Laman

new post

zzz

Selasa, 17 April 2012

F1-xx Misroha


MAKALAH
TELADAN DARI PEMIMPIN RUMAH TANGGA
Disusun guna memenuhi tugas:
Mata Kuliah   :  Hadist Tarbawi II
Dosen Pengampu : Muhammad Ghufron Dimyati, M.Si  


Description: stainpkl






Disusun Oleh :
MISROHA        (202 109 227)
Kelas F


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
(STAIN) PEKALONGAN
2012

Pendahuluan
Rumah tangga merupakan sumber yang banyak memberikan dasar-dasar ajaran bagi seseorang dan merupakan faktor yang penting untuk pembentukan akhlak keluarga terutama anak-anak mereka. Kedua orang tua kita merupakan teladan bagi kita, setiap tingkah laku mereka akan ditiru oleh anak-anaknya. Seorang pemimpin rumah tangga harus mencontohkan perbuatan yang positif menurut agama dalam kehidupan sehari-hari agar anak-anak mereka mempunyai akhlakul karimah atau akhlak yang mulia, karena seorang pemimpin merupakan teladan yang ditiru oleh anggota keluarganya dan sangat berpengaruh terhadap akhlak keluarganya.















PEMBAHASAN
Teladan dari Pemimpinn Rumah Tangga
A.   Hadist
عَنْ ثَابِتٍ الْبُنَانِيِّ قَالَ كَانَ أَنَسُ بْنُ مَالِكٍ إِذَا أَشْفَى عَلَى
خَتْمِ الْقُرْآنِ بِاللَّيْلِ بَقَّى مِنْهُ شَيْئًا حَتَّى يُصْبِحَ فَيَجْمَعَ أَهْلَهُ فَيَخْتِمَهُ مَعَهُمْ.
B.   Terjemah
Dari Tsabit Al Bunani ia berkata; Apabila Anas bin Malik hampir mengkhatamkan Al Qur'an di malam hari, ia menyisakan sedikit dari Al Qur'an hingga waktu pagi. Lalu ia mengumpulkan keluarganya, kemudian ia mengkhatamkan Al Qur'an bersama mereka.[1]
C.   Arti Mufrodat
 Sudah mendekati                                                                                            أَشْفَى عَلَى
 Khatam Al-Qur’an                                                                                         خَتْمِ الْقُرْآن 
 Pada waktu malam                                                                                                 بِاللَّيْل
 Masih atau menyisakan sedikit                                                             بَقَّى
 Mengumpulkan                                                                             فَيَجْمَعَ
 Menghatamkanya                                                                         فَيَخْتِمَهُ

D.   Biografi Periwayat Hadits
Tsabit al Bunani
Tsabit al Bunani beliau dijuluki sebagai orang yang shalat dalam kuburnya.
Nama lengkapnya adalah Tsabit bin Aslam al Bunani al Bashri Abu Ahmad, adalah seorang tabi’in yang mulia, zuhud dan ahli ibadah. Nama dan sejarah hidupnya –sirah- turut mengisi cakrawala para ‘abid (ahli ibadah) yang senantiasa menghidupkan malam-malam mereka dengan ta’abbud kapada Allah SWT dan menempuh jalan ketakwaan.
Tsabit al bunani selalu menyerahkan dirinya kepada Allah, ia selalu rindu dengan shalat dan sujud di hadapan Allah sehingga ia tidak lagi memiliki keinginan apapun dari materi dunia. Tiada yang dijadikan sebagai tujuan hidupnya kecuai shalat, dzikir, dan menyebarkan hadis nabi SAW. Ia banyak meriwayatkan hadits dari Anas.
Tsabit al bunani selalu meneguhkan hatinya dengan berdoa kepada Allah agar jangan sampai mengharamkan dirinya menikmati kelezatan sujud di hadapan Allah, juga kelezatan shalat hingga sampai didalam kuburnya sekalipun.
Dalam hidupnya, ia telah berguru dan nyantri pada sahabat mulia Anas bin Malik selama empat puluh tahun. Dan termasuk orang yang paling banyak ibadahnya diantara penduduk bashrah.
Anas berkata : “ setiap kebajikan itu ada pintunya. Tsabit al Bunani salah satu pintu kebajikan”.
Selain itu beliau juga pernah berguru pada Malik bin Dinar, orang yang berilmu , alim, zuhud dan Wara’.
Tsabit al Bunani wafat di bashrah pada tahun 127 Hijriyah[2]

E.   Keterangan Hadist
Anas bin Malik, beliau memiliki kebiasaan apabila telah mendekati kekhataman dalam membaca al-Qur’an, beliau menyisakan beberapa ayat, untuk mengajak keluarganya guna mengkhatamkan bersama.
Dari hadist di atas tersebut di jelaskan  bahwa ketika khatam al-Qur’an merupakan waktu yang mustajab untuk berdoa kepada Allah. Dengan mengumpulkan seluruh anggota keluarga, akan dapat memberikan berkah kepada seluruh anggota keluarga, karena semuanya berdoa secara bersamaan kepada Allah mengharapkan rahmat dan berkah dari-Nya.[3]

F.    Aspek Tarbawi
1.      Berkumpul untuk membaca dan mempelajari Al-Qur’an adalah salah satu amal perbuatan yang di anjurkan oleh Rosulullah SAW, karena perkumpulan seperti inilah yang akan banyak membantu dalam usaha untuk memahami Al-Qur’an, mengambil manfaat darinya mempelajari hukum-hukumnya, dan diharapkan mereka saling melanjutkan bacaan temanya.[4]
2.      Dalam pembentukan mental anak atau tingkah laku, baik perkataan, perbuatan  dan lain sebagainya yang pertama kali dilakukannya adalah meniru dari kedua orang tuanya, setiap gerak-geriknya akan menjadi perhatian si anak dan akan ditirunya. Maka setiap orang tua memberikan contoh-contoh kebiasaan yang baik didalam rumah tangga akan memberikan andil yang besar dalam pembentukan mental anak untuk menjadi orang yang baik.
Misalnya,
·      Setiap waktu shalat tiba kedua orang tuanya berjamaah, si anak akan mengikutinya, walaupun tidak mengerti apa yang dilakukanya itu, maka anak itu akan terbiasa bahwa setiap waktu sholat tiba orang harus melakukan sholat.
·      Setiap sebelum subuh orang tua bangun, mengambil air wudhu kemudian shalat berjamaah dengan keluarganya atau berjamaah di masjid.
·      Pada waktu-waktu tertentu setiap malam atau setiap maghrib, isya’ ataupun subuh, keluarganya membaca Al-Qur’an, maka si anak akan menirunya.[5]
3.      Seseorang yang menjadi pemimpin atau panutan hendaknya ia mulai dengan mengajari dirinya sendiri sebelum mengajari orang lain dan mendidik dengan perilaku sebelum dengan lisan.
4.      Diantara tanggung jawab manusia adalah memperhatikan keluarga dan anaknya, dan memberikan mereka apa yang menjadi hak mereka. Karena di satu sisi dia adalah pemimpin bagi keluarganya.[6]








Penutup
Bahwa mengkhatamkan al-Qur’an merupakan sifat Rasulullah SAW, sifat para sahabat, salafuna shaleh dan orang-orang mu’min yang memiliki ketaqwaan kepada Allah. Dengan tilawah ini pulalah, mereka dapat memiliki prestasi keimanan yang tinggi di sisi Allah. Karena mereka meyakini dan menyadari benar, memposisikan al-Qur’an sebagai kitab kehidupan dan khikmah,kitab yang membentuk manusia dan peradaban dalam kehidupan mereka, yang salah satu bentuk pengimlementasiannya adalah pada semangat mereka untuk mengkhatamkannya. Adapun kita, seyogyanya juga dapat memposisikan al-Qur’an sebagaimana mereka, juga seyogyanya memiliki semangat sebagaimana mereka, meskipun kita jauh dari mereka. Apalagi jika direnungi betapa kita ini memiliki dosa-dosa yang relatif lebih banyak dibandingkan mereka, komitmen kita terhadap Islam juga lebih rendah dari pada mereka, demikian juga moralitas, akhlaq kita yang bobrok jika dibandingkan dengan akhlak mereka. Dari penjelasan di atas yang menyangkut teladan yang dapat kita pelajari yaitu mencontohkan perbuatan yang mulia yang dilakukan pada malam hari dengan menghatamkan Al-Qur’bersama seluruh keluarga dan menunaikan sholat berjamaah.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Aamiin..........
Wassalamu’alaikum..............












Daftar Pustaka

Sunan Ad-Daromi, dalam kitab keutamaan Al-Qur’an, bab juz 1-2
Khalil Al-Musawi.2000.Bagaimana Membangun Kepribadian Anda?.Jakarta:PT. Lenter Basritama
Imam Habib Abdullah Haddan.1993.Nasihat Agama dan Wasiat Iman.Semarang:CV Toha Putra
H. Rahmat Djatnika.1992.Sistem Etika Islam (akhlak mulia).Jakarta:Pustaka Panjimas
http//taufikrasyid.blogspot.com/2008/09/keutamaan menghatamkan Al-Qur’an.html



[1] Sunan Ad-Daromi, dalam kitab keutamaan Al-Qur’an, bab juz 1-2.hlm 468
[2] at Thabaqat , Ibnu Sa’ad (VII / 233),
[3] http//taufikrasyid.blogspot.com/2008/09/keutamaan menghatamkan Al-Qur’an.html
[4] Ensiklopedi membaca Al-Qur’an.hlm 71
[5] H. Rahmat Djatnika.Sistem Etika Islam ,akhlak mulia.(Jakarta:Pustaka Panjimas.1992).hlm.85-87
[6]Khalil Al-Musawi.Bagaimana Membangun Kepribadian Anda?..(Jakarta:PT. Lenter Basritama.2000.)hlm24-25

20 komentar:

  1. NISFU LAILA
    202 111 0272

    Bagaimana caranya agar kita bisa menjadi pemimpin yg bisa mmbri tauladan yang baik..??

    BalasHapus
    Balasan
    1. mencontohkan perilaku yang baik, kapan dan dimanapun, selalu menjaga tindakan kita agar tidak terjerumus pada tindakan yang tidak baik. semuanya berawal dari diri kita sendiri apabila diri kita sudah berusaha menjadi orang yang baik, maka kita pun sudah termasuk memberikan tauladan yang mana sesuai dengan perbuatan kita.

      Hapus
  2. 1.Gunawan (202109209)
    Bagaimana kriteria pemimpin yang baik?
    Jawaban:
    Kriteria pemimpin yang baik diantaranya:
    a. Dia adalah seorang laki-laki yang taat beragama dan memiliki rasa takut yang tinggi terhadap Allah SWT, memilki ilmu dan memiliki bekal keimanan untuk mendidik anak dan istrinya menjadi seorang yang shalih dan shalihah.
    b. Seorang pemimpin hendaknya mengerti sebagian dari isi al-Qur’an, sehingga dapat mengajari anak-anak mereka belajar Al-Qur’an
    c. Bertanggung jawab kepada keluarga
    d. Mempunyai sifat amanah, yaitu kejujuran, kesetiaan, dan kepercayaan.
    e. Ikhlas, seorang pemimpin harus ikhlas dalam memenuhi kebutuhan keluarganay.
    f. Sabar, seoarang pemimpin harus sabar atau tabah dan mempunyai keberanian dalam menghadapi kesulitan dalam rumah tangga.
    g. Pemaaf, seorang pemimpin harus mempunyai sifat pemaaf, karena memaafkan kesalahan orang lain merupakan salah satu manifestasi dari ketakwaan seseorang.
    h. Kasih sayang, seorang pemimpin rumah tangga harus mempunyai kasih sayang tehadap keluarganya, karena kasih sayang yang tumbuh dalam hati seseorang akan melahirkan sifat-sifat terpuji yang sangat diperlukan dalam lingkungan keluarga maupun dilingkungan tetangga.
    i. Berlaku adil, adil terhadap istri maupun adil terhadap anak-anak dsb.

    BalasHapus
  3. 2. Nurul Khamidah
    Bagaimana sikap pemimpin rumah tangga yang baik?
    Jawab:
    a. Seorang suami harus menyadari tanggung jawabnya di hadapan Allah SWT dalam memperhatikan keluargannya baik secara fisik, spiritual, dan intelektual. Dalam hadits Rosulullah SAW bersabda:
    “ setiap kaum adalah pemimpin dan setiap pemimpin dimintai pertanggung jawaban atas kepemimpinanay.
    b. Seorang pemimpin harus berbuat baik kepada kaum wanita (istrinya)
    c. Seorang suami tidak boleh meremehkan peran istrinya, maka sebaliknya sudah seharusnya seorang suami juga membantu istrinya melakukan sebagian tugas-tugasnya.
    d. Seoarang suami harus bisa menciptakan suasana yang bahagia bagi keluarganya.
    e. Seorang suami harus mempunyai hati nurani yang peka dan selalu waspada terhadap apa yang di ingatkan oleh Allah SWT.

    BalasHapus
  4. 3. Nani Mulyaningsih (2021110236)
    Bagaimana untuk membentuk keluarga yang sakinah, mawadah, dan warohmah? Jelaskan!
    Jawab:
    ada beberapa kriteria dalam membentuk keluarga yang sakinah, mawadah, dan warohmah, diantaranya:
    a. Cinta pada Allah, suami, istri, dan anak
    b. Saling tolong menolong, bahu membahu, bekerjasama dalam bentuk saling menasihati, dan saling mengingatkan dalam kebaikan dan ketakwaan
    c. Saling mencintai karena Allah
    d. Mawadah, saling memuaskan yaitu berusaha saling memenuhi kebutuhan
    e. Berlomba-lomba untuk menjadi yang terbaik dihadapan Alah, semakin dekat hubungan kita dengan Allah semakinbaik hubungan kita dengan keluarga. dsb

    BalasHapus
  5. 4. Nur Khasanah (2021110244)
    Bagaimana cara mengambil teladan dari pemimpin rumah tangga yang kurang bertanggung jawab terhadap rumah tangga yang di pimpinya?
    Jawab:
    Tidak ada taladan yang bisa kita ambil dari pemimpin yang tidak bertanggungjawab terhadap keluarganya. “pertanyaannya membingungkan”. Yang namanya teladan adalah yang dapat dijadikan sebagai panutan atau contoh, lha pemimpin rumah tangga yang kurang bertanggung jawab itu tidak memberikan teladan yang baik

    BalasHapus
  6. 5. M. Syamsul Hadi (2021110261)
    Jika seorang laki-laki tidak bisa dijadikan teladan dalam rumah tangga, apakah seorang laki-laki tersebut bisa disebut sebagai seorang pemimpin?
    Jawab:
    Pada hakiktnya seorang liki-laki adalah seorang pemimpin rumah tangga, pemimpin adalah panutan bagi keluarganya, jika akhlak atau sikap pemimpin menyimpang atau mempunyai akhlak yang kurang baik maka tidak perlu kita tauladani atau kita tiru dalam kehidupan kita. Sebaliknya kita sebagai anggota keluarganya saling memberi nasihat.

    BalasHapus
  7. 6. Diah Safitri (2021110260)
    Mohon dijelaskan tentang aspek tarbawi hadits di makalah tersebut, kemudian pemimpin yang bagaimanakah yang dapat dijadikan teladan yang baik bagi rumah tangganya?
    Jawab:
    Aspek tarbawi tersebut menjelaskan bahwa seorang pemimpin mencontohkan hal-hal yang baik terhadap keluarganya, sebelum memerintahkan keluarganya, seorang pemimpin hendaknya mulai dengan diri sendiri, karena seorang pemimpin adalah panutan bagi keluargannya.
    Pemimpin yang bisa dijadikan teladan mempunyai kriteri sebagai berikut:
    a. Dia adalah seorang laki-laki yang taat beragama dan memiliki rasa takut yang tinngi terhadap Allah SWT, memilki ilmu dan memiliki bekal keimanan untuk mendidik anak dan istrinya menjadi seorang yang shalih dan shalihah.
    b. Seorang pemimpin hendaknya mengerti sebagian dari isi al-Qur’an, sehingga dapat mengajari anak-anak mereka belajar Al-Qur’an
    c. Bertanggung jawab kepada keluarga
    d. Mempunyai sifat amanah, yaitu kejujuran, kesetiaan, dan kepercayaan.
    e. Ikhlas, seorang pemimpin harus ikhlas dalam memenuhi kebutuhan keluarganay.
    f. Sabar, seoarang pemimpin harus sabar atau tabah dan mempunyai keberanian dalam menghadapi kesulitan dalam rumah tangga.
    g. Pemaaf, seorang pemimpin harus mempunyai sifat pemaaf, karena memaafkan kesalahan orang lain merupakan salah satu manifestasi dari ketakwaan seseorang.
    h. Kasih sayang, seorang pemimpin rumah tangga harus mempunyai kasih sayang tehadap keluarganya, karena kasih sayang yang tumbuh dalam hati seseorang akan melahirkan sifat-sifat terpuji yang sangat diperlukan dalam lingkungan keluarga maupun dilingkungan tetangga.
    i. Berlaku adil, adil terhadap istri maupun adil terhadap anak-anak dsb

    BalasHapus
  8. 7. Arum Arifah (2021110271)
    Misalnya seorang suami tidak bisa menghidupi/mencukupi ekonomi keluarganya sama sekali, hanya istri saja yang bekerja, namun suaminya sangat arogan dan sering menyalahkan istrinya. Salahkah seorang istri meminta cerai suaminya?
    Jawab:
    Istri tersebut tidak salah jika meminta cerai, karena kewjiban seorang suami terhadap istri salah satunya adalah memberikan nafkah lahir, jika seorang suami tidak memberi nafkah secara lahir, dan kasar kepada istri, maka seorang istri tidak salah jika meminta cerai, apalagi seorang suami yang arogan merupakan ciri-ciri pemimpin yang tidak bertanggung jawab terhadap keluarga. Tetapi, jika istri tersebut lebih sabar dalam menghadapi suaminya, bias saja suamitersebut sadar akan kesalahannya dan mau berubah lebih baik.

    BalasHapus
  9. 8. Nisfu Laila (2021110272)
    Bagaimana sosok seorang pemimpin dalam rumah tangga yang memiliki potensi (mampu menjadi pemimpin yang baik) sehingga pantas dijadikan tauladan bagi anak-anak dan istrinya?
    Jawab:
    Dalam firman Allah SWT: “ kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena itu Allah telah melebihkan sebagian mereka (laki-laki) atas sebagian yang lain (wanita) dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan dari harta mereka. (QS. An-Nisa’:34)
    Disini dapat di jelaskan kewajiban suami terhadap istrinya:
    a. Menggauli istrinya dengan baik. Dalam Al-Qur’an surat An-Nisa’:19 “gauilah mereka secara patut.
    b. Mengajarkan prinsip-prinsip islam kepadanya/ mengizinkannya dating ke majlis-majlis ilmu untuk memenuhi kebutuhannya dalam memperbaiki kualitas agama dan memberikan ruhaninnya. Dalam firman Allah SWT. QS. At-tahrim:6 “ hai orang-orang yang beriman jagalah dirimu dan keluargamu dari api neraka.
    c. Tidak menyebarkanluaskan rahasia aibnya.
    d. Mengajarkan adab-adab islam
    Kewajiban seorang ayah terhadap anaknya:
    a. Memilihkan bagi mereka ibu yang baik
    b. Memberikan nama yang baik
    c. Menghitankannya bagi anak laki-laki
    d. Menyayanginya serta bersikap lemah lembut terhadapnya
    e. Memberikan nafkah kepadanya
    f. Memberikan kepadanya pendidikan yang baik
    g. Mengajarkannya adab-adab islam
    h. Melatihnya untuk terbiasa menunaikan kewajiban-kewajiban dan sunnah islam
    Jadi sosok seorang pemimpin yang dapat dijadikan tauladan diantaranya dapat memenuhi kewajiban seorang istri dan anaknya seperti contoh di atas.

    BalasHapus
  10. 9. Dzul Amal (2021110276)
    Apabila seorang pemimpin rumah tangga itu tidak bisa mencerminkan sifat keteladanan tersebut maka keluarga tersebut harus bagaimana?
    Jawab:
    jika keluarganya lebih memahami atau lebih tau mana yang baik dan mana yang salah, sebaiknya saling memberi nasihat, karena keluarga yang sakinah mawadah dan warohmah satu sama lain saling menasihati, tolong menolong dalam keluarga

    BalasHapus
  11. 10. Nur Halimah (2021110278)
    Bagaimana menjadi seorang pemimpin yang baik agar terbentuk dan menjadi keluarga yang sakinah, mawadah, dan warohmah?
    Jawab:
    a. Bertanggung jawab kepada keluarga
    b. Mempunyai sifat amanah, yaitu kejujuran, kesetiaan, dan kepercayaan.
    c. Ikhlas, seorang pemimpin harus ikhlas dalam memenuhi kebutuhan keluarganay.
    d. Sabar, seoarang pemimpin harus sabar atau tabah dan mempunyai keberanian dalam menghadapi kesulitan dalam rumah tangga.
    e. Pemaaf, seorang pemimpin harus mempunyai sifat pemaaf, karena memaafkan kesalahan orang lain merupakan salah satu manifestasi dari ketakwaan seseorang.
    f. Kasih sayang, seorang pemimpin rumah tangga harus mempunyai kasih sayang tehadap keluarganya, karena kasih sayang yang tumbuh dalam hati seseorang akan melahirkan sifat-sifat terpuji yang sangat diperlukan dalam lingkungan keluarga maupun dilingkungan tetangga.
    g. Berlaku adil, adil terhadap istri maupun adil terhadap anak-anak dsb.

    BalasHapus
  12. 11. Syifa Adilla (2021110281)
    a. Agar bisa dijadikan sebagai teladan seorang pemimpin dalam rumah tangga itu harus bagaimana?
    Jawab:
    a. Bertanggung jawab kepada keluarga
    b. Mempunyai sifat amanah, yaitu kejujuran, kesetiaan, dan kepercayaan.
    c. Ikhlas, seorang pemimpin harus ikhlas dalam memenuhi kebutuhan keluarganay.
    d. Sabar, seoarang pemimpin harus sabar atau tabah dan mempunyai keberanian dalam menghadapi kesulitan dalam rumah tangga.
    e. Pemaaf, seorang pemimpin harus mempunyai sifat pemaaf, karena memaafkan kesalahan orang lain merupakan salah satu manifestasi dari ketakwaan seseorang.
    f. Kasih sayang, seorang pemimpin rumah tangga harus mempunyai kasih sayang tehadap keluarganya, karena kasih sayang yang tumbuh dalam hati seseorang akan melahirkan sifat-sifat terpuji yang sangat diperlukan dalam lingkungan keluarga maupun dilingkungan tetangga.
    g. Berlaku adil, adil terhadap istri maupun adil terhadap anak-anak dsb.
    b. Melihat sosok pemimpin rumah tangga biasanya dari sosok ayah (laki-laki) bisakah ibu (wanita) di katakan sebagai teladan dari pemimpin rumah tangga?
    Jawab:
    Bisa, kenapa tidak, apabila seorang ayah sudah tidak ada dan memjadi orang tua tnggal, dengan catatan seorang ibu yang mempunyai akhlak dan sifat yang baik. Seyogyanya seorang ibu yang mengerti ketauladanan seorang rosul, seorang ibu memiliki akhlakul karimah dan mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari dengan baik,kita dapat meniru ketauladanan seorang ibu apalagi ibu yang melahirkan kita, yang mempunyai kasih sayang sepanjang masa kepada kita, seorang ibu pantas dijadikan seorang pemimpin rumah tangga, karena kedua orang kita adalah pemimpin bagi kita yang dapat kita tauladani sifat-sifatnya, dan akhlaknya denagn catatan tidak menyimpang dari agama islam

    BalasHapus
  13. 12. Bella Amelia (2021110267)
    Kata teladan, identik dengan perilaku-perilaku yang baik yang perlu kita contoh, namun bagaiman sikap kita (sebagai seorang anak) terhadap seorang pemimpin rumah tangga bila beliau menurut kita tidak menjalankan kewajibannya dengan baik/ tidak memberi teladan dengan baik. Apakah kita sopan memberontaknya?
    Jawab:
    Menurut pendapat saya, kita sebagai anak wajib mengingatkan kepada orang tua kita jika memang yang dilakukan orang tua kita itu menyimpang dari ajaran agama islam, dan bersikap tidak sewajarnya sebagai orang tua pada umumnya.

    BalasHapus
  14. 13. Ilmi Fitri Royani (2021110240)
    Dalam menjadi seorang pemimpin aspek-aspek apa saja yang harus dimiliki olehnya untuk bisa dikatakan sebagai teladan?
    Jawab:
    a. Mempunyai sifat amanah, yaitu kejujuran, kesetiaan, dan kepercayaan.
    b. Ikhlas, seorang pemimpin harus ikhlas dalam memenuhi kebutuhan keluarganay.
    c. Sabar, seoarang pemimpin harus sabar atau tabah dan mempunyai keberanian dalam menghadapi kesulitan dalam rumah tangga.
    d. Pemaaf, seorang pemimpin harus mempunyai sifat pemaaf, karena memaafkan kesalahan orang lain merupakan salah satu manifestasi dari ketakwaan seseorang.
    e. Kasih sayang, seorang pemimpin rumah tangga harus mempunyai kasih sayang tehadap keluarganya, karena kasih sayang yang tumbuh dalam hati seseorang akan melahirkan sifat-sifat terpuji yang sangat diperlukan dalam lingkungan keluarga maupun dilingkungan tetangga.
    f. Berlaku adil, adil terhadap istri maupun adil terhadap anak-anak dsb.

    BalasHapus
  15. 14. Arif Setiawan (2021110270)
    Bagaimana jadinya jika pemimpin rumah tangga tidak bisa menjadi teladan yang baik?
    Jawab:
    kemungkinan besar rumah tangga tersebut akan mengalami keretakkan, kurang memilki akhlak yang baik terhadap sesama, karena seorang pemimpin pada hakiktnya adalah menjadi panutan orang yang di pimpinya

    BalasHapus
  16. 15. Ismi ZN (2021110269)
    Ketika suami tidak bisa mengajari Al-Qur’an, karena memiliki kesibukan sedang istri sama sekali belum lihai membaca Al-Qur’an sikap seperti apakah yang dianggap bijaksana?
    Jawab:
    seorang suami dalam menyikapi hal ini, dalam waktu luang dimanfaatkan untuk membaca Al-Qur’an bersama keluarga, baik ba’da maghrib, maupun waktu subuh, karena pada waktu subuh khususnya orang di sekitar kita saya yakin bahwa setiap orang masih ada di rumah, belum ada kesibukan diluar rumah, dan jika memang terlalu sibuk dengan pekerjaannya, tidak bias sama sekali meluangkan waktunya untuk mengajari istrinya yang belum lihai membaca Al-Qur’an suami sebaiknya mencarikan guru ngaji.

    BalasHapus
  17. 16. Husnul Lina Luaini (2021110279)
    Bagaimana jika rumah tangga berjalan tidak lancar dikarenakan permasalahan ekonomi, apakah akan ada pengaruhnya dengan pendidikan anak?
    Jawab:
    Pasti ada pengaruhnya, karena ekonomi yang kurang kebanyakan anak-anaknya tidak melanjutkan sekolah ke jenjang yang lebih tinggi, akan tetapi orang tua biasanya akan melakukan yang terbaik untuk pendidikan anaknya, dalam masalah ekonomi orang tua pasti akan berusaha keras sebisa mungkin untuk membiayai pendidikan anaknya, dengan bekerja dan berdo’a disertai dengan kesabaran, rumah tangganya akan lebih bersyukur dan ikhlas.

    BalasHapus
  18. 17. Zuhrotun Nisak (2021110242)
    Bagaimana sikap kita saat melihat orang tua sebagai pendidik dalam keluarganya bertindak tidak sesuai terhadap anaknya, padahal itu berdampak negatif pada anaknya?
    Jawab:
    seorang pendidik dalam rumah tangga yang baik yaitu orang tua kita khususnya pasti menginginkan buat anaknaya yang terbaik pula, jika menurut kita tidak sesuai dengan keinginan kita dan kita tahu akan berdampak negatif kepada anaknya, kita sebagai anak memberi pengertian, penjelasa kepada mereka agar orang tua kita bisa mengerti dan kita sebagai anak juga memahami keinginan orang tua kita. Intinya harus saling mengerti satu sama lain.

    BalasHapus
  19. 18. Musfiroh (2021110255)
    Bagaimana jika salah satu anggota keluarga mempunyai sifat egois, tidak bisa menghargai orang lain, bagaimana cara menyikapi agar rumah tangga yang dibina berjalan dengan baik?
    Jawab:
    Anggota kelurganya saling memberi pengertian atau nasihat agar sifat egoisnya dihilangkan dan mencoba untuk memahami orang lain.

    BalasHapus