sbm F5 : evaluasi - feed back - word
sbm F5 : evaluasi - feed back - ppt
sbm F5 : evaluasi - feed back - ppt
MAKALAH
EVALUASI DAN
UMPAN BALIK
Guna Memenuhi
Tugas
Mata Kuliah : Strategi
Belajar Mengajar
Dosen Pengampu
: M. Ghufron Dimyati, M.Si.
Disusun Oleh :
Kelas F
1.
Nur Aini Mahbubah 202
111 0273
2.
Khomsatun Nadhiroh 202
111 0274
3.
M. Charist Arrosyid 202
111 0275
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (
STAIN )
PEKALONGAN
2012
BAB I
PENDAHULUAN
Proses belajar mengajar sangat erat
kaitannya dengan materi, metode belajar mengajar, dan evaluasi serta umpan
balik. Ke empat elemen tersebut tidak bisa berdiri sendiri-sendiri, semuanya
harus berdampingan dan berjalan secara seimbang sesuai dengan kaidahnya
masing-masing.
Tujuan pengajaran yang hendak
dicapai sekolah mempunyai kaitan dengan materi yang hendak diberikan dan dengan
metode belajar-mengajar yang dipakai guru dan siswa dalam memberikan atau
menerima materi tersebut. Sejauh mana keberhasilan guru memberikan materi, dan
sejauh mana siswa menyerap materi yang disajikan itu dapat diperoleh
informasinya melalui evaluasi.
Evaluasi yang baik haruslah
didasarkan atas tujuan pengajaran yang ditetapkan oleh guru dan kemudian
benar-benar diusahakan pencapaiannya oleh guru dan siswa. Betapapun baiknya
evaluasi, apabila tidak didasarkan atas tujuan pengajaran yang diberikan,
tidaklah akan tercapai sasarannya. Demikian pula betapapun baiknya tujuan
pengajaran yang ditetapkan, jika tujuan tersebut tidak diwujudkan dalam
penyajian pengajaran itu tiadalah berguna pula tujuan itu.
Begitupun umpan balik sangat
diperlukan dalam proses belajar-mengajar, baik untuk menunjang pengembangan
pemahaman materi pengajaran ataupun untuk mengetahui sampai dimana pemehaman
siswa terhadap materi pengajaran itu sendiri.
Semuanya itu akan dibahas dalam
makalah ini, lebih khususnya yaitu tentang evaluasi dan umpan balik dalam
belajar mengajar. Adapun pembahasan yang lain tentang strategi elajar mengajar,
sudah atau bahkan akan dibahas pada makalah yang lain. Semoga bermanfaat.
Selamat membaca…
BAB II
PEMBAHASAN
A.
EVALUASI
1.
Pengertian
Evaluasi
Evaluasi secara harfiah berasal dari bahasa
Inggris evaluation yang berarti nilai. Sehingga secara harfiah evaluasi
adalah penilaian dalam bisang pendidikan atau penilaian mengenai hal-hal yang
berkaitan dengan kegiatan pendidikan. Sedangkan menurut istilah evaluasi
berarti suatu tindakan atau suatu proses untuk menentukan nilai dari sesuatu.
Dan dapat disimpulkan dari pengertian tersebut bahwa evaluasi adalah kegiatan
atau proses penentuan nilai pendidikan, sehingga dapat diketahui mutu atau
hasil-hasilnya[1].
Bloom memberikan batasan tentang evaluasi
yaitu pengumpulan kenyataan secara sistematis untuk menetapkan apakah dalam
kenyetaannya terjadi perubahan dalam diri siswa dan menetapkan sejauh mana
tingkat perubahan dalam diri pribadi siswa. Stufflebeam berpendapat bahwa
evaluasi merupakan proses menggambarkan, memperolwh dan menyajikan informasi
yang berguna untuk menilai alternatif keputusan. Pendapat lain mengatakan bahwa
evaluasi merupakan pertimbangan professional atau suatu proses yang memungkinkan
seseorang membuat pertimbangan tentang daya tarik atau nilai sesuatu[2].
2.
Ciri-Ciri
Evaluasi
Ciri-ciri pokok evaluasi pendidikan dijelaskan
oleh H.G. Shane sebagai berikut ;
Pertama, penilaian dalam pendidikan itu
dilakukan secara tidak langsung. Obyek pengukuran dan penilaian dalam
pendidikan adalah peserta didik, tidak dilihat dari sosok fisiknya, seperti
berat da tinggi badannya, melainkan aspek psikologiknya, seperti sikap, minat,
bakat, intelegensi, dan hasil belajar. Aspek-aspek tersebut tidak dapat diukur
secara langsung.
Kedua, penggunaan ukuran kuantitatif,
karena penilaian selalu dimulai dari pengukuran, maka hasil pengukuran akan
menggunakan satuan-satuan secara kuantitatif. Penggunaan satuan kuantitatif ini
untuk mendapatkan hasil pengukuran yang obyektif, dan pasti setelah itu dapat
dioleh dan ditafsirkan ke dalam satuan kualitatif.
Ketiga, penilaian pendidikan itu
menggunakan unit satuan yang tetap. Sebab apabila penggunaan satuan pengukuran
tidak tetap, akan mengakibatkan hasil evaluasi tidak memiliki nilai keajegan,
prediksinya menjadi rendah. Keempat, penilaian pendidikan bersifat relatif,
artinya hasil penilaian itu sudah menggunakan satuan yang tetap, hasilnya
tidaklah selalu sama dari waktu ke waktu. Kelima, penilaian pendidikan
tidak mungkin terhindar dari kesalahan, kesalahan disini bermacam-macam
penyebabnya[3].
3.
Prinsip-Prinsip
Evaluasi
Betapapun baiknya prosedur evaluasi diikuti
dan betapapun sempurnanya teknik evaluasi yang diterapkan, apabila tidak
dipadukan dengan prinsip-prinsip penunjangnya maka hasil evaluasi pun akan
kurang dari yang diharapkan. Terdapat beberapa prinsip yang perlu diperhatikan
dalam melakukan evaluasi.
a.
Keterpaduan
Perencanaan evaluasi harus sudah ditetapkan
pada waktu menyusun satuan pengajaran sehingga dapat disesuaikan secara
harmonis dengan tujuan instruksional dan materi pengajaran yang hendak
disajikan.
b.
Keterlibatan siswa
Prinsip ini berkaitan erat dengan metode
belajar CBSA (Cara Belajar Siswa Aktif) yang menuntut keterlibatan secara aktif
itu. Siswa merasakan evaluasi terhadap kegiatannya sebagai suatu kebutuhan
mutlak.
c.
Koherensi
Dengan prinsip koherensi dimaksudkan evaluasi
harus berkaitan dengan materi pengajaran yang sudah disajikan dan sesuai dengan
ranah kemampuan yang hendak diukur.
d.
Pedagogis
Evaluasi dan hasilnya hendaknya dapat dipakai
sebagai alat untuk siswa dalam kegiatan belajarnya. Hasil evaluasi hendaknya
dirasakan sebagai ganjaran yakni sebagai penghargaan bagi yang berhasil tetapi
merupakan hukuman bagi yang tidak atau kurang berhasil.
e.
Akuntabilitas
Sejauh mana keberhasilah program pengajaran
perlu disampaikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan dengan pendidikan
sebagai laporan pertanggungjawaban[4].
4.
Langkah
Langkah Evaluasi
Secara umum
langkah-langkah pokok evaluasi pendidikan meliputi tiga kegiatan utama, yaitu ;
a.
Perencanaan dan perumusan kriteria
Langkah
perencanaan dan perumusan kriteria mencakup perumusan tujuan evaluasi,
penetapan aspek-aspek yang akan diukur, menetapkan metode dan bentuk ters,
merencanakan waktu evaluasi, melakukan uji coba tes untuk mengukur validitas
dan reliabilitasnya sebelum digunakan.
b.
Pengumpulan data
Dimaksudkan
untuk memperoleh informasi tentang keadaan objek dengan menggunakan alat yang
telah diuji coba.
c.
Persifikasi data
Langkah untuk
penelitian terhadap data.
d.
Pengolahan data
Langkah untuk
menjadikan data lebih bermakna, sehingga dengan data itu orang dapat memperoleh
beberapa gambaran yang lebih lengkap tentang keadaan peserta didik.
e.
Penafsiran data
Verbalisasi
atau pemberian makna dari data yang telah diolah[5].
5.
Makna Evaluasi
Evaluasi mempunyai makna bagi berbagai pihak.
Evaluasi hasil belajar siswa bermakna bagi semua komponen dalam proses
pengajaran, terutama siswa, guru, pembimbing sekolah, dan orang tua siswa.
a.
Makna bagi siswa
Hasil evaluasi memberikan informasi tentang
sejauh mana siswa telah menguasai bahan pelajaran yang disajikan guru. Dengan
informasi ini siswa dapat mengambil langkah-langkah yang sesuai. Terdapat dua
kemungkinan bagi siswa untuk emngambil sikap dan langkah yang sesuai.
Pertama, hasil
evaluasi tidak memuaskan. Apabila ternyata hasil evaluasi menunjukkan siswa itu
belum mencapai tujuan instruksional yang diinginkan, siswa dapat dimotivasi
untuk belajar lebih giat lagi dan mencari upaya uantuk menutup kekurangannya.
Kedua, hasil
evaluasi memuaskan. Apabila hasil evaluasi memuaskan siswa, akan mendorong
untuk mengulangi atau bahkan memperbaikli hasilnya supaya dapat memperoleh
kepuasan yang serupa di waktu yang akan datang.
b.
Makna bagi guru
Hasil evaluasi memberikan petunjuk bagi guru
mengenai keadaan siswa, materi pengajaran, dan metode mengajarnya.
Keadaan siswa, hasil
evaluasi dapat memberikan informasi kepada guru tentang kemajuan belajar tiap
siswa berikut letak kesulitan belajar yang dialami siswa. Keadaan materi
pengajaran¸ hasil evaluasi pun dapat memberikan gambaran bagi guru tentang
daya serap siswa atas materi pengajaran yang disajikannya. Keadaan metode
pengajaran, hasil evaluasi dapat menunjukkan tepat tidaknya metode mengajar
yang dipergunakan oleh guru dalam menyajikan duatu materi tertentu.
c.
Makna bagi pembimbing sekolah
Upaya bimbingan dan penyuluhan akan lebih
terarah kepada tujuannya apabila ditunjang oleh informasi yang akurat tentang
keadaan siswa, baik dari segi intelektualnya maupun dari segi emosionalnya.
d.
Makna bagi orang tua siswa
Keberhasilan kegiatan belajar mengajar
ditentukan pula oleh kondisi belajar yang diciptakan sekolah. Efektivitas
kegiatan belajar mengajar yang dipersyaratkan antara lain oleh kondisi belajar
yang diciptakan sekolah itu diperoleh informasinya melalui evaluasi.
6.
Tujuan dan
Fungsi Evaluasi
Tujuan utama melakukan evaluasi dalam proses
belajar mengajar adalah untuk mendapatkan informasi yang akurat mengenai
tingkat pencapaian tujuan instruksional oleh siswa sehingga dapat diupayakan
tindak lanjutnya. Tindak lanjut termaksud merupakan fungsi evaluasi dan dapat
berupa penempatan pada tempat yang tepat, pemberian umpan balik, diagnosis
kesulitan belajar siswa, dan penentuan kelulusan[6].
Dalam sumber lain tujuan evaluasi dibagi
menjadi dua bagian yaitu tujuan umum dan tujuan khusus. Adapu tujuan umumnya
adalah sebagai berikut;
a.
Untuk memperoleh data pembuktian,
yang akan menjadi petunjuk sampai di mana tingkat kemampuan dan tingkat keberhasilan
peserta didik dalam pencapaian tujuan-tujuan kurikuler, setelah mereka menempuh
proses pembelajaran dalam jangka waktu yang telah ditentukan.
b.
Untuk mengetahui tingkat
efektivitas dari metode-metode pengajaran yang telah dipergunakan dalam proses
pembelajaran selama jangka waktu tertentu.
Adapun yang menjadi tujuan khusus
dari kegiatan evaluasi dalam proses belajar mengajar adalah;
a.
Untuk merangsang kegiatan peserta
didik dalam menempuh program pendidikan.
b.
Untuk mencari dan menemukan
faktor-faktor penyebab keberhasilan dan ketidak berhasilan peserta didik dalam
mengikuti program pendidikan, sehingga dapat dicari dan ditemukan jalan keluar
atau cara-cara perbaikannya[7].
Adapun fungsi evaluasi adalah
sebagai berikut ;
a.
Evaluasi berfungsi selektif
Dengan cara mengadakan evaluasi guru mempunyai
cara untuk mengadakan seleksi terhadap siswanya. Seleksi itu sendiri mempunyai
berbagai tujuan, antara lain ;
·
Untuk memilih siswa yang dapat
diterima di sekolah tertentu
·
Untuk memilih siswa yang dapat naik
ke kelas atau tingkat berikutnya
·
Untuk memilih siswa yang seharusnya
mendapatkan beasiswa
·
Untuk memilih siswa yang sudah
berhak meninggalkan sekolah dan sebagainya.
b.
Evaluasi berfungsi diagnostik
Apabila alat yang digunakan dalam evaluasi
cukup memenuhi persyaratan, maka dengan melihat hasilnya, guru akan mengetahui
kelemahan siswa.
c.
Evaluasi berfungsi sebagai
penempatan
Pendekatan yang bersifat melayani perbedaan
kemampuan, adalah pengajaran secara kelompok. Untuk dapat menentukan dengan
pasti di kelompok mana seorang siswa harus ditempatkan, digunakan suatu
evaluasi.
d.
Evaluasi berfungsi sebagai
pengukuran keberhasilan
Dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana suatu
program berhasil diterapkan. Keberhasilan program ditentukan oleh beberapa
faktor yaitu faktor guru, metode mengajar, kurikulum, sarana dan sistem
kurikulum[8].
Dalam sumber lain disebutkan bahwa
fungsi evaluasi adalah sebagai berikut:
a.
Untuk mengetahui taraf kesiapan
daripada siswa untuk menempuh suatu pendidikan tertentu.
b.
Untuk mengetahui seberapa jauh
hasil yang telah dicapai dalam proses pendidikan yang telah dilaksanakan.
c.
Untuk mengethaui apakah suatu mata
pelajaran yang diajarkan dapat dilanjutkan dengan bahan yang baru ataukah haris
mengulangi kembali bahan-bahan pelajaran yang telah berlalu.
d.
Untuk mendapatkan bahan-bahan
informasi dalam memberikan bimbingan tentang jenis pendidikan atau jenis
jabatan yang cocok untuk siswa tersebut.
e.
Untuk mendapatkan bahan-bahan
informasi untuk menentukan apalah seorang siswa dapat dinaikkan ke dalam kelas
yang lebih tinggi ataukah harus mengulang di kelas semula.
f.
Untuk membandingkan apakah prestasi
yang dicapai oleh siswa sudah sesuai dengan kapasitasnya atau belum.
g.
Untuk menafsirkan apakah seorang
siswa telah cukup matang untuk dilepaskan ke dalam masyarakat atau melanjutkan
ke lembaga pendidikan yang lebih tinggi.
h.
Untuk mengadakan seleksi
i.
Untuk mengetahui taraf efisiensi
metode yang dipergunakan dalam proses belajar mengajar[9].
B.
UMPAN BALIK
1.
Pengertian
Umpan Balik
Umpan balik dapat diartikan kedalam dua bagian
yaitu umpan balik saat proses pembelajaran berlangsung dan umpan balik setelah
dilakukan proses evaluasi. Umpan balik yang
diberikan anak didik selama pelajaran berlangsung ternyata bermacam-macam,
tergantung dari rangsangan yang diberikan oleh guru. Rangsangan yang diberikan
guru bermacam-macam dengan tanggapan yang bermacam-macam pula dari anak didik,
dengan menggunakan sistem Tanya jawab. Kesesuaian gaya mengajar guru dengan
gaya belajar anak didik dapat menciptakan interaksi dua arah. Inilah apa yang
dimaksud dengan umpan balik saat proses pembelajaran berlangsung[10].
Sedangkan umpan balik setelah dilakukan proses
evaluasi berpengertian bahwa umpan balik adalah pemberian informasi yang
diperoleh dari tes atau alat ukur lainnya kepada siswa untuk memperbaiki atau
meningkatkan pencapaian atau hasil belajarnya. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
umpan balik berkaitan erta dengan kegiatan belajar mengajar terdahulu yang
dievaluasi dengan suatu alat evaluasi. Hasil evaluasi ini memberikan informasi
mengenai sejauh mana penguasaan siswa terhadap materi yang disajikan delam proses
belajar mengajar.
Kondisi atau keadaan siswa maupun situasi
pengajaran menentukan keberhasilah usaha pemberian umpan balik terhadap belajar
siswa. Berikut beberapa ketentuan mengenai umpan balik :
a.
Umpan balik tidak mempermudah
belajar jika;
·
Siswa sudah mengetahui jawaban yang
benar sebelum memberikan jawaban atas soal.
·
Bahan yang hendak dipelajari
terlalu sukar dimengerti oleh siswa sehingga siswa pada umumnya menebak jawaban
soal-soal yang diberikan.
b.
Umpan balik membantu dan
mempermudah belajar apabila memenuhi syarat sebagai berikut;
·
Mengkonfirmasikan jawaban-jawaban
benar yang diberikan siswa dan menyampaikan kepadanya seberapa jauh siswa
mengerti materi belajar yang disajikan.
·
Mengidentifikasi kesalahan serta
memperbaikinya atau menyruh siswa memperbaikinya sendiri[11].
2.
Teknik-teknik
Dlam Umpan Balik
Untuk mendapatkan umpan balik (dalam proses
pembelajaran) dari peserta didik diperlukan beberapa teknik yang sesuai dan
tepat dengan diri setiap peserta didik sebagai makhluk individual. Berikut
beberapa teknik untuk mendapatkan umpan balik dari peserta didik, yaitu ;
a.
Memancing apersepsi peserta didik
Peserta didik
adalah makhluk individual yang mempunyai pengalaman yang berbeda-beda.
Pengalaman anak mengenai bahan pelajaran yang telah diberikan merupakan bahan
apersepsi yang dipunyai oleh anak. Dengan demikian, usaha guru menghubungakn
pengetahuan yang telah dimiliki peserta didik dengan pengetahuan yang masih
relevan yang akan diberikan, merupakan teknik untuk mendapatkan umpan balik
dari anak didik dalam pengajaran.
Bahan
apersepsi sangat membantu peserta didik dalam usaha mengolah kesan-kesan dari
bahan pelajaran yang diberikan oleh guru. Penjelasan demi penjelasan dapat bisa
dicerna peserta didik secara bertahap hingga proses pelajaran berakhir.
Akhirnya pengetahuan guru mengenai apersepsi dapat memancing aktivitas belajar
peserta didik secara optimal.
b.
Memanfaatkan taktik akat bantu yang
akseptabel
Penggunaan
alat bantu tidak hanya berlaku untuk peserta didik di tingkat SD, tetapi dapat
juga dilakukan di tingkat SMP atau SMA. Tetapi memang frekuensi penggunaannya
lebih banyak untuk peserta didik di tingkat SD, karena pada masa itu peserta
didik masih berpikir konkret. Penguasaan bahasa anaj yang minim dan sedikitnya
pengetahuan, lebih besar menuntut kehadiran alat bantu dalam proses belajar
mengajar. Dengan demikian alat bantu yang akseptabel dapat dimafaatkan sebagai
taktik yang jitu untuk meningkatkan perhatian peserta didik terhadap bahan
pelajarna yang disampaikan oleh guru. Umpan balik pun terjadi seiring fdengan
proses belajar peserta didik yang berkelanjutan.
c.
Memilih bentuk motivasi yang akurat
Dalam usaha
membangkitkan gairah belajar peserta didik, ada enam hal yang dapat dikerjakan
oleh guru, yaitu ;
·
Membangkitkan dorongan kepada anak
didik untuk belajar
·
Menjelaskan secara konkrit kepada
peserta didik apa yang dapat dilakukan pada akhir pengajaran
·
Memberikan ganjaran terhadap
prestasi yang dicapai peserta didik
·
Membentuk kebiasaan belajar yang
baik
·
Membantu kesulitan belajar peserta
didik secara individual maupun kelompok
·
Menggunakan metode yang bervariasi.
Kemudian ada beberapa
bentuk motivasi yang dapat guru gunakan untuk mempertahankan minat peserta
didik terhadap bahan pelajaran yanf diberikan. Bentuk motivasi tersebut adalah:
·
Memberi angka
Angka dimaksud
adalah sebagai simbol atau nilai dari hasil aktivitas belajar peserta didik.
Angka yang diberikan kepada setiap anak didik bervariasi sesuai hasil ulangan
yang telah dicapai dari hasil penilaian guru. Angka merupakan alat motivasi
yang cukup memberikan rangsangan kepada peserta didik untuk mempertahankan atau
meningkatkan prestasi belajarnya.
·
Hadiah
Peemberian
hadiah bias diterapkan di sekolah. Guru dapat memberikan hadiah kepada peserta
didik yang berprestasi. Pemberian hadiah tidak mesti dilakukan pada waktu
kenaikan kelas. Tetapi dapat pula dilakukan dalam kegiatan belajar mengajar.
Dalam kegiatan belajar-mengajar, guru dapat memberikan hadiah berupa apa saja
kepada peserta didik yang berprestasi dalam menyelesaikan tugas, benar menjawab
ulangan formatif yang diberikan, dapat meningkatkan disiplin dalam belajar,
taat pada tata tertib di sekolah, dll.
·
Pujian
Pujian adalah
alat motivasi yang positif. Dalam kegiatan belajar mengajar, pujian dapat
dimanfaatkan sebagai alat motivasi. Karena peserta didik jug manusia, maka dia juga senang dipuji.
Guru dapat memakai pujian untuk menyenangkan perasaan peserta didik. Peserta
didik senang mendapatkan perhatian guru. Dengan pemberian perhatian, peserta
didik merasa diawasidan dia tidak akan dapat berbuat menurut sekehendaknya sendiri.
Pujian dapat berfungsi untuk mengarahkan kegiatan peserta didik Pda hal-hal
yang menunjang tercapainya tujuan pengajaran.
·
Gerakan tubuh
Gerakan tubuh
dalam bentuk mimic yang cerah, dengan senyum, mengangguk, acungan jempol, tepuk
tangan, memberi salam, menaikkan bahu, geleng-geleng kepala, menaikkan tangan
dll adalah sejumlah gerakan fisik yang dapat memberikan umpan balik dari
peserta didik. Gerakan tubuh merupakan penguatan yang dapat membangkitkan
gairah belajar peserta didik, sehingga proses belajar mengajar menjadi lebih
menyenangkan.
·
Memberi tugas
Tugas adalah
suatu ekerjaan yang menuntut pelaksanaan untuk diselesaikan. Guru dapat
memberikan tugas kepada peserta didik sebagai bagian yang tak terpisahkan dari
tugas belajar peserta didik.
·
Memberi ulangan
Ulangan adalah
salah satu strategi yang penting dalam pengajaran. Dalam rentang waktu tertentu
guru tidak pernah melupakan masalah ulangan ini. Sebab dengan ulangan yang
diberikan kepada peserta didik, guru akan mengetahui sampai dimana hasl
pengajaran yang telah dilakukannya dan smpai sejauh mana tingkat penguasaan
peserta didik terhadap bahan yang diberikan dalam rentangan wkatu tertentu.
Dalam kegiatan belajar mengajar, ulangan dapat guru manfaatkan untuk
membangkitkan perhatian peserta didik terhadap bahan yang diberikan di kelas.
·
Mengetahui hasil
Dengan
mengetahui hasil dari apa yang telah dilakukan oleh peserta didik, apa lagi
hasilnya dengan prestasi yang tinggi, dapat mendorong peserta didik untuk
mempertahankannya dan bahkan berusaha untuk meningkatkannya di kemudian hari.
·
Hukuman
Hukuman adalah
reinforcement yang negative, tetapi diperlukan dalam pendidikan. Hukuman
dimaksudkan tidak seperti hukuman penjara, tetapi hukuman yang bersifat
mendidik.
d.
Menggunakan metode yang bervariasi
Penggunaan
metode yang bervariasi, dapat menjembatani gaya-gaya belajar anak didik dalam
menyerap bahan pelajaran. Umpan balik dari peserta didik akan bangkit sejalan
dengan penggunaan metode mengajar yang sesuai dengan kondisi psikologis peserta
didik[12].
3.
Fungsi Umpan
Balik
Umpan balik memiliki
3 fungsi utama yakni fungsi informasional, motivasional, dan komunikasional.
a. Fungsi informasional
Informasi yang diberikan dalam umpan balik dibedakan atas 5 tingkat
yaitu;
·
Tidak ada
umpan balik
·
Umpan
balik berupa keterangan mengenai salah atau benar jawaban yang diberikan siswa
(knowledge of results (KR))
·
Umpan
balik berupa keterangan mengenai salah atau benarnya jawaban ditambah dengan
menunjukkan jawaban yang benar (knowledge of the correct response (KCR))
·
KCR
ditambah penjelasan
·
KCR
ditambah pengajaran tambahan.
b. Fungsi motivasional
Dengan pemberian umpan balik, maka tes sekaligus berfungsi sebagai
motivator bagi para siswa untuk meningkatkan potensi belajarnya.
c. Fungsi komunikasional
Pemberian umpan balik merupakan upaya komunikasi antara siswa dan guru.
Guru menyampaikan hasil evaluasi kepada siswa, dan bersama siswa membicarakan
upaya peningkatan dan perbaikannya. Dengan demikian, melalui umpan balik siswa
mengetahui letak kelemahannya dengan sendiri dan atau bersama guru bereaksi
terhadap hasil tersebut[13].
BAB III
PENUTUP
A.
Simpulan
Dalam mencapai tujuan pembelajaran yang maksimal selain diperlukan
suatu input, proses dan segala yang ada di dalamnya, evaluasi dan umpan balik
juga berperan sangat aktif dalam menunjang keberhasilan tujuan tersebut. Karena
evaluasi adalah alat ukur untuk mengetahui sampai mana tingkat keberhasilah
suatu proses kependidikan. Serta umpan balik juga demikian, karena dengan umpan
balik, pembelajaran dapat mudah dicerna dan dapat diketahui kelemahan-kelemahan
dalam pemahaman materi serta dapat mengatasinya sehingga dicapailah tujuan
pembelajaran itu dengan baik pula.
Sehingaa dapat disimpulkan bahwa suatu proses pendidikan tidak akan
terlepas dari aspek evaluasi dan umpan balik, karena keduanya merupakan sebuah
sistem pendidikan yang saling mengisi antara satu dengan yang lain dan tidak
bisa beridiri sendiri dan dipisah-pisahkan. Semaunya merupakan satu kesatuan
yang terpadus
B.
Saran
Manusia
tidak lepas dari salah dan kekhilafan, apabila masih ada kesalahan baik dari
segi bahasa maupun tulisan, kami dari penyusun makalah mohon di perbaiki guna
menyempurnakan dari makalah kami ini.
DAFTAR PUSTAKA
Daryanto. 1999. Evaluasi
Pendidikan. Jakarta: PT Rineka Cipta
Djamarah
Syaiful Bahri. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Rineka Cipta
Nurkancana,
Wayan dan P. P. N. Sunartana. 1986. Evaluasi
Pendidikan. Surabaya: Usaha Nasional
Silverius,
Suke. 1991. Evaluasi Hasil Belajar
dan Umpan Balik. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
Sudijono,Anas. 1996. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada
Thoha, M. Chabib. 1994. Teknik Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada
[1]
Prof. Drs. Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT
Raja Grafindo Persada, 1996), hlm. 1-2
[2]
Dr Suke Silverius, Evaluasi Hasil Belajar dan Umpan Balik, (Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada, 1991), hlm. 4
[3]
Drs. M. Chabib Thoha, M.A., Teknik Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT
Raja Grafindo Persada, 1994), hlm. 11-12
[4]
Dr. Suke Silveriu, Op Cit, hlm. 11-12
[5]
Drs. M. Chabib Thoha, M.A., Op Cit, hlm. 18-19
[6]
Dr. Suke Sulverius, Op Cit, hlm. 9
[7]
Prof. Drs. Anas Sudijono, Op Cit, hlm. 16-17
[8]
Drs. H. Daryanto, Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 1999),
hlm. 14-16
[9]
Drs Wayan Nurkancana dan Drs P. P. N. Sunartana, Evaluasi Pendidikan,
(Surabaya: Usaha Nasional, 1986), hlm. 3-6
[10]
Drs. Syaiful Bahri Djamarah, M.Ag dan Drs. Aswan Zain, Strategi Belajar
Mengajar, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2006), hlm. 141-142
[11]
Dr. Suke Sulverius, Op Cit, hlm. 148-149
[12]
Drs. Syaiful Bahri Djamarah, M.Ag., Strategi
Belajar Mengajar, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2006), hlm. 143-159
[13]
Dr. Suke Sulverius, Op Cit, hlm. 149-152
nama : nur daningsih
BalasHapusnim : 2021111046
kelas : F
seberapa besar pengaruh umpan balik terhadap peserta didik dalam pembelajaran?
sangat berpengaruh sekali, karena dengan umpan balik pembelajaran menjadi lebih hidup, peserta dapat lebih mudah dalam menerima pembelajaran dan tujuan pembelajaran lbih mudah tercapai.
HapusDewi Nurlita Kurniawati
BalasHapus2021111036
jelaskan keempat teknik dalam umpan balik tersebut, manakah yang biasa digunakan? apa alasannya? serta berikan contoh pengaplikasiannya dalam pembelajaran sekarang.
terima kasih
penjelasannya bisa dibaca dimakalah karena sudah dijelaskan, adapun penggunaannya, semua bisa digunakan namun sesuai dengan kondisi siswa, disesuaikan dengan kebutuhan peserta didik tersebut.
Hapusuntuk apersepsi biasanya digunakan pada siswa sekolah dasar. dalam bentuk motivasipun bermacam-macam dan bisa digunakan pada semua jenjang pendidikan. begitupun pada masalah metode yang bervariasi.
ELLY ANISAH
BalasHapus2021111035
Tolong jelaskan faktor penyebab terjadinya kesalahan dalam evaluasi penilaian pendidikan apa saja dan apakah dalam umpan balik hanya menggunakan sistem tanya jawab saja apakah ada yang lain?
terimakasih...
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
Hapuslangsung pada contohnya, evaluasi disini kesalahannya bukan pada proses penghitungan, namun kesalahan itu terjadi saat evaluasi itu berlangsung. contoh saat evaluasi tak jarang peserta didik melakukan kecurangan-kecurangan yang bermacam-macam.
Hapusadapun teknik dalam umpan balik bukan hanya tanya jawab, namun bermacam-macam, bisa dibaca di makalah.
naely fajriyah hasan
BalasHapus2021 111 037
appakah evaluasi dengan asesmen itu sama appa beda dan tolong sebut apa persamaan dan perbedaannya
gumawo oppa ,,,, :)
yeni nur khasanah
BalasHapus2021110266
Bagaimana sikap seorang guru apabila tujuan dari adanya evaluasi itu tidak tercapai secara optimal dan tidak ada umpan balik dari siswa terkait dengan proses pembelajaran yang berlangsung?
Trs apa kelebihan dan kekurangan dari adanya evaluasi itu sendiri???
terimakasih....
sebelumnya telah dijelaskan bahwa umpan balik yang dibahas tidak hanya dalam pengertian saat pembelajaran berlangsung, namun setelah pembelajaran pun. sehingga jika evaluasi tidak terlaksana dengan maksimal, maka bisa dilakukan umpan balik dengan pemberian program remidial, atau tugas-tugas lainnya.
Hapuskelebihan evaluasi adalah bisa mengetahui perkembangan siswa dalam menangkap pembelajaran yang diberikan. masalah kekrangan ,menurut kami tidak ada karena pada dasarnya evaluasi bertujuan baik.namun kelemahannya ada. penjelasan kelemahan ada di comentnya mbak elly annisah
Husnul Lina Luaini
BalasHapus2021110279
bagaiaman jika dalam suatu pembelajaran tidak terdapat evaluasi?
kemudian menurut pemkalah bagaimana jika ditemukan sebuah kecurangan dalam evaluasi proses belajar mengajar? bagaiman tindak lanjutnya?
menurut kami itu suatu tindakan yang kurang baik bagi guru, karena tujuan evaluasi adalah untuk mengetahui perkembangan siswa dalam menangkap materi pembelajaran yang diberikan.
Hapustidak bisa dihindari dalam evaluasi jika dilakukan suatu kecurangan, ini sesuai dengan penjelasan makalah kami. adapun tindak lanjutnya adalah bagaimana seorang guru meminimalisir kecurangan tersebut, dengan berbagai cara dan taktik tertentu