul muslimah
    nim : 2021110151
    kelas : D

    Bagaimana pengaplikasian materi hadis anda dengan ilmu pendidikan saat ini? mohon jelaskan dan beri contohnya! terima kasih.

    BalasHapus
    Balasan
    1. dalam penerapannya, hadits ini mungkin seorang pendidik(guru)merupakan pemimpin bagi peserta didiknya, yaitu yang memimpin jalannya proses kegiatan belajar dan mengajar (KBM).Rusaknya tatanan kenegaraan juga disebabkan penyelewengan seorang guru terhadap tugas2nya sebagai pendidik generasi bangsa.

      Hapus
  3. Nama : Maria ulfa
    Nim : 2021110172

    " Bagaimana caranya agar sistem pemerintahan kita tidak melakukan penyelewengan???Mohon penjelasannya???

    BalasHapus
    Balasan
    1. bagaimana caranya agar pemerintah tidak menyelewengkan tugas mereka sebagai pemimpin? ya kita harus sadarkan mereka dulu tentang arti "tanggungjawab",mengenai bagaimana cara menyadarkan mereka mungkin jadi PR kita semua sebagai generasi2 calon pembangun bangsa.

      Hapus
  4. nim : 2021110186

    pertanyaan:
    apabila ada seorang pemimpin yang menjanjikan untuk membantu orang miskin,tetapi kenyataanya hanya bohong belaka dan malah menyengsarakan orang miskin,,,,,,bagaimana menurut anda?,jelaskan,,,,,

    BalasHapus
    Balasan
    1. wah..
      itu berarti pemimpin yang tidak bertanggungjawab mbak.
      "kata Ducker, pemimpin bukan jabatan, bukan pula pangkat, apalagi gelar. Pemimpin adalah tindakan. Karena itu basis kepemimpinan adalah individu dan kepercayaan. Kepemimpinan harus dimulai dari diri sendiri. Pemimpin itu adalah kita, bukan dia, atau mereka. Panutan, menjadi peran yang sangat sentral dari empat peran seorang pemimpin yang lain, yaitu penyelaras, pemberdaya, dan perumus visi."(http://anangtinosaputra.blogspot.com/2009/02/regenerasi-penipu-pemimpin.html)
      mungkin dari kutipan di atas sudah jelas ya mbak.

      Hapus
  5. Nama : Dewi Shofiana
    NIM : 2021110164
    Kelas : D

    Pertanyaan :
    Bagaimana pendapat Anda mengenai pemimpin yang dipilih dari hasil membagikan uang kepada masyarakat dan juga bagaimana dengan yang menerimanya ?

    BalasHapus
    Balasan
    1. "Dalam realita perpolitikan di Indonesia praktek politik uang bukan hal yang asing lagi. Berbagai fenomena menunjukkan hal ini. Pada hal kondisi ini apabila dibiarkan dapat merusak sendi-sendi demokrasi yang sedang dibangun oleh bangsa ini. Untuk itu perlu ada upaya yang sungguh-sungguh menaggulanginya. Berbagai cara dapat disebutkan antara lain melalui pendidikan hati nurani dan moral, hukum, perbaikan sistem, dikembangkan prinsip hubungan keterbukaan dan akuntabilitas."
      (http://journal.um.ac.id/index.php/ppkn/article/view/1744)
      mungkin pernyataan di atas sudah jelas untuk menjawab pertanyaan mbak Dewi ya..

      Hapus
    2. Nama : M. Saiful Anam
      Kelas : D
      NIM : 202109168
      bagaimanakah menghilangkan sifat penyelewengan dari tatanan negara.........?

      Hapus
    3. Nama : Iman Nugroho
      Kelas : D
      NIM : 202109184

      Assalamualaikum mas salam... kira-kira bagaimana sebaiknya kita bertindak, melihat para pemimpin kita yang malah semakin membuat negeri ini semakin gersang dari nilai-nilai moral dengan tidakan-tindakan ataupun kebijakan-kebijakan yang mereka buat dan berdosakah kita yang ikut memilih mereka (nyoblos)... terimakasih

      Hapus
    4. > Menanggapi prtanyaan dari mas anam, bahwasanya sifat2 penyelewengan dari tatanan negara itu bermula dari pribadi stiap orang.Setahu saya bahwa sering kali bntuk penyelewengan dari wakil rakyat adalah soal uang negara yg dikorup kan? itu semua memang tdk mudah d.elak, diiming2i ratusan juta siapa yg tdk trgoda. Jadi itu semua berawal dari diri kita,dari niat kita mncalonkan diri sbagai anggota dari pemerintah,"untuk memimpin atau menguasai". itu saja mas..

      Hapus
    5. > Menanggapi prtanyaan dari mas iman, menurut saya mngenai tindakan yg harus kita lakukan mlihat ktidakbecusan pmarintah dlm memimpin rakyatnya ya... kalo emang demo itu perlu ya gpp mas, asalkan tdk anarkis.
      kmudian apakah kita brdosa karena sudah memilih mereka?
      karena kita tidak tahu sifat2/tujuan mereka ya kita tidak brdosa mas, kecuali kalo kita tahu mereka salah kmudian kita coblos,baru itu dosa.
      lebih2 kalo kita tahu mereka menyuap kita dengan uang untuk mncoblos mereka mas..

      Hapus
  6. Nama : Selly monika
    kls : D
    Nim : 2021110179

    Bagaimana cara agar kita mengetahui pemimpin yang berkharisma itu?

    BalasHapus
  7. Karisma adalah kualiti istimewa yang wujud khusunya dalam kepimpinan dan menarik perhatian ramai serta memberi inspirasi serta kecenderungan orang ramai untuk mengikutnya.(http://musramrakunman.blogspot.com/2009/11/pemimpin-berkarisma-itu-yang-bagimana.html)

    pemimpin yg berkarisma byasanya sudah bisa dirasakan oleh orang2 yang mengenalnya, karisma itu tidak nampak,tetapi dapat dirasakan mbak.

    BalasHapus