Laman

new post

zzz

Kamis, 12 April 2012

F9-54 Khusnul Lina Luaini


MAKALAH
HADITS TARBAWI II
“HILANG KEBERKAHAN SEBAB PENIPUAN DAN PEMALSUAN”

Disusun untuk Memenuhi Tugas :
Mata Kuliah : Hadits Tarbawi II
Dosen Pengampu : Muhammad Ghufron, M.S.I



















Disusun Oleh :
Husnul Lina Luaini
2021110279



SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
PEKALONGAN
2012

BAB I
PENDAHULUAN


Didalam jual beli kita dianjurkan untuk melakukan transaksi jual beli dengan baik, tidak merugikan salah satu pihak agar jual beli kita menjadi halal dan barokah. Dalam jual beli kita juga mempunyai hak untuk memilih akan meneruskan atau membatalkan akad jual beli selama masih berada dalam satu majlis, itulah yang disebut dengan khiyar. Sebagai umat muslim yang baik kita juga harus bisa menjadikan akad transaksi jual beli yang baik tanpa adanya suatu penipuan maupun pemalsuan, agar tidak merugikan salah satu pihak, serta tidak menghilangkan barokah dari transaksi jual beli.




















BAB II
PEMBAHASAN


A. MATAN HADITS
عَنْ حَكِيْمِ بْنِ حِزَامِ رَضِيَ اللّهُ عَنْهُ قَالَ قَالَ رَسُوْلُ اللّهِ صَلّى اللّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : اَلْبَيَّعَانِ بِالْخِيَارِ مَالَمْ يَتَفَرَّقَا اَوْ قَالَ حَتَّي يَتَفَرَّفاَ فَاِنْ صَدَقَا وَبَيْنَا بُوْرِكَ لَهُمَا فِي بَيْعِهِمَا وَاِنْ كَتَمَا وَكَذَ بَا مُحِقَتْ بَرَكَلةُ بَيْعِهِمَا . (رواه البخري)[1]

B. TARJAMAH
“Dari Hakim Bin Hizam R.A meriwayatkan dari Nabi SAW, bahwa Beliau bersabda : “Penjual dan pembeli berhak memilih selama keduanya belum berpisah. Apabila keduanya jujur dan menjelaskan (cacat), niscaya keduanya diberkahi pada jual-beli mereka. Apabila keduanya berdusta atau menyembunyikan (cacat), niscaya dihilangkan berkah jual-beli mereka” (HR Bukhori)

Penjual dan Pembeli                :

Memilih                                   :


Berpisah                                  :

Jujur                                        :

Menyembunyikan                   :

Dihilangkan                             :
 
C. MUFRODAT
ا لْبيَّعَانِ

خياَرِ

يتَفرَّقَا

صَدَقَا

كتَمَا

مُحِقَتْ

D. BIOGRAFI PERAWI
Nama lengkapnya adalah Hakim bin Hizam bin Asad bin Abdul Ghazi, ponakan Khadijah istri Rasulullah . Sebelum dan setelah kenabian, beliau ini adalah teman akrab Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam. Beliau baru masuk Islam ketika penaklukan kota Mekah dan terkenal sebagai orang yang banyak jasa, baik dan dermawan.
Hakim bin Hizam dibesarkan dalam keluarga keturunan bangsawan yang berakar dalam dan terkenal kaya. Karena itu, tidak heran kalau dia menjadi orang pandai, mulia, dan banyak berbakti. Dia diangkat menjadi kepala kaumnya dan diserahi urusan rifadah (lembaga yang menangani orang-orang yang kehabisan bekal ketika musim haji) di masa jahiliyah.

E. KETERANGAN HADITS
Hadits ini menjelaskan tentang penjual dan pembeli berhak memilih selama belum berpisah. Maksudnya, tentang khiyar majlis, hal ini jelas terlihat dari sikapnya apabila membeli sesuatu yang disenanginya, maka dia segera berpisah dengan penjualnya.
Selama keduanya belum berpisah, dalam riwayat yang dinukil dari Atha’, dari Ibnu Abbas, dari Nabi SAW disebutkan dalam hadits (Selama dia belum meninggalkan pihak yang satunya. Apabila dia telah meninggalkannya, maka tidak ada khiyar baginya). Para ulama’ mengatakan “berpisah” bahwa yang dimaksud adalah meninggalkan tempat transaksi. Lalu, apakah ada batasan tertentu dalam perpisahan itu? Pendapat yang masyhur dan paling kuat adalah bahwa hal itu diserahkan kepada kebiasaan yang berlaku dalam masyarakat.
(apabila keduanya jujur dan menjelaskan cacat). Maksudnya, penjual berlaku jujur dalam mengabarkan keadaan barang kepada pembeli seraya menjelaskan cacatnya jika ada. Sedangkan pembeli juga berlaku jujur dalam memberikan harga dan menjelaskan cacatnya jika ada. Ada pula kemungkinan kata “jujur” dan “menjelaskan” di sini memiliki satu makna. Adapun penyebutan keduanya secara bersamaan adalah sebagai penekanan.
(dihilangkan berkah jual beli keduanya). Ada kemungkinan dipahami sebagaimana makna zhahirnya, yaitu dampak sikap yang tidak berterus terang dan dusta pada transaksi tersebut menyebabkan dihilangkannya berkah, meski orang yang jujur di antara keduanya tetap mendapatkan pahala dan yang dusta mendapat dosa. Adapula kemungkinan pihak yang berdusta saja yang tidak mendapatkan keberkahan. Ibnu Abi Jamrah menguatkan kemungkinan yang terakhir ini.[2]

F. ASPEK TARBAWI
Dalam hadits ini terdapat keutamaan dan anjuran bersikap jujur, serta celaan terhadap sikap dusta dan anjuran untuk menghindarinya. Sesungguhnya dusta merupakan penyebab hilangnya keberkahan, dan amalan akhirat itu dapat mendatangkan kebaikan di dunia maupun di akhirat.
Dari sini kita dapat menyimpulkan bahwasanya perbuatan menipu atau memalsukan barang kemudian dijual dan menyembunyikan cacatnya akan sangat merugikan sang pembeli, dan juga jual beli mereka tidak berkah, karena merugikan salah satu pihak.
Dalam hadits tersebut dianjurkan untuk memilih membatalkan atau meneruskan jual beli sebelum keduanya berpisah (khiyar majlis), sehingga hak si penjual dan si pembeli bisa terpenuhi selama akad jual beli itu berlangsung, sisi pendidikan yang bisa kita ambil disini adalah kita dituntut untuk berlaku jujur kepada orang lain agar tidak merugikan salah satu pihak dalam jual beli.[3]




BAB III
PENUTUP


Dalam makalah ini “Hilangnya Keberkahan Sebab Penipuan dan Pemalsuan” terdapat beberapa pelajaran yang bisa kita ambil salah satunya yaitu transaksi jual beli dengan baik agar tidak merugikan salah satu pihak. Dalam hadits diatas juga menganjurkan kita untuk melakukan khiyar majlis sebelum transaksi jual beli itu berakhir. Sehingga transaksi jual beli itu menjadi berkah serta tidak ada unsure penipuan serta unsure pemalsuan dari pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab.
Di dalam Makalah ini masih terdapat banyak kekurangan, kritik dan saran dari pembaca yang membangun akan sangat saya harapkan, agar makalah ini dapat tersusun dengan lebih baik lagi. Terima kasih.
















DAFTAR PUSTAKA



Al-Bukhori, Abi Abdillah Ibnu Ismail, TT.Matan Al-Bukhori Juz II. Bandung : Syirkah Al-Ma’arif.
Azzam, Abdul Aziz Muhammad. 2010. Fikih Muamalah. Jakarta : Amzah.
Al-Asqalani, Ibnu Hajar. 2005. Fathul Baari. Jakarta : Pustaka Azzam.


[1]  Abi Abdillah Muhammad Bin Ismail Al-Bukhori, Matan Al-Bukhori Juz 2, (Bandung : Syirkah Al-Ma’arif, TT), hlm. 12
[2]  Ibnu Hajar Al-Astqalani, Fathul Baari Penjelasan Kitab Shahih Bukhori, (Jakarta : Pustaka Azzam, 1997), hlm. 127-135
[3]  Abdul Aziz Muhammad Azzam, Fikih Muamalah, (Jakarta : Amzah, 2010), hlm. 177-178

23 komentar:

  1. Syaiful islam
    2021110250

    berkah yang dimaksud dalam hadits diatas itu seperti apa? apakah keberkahan itu harta yang berkecukupan?
    maafin marwan ya.........

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya saya maafkan,,
      maksud dari keberkahan yang ada di hadits menurut pendapat saya pribadi merupakan harta yang ketika didapat itu terasa bermanfaat, tidak kurang. dan cukup untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan keluarga.

      Hapus
  2. contoh dari hilangnya suatu keberkahan itu sperti apa??

    BalasHapus
    Balasan
    1. mas mursalin yang baik hati, saya akan mencoba menjawab pertanyaan yang anda kemukakan dalam makalah saya ini, berkah endiri dalam bahasa arab diartikan sebagai tetapnya sesuatu dan bisa juga diartikan bertambah atau berkembangnya sesuatu. jadi, hilangnya suatu keberkahan itu bisa kita contohkan dengan hilangnya sesuatu yang tetap atau berkurangnya sesuatu yang tetap. terima kasih kalau kurang jelas bisa ditanyakan langsung.

      Hapus
  3. nur aini
    2021110263
    F

    melihat realita sekarang ini banyak sekali terjadi penipuan hampir di semua kalangan, bukan hanya dalam jual beli, dalam pemerintahan, dalam pendidikanpun sering terjadi hal seperti itu. bagaimana pendapat anda dengan hal tersebut, keberkahan yang hilang itu contohnya dalam hal apa? thanx....^_^

    BalasHapus
    Balasan
    1. mbx eni terima kasih atas pertanyaan yang diajukan dalam makalah saya ini, menurut pendapat saya sendiri suatu hal yang berkaitan dengan penipuan itu akan menghilangkan sebuah barokah. barokah sendiri adalah tetapnya sesuatu, atau bertambah atau berkembangnya sesuatu,misalnya dalam pemerintahan, seseorang pejabat yang bisa kita bilang gajinya lebih dari cukup, kadang terasa tidak cukup bagi mereka, dan kadang malah kurang dan selalu kurang, sehingga banyak dari mereka yang melakukan tindak korupsi, dari korupsi trsebut mereka mendapat harta yang banyak, tapi tetap saja harta itu hilang dengan sendirinya dan tidak tetap apalagi bertambah. itu terjadi karena keberkahan itu telah hilang.

      Hapus
  4. beni siswanto
    2021110249

    ada ralita kasus gini...
    banyak pesulap yang melakukan trik intrik dalam pertunjukannya..
    ada yang bisa melipat gandakan sesuatu dari yang sedikit menjadi banyak,ato dari yang besar menjadi kecil...
    berpinadah dari tempat yang satu ke tempat yan lainya..
    dan laen sebagainya..

    secara sadar dan atou pun tdak sadar banyak orang yang tau dan ataopun tadak tahu caranya..
    apakah itu bisa dikatan melakukan cara penipuan dalam menghibur publik,kemudian bagaimana dengan keberkahaanya?

    BalasHapus
    Balasan
    1. wah kalau yang ini susah sekali saya menjawabnya ya, tapi semua orang kan kebanyakn tau kalau sulap tu hanya permainan, menurut saya itu bukan penipuan ya om, hanya untuk menghibur orang. toh semua orang juga udah tau kan, kalau itu hanya sulap,. kalau masalah keberkahan, tergantung dari niat si penyulap tersebut maw menipu apa maw menghibur?, terima kasih

      Hapus
  5. Nisfu laila

    minta tips saja supaya dalam jual beli ataupun kegiatan muamalat yang lain kita tidak terjerat penipuan ( baik sbg korban atau pelaku), hmm agar berkahnya tidak menjauh ..gitu,,,

    BalasHapus
    Balasan
    1. mbx nisvue yang cantik, saya akan mencoba membagi tips agar jual beli ataupun kegiatan muamalat yang kita laksanakan dapat menjadi berkah dan terhindar dari penipuan yang membuat hidup kita tentram.
      pertama, mendapatkannya atau melakukannya dengan cara yang halal, misalkan jual beli harus kita lakukan dengan cara yang jujur dan kita niatkan untuk saling menolong. hindari riba, karena itu akan merugikan orang lain.
      kedua, membelanjakannya di jalan Allah, maksudnya adalah harta ang sudah kita peroleh dengan jalan yang halal harus pula kita belanjakan dan dikelola sesuai dengan petunjuk Allah sebab meskipun harta itu milik kita,tapi sepenuhnya itu hanya milik Allah , ingatkan dengan sebuah kata yang menyatakan harta adalah titipan Allah.
      mungkin begitu saja mbx nisvue, selebihnya bisa ditanyakan langsung sama saya , nanti saya kasih tps tips lainnya.

      Hapus
  6. eni marfuah
    202 111 0238

    menurut pemakalah Dimana saja konteks jual beli penipuan bisa terjadi?Apakah jual beli penipuan bisa terjadi di supermarket atau minimarket? yang notabenya pembeli memilih dan mengambil sendiri barang yang ingin di beli, dan harganya sudah tertera di bawahnya kemudian baru membawanya ke kasir?.......:)

    BalasHapus
    Balasan
    1. jual beli penipuan itu bisa terjadi dimana saja mbx, gx cuma ada di mini market ataupun pasar pasar yang notabenenya adalah tempat transaksi jual beli. kalau menurut saya sendiri konsep jual beli yang ada di supermarket itu bukan termasuk sebuah penipuan , sama seperti ketika kita membeli dipasar tradisional cuman bedanya ketika di pasar tradisional kita bertemu langsung dengan penjualnya sehngga ada tawar menawar harga sehingga timbul sebuah kesepakatan yang jelas. kalo di supermarket kita tidak langsung ketemu dengan penjualnya akan tetapi secara kasat mata kita sudah sepakat dengan harga yang tertera dalam barang

      Hapus
  7. Dzul Amal
    2021110276

    Bagaimana menurut pemakalah cara mengatasi adanya barang atau produk yang sudah kadaluarsa atau palsu???????

    BalasHapus
    Balasan
    1. mbx dzul,, terima kasih atas pertanyaan yang sudah diajukan, menurut saya, cara mengatasi adanya barang atau produk yang sudah kadaluarsa, kita khususnya sebagai pembeli harus jeli dalam memilih barang yang akan kita beli, dan sebagai penjual seharusnya tidak memperjualkan barang yang sudah habis masa aktifnya (sudah kadaluarsa), kalau penjual tersebut masih tetap menjual barang yang sudah kadaluarsa, maka pihak berwenang juga harus ikut turun untuk merazia barang2 tersebut.begitu mungkin dari saya mbx.

      Hapus
  8. Zuhrotun nisak
    2021110242

    Mbak..saya mau tanya,
    apakah hanya penipuan dan pemalsuan saja yang mengakibatkan hilangnya keberkahan???Gimana kalo ada seorang penjual yang saat melayani pembelinya tidak menyenangkan/ dengan wajah mrengut sehingga banyak pembeli yang tidak suka dalam pelayanannya..sampai-sampai ada pembeli yang ngomong, itu akan mngkibtkan tidak berkah..tapi meskipun begitu, pembeli tetap banyak..gimana tuh..makasih

    BalasHapus
    Balasan
    1. mbak nisak , terima kasih atas pertanyaanya, saya akan mencoba menjawab pertanyaane njenengan penipuan dan pemalsuan itulah yang secara garis besar dapat menimbulkan hilangnya berkh dalam sebuah transaksi muamalah.kalau misalnya ada seorang penjual yang berwajah tidak menyenangkan jika melayani pembeli dengan wajah mrengut, menurut saya sendiri, si penjual itu akan kehilangan sesuatu yang sangat baik, yaitu sebuah shodaqoh buat saudaranya, sebuah senyum. dimana sebuah senyum merupakan salah satu dari tata cara pergaulan yang baik, bukan dengan cara berwajah cemberut. kalau kita tersenyum saat melayani pembeli, bukankah pembeli akan merasa nyaman, sehingga akan selalu mendoakan keberhasilannya. terima kasih, mungkin kalo kurang jelas bisa ditanyakan langsung.

      Hapus
  9. BELLA AMELIA
    202 111 0267

    Menanggapi keadaan yang semakin membudaya dikalangan masyarakat sekarang ini, dimana banyak diantara para penjual melakukan berbagai perilaku yang kurang sesuai,misalnya seorang penjual yang mewmbeli barang yang kurang layak kemudian dirubah sedemikian rupa sehingga menjadi baru dan layak kembali,Walaupun sudah layak jual, apakah hal ini bisa dinamakaqn sebagai sebuah ketidak jujuran??? Jika ya... bagaimana mengatasi hal demikian agar tidak semakin membudaya.
    matur nuwun.....

    BalasHapus
    Balasan
    1. mbx bella yang antik, terima kasih buat pertanyaannya, saya akan mencoba menjawab pertanyaan yang diajukan njenengan, sesuatu yang memang sudah membudaya di masyarakat itu memang susah untuk kita hilangkan mbak, karena semuanya berhubungan dengan khalayak ramai, jadi misalnya ada seorang penjual yang membeli barang yang sudah tidak layak kemudian mereka memodifikasi sehingga menjadi barang yang layak kembali, menurut saya tidak masalah, selama itu tidak merugikan pembeli. masalah jujur atau tidaknya penjual itu, menurut saya itu sangat tergantung kepda niat si penjual tersebut, penjual tersebut berniat menipu si pembeli atau memanfaatkan barang yang sudah layak sehingga bisa bermanfaat lagi bagi khalayak umum, sehingga barang itu tidak mubadzir dan dapat dipergunakan manfaatnya. begitulah tanggapan dari saya, terima kasih

      Hapus
  10. ilmi fitri royani
    2021110240

    kiat-kiat untuk selalu mendapat keberkahan dalam kehidupan sehari-hari ?
    dan hikmah apa yang bisa kita ambil dari hilangnya berkah akibat pemalsuan dan ketidakjujuran?

    BalasHapus
    Balasan
    1. mbx ilmi terima kasih buat pertanyaannya, mungkin pertanyaan njenengan sama kayax yang sudah saya jelasin sama mbx nisvue yaitu,
      pertama, mendapatkannya atau melakukannya dengan cara yang halal, misalkan jual beli harus kita lakukan dengan cara yang jujur dan kita niatkan untuk saling menolong. hindari riba, karena itu akan merugikan orang lain.
      kedua, membelanjakannya di jalan Allah, maksudnya adalah harta ang sudah kita peroleh dengan jalan yang halal harus pula kita belanjakan dan dikelola sesuai dengan petunjuk Allah sebab meskipun harta itu milik kita,tapi sepenuhnya itu hanya milik Allah , ingatkan dengan sebuah kata yang menyatakan harta adalah titipan Allah.
      hikmah yang bisa kita ambil dari hilangnya keberkahan akibat pemalsuan dan ketidakjujuran, adalah menumbuhkan kesadaran kita untuk semakin berhati-hati dalam bermuamalah, .mungkin itu saja mbx jawaban dari saya, apabila kurang faham bisa ditanyakan langsung kepada saya

      Hapus
  11. dadang irwanto
    2021110256
    kelas f

    apakah maksud berkah yang ada dalam penjelasan anda?mengapa pemalsuan dan penipuan menyebabkan hilangnya berkah?apa faktor yang mnyebabkan?

    BalasHapus
    Balasan
    1. terima kasih pak dadang atas pertanyaan yang diajukan, saya akan mencoba menjawab pertanyaan njenengan, mungkin jawabannya sebenarnya sama kayax yang ditanyakan sama mz ipunk dan pak mursalin, yaitu, berkah sendiri dalam bahasa arab diartikan sebagai tetapnya sesuatu dan bisa juga diartikan bertambah atau berkembangnya sesuatu, jadi berkah itu merupakan sesuatu yang tetap bahkan bisa jadi semakin bertambah dan berkembang, semisal saja harta yang bisa dimanfaatkan dalam kehidupan sehari2 seseorang, pemalsuan dan penipuan bisa menyebabkan hilangnya berkah karena keduanya menyeret pada dua kerusakan, memakan harta manusia yang lain dengan dengan cara bathil, dengan memalsukannya atau karena menipu sehingga menjadikan permusuhan dan kebencian diantara kedua belah pihak. sehingga harta itu menjadi tidak halal (tidak diridhai Allah), faktor yang menyebabkan adalah merugikan salah satu pihak. terima kasih

      Hapus
  12. Yeni nur khasanah
    2021110266

    menurut anda gimana caranya agar kita terhindar dari penipuan dan pemalsuan tersebut?misal kalau orang dari kampung polos dan mudah untuk ditipu.
    trus Bagaimanakah cara menanamkan pada diri kita sikap jujur tersebut,karena sepertinya sikap "jujur" itu merupakan sikap yang sulit untuk selalu dilakukan.Dan bagaimanakah cara mengetahui sesuatu yang kita kerjakan itu membawa keberkahan bagi diri kita sendiri??
    makasih.........

    BalasHapus